• Tidak ada hasil yang ditemukan

(1)PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS X SMA N 1 SEKAMPUNG Oleh : NOVITA SARI NPM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "(1)PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS X SMA N 1 SEKAMPUNG Oleh : NOVITA SARI NPM"

Copied!
157
0
0

Teks penuh

Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap motivasi belajar siswa pada pembelajaran agama Islam kelas X SMA N 1 Sekampung. Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam kelas X SMA N 1 Sekampung.

Identifikasi Masalah

Batasan Masalah

Rumusan Masalah

Penelitian Relevan

Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Dwi Wiji Lestari berjudul “Pengaruh Penggunaan Metode Jarimatika Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas IV SDN 1 Nestirahayu”. Pada penelitian di atas yang membedakan penelitian yang dilakukan dengan penulis saat ini terletak pada variabel independen, lokasi penelitian, subjek penelitian dan teknik analisis data.

Motivasi Belajar Siswa

  • Pengertian Motivasi Belajar
  • Ciri-Ciri Motivasi Belajar
  • Macam-macam Motivasi
  • Faktor-Faktor Motivasi Belajar
  • Metode Untuk Meningkatkan Motivasi
  • Fungsi Motivasi Belajar

Untuk meningkatkan motivasi dalam suatu proses pembelajaran, terdapat aspek-aspek yang mempengaruhi motivasi belajar siswa dan dapat memunculkan motivasi belajar pada siswa. Hukuman ibarat penguatan negatif, namun jika diberikan dengan cara yang benar maka dapat meningkatkan motivasi siswa.

Model Problem Based Learning

  • Pengertian Model Problem Based Learning
  • Karakteristik Model Problem Based Learning
  • Langkah-Langkah Problem Based Learning
  • Kelebihan Dan Kekurangan Model Problem Based Learning
  • Tujuan Model Problem Based Learning
  • Materi

Seperti halnya model pembelajaran lainnya, model pembelajaran berbasis masalah mempunyai ciri-ciri yang membedakannya dengan model pembelajaran lainnya. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah mempunyai beberapa langkah yang perlu dilakukan.

Kompetensi Dasar Dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Tujuan Pembelajaran

Metode Pembelajaran

Media Pembelajaran Media

Langkah-Langkah Pembelajaran

Penilaian

Jika Anda berada di posisi yang tidak mendukung Ahok, bagaimana Anda menyikapi umat Islam yang mendukung Ahok. Al Isra: 10 mengatakan bahwa orang-orang beriman yang sejati adalah bersaudara dan memberi mereka pemahaman bahwa umat Islam tidak boleh memilih non-Muslim sebagai pemimpin sesuai firman Allah al Maidah ayat 51. Dan doakan mereka agar mendapat hidayah dari Allah karena pemahaman mereka terhadap ajaran Islam adalah masih hilang.

Memberikan pemahaman kepada mereka bahwa umat Islam tidak boleh memilih non-Muslim sebagai pemimpin sesuai dengan firman Allah al Maidah ayat 51. Jauhi prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka adalah dosa dan jangan mencari-cari kesalahan orang lain dan jangan bergunjing di antara kalian sendiri. bukan beberapa yang lain.

Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Motivasi Belajar Siswa Siswa

Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa model pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran yang berupaya meningkatkan rasa ingin tahu siswa terhadap materi pelajaran, meningkatkan fokus, mendorong berpikir untuk membangun kerja sama tim dan memotivasi siswa karena model pembelajaran berbasis masalah memberikan peluang minat. untuk meningkatkan dari dalam. siswa dengan menciptakan masalah sehingga mereka merasa tertantang dan bersemangat untuk menyelesaikannya. Kerangka tersebut merupakan “model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang diidentifikasi sebagai isu penting”. Berdasarkan pengertian di atas maka peneliti dapat menggambarkan kerangka berpikir dalam penelitian ini sebagai “jika guru menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran pendidikan agama Islam.

18 Edi Kusnadi, Metodologi Penelitian (Jakarta: Ramayana Press dengan baik dan menyenangkan maka motivasi belajar akan tinggi dan sebaliknya jika dalam pendidikan agama islam gurunya tidak baik dan tidak menyenangkan maka motivasi belajar siswa akan rendah ).2 Paradigma Paradigma adalah “suatu cara berpikir, menunjukkan hubungan antara variabel-variabel yang akan diteliti, yang juga mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang harus dijawab melalui penelitian”.34.

