• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengembangan media power point berbasis hyperlink pada

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "pengembangan media power point berbasis hyperlink pada"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGEMBANGAN MEDIA POWER POINT BERBASIS HYPERLINK PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VIII MTsN 1 BIMA

TAHUN PELAJARAN 2021/2022

Oleh Syarif Ihsan NIM : 170105001

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL - EKONOMI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGARI MATARAM

MATARAM 2021

(2)

ii

PENGEMBANGAN MEDIA POWER POINT BERBASIS HYPERLINK PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VIII MTsN 1 BIMA

TAHUN PELAJARAN 2021/2022 Skripsi

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram Untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh Syarif Ihsan NIM 170105001

JURUSAN IPS-EKONOMI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

MATARAM 2021/2021

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v

(6)

vii

(7)

viii MOTO

“Allah tidak akan mengubah basib atau keadaan suatu kaum kecuali dia sendiri yang mengubah dasib atau keadaannya”

(8)

ix

PERSEMBAHAN

“Skripsi ini dipersembahkan untuk kedua orang tua yang salalu membimbing, memotivasi dan memberikan semangat terhadap saya. Sebab tanpa dorongan dari orang tua saya tidak mungkin bisa menyelesaikan penyususunan skripsi ini. Dan terimaksih juga kepada teman seperjuangan dan sahabat yang telah memberi motivasi, support dan memberikan semangat baik senang maupun pahitnya dlam meyelesaikan penyusunan skripsi ini. Tidak lipa pila kepada pembimbing yang selalu memberikan arahan dan masukan kepada saya.”

(9)

x

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam karena hanya dengan rahmat dan hidayahNya-lah proposal yang berjudul “Pengembangan Media Power Point Berbasis Hyperlink Pada Mata Pelajaran IPS Di Kelas VIII di MTsN 1 Bima Tahun Pelajaran 2021/2022” dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa selama proses penyelesaian proposal ini tidak akan selesai tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu sebagai berikut:

1. Prof. Masnun tahir selaku rektor UIN Maataram

2. Dr. Hj. Lubna, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan 3. Ahmad Khlakui Khiri, M.Ag sebagai ketua jurusan tadris IPS

4. Dr. Hj. Lubna, M.Pd Selaku pembimbing I dan Dr. Supardi, M.Pd selaku dosen pembimbing II, yang selalu memberikan bimbingan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini, sehingga dapat terselesaikan tepat waktu.

5. Bapak/ibu dosen fakultas dan keguruan yang telah memberikan banyak sekali pembelajaran selama mengenyam pendidikan di UIN Mataram.

6. Kepada orang tua tercinta yang telah membesarkan penulis dengan kasih sayang yang sangat tulus, mendidik dengan segenap jiwa raga, selalu memberikan nasihat dan mendoakan.

7. Teman-teman seperjuangan dari masuk kuliah hingga sampai saat ini yang telah memberikan saran dan motivasi.

Semoga amal dan kebaikan dari pihak tersebut mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT, dan semoga dan semoga proposal penelitian ini bermanfaat bagi semesta alam.

Mataram 09-12-2021

Syarif Ihsan

(10)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi dan Batasan Masalah... 6

C. Rumusan Masalah ... 6

D.Kegunaan Penelitian... 6

BAB II ... 8

KAJIAN TEORETIK ... 8

A.Konsep Pengembangan Model ... 8

B. Konsep Model yang Dikembangkan ... 11

Sumber : Modifikasi dari Penelitian Hendris Sutrisno ... 18

C. Kerangka Teoretik ... 18

D.Rancangan model ... 25

BAB III ... 26

METODE PENELITIAN ... 26

A.Tujuan Penelitian ... 26

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

C. Karakteristik Model yang Dikembangkan ... 27

D.Pendekatan dan Metode Penelitian ... 29

E. Langkah – Langkah Pengembangan Model ... 30

1. Penelitian Pendahuluan ... 30

(11)

xii

2. Perencanaan Pengembangan Model ... 31

3. Validasi, Evaluasi, dan Revisi Model ... 36

4. Implementasi Model ... 39

BAB IV ... 40

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40

A.Profil MTs Negeri 1 Bima... 40

B. Hasil Penelitian ... 40

1. Deskripsi Hasil Penelitian ... 40

C. Pembahasan ... 61

1. Proses pengembangan media ... 61

2. Hasil Pengembangan Media ... 62

BAB V ... 72

PENUTUP ... 72

A.Kesimpulan ... 72

B. Implikasi Penelitian ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 74

(12)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kriteria Penilaian ... ... 14

Tabel 2.2 Acuan Penilaian Validasi ... ... 15

Tabel 2.3 Aspek Penilaian Oleh Siswa ... ... 17

Tabel 3.1 Skor Penilaian Validasi Ahli ... ... 37

Tabel 3.2 Skala Presentse Kelayakan ... ... 37

Tabel 3.3 Skor Penilaian Uji Coba ... ... 38

Tabe 4.1 Hasil Validasi Ahli Materi ... ... 47

Tabel 4.2 Saran Dan Revisi Ahli Materi ... ... 49

Tabel 4.3 Hasil Validasi Ahli Media... ... 50

Tabel 4.4 Saran Dan Revisi Ahli Media ... ... 52

Tabel 4.5. Hasil Respon Guru ... ... 55

Tabel 4.6 Saran Dan Revisi Guru ... ... 57

Tabel 4.7 Hasil Respon Siswa ... ... 58

(13)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Pengembangan ADDIE ... 12

Gambar 2.2 Membuka Microsoft Power Point ... 23

Gambar 2.3 Menampilkan Slide ... 23

Gambar 2.4 Memilih SmartArt dan Membentukkan di Slide ... 24

Gambar 2.5 Memberi Fitur Hyperlink ... 24

Gambar 2.6. Rancangan Model ... 25

Gambar 4.1 Rancangan Flowchart power point hyperlink ... 42

Gambar 4.2 Desain Frame profil ... 43

Gambar 4.3 Desain Frame KI&KD ... 43

Gambar 4.4 Desain Frame Intro ... 44

Gambar 4.5 Desain Frame Materi ... 45

Gambar 4.6 Desain Frame Latihan Soal ... 45

Gambar 4.7 Desain Frame penutup ... 46

Gambar 4.7 Multimedia Dalam Powerpoint ... 63

Gambar 4.8 Tampilan Halaman Pembuka ... 63

Gambar 4.9 Tampilan Slide Petunjuk Penggunaan ... 64

Gambar 4.10 Tampilan Slide Utama ... 65

Gambar 4.11 Tampilan Slide Utama ... 65

Gambar 4.12 Tampilan Slide Soal ... 66

Gambar 4.13 Tampilan Slide Profit ... 67

Gambar 4.14 Tampilan Slide Notivigasi ... 67

Gambar 4.15 Diagram Batang Penilaian Ahli Media ... 68

(14)

xv

Gambar 4.16 Diagram Batang Penilaian Ahli Materi ... 69 Gambar 4.17 Tanggapan Guru ... 70 Gambar 4.18 Tanggapan Siswa ... 71

(15)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 RPP Mobilitas Sosial

Lampiran 2 Materi Mobilitas Sosial Lampiran 3 Flowcart

Lampiran 4 Story Board

Lampiran 5 Lembar Evaluasi Untuk Ahli Materi Lampiran 6 Lembar Evaluasi Untuk Ahli Media Lampiran 7 Lembar Tanggapan Siswa

Lampiran 8 Lembar Tanggapan Guru

Lampiran 9 Slide Hasil Pengembangan Media Lampiran 10 Dokumentasi

Lampiran 11 Surat Pengantar Penelitian Lampiran 12 Surat Perizinana Penelitan

(16)

xvii

Pengembangan Media Power Point Berbasis Hyperlink Pada Mata Pelajaran IPS Di Kelas VIII MTsN 1 Bima Tahun Pelajaran 2021/2022

Oleh:

Syarif Ihsan 170105001 ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengembangan media power point berbasis hyperlink terhadap mata pelajaran IPS di kelas VIII MTsN 1 Bima.

Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan media pembelajaran power point berbasis hyperlink pada mata pelajaran IPS pada materi mobilitas sosial, maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan media power point berbasis hyperlink berdasarkan model ADDIE dikembangkan menggunakan 5 prosedur yakni (1).

Menganalisis kebutuhan produk yang terdiri dari kebutuhan media dan kebutuhan materi. (2) Mendesain produk awal yaitu dengan mendesain storyboard dan flowcart sebagai landasan dalam pengembangan produk media. (3) Pengembangan media pembelajaran disertai dengan proses validasi oleh ahli media dan ahli materi kemudian. Hasil validasi ahli materi dengan rata-rata 89,25% berada pada kategori layak/valid, sedangkan hasil validasi ahli media dengan rata-rata 80,25% sehingga media pembelajaran dikatakan valid dan layak dipergunakan dalam kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran IPS. (4) Penerapan produk media dilakukan di MTs Negeri 1 Bima pada kelas VIII dengan jumlah siswa sebanyak 30 siswa denan materi mobilitas sosial. Respon guru mata pelajaran menunjukkan bahwa media pembelajaran dengan menggunakan media power point memanfaatkan fitur hyperlink ditinjau dari respon guru memiliki rata-rata 85,25%. Dari keseluruhan aspek yang ditanyakan, persentase rata-rata respon siswa adalah 89%. Dengan demikian tingginya persentase siswa dan guru yang memberikan respon positif membuktikan bahwa media pembalajaran power point berbasis hyperlink di nyatakan layak sebagai media pembelajaran. (5) Pada tahap akhir adalah tahap evaluasi produk sesuai saran dan masukan dari guru dan siswa berdasarkan angket yang telah diberikan.

Kata kunci: pengembangan, power point, hyperlink,

(17)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pembelajaran merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dengan menggunakan media pembelajaran pada suatu lingkungan belajar, juga merupakan salah satu pembinaan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses transfer ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap (moral) dan kepercayaan pada peserta didik.

Dengan kata lain, pembelajaran merupakan proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Sebab pembelajaran yang maksimal akan bermuara pada keberhasilan pencapaian target belajar. Selain itu proses pembelajaran akan berjalan maksimal apabila ditunjang oleh motivasi belajar peserta didik serta kreatifitas pengajar. Pengajar yang memiliki kreatifitas tinggi akan selalu berusaha membuat proses pembelajaran menjadi menarik untuk peserta didiknya, dengan menggunakan berbagai cara seperti dalam penggunaan media pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar sangat mempengaruhi minat belajar peserta didik, munculnya motivasi dan rangsangan dalam belajar, bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap peserta didik. Karenanya, penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran, sehingga tujuan dari pembelajaran bisa tercapai secara maksimal.

1

(18)

Banyak batasan yang diberikan untuk mendefinisikan istilah media.

Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan di Amerika, membatasi istilah media sebagai bentuk dan saluran yang dapat digunakan seseorang untuk menyampaikan informasi/ pesan. Sementara itu, Asosiasi Pendidikan Nasional mendefinisikan media sebagai bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya.1

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Dalam hal ini profesionalisme pendidik tidak hanya mencakup kemampuan membelajarkan peserta didik, akan tetapi juga kemampuan mengelola informasi dan lingkungan yang meliputi tempat belajar, metode, media, sistem penilaian, serta sarana dan prasarana untuk memfasilitasi kegiatan belajar peserta didik agar menjadi lebih mudah. Para pendidik dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah. Pendidik sekurang-kurangnya dapat menggunakan media yang murah dan efisien sederhana namun bersahaja, tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Di samping mampu menggunakan media yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran.2

1Arief S Sadiman, dkk, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012),7.

2 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), hlm 50.

(19)

Di sisi lain masalah dana sering kali mempengaruhi pengadaan media pembelajaran yang diperlukan. Apalagi jika sekolah tidak mampu menyediakan apa yang dibutuhkan. Pada dasarnya pemilihan media pembelajaran tidak tergantung hanya kepada harga, apakah mahal atau murah. Media pembelajaran harus disesuaikan dengan keperluannya dan bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kemampuan media pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran yang sedang dibahas, menjadi hal yang penting. Artinya, biaya itu sifatnya relatif atau fleksibel. Selain itu seorang pendidik seharusnya mempunyai kemampuan untuk menggunakan semua media pembelajaran. Namun demikian, jika tidak mampu menguasai seluruhnya, maka gunakanlah media pembelajaran yang benar-benar mampu dilakukan oleh pendidik.3

Untuk itu, sudah selayaknya kita menggunakan media bukan lagi sebagai alat bantu untuk mengajar. Akan tetapi lebih sebagai alat penyalur pesan dari pemberi pesan (pendidik) kepada penerima pesan (peserta didik). Sebagai pembawa pesan, media tidak hanya digunakan oleh pendidik. Akan tetapi yang lebih penting dapat pula digunakan oleh peserta didik.4 Dalam penelitian ini, peneliti fokus mengembangkan media pembelajaran berupa media power point

3 Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm 142.

4 Arief S Sadiman, dkk, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya…, hlm 10.

(20)

dengan fitur hyperlink salah satu solusi alternatif pada pembelajaran IPS bagi siswa sekolah menengah pertama.

Penambahan fitur hyperlink, yaitu fitur yang berupa sebuah acuan dalam dokumen hiperteks (hypertext) ke dokumen yang lain atau sumber lain. Menurut Benny A. Pribadi bahwa penggunaan hyperlink dalam program power point dilakukan agar pemirsa dalam hal ini siswa dapat lebih mendalami informasi dan pengetahuan yang disampaikan melalui slide presentasi.5

Media power point dengan fitur hyperlink dipilih karena lebih praktis, muatannya fleksibel karena dapat didesain sesuai tujuan dan kondisi siswa dan dapat dibuat sendiri baik oleh guru maupun peneliti. Penggunaan media power point dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Kehadiran media pembelajaran power point dengan fitur hyperlink akan memberikan dampak dan konstribusi yang besar terhadap pembelajaran di sekolah.

