• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengembangan lembar kegiatan siswa (lks) bahasa indonesia

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengembangan lembar kegiatan siswa (lks) bahasa indonesia"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BAHASA INDONESIA BERBASIS KOMIK PADA MATERI MENULIS RANGKUMAN

SISWA KELAS VIII MTsN KOTO TANGAH

JURNAL ILMIAH

LONA NOPITA SARI NPM 12080261

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

2016

(2)

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BAHASA INDONESIA BERBASIS KOMIK PADA MATERI MENULIS RANGKUMAN

SISWA KELAS VIII MTsN KOTO TANGAH

JURNAL ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1)

LONA NOPITA SARI NPM 12080261

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

2016

(3)
(4)
(5)

DEVELOPMENT OF STUDENT ACTIVITY SHEET ( LKS ) COMIC BASED ON INDONESIAN SUMMARY OF THE WRITING

CLASS VIII MTsN KOTO TANGAH By

Lona Nopita Sari¹, Silvia Marni², Ninit Alfianika³ The Student of STKIP PGRI West Sumatera

Teaching Staffs of Literature and Language of Indonesian Department STKIP PGRI West Sumatera

ABSTRACT

This study aims to find valid, practical, and effectiveof students’ worksheet (LKS). The researcher collet the data from the eight grade of students at MTsN Koto Tangah that totaling sampling is 9 students. This research is the development of model 4D. In the process of has some phase such as, the definition, the design, and the development phase. The first phase is the definition. In this step, definition phase consists of a front-end, student and curriculum, concept, and tasks analysis. The second phase is in this process need to design a comic based on learning worksheets. The third phase is the development. It is validate learning worksheets, test the practicalities and effectiveness test. The study began in February 19th, 2016 until May 19th, 2016. Biside, this research is quantitative research data. The data obtained from the score questionnaire validation, practicalities and effectiveness provided to the validator and the observer, as well as test the performance of writing a summary obtained from validator assessment experts and practitioners, teachers and students, and student learning outcomes. Based on the data analysis and discussion can be summarized as follows. First, the validity of LKS comics based on material written summary 86,19% classified as very valid. Second, the practicalities of LKS comic based on the material to write a summary of classified 150% very valid. Third, the effectiveness of LKS comics based on material written summary 93,05 % classified as highly effective.

Keywords : development, LKS learning; based comic; write a summary .

¹Researcher

²First Advisor

³Second Advisor

(6)

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BAHASA INDONESIA BERBASIS KOMIK PADA MATERI MENULIS RANGKUMAN

SISWA KELAS VIII MTsN KOTO TANGAH Oleh

Lona Nopita Sari¹, Silvia Marni², Ninit Alfianika³ Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat

Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mengetahui valid, praktis, dan efektif. Subjek penelitian siswa kelas VIII MTsN Koto Tangah yang berjumlah 9 orang. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan menggunakan model pengembangan 4D. Pengembangan diawali tahap pendefinisian, perancangan, dan pengembangan. Tahap pendefinisian terdiri dari analisis awal- akhir, analisis siswa, dan analisis kurikulum, analisis konsep, dan analisis tugas. Tahap perancangan yaitu merancang LKS pembelajaran berbasis komik. Tahap pengembangan yaitu melakukan validasi LKS pembelajaran, uji praktikalitas, dan uji efektivitas. Penelitian dimulai bulan 19 Februari 2016 sampai 19 Mei 2016. Data penelitian berbentuk kuantitatif. Data tersebut diperoleh dari skor hasil angket validasi, praktikalitas, dan efektivitas yang diberikan kepada validator dan observer, serta tes unjuk kerja menulis rangkuman yang diperoleh dari penilaian validator ahli dan praktisi, guru dan siswa, dan hasil belajar siswa. Berdasarkan analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama, validitas LKS berbasis komik pada materi menulis rangkuman tergolong 86,19% sangat valid. Kedua, praktikalitas LKS berbasis komik pada materi menulis rangkuman tergolong 150% sangat valid. Ketiga, efektivitas LKS berbasis komik pada materi menulis rangkuman tergolong 93,05% sangat efektif.

Kata kunci: pengembangan, LKS pembelajaran; berbasis komik; menulis rangkuman.