Hipotesis Penelitian

Rancangan Penelitian

Definisi Operasional Variabel

  • Model Problem Based Learning (Variabel Bebas)
  • Motivasi Belajar (Variabel Terikat)
  • Sampel
  • Teknik Pengambilan Sampel

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau akibat, karena adanya variabel bebas.6 Sejalan dengan pengertian tersebut, maka variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi siswa kelas X Pendidikan Agama Islam SMA N 1 Sekampung. Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang timbul dalam diri seseorang, baik disadari maupun tidak, untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Berdasarkan pendapat di atas, maka populasi dalam penelitian ini terdiri dari seluruh siswa kelas X SMA N 1 Sekampung yang berjumlah 296 orang dan terbagi dalam 9 kelas.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat dipahami bahwa sampling adalah suatu proses pemilihan, penentuan jenis sampel dan perhitungan jenis sampel yang akan menjadi subjek penelitian. Sampel yang akan diteliti harus representatif dalam arti dapat mewakili populasi, baik karakteristik maupun jumlah populasinya. Jika jumlah populasi lebih dari 1.000 maka sampel yang digunakan sekitar 10% sudah cukup tetapi jika jumlah populasi sekitar.

Teknik pengambilan sampelnya adalah 'teknik sampling'.10 Untuk jumlah sampel yang diambil, peneliti menggunakan proporsional stratified random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan strata.11.

Teknik Pengumpulan Data

Angket/Kuesioner

Sedangkan dari jawaban yang diberikan dengan menggunakan angket langsung, responden menjawab tentang dirinya dan bentuknya adalah angket pilihan ganda. Dalam hal ini peneliti menggunakan data angket yang ditujukan kepada siswa untuk mengetahui informasi tentang pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas X SMA N 1 Sekampung. Daftar pertanyaan dalam angket yang diberikan kepada responden berjumlah 10 pertanyaan variabel independen (model pembelajaran berbasis masalah) materi Q.S Al-Hujarat/49:10 dan 12; serta hadits tentang pengendalian diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzan) dan persaudaraan (ukhuwah), serta 10 pertanyaan tentang variabel terikat.

13 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Pendekatan Praktis (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013), hal. motivasi belajar siswa) dari Q.S Al-Hujarat/49:10 dan 12; serta hadits tentang pengendalian diri (mujahadah an-nafs), penilaian yang baik (husnuzan) dan persaudaraan (ukhuwah). Penilaian digunakan untuk pertanyaan yang positif, sedangkan untuk pertanyaan yang negatif digunakan penilaian sebaliknya.

Observasi

Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengamati penggunaan model pembelajaran berbasis masalah dan motivasi belajar siswa.

Dokumentasi

Instrumen Penelitian

Kisi-kisi instrumen

Dalam hal ini penulis menyiapkan desain instrumen tes berbentuk grid untuk menunjukkan pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap motivasi belajar siswa. Instrumen angket penelitian Grid tentang pengaruh model pembelajaran problem based learning terhadap motivasi belajar siswa. Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi motivasi siswa dan lembar observasi aktivitas guru.

Pengujian Instrumen a. Uji Validitas Angket

Jumlah soal yang diberikan adalah 12 soal dari variabel bebas dan 13 soal dari variabel terikat, sehingga terdapat 25 soal yang berkaitan dengan materi Q.S. Al-Hujarat/49:10 dan 12; serta hadits tentang pengendalian diri (mujahada an-nafs), prasangka baik (husnuzan) dan persaudaraan (ukhuwah). Hasil uji validitas di atas menunjukkan bahwa dari 25 soal, tidak kurang dari lima soal yang tidak valid. Item pertanyaan yang tidak valid tidak digunakan kembali oleh peneliti untuk mengambil data survei karena sudah terwakili oleh item pertanyaan lainnya.

Suatu instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.19 Reliabilitas mengacu pada derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan; Secara kuantitatif, suatu data dianggap reliabel apabila dua atau lebih penelitian pada objek yang sama menghasilkan data yang sama, atau penelitian yang sama pada waktu yang berbeda pada objek yang sama menghasilkan data yang sama. Dalam penelitian ini reliabilitas data yang digunakan diuji dengan melakukan uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha.

Teknik Analisis Data

Deskripsi Data Hasi Penelitian

Pada kuesioner nomor 2 terlihat 11,1% responden menjawab kadang-kadang, 16,7% responden menjawab sering, 71,2% responden menjawab selalu. Pada kuesioner nomor 3 terlihat 2,8% responden menjawab Tidak Pernah, 13,9% menjawab kadang-kadang, 19,4% responden menjawab sering, 63,9% responden menjawab selalu. Pada kuesioner nomor 6 terlihat 2,8% responden menjawab kadang-kadang, 33,3% responden menjawab sering, 63,9% responden menjawab selalu.

Kuesioner nomor 7 menunjukkan bahwa 11,1% responden menjawab kadang-kadang, 13,9% responden menjawab sering, dan 75% responden menjawab selalu. Kuesioner nomor 17 menunjukkan 2,8% responden menjawab tidak pernah, 13,9% responden menjawab kadang-kadang, 22,2% responden menjawab sering, 61,1% responden menjawab selalu. Kuesioner nomor 21 menunjukkan 25% responden menjawab tidak pernah, 13,9% responden menjawab kadang-kadang, 25% responden menjawab sering, 36,1% responden menjawab selalu.

Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut terlihat bahwa guru selalu menjelaskan materi diselingi tanya jawab, terlihat bahwa mayoritas responden selalu menjawab yaitu 23 responden atau 763,9%.