Berdasarkan observasi awal pada tanggal 19-20 Oktober 2020 pada kegiatan PPL di MTsN 1 Bima terhadap proses pembelajaran IPS terdapat beberapa permasalahan yaitu dalam proses belajar mengajar masih terpusat pada guru, ini ditandai dengan guru tidak banyak melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa cenderung pasif sehingga siswa tidak dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Kondisi belajar yang kurang kondusif seperti halnya siswa ribut, ngobrol, melamun, siswa masih kurang aktif

5 Benny A. Pribadi, Media dan Teknologi Dalam Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2017), h.113.

(21)

dalam proses pembelajaran, dalam proses pembelajaran guru masih menggunakan media konvensional yaitu papan tulis dan spidol sebagai media utama dalam proses belajar mengajar.6

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan pada tanggal 26 dan 27 Oktober 2020 dengan beberapa guru kelas VIII dan kepala sekolah MTsN 1 Bima, untuk penggunaan media power point masih sangat jarang digunakan dalam proses pembelajaran walaupun di sekolah ini telah terdapat 3 infokus sebagai sarana untuk media power point, hal tersebut dikarenakan belum siapnya guru dalam mengajar menggunakan media power point kalaupun ada guru yang memakai media power point mereka hanya menampilkan slide-slide yang biasa tanpa adanya tambahan keinovatifan didalam pembuatan power point. Dari segi hasil belajar dalam wawancara ini guru kelas empat mengemukakan bahwa nilai siswa bervariasi.7

Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu adanya suatu produk media pembelajaran yamg mampu menarik perhatian siswa sehingga dapat memberikan kontribusi yang cukup besar pada pembelajaran di sekolah terlebih pada mata pelajaran IPS. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian “Pengembangan Media Power Point Berbasis Hyperlink Pada Mata Pelajaran IPS Kelas VIII Di MTsN 1 Bima”.

6Hasil Observasi, pada tanggal 19-20 Oktober 2020

7 Hasil wawancara, pada tanggal 26-27 Oktober 2020

(22)

B. Identifikasi dan Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, maka dapat diidentifikasi suatu permasalahan yaitu bagaimana mengembangkan media pembelajaran berbasis power point dengan menggunakan fitur dalam pembelajaran IPS di MTsN 1 Bima khususnya pada peserta didik Kelas VIII.

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka perlu adanya pembatasan masalah agar permasalahan tersebut lebih fokus. Untuk itu masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah tentang pengembangan media berbasis power point dengan fitur hyperlink pada pembelajaran IPS Kelas VIII MTsN 1 Bima.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalahnya adalah bagaimana pengembangan media pembelajaran power point berbasis hyperlink pada mata pelajaran IPS di Kelas VIII MTsN 1 Bima?

D. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat sebagai berikut:

1. Secara Teoritis, hasil penelitian pengembangan media pembelajaran berbasis power point diharapkan dapat memperkuat teori-teori yang telah ada dan temuan-temuan penelitian terdahulu. Serta dapat memberi motivasi serta inovasi bagi penelitian sejenis pada masa mendatang.

(23)

2. Secara Praktis, penelitian ini dapat bermanfaat bagi :

a. Lembaga Pendidikan MTsN 1 Bima, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam mengembangkan media pembelajaran di MTsN 1 Bima.

b. Para pendidik di MTsN 1 Bima, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai solusi alternatif dalam penggunaan media pembelajaran IPS.

c. Peneliti, kegunaannya untuk mengembangkan media pembelajaran IPS yang nantinya bermanfaat dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.

(24)

BAB II

KAJIAN TEORETIK A. Konsep Pengembangan Model

Penelitian merupakan salah satu bagian yang penting dalam perkembangan peradaban manusia, termasuk pada perkembangan ilmu pengetahuan dan peningkatan mutu pendidikan. Penelitian selalu berusaha menghasilkan pengetahuan yang memiliki kebenaran ilmiah yang lebih baik dari pengetahuan terdahulu, sehingga kesalahannya lebih kecil daripada pengetahuan yang telah ada sebelumnya.

Setiap penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan tujuan, penelitian dapat diklasifikasikan menjadi penelitian dasar, penelitian terapan, dan penelitian pengembangan.8 Salah satu metode penelitian yang relevan dengan penelitian pendidikan adalah penelitian pengembangan.

Menurut Sugiyono, Penelitian dan pengembangan adalah penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut.9 lebih lanjut Menurut Sujadi, penelitian pengembangan adalah suatu proses atau langkah–langkah guna mengembangkan suatu produk baru atau

8Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2003), Hlm. 9

9 Ibid. hlm. 407

8

(25)

menyempurnakan produk, yang dapat dipertanggungjawabkan. 10 Borg and Gall menyatakan bahwa, penelitian dan pengembangan merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi produk–produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran.11 Borg and Gall mengemukakan bahwa “Sebenarnya, penelitian dan pengembangan masih sedikit dimainkan pada ingkungan pendidikan”. Maksud pernyataan ahli tersebut adalah bahwa penelitian dan pengembangan yang menghasilkan produk dibidang pendidikan masih minim. Oleh karenanya perlu dikembangkan berbagai produk dibidang pendidikan seperti produk pembelajaran berupa Media pembelajaran melalui metode penelitian dan pengembangan. Berdasarkan pernyataan para ahli tersebut, maka peneliti bermaksud menggunakan metode penelitian dan pengembangan dalam penelitian ini.

Dalam penelitian pengembangan terdapat beberapa model pengembangan yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam mengembangkan suatu produk diantaranya:

1. Borg and Gall Langkah-langkah penelitian dan pengembangan menurut borg and gall terdiri dari sepuluh langkah penelitian yaitu potensi dan masalah,

10Sujadi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hlm. 164

11Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 9

(26)

pengumpulan data, desain produk, validasi desain, revisi desain, uji coba produk, revisi produk, uji coba pemakaian, revisi produk, produksi masal.12 2. Model ADDIE Model pengembangan pembelajaran yang memperlihatkan

tahapantahapan desain pembelajaran yang sederhana dan mudah dipelajari adalah ADDIE. Model ini sesuai dengan namanya, terdiri dari lima fase atau tahap utama, yaitu (A)nalisys, (D)esain, (D)evelopment, (I)mplementasion, dan (E)valuation.13

3. Model ASSURE Langkah pengembangan model pembelajaran ASSURE perlu diikuti dengan proses pembelajaran yang sistematik, penilaian hasil belajar, dan pemberian umpan balik tentang pencapaian hasil belajar secara kontinyu. Model desain ini dikembangkan oleh Sharon E. Sadino, James D.

Russel, Robert Heinich, dan Michael Molenda.14

4. Model Thiagarajan Model Thiagarajan dikenal dengan istilah model 4D.

Model ini terdiri dari langkah-langkah penelitian dan pengembangan yaitu define (tahap pendefinisian), design (tahap perencanaan), development (tahap pengembangan), and dissemination (tahap penyebaran).15

12 Ibid,hlm. 409

13Benny A. Pribadi, Model Desain Sistem Pembelajaran (Jakarta: Dian Rakyat, 2009), hlm. 125

14 Ibid, hlm. 110

15 Sugiono, Metode Penelitian & Pengembangan Research and Development (Bandung:

Alfabeta, 2015), hlm.37

(27)

B. Konsep Model yang Dikembangkan

Model yang dikembangkan peneliti pada penelitian ini adalah model pengembangan ADDIE. Sesuai dengan namanya, ADDIE merupakan singkatan dari Analysis (Analisis), Design (Perancangan), Development (pengembangan), Implementation (Implementasi) and Evaluations (Evaluasi). Sesuai langkah- langkah pengembangan produk, model penelitian dan pengembangan ADDIE lebih lengkap dan lebih rasional daripada model 4D. Inti kegiatan pada setiap tahap pengembangan hampir sama dengan 4D, namun 4D tidak memiliki tahap evaluasi. Oleh karena itu, model ini dapat digunakan untuk berbagai macam bentuk pengembangan produk seperti model, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, terlebih pada pengembangan media pembelajaran. 16

Pada pengembangan ini dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah dikembangkan Robert Maribe Branch tersebut, yang terdiri dari lima langkah.