¹Penulis

²Dosen Pembimbing 1

³Dosen Pembimbing 2

(7)

PENDAHULUAN

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, menulis rangkuman diajarkan kepada siswa khususnya siswa SMP/MTsN kelas VIII. Menulis rangkuman sangat penting dikuasai siswa karena terdapat dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di tingkat MTsN/SMP kelas VIII semester 2. Dalam KTSP menulis rangkuman terdapat pada Standar Kompetensi (SK) 12 Mengungkapkan informasi dalam bentuk rangkuman, teks berita, slogan/poster dengan Kompetensi Dasar (KD) 12.1 Menulis rangkuman buku ilmu pengetahuan populer. Dengan terdapatnya dalam kurikulum berarti mengharuskan siswa mampu menulis rangkuman dengan benar. Selain itu, keharusan mempelajari rangkuman mempunyai peranan penting bagi siswa di antaranya di bangku kuliah atau di sekolah. Hal ini sesuai dengan pendapat Parera (1993: 75) bahwa rangkuman memiliki peranan, yaitu di bangku kuliah atau di sekolah rangkuman suatu latihan akademik.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan salah seorang guru bahasa Indonesia, yaitu Ibu Desi Novita Roza, S.Pd., yang mengajar di MTsN Koto Tangah pada tanggal 19 Februari 2016 diperoleh informasi bahwa rendahnya kemampuan menulis siswa disebabkan oleh tiga faktor berikut. Faktor yang pertama adalah siswa, siswa kurang berminat untuk belajar bahasa Indonesia.

Hal itu dapat dilihat dari nilai siswa dan keaktifannya selama kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari nilai menulis rangkuman siswa bahwa nilai menulis rangkuman siswa tergolong rendah. Menurut Parera (1993: 75), rangkuman atau dalam bahasa Inggris summary adalah sebuah kata yang sangat umum untuk mencakup semua bentuk ringkasan atau risalah sebuah tulisan atau naskah asli. Hal lain yang harus diketahui siswa agar terampil menulis rangkuman adalah mengetahui ciri-ciri rangkuman. Menurut Parera (1993: 75), ciri-ciri rangkuman adalah pertama, ia memilih pokok-pokok pikiran yang utama atau bagian-bagian yang penting dari sebuah naskah asli. Kedua, ia membuang pokok-pokok yang minor/kecil, contoh-contoh, dan ilustrasi. Ketiga, dalam sebuah rangkuman tidak penting untuk menuruti pola-pola organisasi karangan dari penulis, tetapi yang penting diikuti adalah proporsi/perimbangan dan penekanan yang diberikan oleh penulis naskah. Keempat, sebuah rangkuman tidak akan berdiri sendiri. Oleh sebab itu, untuk dapat menulis rangkuman dengan baik siswa juga harus memperhatikan indikator menulis rangkuman. Indikator yang digunakan dalam menulis rangkuman adalah panjang tulisan, gagasan utama, dan melaporkan. Indikator yang digunakan sesuai pendapat yang dikemukakan oleh Tim Newfield (2001: 1). Tim Newfield (2001: 1) mengungkapkan bahwa dalam merangkum atau pun mengajarkan keterampilan merangkum, tiga hal yang harus diperhatikan, yaitu (1) rangkuman lebih pendek dari teks aslinya. Umpamanya panjang naskah asli 337 kata dirangkum dalam 140 kata, dan panjang naskah asli 526 kata juga dirangkumkan dalam 140 kata. Akan tetapi, panjang naskah asli 420 kata dirangkumkan dalam 120 kata. (2) rangkuman berisi gagasan utama sebuah teks, (3) melaporkan, maksudnya membuat hasil rangkuman dari teks asli.

Faktor yang kedua adalah guru. Dalam proses pembelajaran belum semua metode, media, dan teknik yang digunakan guru. Guru lebih cenderung menerapkan metode yang sudah biasa digunakan, seperti ceramah. Padahal media merupakan salah satu wahana yang dapat meningkatkan minat siswa dalam belajar. Salah satu media yang banyak digemari siswa SMP adalah media komik. Rohani (1997: 78) mengatakan komik adalah suatu kartun yang mengungkapkan suatu karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat, dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan kepada pembaca. Selain itu, komik mempunyai karakteristik yang menarik dan unik. Menurut Sudjana dan Ahmad Rivai (2011: 64), ciri-ciri komik adalah sebagai berikut. Pertama, komik sifatnya humor. Kedua, beberapa perwatakan lain dari komik harus dikenal agar kekuatan medium ini bisa dihayati. Ketiga, komik memusatkan perhatian disekitar rakyat. Keempat, cerita-ceritanya mengenai diri pribadi sehingga pembaca dapat mengidentifikasi dirinya melalui perasaan serta tindakan dari perwatakan- perwatakan tokoh utamanya. Kelima, cerita-ceritanya ringkas dan menarik perhatian, dilengkapi dengan aksi, bahkan dalam lembaran surat kabar dan buku-buku, komik dibuat lebih hidup, serta diolah dengan pemakaian warna-warna utama secara bebas.