Tabel  tersebut  menunjukkan  bahwa  model  problem  based  learning terbesar berada pada kategori tinggi yaitu 27 siswa  75%
Tabel tersebut menunjukkan bahwa model problem based learning terbesar berada pada kategori tinggi yaitu 27 siswa 75%

Pengujian Hipotesis

Tujuan melakukan uji normalitas pada suatu kumpulan data adalah untuk mengetahui apakah suatu populasi data berdistribusi normal atau tidak. Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas, jika nilai karakteristik (sig.) lebih besar dari 0,05 maka data survei berdistribusi normal, sebaliknya jika nilai karakteristik (sig.) kurang dari 0,05 maka data survei tidak berdistribusi normal. terdistribusi secara normal. Berdasarkan tabel diatas terlihat nilai signifikansi sebesar 0,720 lebih besar dari 0,05 atau 5% sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Dari tabel koefisien (α) terlihat bahwa model persamaan regresi untuk mengetahui motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh model pembelajaran berbasis masalah adalah YX. Hal ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan model pembelajaran berbasis masalah (X) sebesar satu satuan maka akan terjadi peningkatan motivasi belajar siswa (Y) rata-rata dengan skor sebesar 0,866 Dengan kata lain bahwa setiap peningkatan skor variabel X menyebabkan 'peningkatan variabel Y sebesar 0,866 terhadap konstanta 4,587. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen (model pembelajaran berbasis masalah) berpengaruh positif terhadap variabel dependen (motivasi belajar siswa) sebesar 55,3% dan sisanya sebesar 44,7% tidak diteliti dalam penelitian ini.

Kegunaan uji t untuk mengetahui apakah variabel bebas (model pembelajaran berbasis masalah) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (motivasi belajar siswa).

Pembahasan

Hasil uji reliabilitas di atas menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha model pembelajaran berbasis masalah sebesar 0,836 dan motivasi belajar siswa sebesar 0,813. Jadi berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas menunjukkan bahwa instrumen angket mempengaruhi model pembelajaran berbasis masalah terhadap motivasi belajar siswa, semua pertanyaan yang diujikan kepada responden dinyatakan valid dan reliabel sehingga digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian. . Berdasarkan hasil uji regresi linier sederhana diperoleh hasil bahwa model persamaan regresi untuk mengetahui motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh model pembelajaran berbasis masalah adalah YX.

Hal ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan model pembelajaran berbasis masalah (X) sebesar satu satuan maka akan terjadi peningkatan motivasi belajar siswa (Y) dengan skor rata-rata sebesar 0,866. Sehingga model pembelajaran berbasis masalah mempunyai pengaruh sebesar 5,453 terhadap motivasi belajar siswa dalam satu satuan. Rumusnya sebagai berikut: Nilai α pada derajat bebas (df) = N, sehingga terdapat ttabel sebesar 1,667, dan dapat disimpulkan thitung > ttabel (9,940 > 1,667), maka terdapat pengaruh yang signifikan. antara model pembelajaran berbasis masalah terhadap motivasi belajar siswa sebesar 9,940. Dampaknya siswa rajin menyelesaikan tugas, gigih menghadapi kesulitan, semangat belajar tinggi (senang, tekun dan penuh semangat), aktif dalam kelompok.

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima dalam penelitian ini karena terdapat pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas X SMA N 1 Sekampung.

Kesimpulan

SARAN

IDENTITAS RESPONDEN

PETUNJUK PENGISIAN

DAFTAR PERTANYAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING 1. Guru memberikan masalah untuk diinvestigasi

Selalu b. sering c. Terkadang d. Tidak pernah 9. Guru membantu siswa mengevaluasi hasil penyelidikan dan metode yang digunakan.

DAFTAR PERTANYAAN MOTIVASI BELAJAR SISWA 1) Saya mengikuti pembelajaran Agama islam sampai akhir

Guru membantu siswa untuk memilih metode penelitian yang sesuai dengan permasalahan yang dicari jawaban atau pemecahannya. Guru meminta siswa menyiapkan laporan tertulis, termasuk rekaman proses yang menunjukkan situasi permasalahan dan usulan solusi, kemudian meminta siswa mempresentasikan hasil penyelidikannya. Guru membantu siswa mengevaluasi hasil penyelidikan dan metode yang digunakan dalam menyelesaikan masalah.

Siswa selalu membersihkan lingkungan kelas dan tidak menimbulkan kebisingan pada saat pembelajaran, sehingga lingkungan belajar menjadi kondusif.

TABEL DISTRIBUSI NILAI t tabel
TABEL DISTRIBUSI NILAI t tabel

Gambar

Tabel  tersebut  menunjukkan  bahwa  model  problem  based  learning terbesar berada pada kategori tinggi yaitu 27 siswa  75%
TABEL DISTRIBUSI NILAI t tabel

Referensi

Dokumen terkait

vi ABSTRAK PENGARUH MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 DENTE TELADAS KABUPATEN TULANG BAWANG Oleh: NUR AINI