Kelima langkah tersebut adalah: Analysis (analisis), design (desain), development (pengembangan), implementation (implementasi), evaluation (evaluasi).17

16 Mulyatiningsih, E. (2016). “Pengembangan Model Pembelajaran”, dalam http://staff. uny.

ac.id/sites/default/files/pengabdian/dra-endang-mulyatiningsih-mpd/7cpengembanganmodel- pembelajaran. pdf..Diakses pada .20 November 2020

17 Robert Maribe Branch, Instructional Design: The ADDIE Approach. (London : Springerb Science+Business Media, 2009) hlm 25.

(28)

Gambar 2.1 Model Pengembangan ADDIE

Berdasarkan langkah-langkah tersebut, dapat dijelaskan lebih rinci untuk mempermudah dalam memahaminya, yaitu sebagai berikut :

1. Analisis (Analysis)

Langkah analisis terdiri atas, dua tahap yaitu analisis kinerja (performance analysis) dan analisis kebutuhan (need analysis). Tahap pertama yaitu analisis kinerja dilakukan untuk mengetahui dan mengklasifikasikan permasalahan yang dihadapi di sekolah berkaitan dengan media pembelajaran yang digunakan di sekolah selama ini, kemudian

Evaluasi Analisis

Pengembangan

Implementasi Desain

Revisi Revisi

Revisi Revisi

(29)

menemukan solusi dengan memperbaiki atau mengembangkan media pembelajaran. Tahap kedua adalah analisis kebutuhan yaitu menentukan media pembelajaran yang diperlukan oleh peserta didik untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan prestasi belajar peserta didik.

Dalam analisis kerja dilakukan dengan melihat silabus dan perangkat pembelajaran, sehingga media power point model hyperlink yang akan dibuat ini dapat menjadi salah satu media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran IPS di MTsN 1 Bima. Sedangkan pada analisis kebutuhan dilakukan dengan mengumpulan data kebutahan siswa terhadap media dengan melakukan observasi dan penyebaran angket di sekolah Permasalahan yang ditemukan dalam penelitian ini adalah belum adanya media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik belajar siswa. dan pemecahan masalahnya dengan mengembangkan media pembelajaran power point berbasis hyperlink.

2. Desain (Design)

Berdasarkan analisis kebutuhan, peneliti selanjutnya melakukan desain produk. Desain ini meliputi kegiatan :

a) Menyiapkan buku referensi yang berkaitan dengan materi.

b) Menyusun peta kebutuhan media.

Peta kebutuhan media power point berbasis hyperlink meliputi komponen meida, konsep penyampaian dan perorganisasian materi. Hal ini diperlukan untuk mengetahui banyaknya slide l yang harus disusun.

(30)

c) Penyusunan desain pawer point berbasis hyperlink, meliputi penentuan bentuk tampilan media dan menentukan bentuk isi slide tampilan

d) Penyusunan desain instrument penilaian

Penyusunan desain instrument penilaian ditujukan agar alat untuk menilai media power point berbasis yang dikembangkan bisa benar- benar valid. Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan peneliti untuk memperoleh data. Instrumen tersebut berupa lembar komentar dan saran serta kuesioner. Kuesioner meliputi from penilaian untuk ahli dan penilaian untuk siswa. Instrumen penilaian kelayakan media pembelajaran pada penelitian ini menggunakan skala Guttman dengan alternatif yang di beri skor “ya “ = 1 dan “tidak” = 0 atau dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut18:

Tabel 2.1 Kriteria Penilaian Kriteria Penilaian Skor

Ya 1

Tidak 0

Pada tahap ini akan dihasilkan desain produk awal berupa media pembelajaran berbentuk media presentasi power point berbasis hyperlink yang belum tersusun.

18 Sugiyono , Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung : Alfabeta,2015), h 139.

(31)

3. Tahap Pengembangan (Development)

Langkah ketiga ini yaitu mengembangkan media pembelajaran berdasarkan rancangan media awal. Adapun tahap-tahap yang dilakukan peneliti dalam mengembangkan media pembelajaran media power point model hyperlink adalah:

a) Melakukan pembuatan media pembelajaran menggunakan media power point dengan fitur hyperlink . Pembuatan media power point dilihat dari segi desain, segi materi dan segi bahasa yang nantinya akan terlihat perbedaan dengan media pembelajaran yang digunakan di sekolah.

b) Melakukan review media pembelajaran dengan memvalidasikan media pembelajaran oleh tim ahli media, ahli konten/isi dan ahli bahasa.

c) Memperbaiki media pembelajaran sesuai dengan saran dan masukan dari tim ahli media, ahli konten/isi dan ahli bahasa sehingga terdapat perbandingan dari media awal dan media setelah revisi.

Produk dapat dikatakan layak digunakan dalam proses pembelajaran apabila persentase kelayakannya mencapai > 61%. Berikut ini tabel penilaian terhadap hasil kelayakan produk:19

Tabel 2.2 Acuan Penilaian Validasi Persentase Kecapaian Interpretasi

76 - 100 % Layak

19 Riduwan, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian (Bandung : Alfa Beta, 2013), h. 15.

(32)

56 – 75 % Cukup Layak

40 – 55 % Kurang Layak

0 – 39 % Tidak Layak

Indikator-indikator yang digunakan untuk mengetahui respon siswa adalah positif apabila persentase masing-masing aspek atau keseluruhan aspek ≥ 80%.

4. Tahap Implementasi (implemention)

Langkah ini yaitu melakukan implementasi media pembelajaran dalam proses pembelajaran di sekolah. Dengan melakukan uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar melibatkan peserta didik untuk mengetahui respon peserta didik dan kemenarikan media pembelajaran power point berbasis hyperlink pada pembelajaran IPS.

Pada tahap ini dilakukan uji coba produk melaui kelompok kecil uji coba ini dilakukan pada 12 responden siswa dan uji lapangan dilakukan terhadap 35 responden. Setelah dilakukan uji coba produk akan di evaluasi dari segi tampilan, kebahasaan, penyajian materi dan kemanfaatannya melalui angket respon siswa. Tujuan uji coba penggunaan adalah untuk mengetahui kelayakan media power point berbasis hyperlink yang telah dikembangkan berdasarkan penilaian siswa menggunakan angket respon.