Faktor yang ketiga adalah bahan ajar. Bahan ajar yang digunakan di sekolah adalah buku paket dan LKS. Akan tetapi, LKS yang ada di sekolah kurang menarik minat siswa, belum berwarna, dan belum menggunakan media pembelajaran yang dapat menarik minat siswa. Menurut

(8)

Hamdani (2011: 74), Lembar Kegiatan Siswa (LKS) merupakan lembaran kertas yang berupa informasi maupun soal-soal (pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa). Akan tetapi kenyataannya, kurang membantu siswa dalam memahami materi. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang ada pun kurang lengkap, sehingga berdampak pada hasil pembelajaran yang diperoleh siswa.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menyikapi permasalahan di atas adalah dengan menggunakan bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik siswa. Tujuannya ialah untuk memudahkan guru dalam penyajian materi ajar dalam proses pembelajaran. Selain itu, bahan ajar dapat membantu siswa untuk mengaplikasikan apa yang telah dipelajari karena di dalam bahan ajar terdapat latihan-latihan. Salah satu bahan ajar yang sangat berfungsi mempermudah pemahaman siswa dalam proses pembelajaran adalah bahan ajar berupa Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berbasis komik.

Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini perlu dilakukan untuk mengembangkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Bahasa Indonesia. Hal ini disebabkan LKS merupakan lembaran- lembaran kertas yang berisi lebih banyak kumpulan soal-soal dibandingkan materi. Oleh sebab itu, diperlukan adanya LKS yang baik. LKS yang baik menurut Prastowo (2011: 207—208), bahan ajar LKS terdiri atas enam unsur utama. Keenam unsur utama tersebut meliputi; judul, petunjuk belajar, kompetensi dasar atau materi pokok, informasi pendukung, tugas atau langkah kerja, dan penilaian. Sedangkan jika dilihat dari segi formatnya, LKS memuat paling tidak delapan unsur, yakni; judul, kompetensi dasar yang akan dicapai, waktu penyelesaian, peralatan atau bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas, informasi singkat, langkah kerja, tugas yang harus dilakukan, dan laporan yang harus dikerjakan. LKS juga dapat dikatakan LKS yang baik apabila telah dapat dikatakan valid, praktis, dan efektif.

Emzil (2010: 273) mengatakan validasi merupakan proses penilaian rancangan produk yang dilakukan dengan memberikan penilaian berdasarkan pemikiran yang rasional. Sugono (2008: 135) mengatakan bahwa valid adalah berlaku atau sah, maka Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang valid adalah LKS yang benar atau sah. Indikator valid yang digunakan adalah 61—100 (Purwanto, 2011: 207). Selanjutnya, Depdiknas (2008: 28) mengatakan setelah selesai menulis bahan ajar perlu dilakukan evaluasi terhadap bahan ajar tersebut. Komponen evaluasi tersebut, yaitu (1) kelayakan isi, (2) sajian, (3) kebahasaan, dan (4) kegrafikaan.

Menurut Nieveen (dalam Indaryanti, 2008: 37), kepraktisan LKS diamati untuk mendapat kesesuaian bahwa LKS dapat dipakai dalam pembelajaran individual. Indikator valid yang digunakan adalah 61—100 (Purwanto, 2011: 207). Zainuddin, dkk (2012: 68) mengatakan bahwa kepraktisan LKS dapat dinilai dari isi menarik, tampilan menarik, penjelasan mudah dimengerti, kalimat mudah dipahami, dan gambar mudah dipahami. Dimyati dan Mudijono (2006: 125), LKS pembelajaran dikatakan efektif untuk pembelajaran jika persentase aktivitas siswa mencapai > 51%. Analisis aktivitas siswa berdasarkan lembar observasi. Dari hasil lembar observasi diperoleh data. Data aktivitas siswa dalam pembelajaran tersebut dianalisis dengan menggunakan rumus = 100 % (Sudijono, 2004: 43).

Analisis hasil belajar siswa dilihat dari hasil belajar ranah kognitif. Hasil belajar ranah kognitif dilihat dari tulisan menulis rangkuman yang ditulis siswa. Rangkuman buku ilmu pengetahuan populer yang ditulis siswa dinilai berdasarkan indikator yang telah ditentukan.

