• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Stres pada Kesehatan

N/A
N/A
Siti najmi haifa munajjah

Academic year: 2024

Membagikan "Pengaruh Stres pada Kesehatan"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

A. Pengaruh stress pada Kesehatan

Stress secara umum didefinisikan sebagai kondisi tertekan secara psikis yang disebabkan karena pengalaman fisik maupun psikis yang tidak menyenangkan. Stress memainkan peran utama dalam kesehatan mental dan fisik kita. Psikolog telah mempelajari stres dengan berbagai cara, termasuk stres sebagai penyakit klinis. Ini terus menjadi salah satu korelasi psikologis yang paling penting dan dipelajari dengan baik dari penyakit, karena stres yang berlebihan menyebabkan keausan yang berpotensi merusak tubuh dan dapat mempengaruhi hampir semua proses penyakit yang dapat dibayangkan[ CITATION Kea15 \l 1033 ].

Oleh masyarakat awam stress seringkali diartikan sama dengan ganguan jiwa, padahal bukanlah gangguan jiwa. Faktanya stress di alami oleh siapa aja dan merupakan bagian dari kehidupan manusia dan stress bisa berkembang menjadi gangguan jiwa bila tidak di tangani dengan baik.

Yang di maksud dengan stress secara definisi adalah kondisi atau keadaan tubuh yang terganggu karena tekanan psikologis, ada beberapa jenis stress berdasarkan efeknya :

1. Eustress (good stress), merupakan stress yang menimbulkan stimulasi dan kegairahan, sehingga memiliki efek yang bermanfaat bagi individu yang mengalami

2. Distress, merupakan stress yang memunculkan efek yang membahayakan bagi individu yang mengalami, seperti : tuntutan yang tidak menyenangkan atau berlebihan yang menguras energi individu sehingga membuatnya menjadi kebih mudah jatuh sakit

3. Hyperstress, yaitu stress yang luar biasa bagi yang mengalami nya. Meskipun dapat bersifat positif atau negative tetapi stress ini tetap saja membuat kita terbatasi kemampuan adaptasinya. Contohnya adalah stress akibat serangan teroris.

4. Hypostress, merupakan stress yang muncul karena kurangnya stimulasi atau hidup yang tanpa tekanan, monoton sehingga membosankan. Contoh nya: stress karena bosan (berkepanjangan) atau karena pekerjaan yang rutin,

(2)

World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa sekitar 450 juta orang di dunia mengalami stres. Di Indonesia tercatat sekitar 10 % dari total penduduk Indonesia [ CITATION Fla19 \l 1033 ]. Stress yang berlebihan atau melebihi tingkat maksimal bisa memberikan dampak negatif (distress) terhadap kinerja dan kesehatan. Timbulnya stress yang berdampak negatif ditentukan oleh jumlah tuntutan-tuntutan yang diterima dan kemampuan yang tersedia baik secara fisik dan psikologis untuk menghadapi sumber stress.

Gejala stres yang berkaitan dengan mental, yaitu (Lumban Gaol, 2016):

1. Peningkatan kemarahan 2. Frustrasi

3. Depresi 4. Kemurungan 5. Kecemasan

6. Masalah dengan memori 7. Kelelahan

8. Peningkatan penggunaan nikotin, alkohol dan obat-obatan.

Gejala stres yang berkaitan dengan fisik, yaitu:

1. Sakit kepala

2. Masalah pencernaan 3. Kurang tidur

4. Gatal-gatal 5. Nyeri ulu hati 6. Keringat malam

7. Keinginan seksual yang berkurang 8. ketidakteraturan menstruasi 9. Nyeri punggung kronis 10. Otot tegang

(3)

11. Kehilangan nafsu makan

Ketika individu tidak percaya bahwa mereka memiliki kendali, mereka tidak mencoba untuk berubah. Kemanjuran diri terkait erat dengan pengendalian, di mana orang dengan sifat tingkat tinggi ini percaya bahwa mereka dapat menyelesaikan tugas dan mencapai tujuan mereka. Sama seperti perasaan dalam kendali dapat mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan, kemanjuran diri yang lebih tinggi dapat mengurangi stres dan perilaku kesehatan yang negatif, dan dikaitkan dengan kesehatan yang lebih baik (O’Leary, 1985)

Dapat dengan mudah membuat perbedaan, tetapi sulit memisahkan berbagai bentuk stres yang di alami individu.