Berbagai data dan masukan dalam uji coba ini akan digunakan untuk merevisi produk yang dikembangkan pada tahap evaluasi, sehingga

(33)

dihasilkan produk akhir yang layak digunakan dalam pembelajaran. Aspek penilaian produk media pembelajaran oleh siswa dapat dilihat pada tabel 2.3 berikut:

Tabel 2.3 Aspek Penilaian Media Oleh Siswa

No Aspek Penilaian Indikator No Butir

1 Tampilan Keterbacaan teks 1

Pemberian ilustrasi 2

Kemenarikan tampilan 3

Kemenarikan gambar yang ditampilkan

4

2 Penyajian Materi

Kejelasan dan kemudahan materi 5 Kejelasan penggunaan istilah 6 Ketepatan penggunaan kalimat 7 Sistematika penyajian materi 8

Keruntutan materi 8

Kesesuaian ilustrasi 10

3 Kebahasaan Penggunaan kalimat seharihari 11,12

4 Kemanfaatan Kebermanfaatan media 13

Kelancaran pembelajaran 14

(34)

Kemudahan untuk di pahami 15,16

Sumber : Modifikasi dari Penelitian Hendris Sutrisno20 5. Evaluation (Evaluasi)

Pada tahap ini peneliti melakukan evaluasi formatif yaitu dilakukan untuk mengumpulkan data pada setiap tahapan yang digunakan bertujuan untuk memperbaiki atau menyempurnakan produk yang dikembangkan.

Peneliti melakukan klarifikasi data yang didapat dari angket tanggapan siswa diperoleh pada tahap implementasi, hal ini dilakukan karena peneliti hanya berfokus pada kelayakan produk yang dikembangkan.

C. Kerangka Teoretik

1. Pengertian Power Point

Microsoft Office Power Point atau biasa disebut power point adalah sebuah program komputer untuk presentasi yang dikembangkan oleh Microsoft dan ditampilkan ke layar dengan menggunakan bantuan LCD proyektor. Microsoft Power Point berjalan di atas komputer PC berbasis sistem operasi Microsoft Windows dan juga Apple Macintosh yang menggunakan sistem operasi Apple Mac Os, meskipun pada awalnya aplikasi ini berjalan di atas sistem operasi Xenix. Microsoft Power Point ini

20 Ibid, hlm, 46-47.

(35)

sering digunakan di kalangan perkantoran, pendidikan, dan masyarakat umum.21

Power point merupakan salah satu program yang dirancang khusus untuk mampu menampilkan program multimedia dengan menarik, mudah dalam pembuatan, mudah dalam penggunaan, serta relatif murah karena tidak membutuhkan bahan baku selain alat untuk penyimpanan data (data storage). Power point dapat digunakan melalui beberapa tipe penggunaan yaitu :

a) Personal Presentation : pada umumnya power point sering digunakan di dalam kelas klasikal learning seperti kuliah, seminar, training, workshop dan sebagainya. Pada penyajian ini power point digunakan sebagai alat bantu bagi instruktur/ pendidik untuk presentasi menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik dengan bantuan media power point.

Dalam hal ini kontrol pengajaran terletak pada pendidik atau instruktur.

b) Stand Alone : pada pola penyajian ini, power point dapat dirancang khusus untuk pembelajaran individual yang bersifat interaktif, meskipun kadar interaktifnya tidak terlalu tinggi namun power point mampu menampilkan feedback yang sudah deprogram.

21 Rusman Dkk, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi Mengembangkan Profesionalitas Guru (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), hlm. 300-301.

(36)

c) Web Based : pada pola ini power point dapat diformat menjadi file web (html) sehingga program yang muncul berupa browser yang dapat menampilkan internet. Hal ini ditunjang dengan adanya fasilitas power point untuk mempublish hasil pekerjaan kita menjadi web. Selain itu beberapa pengembang multimedia telah membuat software-software yang dapat mengubah file power point menjadi file exe atau swf.

Sehingga dengan eksistensi tersebut program presentasi kita aman dari plagiasi dan manipulasi kerena tidak dapat dimodifikasi dan ukuran file yang lebih kecil.22

2. Fitur Hyperlink

a) Pengertian fitur hyperlink

Hyperlink disusun dari dua kata, yaitu hyper dan link. Hyper memiliki arti banyak, sedangkan link diartikan sebagai hubungan. Jadi hyperlink bisa diartikan hubungan yang banyak. Pada aplikasi Microsoft Office Power Point, maka hyperlink diartikan sebagai media presentasi yang dapat memberikan kemudahan menghubungkan sebuah file yang berbeda atau menghubungkan banyak slide-slide pada satu file power

22 Ibid hlm. 302.

(37)

point sehingga tampil dengan cepat dan kemudahan mencari file atau slide yang ingin dilihat tersebut.23

b) Fungsi dan kegunaan fitur hyperlink

Fungsi dari penggunaan hyperlink yaitu untuk memindahkan slide presentasi pada urutan tertentu serta membuka file yang masih terdapat dalam komputer atau yang sama serta halaman web.24 Penggunaan hyperlink dalam program power point dilakukan agar pemirsa dalam hal ini siswa dapat lebih mendalami informasi dan pengetahuan yang disampaikan melalui slide presentasi dengan sebuah sumber informasi akan dapat meningkatkan kredilibilitas informasi dan pengetahuan yang dikomunikasikan.25

Hyperlink berfungsi untuk menghubungkan dengan file-file lain.

Fasilitas ini sangat penting dan sangat mendukung pembelajaran sebab program ini dapat terhubung pada program lain di komputer dan atau ke jaringan internet. Langkah-langkah pembuatan hyperlink meliputi : 1) Memilih dan menemukan objek yang akan link atau dihubungkan

dengan file lain yang ada di dalam komputer.

23Delima Febria Trinila, “Hyperlink Pada Microsoft Power Point 2007” artikel diakses pada 11

November 2020 dari http://delimaimaa.blogspot.com/2011/12/tugas-7-hyperlink-padamicrosoft- power.html

24Team Lab Infokom DPP Infokom, “Microsoft Power Point 2013” artikel diakses pada 25

November 2020 dari file:///C:/Users/ UTE/Downloads/ Modul%20Microsoft%20 Power%

20Point%202013.pdf

25Benny A. Pribadi, Media & Teknologi dalam Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2017), h. 113.

(38)

2) Menu atau objek tersebut harus diblok terlebih dahulu.

3) Letakkan kursor pada menu atau objek yang telah diblok dan selanjutnya klik kanan.

4) Setelah diklik akan keluar tabel atau box menu pilihan.

5) Letakkan kursor pada menu hyperlink, kemudian klik dan akan keluar menu pilihan pada box.

6) Pilih menu yang akan dihubungkan dan diklik, kemudian akan dimasukkan ke blok address, klik bookmark, dan akan muncul select place in document-select an existing place in the document.

Maka dalam box akan muncul slide titles : Slide 1, Slide 2, dan seterusnya.

7) Mengisikan menu file atau alamat yang dipilih lalu klik OK, maka objek tersebut akan tersambung (hyperlink) ke alamat atau file yang diinginkan.

c) Kelebihan Penggunaan Fitur Hyperlink

a) Memudahkan dalam hal persentasi, fitur hyperlink dapat memindahkan slide satu ke slide yang ingin kita buka tanpa harus membuka secara manual.

b) Mempersingkat waktu, karena fitur hyperlink dapat memindahkan slide satu ke slide yang diinginkan sehinga waktu dapat efisien.