Berhasil atau tidaknya keterampilan menulis rangkuman buku ilmu pengetahuan siswa bertolak dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM untuk materi menulis rangkuman adalah 75.

Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dikatakan efektif jika 75% hasil belajar siswa telah memenuhi standar ketuntasan.

Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang valid, praktis, dan efektif dapat diciptakan dengan strategi-strategi pembelajaran yang dapat menumbuhkan daya imajinasi siswa. Salah satu strategi untuk mengembangkan LKS pembelajaran tersebut adalah dengan menggunakan media berbasis komik. Rohani (1997: 78) mengatakan komik adalah suatu kartun yang mengungkapkan suatu karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat, dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan kepada pembaca. Akan tetapi, jenis komik yang digunakan pada penelitian ini adalah komik strip. Menurut Herald Vogel (dalam Nurgiyantoro, 2010: 434), komik strip adalah komik yang hanya terdiri dari beberapa panel gambar saja, namun dari segi isi ia telah mengungkapkan gagasan yang utuh. Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat tujuan penelitian ini adalah menjelaskan proses pembuatan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) bahasa

(9)

Indonesia berbasis komik pada materi menulis rangkuman buku ilmu pengetahuan populer yang valid, praktis, dan efektif untuk digunakan siswa kelas VIII MTsN Koto Tangah.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan menggunakan model pengembangan 4D. Pengembangan diawali dengan tahap pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan diakhiri dengan pendistribusian. Akan tetapi, dalam penelitian ini hanya dilakukan sampai tahap pengembangan. Tahap Pendefinisian (Define). Pada tahap pendefinisian ini bertujuan untuk menetapkan dan mendefinisikan pembelajaran berbasis komik. Menurut Thiagarajan, dkk (1920: 6), tahap pendefinisian dilakukan dalam lima tahap, yaitu (1) tahap analisis awal-akhir; (2) analisis siswa; (3) analisis kurikulum, (4) analisis konsep, dan (5) analisis tugas. Pertama, analisis awal akhir bertujuan untuk mengetahui masalah dasar yang dibutuhkan dalam pengembangan bahan ajar. Kedua, analisis peserta didik bertujuan untuk mengetahui karakteristik peserta didik. Analisis dimulai dengan mengetahui usia dan kemampuan akademik peserta didik. Data analisis peserta didik dapat digunakan untuk membantu dalam pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dan menentukan media pembelajaran. Ketiga, analisis kurikulum bertujuan untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan pembelajaran sesuai dengan standar nasional. Pada tahap ini dilakukan telaah terhadap kurikulum KTSP. Telaah kurikulum dilakukan dengan menganalisis SK dan KD yang ada di dalam kurikulum yang sesuai dengan materi menulis rangkuman. Keempat, analisis konsep merupakan hal yang perlu untuk dilakukan karena bertujuan untuk mengidentifikasi, merinci, dan menyusun sistematika konsep- konsep utama dari materi menulis rangkuman yang dijadikan sebagai materi Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dengan berdasarkan kepada analisis kurikulum yang telah dilakukan.

Dalam analisis konsep dilakukan identifikasi terhadap konsep esensial dari materi menulis rangkuman, yaitu pengertian rangkuman, ciri-ciri rangkuman, syarat-syarat menulis rangkuman, dan langkah-langkah menulis rangkuman. Kelima, analisis tugas pada penelitian ini dilakukan dengan cara merinci bahan pembelajaran, meliputi Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan indikator pembelajaran.

Setelah melakukan tahap pendefinisian dilanjutkan dengan tahap perancangan adalah merancang LKS bahasa Indonesia berbasis komik pada materi menulis rangkuman siswa kelas VIII MTsN Koto Tangah. LKS pembelajaran yang dirancang terdiri atas ; cover, kata pengantar, daftar isi, pengenalan tokoh, informasi pendukung, standar kompetensi, kompetensi dasar, materi, tugas, penilaian, dan daftar pustaka. Setelah dilakukan tahap perancangan dilanjutkan dengan tahap pengembangan. Tahap pengembangan yang dilakukan meliputi validitas LKS dan uji coba.

Hasil analisis validitas dan uji coba dapat dilihat di bawah ini.

Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang diperoleh dari hasil pengisian angket, lembar observasi, dan hasil belajar. Subjek uji coba adalah siswa kelas VIII MTsN Koto Tangah yang berjumlah 9 orang. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data deskriptif. Teknik analisis deskriptif dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) bahasa Indonesia berbasis komik pada materi menulis rangkuman siswa kelas VIII MTsN Koto Tangah telah valid, praktis, dan efektif. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat diperoleh hasil validasi LKS sebagai berikut.