1. Tekanan (Pressure). Tekanan bersumber dari dalam diri (missal : ambisi) atau dari luar diri (misal : kompetisi di lingkungan), bahkan dpat berupa gabungan keduanya.

Apabila terlalu keras menuntut diri sendiri, muncul perilaku self-defeating, dimana diri kita kalah dengan tuntutan kita sendiri yang berlebihan (contoh : pada orang perfeksionis). Tekanan lingkungan lainnya, seprti menghadapi ujian, tagihan hutang.

2. Frustrasi (frustration). Muncul karena adanya hambatan terhadap motif atau perilaku kita dalam mencapai tujuan. Dapat muncul akibat tidak adanya objek tujuan yang sesuai, missal : saat lapar, tidak ada makanan, atau adanya penundaan, misal : menunggu lampu lalu lintas hijau, atau adanya rintangan social, misal : ingin jadi juara menyanyi tapi tidak pernah punya kesempatan. Sumber frustrasi dari dalam individu :

a) Tidak punya kemampuan b) Rendahnya komitmen c) Rendahnya kepercayaan diri d) Perasaan bersalah

e) Karakteristik individu : jenis kelamin, warna kulit.

Tingkat frustrasi tertentu merupakan bagian dari proses pertumbuhan (contoh masa remaja masa matang fisik dan seksual sehingga ingin independe, padahal secara

(4)

ekonomi masih dependen pada orangtua). Frustrasi dapat menimbulkan kemarahan dan perilaku yang agresif, semakin rendah toleransi kita terhadap frustrasi maka semakin mudah kita untuk cenderung menjadi agresif.

3. Konflik. Muncul Ketika individu berada dalam kondisi di bawah tekanan untuk merespon dua atau lebih dorongan yang saling bertentangan secara simultan atau bersamaan. Konflik di bedakan berdasarkan nilai dari masing-masing pilihan; jika pilihannya memiliki tujuan yang positif bagi individu maka dinamakan sebagai approach tendency. Sedangkan jika pilihan nya memiliki tujuan negatif dinamakan avoidance tendency.

4. Cemas. Merupakan perasaan samar-sama, rasa yang tidak mudah untuk merasakan bahaya di masa yang akan datang.

Simtom cemas : jatung berdebar, ketegangan otot, keringat dingin. Secara psikologis dianggap wajar jika dalam intensitas yang normal, karena kecemasan merupakan tanda alarm yang memperingati kita bahwa bahaya sudah dekat dan membangkitkan kita untuk meresponnya secara tepat.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Stuart (2005), stres pada lansia merupakan kondisi ketidakseimbangan, tekanan atau gangguan yang tidak menyenangkan, yang terjadi pada seluruh tubuh dan

Dubrin (dalam Doelhadi, 1995) mengatakan bahwa stres kerja diartikan sebagai stres yang terjadi pada pekerjaan, yang disebabkan oleh kondisi-kondisi tertentu, yang

Dengan penganan stres kerja, setiap pegawaiakan mendapatkan kondisi kesehatan mental dan fisik yang baik, yang dapat mempengaruhi pegawai tersebut dalam melakukan berbagai

Sementara Program kesehatan kerja menunjukkan pada kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental, emosi atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja, terdiri dari mengatur

toleransi stres dengan kelelahan”.Kondisi ini disebabkan setiap hari perawat selalu dihadapkan pada beban kerja tinggi baik fisik maupun mental.Keadaan demikian yang

(2012) dan juga menyatakan stres dapat menyebabkan gangguan dari aspek fisik yang tidak diinginkan, stres yang berhubungan dengan pekerjaan adalah penyebab

Stres kerja yang berkepanjangan dan tidak segera diatasi akan berdampak buruk bagi pegawai karena dapat mengakibatkan masalah kesehatan fisik dan kesehatan mental dari

Dalam tahapan ini dampak stres yang semula “menyenangkan” sebagaimana diuraikan pada tahap I di atas mulai menghilang, dan timbul keluhan-keluhan yang disebabkan