(39)

d) Kekurangan Penggunaan Fitur Hyperlink

a) Membutuhkan keahlian khusus dalam pembuataanya membutuhkan orang yang dapat mengoperasikannya.

b) Waktu pembuatan yang relatih lebih lama, waktu yang diperlukan lebih lama dari pada membuat slides tanpa menggunakan fitur hyperlink.26

e) Tahapan Membuat Fitur Hyperlink di Microsoft Power Point a) Klik star pilih microsoft office power point

Gambar 2.2 Membuka Microsoft Power Point b) Buatlah beberapa slides

Gambar 2.3 Menampilkan Slide

26Ega Rima Wati, Ragam Media Pembelajaran (T.tp: Kata Pena, 2016), hlm. 108

(40)

c) Membuat tombol hyperlink, dengan cara klik pada menu insert kemudian klik SmartArt

Gambar 2.4 Memilih SmartArt dan Membentukkan di Slide d) Memberi fitur hyperlink dengan cara klik tombol/SmartArt yang

akan di beri link,kemudian klik menu Insert – hyperlink – place in the document – pilihan slide yang ingin kita tuju (misalnya slide 2) – klik OK

Gambar 2.5 Memberi Fitur Hyperlink

(41)

D. Rancangan model

Alur rancangan model pada penelitian Pengembangan Media Power Point Dengan Fitur Hyperlink pada mata pelajaran IPS berikut :

Gambar 2.6. Rancangan Model Analisis

Pengembangan Desain

Implementasi Evaluasi

1. Analisis kerja 2. Analisis

kebutuhan

a. Penyusunan desain produk awal

b. Penyusunan instrument penilaian produk c. Menentukan komponen

produk, judul produk dan layout dll

Penyusunan komponen media

Uji coba terbatas 1. Layak

2. Tidak layak

(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode adalah suatu cara yang digunakan dalam suatu penelitian. Sedangkan penelitian adalah kegiatan penyelidikan, pencarian, dan percobaan secara ilmiah dalam kajian tertentu guna memperoleh fakta-fakta baru dan bertujuan untuk menemukan hal baru serta meningkatkan tingkat ilmu dan teknologi.27

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian pengembangan atau dikenal dengan istilah R&D (Research and Development).

Penelitian pengembangan adalah suatu usaha untuk mengembangkan suatu sistem desain yang efektif untuk digunakan sekolah, bukan untusk menguji teori.28

A.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengembangkan media pembelajaran berbasis power point dengan menggunakan fitur hyperlink pada kegiatan belajar mengajar IPS

2. Mengetahui respon/tanggapan siswa terhadap media pembelajaran berbasis power poin dengan fitur hyeperlink pada mata pelajaran IPS siswa yang dikembangkan.

27 S. Margono, Metode Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm 1.

28 Gay, L.R., Educational Evaluation and Management: Competencies for Analysis and Application (New York: Macmillan Publishing Compan, 1991), hlm 235.

26

(43)

B.Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian pengembangan ini dilakukan di MTsN 1 Bima. Pada sekolah ini terdapat masalah yang sesuai dengan judul penelitian dan belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya. Penelitian ini diteliti pada semester genap tahun ajaran 2021/2022 sampai dengan selesai. Dengan di fokuskan pada mata pelajaran IPS Kelas VIII. Pada mata pelajaran tersebut akan di kembangkan pembelajaran yang diajarkan dengan menggunakan media power point dengan menggunakan fitur hyperlink

C.Karakteristik Model yang Dikembangkan

Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada.

Ali Maksum memberikan pendapat istilah produk ini bisa diartikan sebagai perangkat keras (hardware) atau perangkat lunak (software), seperti model pembelajarn interaktif, model bimbingan dan sebagainya.29

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan pendidikan (educational research and development) yang bertujuan mengembangkan software berupa media pembelajaran power point berbasis hyperlink. Penelitian pengembangan pendidikan meliputi proses pengembangan, validasi produk, dan uji coba produk.

29Ali Maksum, Metodologi Penelitian Dalam Olahraga, (Surabaya: Unesa University Press, 2012), Hal. 79

(44)

Melalui penelitian pengembangan, peneliti berusaha untuk mengembangkan suatu produk yang efektif digunakan dalam pembelajaran. Endang Mulyatiningsih mengemukakan bahwa Penelitian dan pengembangan (research and development) bertujuan untuk menghasilkan produk baru melalui proses pengembangan. Produk penelitian dan pengembangan dalam bidang pendidikan dapat berupa model, media, peralatan, buku, media, alat evaluasi, dan perangkat pembelajaran seperti kurikulum dan kebijakan sekolah.30

Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah berupa media pembelajaran “media power point berbasis hyperlink sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran IPS Kelas VIII”. Banyak model pengembangan yang bisa digunakan, salah satunya adalah model pengembangan ADDIE untuk merancang sistem pembelajaran. Model ADDIE menggunakan lima tahap pengembangan, yaitu:

1. Analysis, yaitu melakukan analisis kebutuhan. Mengidentifikasi masalah, mengindentifikasi produk yang sesuai dengan sasaran, pemikiran tentang produk yang akan dikembangkan.

2. Design, tahap desain merupakan tahap perancangan konsep produk yang akan dikembangkan.

30 Endang Mulyatiningsih, Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan, ( Bandung:

Alfabeta, 2013) Hal. 161

(45)

3. Development, pengembangan adalah proses mewujudkan desain yang di rancang menjadi kenyataan.

4. Implementation, implementasi adalah uji coba produk sebagai langkah nyata untuk menerapkan produk yang sedang kita buat.

5. Evaluation, yaitu proses untuk melihat apakah produk yang dibuat berhasil, sesuai dengan harapan awal atau tidak.

Pengembangan Media belajar berupa “Media power point berbasis hyperlink pada mata pelajaran IPS” yang dilakukan oleh peneliti, diharapkan akan memperoleh hasil akhir yang dapat digunakan sebagai media belajar ysehingga di harapkan mampu meningkatkan minat siswa dalam belajar di kelas terlbih pada mata pelajaran IPS.

D.Pendekatan dan Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan (R&D) dengan menggunakan model pengembangan ADDIE yang terdiri dari lima tahap yaitu analysis (analisis), design (perancangan), development (pengembangan), implementation (implementasi), dan evaluation (evaluasi).