Tabel 10. Hasil Validasi Ahli dan Praktisi Secara Umum No Aspek Penyajian Rata-rata

Presentasi Validasi

Kategori

1. Aspek kelayakan isi 81,90 Sangat valid

2. Aspek kelayakan bahasa 84,37 Sangat valid

3. Aspek kelayakan penyajian 86,01 Sangat valid 4. Aspek kelayakan kegrafikaan 92,5 Sangat valid

Jumlah 86,19 Sangat valid

(10)

Berdasarkan hasil validasi LKS yang ada pada tabel 10 di atas, dapat disimpulkan bahwa secara umum LKS yang telah dikembangkan 86,19% tergolong sangat valid. Hal ini berarti bahwa LKS yang telah dikembangkan dapat diujicobakan pada siswa untuk pembelajaran.

Setelah LKS dinyatakan valid oleh validator, langkah selanjutnya LKS diujicobakan. Pada pelaksanaan uji coba didapat data uji praktikalitas dan uji efektivitas. Uji praktikalitas diperoleh dari praktikalitas LKS yang telah digunakan guru dalam mengajar dan praktikalitas LKS yang digunakan siswa untuk belajar. Uji praktikalitas diperoleh dari angket yang telah diisi oleh guru dan siswa.

Tabel 11. Praktikalitas LKS bagi Guru

No Aspek Penyajian Skor yang

diperoleh

Nilai Validasi

Kategori

1. Aspek kemudahan dalam penggunaan 33 100 Sangat praktis

2. Aspek keseuaian dengan waktu 6 100 Sangat praktis

Jumlah 39 150 Sangat praktis

Berdasarkan tabel 11 di atas, dapat diketahui bahwa penilaian terhadap aspek praktikalitas LKS bagi guru yang dikembangkan berkategori 100% sangat praktis. Hal itu dapat dilihat dari aspek kemudahan dalam penggunaan dan aspek kesesuaian dengan waktu. Penilaian aspek kemudahan dalam penggunaan secara umum berkategori sangat praktis. Namun, semua pernyataan tergolong praktis. Penilaian aspek kesesuaian dengan waktu secara umum berkategori sangat praktis. Namun, semua pernyataan berkategori praktis. Oleh sebab itu, LKS yang dikembangkan dapat digunakan untuk menunjang efektivitas pembelajaran.

Tabel. 12 Respon Kepraktisan LKS bagi Siswa

No Aspek Penyajian Skor yang diperoleh Presentasi Kategori 1. Aspek kemudahan dalam

penggunaan

364 84,25 Sangat praktis

2. Aspek kesesuaian dengan waktu

56 77,77 Praktis

Jumlah 420 83,33 Sangat praktis

Berdasarkan tabel 12 di atas, dapat diketahui bahwa penilaian terhadap praktikalitas LKS bagi siswa yang dikembangkan secara umum berkategori 83,33% sangat praktis. Hal ini dapat dilihat dari penilaian aspek kemudahan dalam penggunaan dan aspek kesesuaian dengan waktu. Penilaian aspek kemudahan dalam penggunaan secara umum berkategori sangat parktis. Namun, dari 12 pernyataan, ada 1 orang siswa yang tidak setuju dengan pernyataan bahwa saya senang belajar menggunakan LKS berbasis komik. Walaupun ada 1 siswa yang tidak setuju dengan pernyataan itu tetap saja penilaian secara umum mengenai kemudahan dalam penggunaan tergolong sangat praktis.

Penilaian aspek kesesuaian dengan waktu secara umum berkategori praktis.

Walaupun ada 1 siswa yang tidak setuju dengan pernyataan itu tetap saja pernyataan yang ada pada aspek kesesuain dengan waktu tergolong praktis. Oleh sebab itu, LKS yang dikembangkan dapat digunakan untuk menunjang efektivitas pembelajaran bagi siswa.

Uji efektivitas yang digunakan dalam pengembangan LKS pembelajaran bahasa Indonesia berbasis komik pada materi menulis rangkuman dapat dilihat dari hasil aktivitas siswa selama belajar menggunakan LKS dan nilai yang diperoleh siswa ketika belajar menggunakan LKS. Uji efektivitas akan dijelaskan di bawah ini.

a) Aktivitas Siswa

Berdasarkan hasil analisis terhadap hasil pengamatan aktivitas 1 belajar siswa selama dua kali pertemuan, persentase rata-rata aktivitas siswa berjumlah 93,05% dengan kategori sangat berhasil. Agar lebih jelas perhatikan tabel 13 berikut ini.

Tabel 13. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Kelas VIII MTsN Koto Tangah

No Kegiatan yang diamati Presentase aktivitas (%) Kategori 1. Menerima Lembar Kegiatan

Siswa (LKS).

100 Sangat Berhasil

2. Memperhatikan instruksi guru. 100 Sangat Berhasil

3. Membaca dan melihat Lembar 100 Sangat Berhasil

(11)

Kegiatan Siswa (LKS).

4. Mengikuti kegiatan pembelajaran berdasarkan langkah kerja yang ada dalam Lembar Kegiatan Siswa (LKS).

100 Sangat Berhasil

5. Mengerjakan soal-soal yang terdapat dalam Lembar Kegiatan Siswa (LKS).

100

Sangat Berhasil 6. Bertanya kepada guru

mengenai hal-hal yang tidak dipahami dalam Lembar Kegiatan Siswa (LKS).

88,88 Berhasil

7. Menulis rangkuman secara sendiri.

88,88 Sangat Berhasil

8. Menyajikan rangkuman ke depan kelas.

66,66 Berhasil

Jumlah 93,05 Sangat berhasil

Berdasarkan tabel 13 di atas dapat diketahui bahwa persentase aktivitas siswa secara umum berkategori 93,05% sangat berhasil. Semua indikator aktivitas pembelajaran tergolong ke dalam kategori sangat berhasil. Aktivitas yang terdapat dalam indikator 1, 2, 3, 4, 5 diikuti oleh 9 siswa. Aktivitas yang terdapat dalam indikator 6 diikuti oleh 5 siswa sedangkan indikator 8 diikuti oleh 5 orang siswa dan indikator 7 diikuti oleh 7 orang siswa. Namun, tetap saja secara umum aktivitas siswa sangat berhasil. Dengan begitu LKS yang dikembangkan dapat membangkitkan aktivitas siswa dalam belajar.

b) Hasil Belajar

Analisis hasil belajar dilakukan dengan menyesuaikan nilai yang diperoleh dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) individu yaitu 75. Berdasarkan hasil belajar siswa yang telah dianalisis dapat diketahui bahwa seluruh siswa memperoleh nilai tuntas.

Analisis Hasil Belajar Siswa

No Nama Siswa Nilai Jumlah Rata-rata

Nilai Guru 1 Guru 2

1. Enggel Agustiani 77,77 77,77 155,54 77,77

2. Fachul Ramadhan 88,889 88,889 177,778 88,889

3. Muhammad Irman Nur 77,77 77,77 155,54 77,77

4. Nova Yanti 88,889 88,889 177,778 88,889

5. Rilla Thusssdyah 100 88,889 188,889 94,444

6. Serli Efriyeni 88,889 88,889 177,778 88,889

7. Sonia Rahayu 100 100 200 100

8. Trisna Farhan 77,77 66,667 144,437 72,2185

9. Viyola Rosma Dingin 100 100 200 100

Jumlah 799,977 777,763 1.577,74 87,652

Rata-rata 88,886 86,418 175,304 87,652

PEMBAHASAN

LKS pembelajaran bahasa Indonesia berbasis komik dirancang untuk menjadi bahan pendukung pada materi menulis rangkuman. LKS ini telah diterapkan pada siswa kelas VIII MTsN Koto Tangah. Berdasarkan hasil analisis data uji coba, LKS yang dirancang telah berkategori valid, praktis, dan efektif. Dengan begitu LKS dapat digunakan di dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pada materi menulis rangkuman. validitas, praktikalitas, dan efektivitas LKS yang telah dirancang akan dibahas di bawah ini. Sebelum LKS diujicobakan kepada siswa, LKS harus divalidasi. Hal ini sejalan dengan pendapat Emzil (2010: 273) bahwa sebelum diuji coba LKS harus divalidasi. Validasi merupakan proses penilaian rancangan produk yang dilakukan dengan memberikan penilaian berdasarkan pemikiran yang rasional, tanpa uji coba di lapangan.

Dalam penelitian ini, LKS divalidasi oleh 2 validator ahli dan 1 validator praktisi. Aspek yang

(12)

divalidasi meliputi 4 aspek, yaitu aspek kelayakan isi, aspek kelayakan bahasa, aspek kelayakan penyajian, dan aspek kegrafikaan. Hal ini sejalan dengan peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), pasal 43 ayat 5 bahwa validasi LKS menyangkut empat aspek, yaitu kelayakan isi, kelayakan penyajian, kelayakan bahasa, dan kelayakan kegrafikaan.