Dalam perkembangannya, penelitian dan pengembangan dengan model ADDIE sering digunakan dalam penelitian dan pengembangan media

(46)

pembelajaran. Tahapan yang dilaksanakan pada penelitian pengembangan ini adalah31 :

1. Analysis 2. Design 3. Development 4. Implementation 5. Evaluation

E. Langkah – Langkah Pengembangan Model 1. Penelitian Pendahuluan

Pada penelitian pengembangan ini, penelitian pendahuluan bertujuan untuk mengetahui masalah yang melatarbelakangi perlu dan pentingnya suatu produk dikembangkan. Peneliti melaksanakan penelitian pendahuluan di MTsN 1 Bima. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara, MTsN ! Bima sebagai salah satu sekolah di Kabupaten Bima belum sepenuhnya menerapkan media dalam pembelajaran IPS di kelas. Meski terkadang guru menggunakan buku cetak dan bahan ajar lainnya, namun ketersediaan media pembelajaran masih minim, bahkan yang berbasis media power point dengan fitur hyperlink belum pernah diterpkan delam kegiatan pembelajaran.32

31Mulyatiningsih, E. (2016). “Pengembangan Model Pembelajaran”, dalam http://staff. uny.

ac.id/sites/default/files/pengabdian/dra-endang-mulyatiningsih-mpd/7cpengembanganmodel- pembelajaran. pdf..Diakses pada .20 November 2020

32Yasin S.Pd.I, Wawancara, Bima, 15 November 2020

(47)

Sebagaimana media yang ada di MTsN 1 Bima, sejatinya telah tersedia berbagai macam media, akan tetapi guru lebih memilih menyampaikan materi pelajaran secara lisan atau dengan metode ceramah saja tanpa penggunaan media berbasis teknologi maupun komputer atau laptop. Oleh sebab itu, peneliti berusaha mengembangkan media pembelajaran, media yang akan dikembangkan nantinya adalah media power point pembelajaran IPS berbasis hyperlink. Selain mudah dalam mengoperasikannya, pendidik tentu saja akan sangat terbantu dalam penyampaian materi dengan menggunakan power point tersebut.

2. Perencanaan Pengembangan Model

Penelitian ini mengadaptasi model pengembangan ADDIE, yaitu model pengembangan yang terdiri dari lima tahapan yang meliputi analisis (analysis), desain (design), pengembangan (development), implementasi (implementation), dan evaluasi (evaluation) yang sudah dijelaskan sebelumnya. Peneliti memodifikasi model pengembangan sesuai dengan kebutuhan.

Prosedur pengembangan “media power point berbasis hyperlink pada mata pelajaran IPS” meliputi tahap-tahap berikut ini:

(48)

a) Tahap Analisis (Analysis)

Tahap analisis adalah suatu tahap pengumpulan informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan untuk membuat produk, dalam hal ini produk yang dihasilkan adalah media power point berbasis hyperlink pada mata pelajaran IPS. Pengumpulan informasi ini berupa analisis kebutuhan, analisis perangkat keras, dan perangkat lunak yang dibutuhkan untuk membuat produk.

1) Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan bertujuan untuk mengidentifikasi produk yang sesuai dengan sasaran.

2) Analisis Materi Pembelajaran

Analisis materi pembelajaran meliputi penentuan materi pembelajaran disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah dan kebutuhan siswa

b) Tahap Desain (Design)

Tahap desain dilakukan untuk mempermudah peneliti dalam merancang media pembelajaran.

1) Pengumpulan Data

Dalam proses pembuatan produk, dibutuhkan tahapan pengumpulan data yang diperlukan dalam produk tersebut.

Kebutuhan data meliputi materi/isi, tampilan, dan program tambahan yang sudah ditentukan pada tahap analisis.

(49)

2) Menyusun peta kebutuhan media.

Peta kebutuhan media power point berbasis hyperlink meliputi komponen media, konsep penyampaian dan perorganisasian materi.

Hal ini diperlukan untuk mengetahui banyaknya slide yang harus disusun.

3) Penyusunan desain pawer point berbasis hyperlink, meliputi penentuan bentuk tampilan media dan menentukan bentuk isi slide tampilan

4) Penyusunan desain instrument penilaian c) Tahap Pengembangan (Development)

Pengembangan aplikasi adalah tahap merealisasikan apa yang telah dibuat dalam tahap desain agar menjadi sebuah produk. Hasil akhir dari tahap ini adalah sebuah produk yang akan diujicobakan.

Pada tahapan pembuatan media power point, peneliti membuat media sesuai dengan desain yang telah dibuat sebelumnya. Proses pembuatan produk meliputi pembuatan Slide, mapping, database using, eventing, pemaketan (publishing), dan uji ahli.

1) Pembuatan Slide

Membuat slide tampilan awal diantaranya halaman judul, kompetensi inti, kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, dan profil.

Tampilan akhir yaitu halaman penutup terdiri dari soal evaluasi dan tampilan slide motivasi.

(50)

2) Database Using

Memasukkan materi/isi, gambar, suara, efek, dan mengatur apa saja yang akan ditampilkan ke dalam slide presentasi

3) Link using.

Slide yang telah dibuat selanjutnya dihubungan dengan hyperlink agar satu slide bisa dapat menampilkan seluruh tampilan yang ada dalam slide presentasi dengan menggunakan fitur hyprlink 4) Testing

Tahap ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah media belajar power point berbasis hyperlink sudah berjalan seperti yang diharapkan atau belum.

5) Publishing

Setelah semua langkah di atas selesai, yang harus dilakukan adalah mempublish media presentasi berupa power point berbasis hyperlink

d) Uji Ahli

Media pembelajaran power point berbasis hyperlink yang sudah selesai selanjutnya dinilai oleh ahli konten/isi dan ahli media pembelajaran sebelum di ujikan kepada pengguna. Uji ahli dilakukan oleh satu ahli konten/isi (dosen) dan satu ahli media pembelajaran (dosen).

Pengujian produk dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.

Validasi dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai kelayakan

(51)

materi dan kelayakan sistem dari produk yang dikembangkan serta mendapatkan komentar dan saran yang dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan revisi. Produk media akan direvisi berdasarkan komentar dan saran dari validator. Setelah melalui revisi, produk diajukan kembali kepada ahli konten/isi dan ahli media untuk dilakukan validasi.

Setelah dinyatakan layak untuk diujicobakan, langkah selanjutnya adalah uji coba produk terhadap siswa.

e) Tahap Implementasi (Implementation)

Tahap ini dapat dilakukan jika hasil dari uji ahli sudah memenuhi kriteria baik. Tahap implementasi merupakan tahap uji coba terhadap siswa, dalam uji coba kelompok terbatas, yaitu sebanyak 30 responden siswa. Siswa diberikan instrumen yang telah disusun pada tahap sebelumnya. Komentar dan saran dari siswa pada tahap ini dapat menjadi pertimbangan untuk dilakukan revisi produk sehingga produk lebih baik lagi.

f) Evaluation (Evaluasi)

Pada tahap ini peneliti melakukan evaluasi formatif yaitu dilakukan untuk mengumpulkan data pada setiap tahapan yang digunakan bertujuan untuk memperbaiki atau menyempurnakan produk yang dikembangkan.

Peneliti melakukan klarifikasi data yang didapat dari angket tanggapan siswa diperoleh pada tahap implementasi, hal ini dilakukan karena peneliti hanya berfokus pada kelayakan produk yang dikembangkan.

(52)

3. Validasi, Evaluasi, dan Revisi Model a. Telaah Pakar

Telaah pakar dilakukan dengan menghadirkan pakar media dan pakar materi untuk memberikan tanggapan terhadap media pembelajaran yang dikembangkan. Penilaian oleh pakar materi dilakukan oleh seorang dosen di Prodi Tadris IPS FTK UIN Mataram. Pakar materi mengevaluasi bentuk isi/materi media power point dengan fitur hypelink atau mengkaji komponen materi berupa keserasian materi dengan isi kurikulum, kebenaran, kelayakan dan ketepatan serta kesesuaian materi. Pakar media dilakukan oleh seorang Prodi IPS FTK UIN Mataram dalam mengevaluasi desain media pembelajaran. Seorang ahli media mengkaji kaidah pemilihan kata sesuai dengan aspek kebahasaan secara menyeluruh, dari segi karakteristik sasaran, bentuk, tata letak, gambar serta pilihan warna komponen penyusunnya.