Berdasarkan hasil validasi validator ahli dan praktisiLKS pembelajaran bahasa Indonesia berbasis komik pada materi menulis rangkuman siswa kelas VIII MTsN Koto Tangah yang dirancang tergolong sangat valid. Dengan begitu LKS telah bisa digunakan oleh guru dan siswa. Kepalidan LKS itu tergambar dari empat aspek, yaitu sebagai berikut. Aspek kelayakan isi secara umum tergolong sangat valid. Hal itu tergambar dari hasil penilaian validator dan praktisi yang menyatakan bahwa materi indikator dan tujuan pembelajaran yang dikembangkan telah sesuai dengan SK dan KD yang ada di dalam KTSP. Aspek kelayakan bahasa secara umum tergolong sangat valid. Hal itu tergambar dari penilaian validator dan praktisi yang menyatakan bahwa bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, bahasa yang digunakan komunikatif sehingga mudah dipahami, dan bahasa yang digunakan sesuai dengan perkembangkan peserta didik sehingga membangkitkan semangat siswa untuk membacanya. Aspek kelayakan penyajian secara umum berkategori sangat valid. Berdasarkan hasil validasi validator dan praktisi terhadap kelayakan penyajian dapat disimpulkan bahwa LKS yang dibuat sesuai dengan kurikulum, mudah dipahami siswa, meningkatkan semangat siswa, dan sesuai dengan kemajuan zaman. Dengan begitu dari segi penyajian LKS telah dapat digunakan oleh guru dan siswa. Aspek kelayakan kegrafikaan secara umum berkategori sangat valid. Berdasarkan hasil validasi validator dan praktisi terhadap kelayakan penyajian dapat disimpulkan bahwa kegrafikaan LKS yang telah dirancang telah membangkitkan aktivitas siswa dan mudah dibaca. Dengan begitu dari segi kegrafikaan LKS telah bisa digunakan oleh guru dan siswa.

Setelah LKS dinyatakan valid maka LKS diujicoba lapangan untuk mengetahui praktikalitas LKS yang dikembangkan. Hal ini sejalan dengan pendapat Widodo dan Jasmadi (dalam Asyhar, 2011: 160) bahwa setelah dilakukan perbaikan dan penyempurnaan sesuai saran dan masukan tim ahli, LKS dianggap baik untuk dilakukan uji coba lapangan. Dalam melaksanakan uji coba diperlukan masukan dari teman sejawat atau tim ahli dan juga masukan dari peserta didik untuk mengetahui persepsi mereka tentang LKS yang digunakan. Data praktikalitas diperoleh dari praktikalitas LKS bagi guru dan praktikalitas LKS bagi siswa.

Arikunto dan Cepi (2008: 92) mengatakan bahwa praktikalitas merupakan aspek yang dapat menentukan suatu instrumen mudah digunakan, praktis, dan tidak rumit.

Berdasarkan hasilanalisis data praktikalitas dapat disimpulkan bahwa LKS pembelajaran bhasa Indonesia berbasis komik pada materi menulis rangkuman siswa kelas VIII MTsN Koto Tangah yang dirancang tergolong sangat praktis. Dengan begitu LKS telah bias digunakan oleh guru dan siswa. Kepraktisan LKS tergambar dari dua aspek, yaitu sebagai berikut ini. Dari aspek kemudahan dalam penggunaan tergambar bahwa LKS mudah digunakan oleh guru dan siswa, sedangkan dari aspek kesesuaian dengan waktu tergambar bahwa LKS yang dirancang telah sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan di dalam KTSP. Setelah LKS dinyatakan valid dan praktis, maka tahap selanjutnya melihat efektivitas LKS bagi siswa. Efektivitas LKS bagi siswa dapat dilihat dari aktivitas dan hasil belajar yang telah dilakukan siswa dengan menggunakan LKS yang telah dirancang. Aktivitas belajar diperoleh dari pengamatan yang dilakukan oleh observer terhadap aktivitas siswa selama belajar menggunakan LKS, sedangkan hasil belajar diperoleh dari nilai menulis rangkuman siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Warsita (2008: 287) bahwa efektivitas pembelajaran sering diukur dengan tercapainya tujuan pembelajaran atau dapat pula diartikan ketepatan dalam pengelolahan suatu situasi. Ellis (dalam Budi, 2005: 43) mengatakan bahwa efektivitas tidak hanya mengaju pada proses atau keaktifan siswa, tetapi juga mengaju pada hasil, yaitu peringkat prestasi yang dicapai oleh siswa melalaui tes.

Berdasarkan hasil analisis data efektivitas dapat disimpulan bahwa LKS pembelajaran bahasa Indonesia berbasis komik pada materi menulis rangkuman siswa kelas VIII MTsN Koto Tangah tergolong efektif. Berdasarakan pengamatan yang dilakukan guru sebagai observer dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa dengan menggunakan LKS pembelajaran bahasa Indonesia berbasis komik pada materi menulis rangkuman kelas VIII 5 MTsN Koto Tangah yang

(13)

dikembangkan tergolong sangat berhasil. Hal itu terlihat dari keaktifan siswa dalam belajar.

Dalam pembelajaran berbasis komik, siswa diharuskan belajar secara sendiri-sendiri sehingga semua siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.

Keberhasilan hasil belajar tergambar dari nilai yang diperoleh siswa. Berdasarkan hasil analisis belajar siswa, dapat disimpulkan bahwa jika ditinjau secara individu dari 9 siswa, maka semua siswa mendapat nilai di atas KKM (75). Berdasarkan hasil analisis dan hasil belajar dapat disimpulkan LKS pembelajaran bahasa Indonesia berbasisi komik dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

KESIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama, LKS pembelajaran bahasa Indonesia berbasis komik pada materi menulis rangkuman kelas VIII MTsN yang dirancang tergolong 86,19% sangat valid. Kedua, LKS pembelajaran bahasa Indonesia berbasis komik pada materi menulis rangkuman siswa kelas VIII MTsN yang dirancang tergolong 150% sangat praktis. Ketiga, LKS pembelajaran bahasa Indonesia berbasis komik pada materi menulis rangkuman siswa kelas VIII MTsN yang dirancang tergolong 93,05% sangat efektif untuk membangkitkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal itu tergambar dari pengamatan yang dilakukan observer yang menyatakan bahwa sewaktu belajar menggunakan LKS semua siswa terlihat aktif dan hasil yang didapat secara umum berkategori baik.

SARAN

Berdasarkan simpulan penelitian ini, maka maka didapat saran-saran yang sesuai dengan hasil penelitian sebagai berikut. Pertama, kepala sekolah hendaklah menyarankan guru- guru membuat bahan ajar sendiri. Kedua, guru hendaklah membuat bahan ajar dengan materi yang berbeda. Ketiga, siswa hendaklah menggunakan LKS yang telah dikembangkan di dalam pembelajaran; membaca LKS dengan teliti; mengikuti petunjuk dan langkah kerja yang ada di dalam LKS; mengerjakan semua soal yang ada di dalam LKS. Keempat, peneliti selanjutnya dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai penelitian yang relevan dan jika ingin mengembangkan bahan ajar kembangkanlah bahan ajar dengan materi yang berbeda.

KEPUSTAKAAN

Arikunto, Suharsimi dan Cepi Safruddin Jabar. 2008. Evaluai Program Pendidikan: Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisis Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Asyhar, Rayandra. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada (GP) Press.

Depdiknas. 2008. “Panduan Pengembangan”. Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Dimyati dan Mudijono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Emzil. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.

Indaryanti, dkk. 2008. “Pengembangan Modul Pembelajaran Individual dalam

Pembelajaran Matematika di Kelas XI SMA Negeri 1 Palembang”. Jurnal Pendidikan Matematika, (Online), Vol. 2, No. 2, (http://eprints.unsri.c.id/1456, diakses 8 Februari 2016).

(14)

Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Sastra Anak: Pengantar Pemahaman Dunia Anak. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press.

Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: DIVA Press.

Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rohani, A. 1997. Media Instruksional Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2011. Media Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sudijono, Anas. 2004. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Thiagarajan, Sivasailam, dkk. 1920., Sivasailam, dkk. 1974. Instruksional Development For Training Teacher of Expectional Children. Minneapolis, Minnesota: Leadership Training Institute/Special Education University of Minnesota.

Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Zainuddin, dkk. 2012. “Pengembangan Modul Fisika Bumi-Antariksa Untuk

Meningkatkan Prestasi Belajar Mahasiswa Prodi Pendidikan Fisika Fkip Unlam”.

Jurnal Pendidikan Fisika, (Online), Jilid. 27, No. 1, (http://ejournal.unlam.ac.id/index.php/vidya_karya/article/view/342, diakses 8 Februari 2016).

Referensi

Dokumen terkait

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa penelitian menghasilkan LKS berbasis konstruktivisme pada materi segitiga dan