Penilaian dari uji validitas atau telaah pakar diperoleh menggunakan lembar validasi dengan rumus berikut:33

𝑥

33 Intan Kurniasari, “Pengembangan E - Module Berbasis Exe-Learning Bercirikan Etnomatematika Pada Materi Bangun Ruang Peserta Didik Kelas Viii” (Skripsi,Uin Raden Intan Lampung, Lampung, 2018).hlm. 37

(53)

Keterangan : 𝑥 : Nilai rata-rata akhir

∑ 𝑥 : jumlah skor jawaban penelitian

n : jumlah validator

Skor penilaian validasi dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.1 Skor Penilaian Validasi Ahli Skor Pilihan jawaban validitas

4 Sangat Baik

3 Baik

2 Cukup Baik

1 Kurang Baik

Untuk melihat tingkat pencapaian pengembangan media pembelajaran berbasis power point berdasarkan perhitungan kriteria validasi dapat dilihat seperti tabel di bawah ini:

Tabel 3.2 Skala Persentase Menurut Arikunto Persentase Kecapaian Interpretasi

76 - 100 % Layak

56 – 75 % Cukup Layak 40 – 55 % Kurang Layak

(54)

0 – 39 % Tidak Layak

Tujuan dari telaah pakar media pembelajaran ini yaitu untuk melihat tingkat kelayakan media pembelajaran berbasis power point dengan memanffatkan fitur hyperlink ditinjau dari syarat bahasa, teknik dan penyusunan. Selain itu, hal ini dilakukan guna menerima penilaian mengenai tampilan dan isi materi yang disajikan. Hasil penilaian oleh pakar digunakan sebagai acuan revisi untuk menghasilkan media yang layak, baik dari segi uji tampilan maupun uji materi.

b. Uji Coba terbatas

Uji coba kelompok kecil ini dilakukan dengan uji coba terbatas yang dilakukan pada satu kelas. Uji coba ini dilakukan oleh penulis sendiri 30 siswa Pelaksanaan uji coba kelompok terbatas meliputi pelaksanaan pada proses pembelajaran, kemudian setelah uji coba kelompok kecil dilaksanakan, data yang dihasilkan digunakan untuk merevisi kembali slide power point yang di buat.

Skor penilaian validasi dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.3 Skor Penilaian Uji Coba

Skor Pilihan jawaban validitas

4 Sangat Baik

(55)

3 Baik

2 Cukup Baik

1 Kurang Baik

4. Implementasi Model

Dari hasil uji coba produk pada kelompok terbatas, apabila ditemukan respon guru maupun siswa bahwa media pembelajaran dengan bantuan power poin dengan fitur hyperlink ini mudah dipahami, menarik, dan efektif, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran ini telah selesai dikembangkan sehingga mendapatkan produk akhir. Tetapi jika media pembelajaran yang dikembangakan dengan media power poin dengan fitur hyperlink masih belum sempurna maka hasil dari uji coba kelompok akan dilakukan evaluasi, yaitu perbaikan dan menyempurnakan media yang dibuat. Pada tahap implementasi, akan dilaksanakan uji coba media power poin dengan fitur hyperlink kepada guru IPS dan siswa di Kelas VIII MTsN 1 Bima. Media pembelajaran yang telah dikembangkan diimplementasikan pada situasi yang nyata yaitu di kelas. Selama implementasi Slide power poin dengan fitur hyperlink yang telah dikembangkan diterapkan pada kondisi sebenarnya dengan materi yang disampaikan sesuai dengan isi media yang dikembangkan.

(56)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil MTs Negeri 1 Bima

Penelitian pengebangan media power point berbasis hyperlink pada mata pelajaran IPS dilakukan di MTsN 1 Bima, yang beralamat jalan lintas Bima Sape Desa Maria Kecematan Wawo Kabupaten Bima. Sekolah MTsN 1 Bima merupakan satu-satunya Madrsah Tsanawiyah Negeri yang berada di kecematan wawo dan sudah terakreditasi A. penelitian ini melibatkan siswa dan guru di sekolah MTsN 1 Bima dengan di fokuskan di kelas VIII pada mata pelajaran IPS dengan memilih 30 siswa terdiri dari 11 siswa laki laki dan 19 siswa perempuan yang dijadikan subjek penelitian. Kegiatan penelitian berjalan dengan baik dengan didukung oleh sarana dan prasaran yang lengkap yang tersedia di MTsN 1 Bima ditandai dengan tersedianya ruangan laboratorium yang terdiri dari komputer dan proyektor.

B. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran power point berbasis hyperlink pada materi mobilitas sosial pada mata pelajaran IPS. Adapun prosedur penelitian dan pengembangan ini merupakan adaptasi dari langkah-langkah penelitian dan pengembangan ADDIE dalam

40

(57)

merancang sistem pembelajaran, yaitu terdiri atas lima tahap yaitu Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation.

a. Analysis (Analisis)

Tahap pertama dalam penelitian dan pengembangan ini adalah tahap analisis kebutuhan dengan melakukan observasi di MTsN 1 Bima.

Hasil analisis inilah yang akan menjadi acuan dalam pengembangan media pembelajaran power point berbasis hyperlink. Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di kelas VIII, yang dalam proses pembelajaran masih minim dalam penggunaan media pembelajaran, media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran berupa media yang sederhana seperti media gambar dan lainya, yang masih kurang menarik rasa ingin tahu siswa terhadap materi pembelajaran, disamping itu kurikulum yang digunakan di MTsN 1 Bima adalah Kurikulum 2013 (K13) dimana K13 menuntut guru agar dapat mengombinasikan pembelajaran dengan bantuan Teknologi. Oleh karena itu, peneliti berfikir untuk mengebangkan media pembelajaran yang baru dan lebih interaktif dan menarik minat terhadap materi pembelajaran yang diajarkan.

b. Design (Perencanaan)

Tahap perencanaan merupakan tindak lanjut dari tahap analisis.

Pada proses perancangan (design) media pembelajaran dibutuhkan sebuah sketsa desain untuk membantu pembuatan media pembelajaran. Sketsa tersebut dituangkan dalam sebuah storyboard dan flowchart.

(58)

Media pembelajaran dengan menggunakan software Geogebra yang dikembangan oleh peneliti berisi 5 frame yang terdiri atas frame halaman awal/profil, frame materi, frame soal latihan, dan frame penutup

1) Flowchart.

Berikut adalah flowchart dari media pembelajaran dengan menggunakan power point berbasis hyperlink :

Gambar 4.1 Rancangan Flowchart Media Pembelajaran Menggunakan power point berbasis hyperlink

2) Story Board

Berdasarkan flowchart di atas dapat dijabarkan story board sebagai berikut:

KI dan KD

Intro Materi Latihan

soal

Penutup Profil/halaman

awal

Pengertian Bentuk Saluran Faktor Dampak

Hyperlink

(59)

a) Frame awal/profil

Frame halaman awal berisi Frame Profil ini menampilakan data dari pengembang atau peneliti dan daftar isi berupa option box yang di hubungkan dengan slide berikutnya dengan menggunakan fitur hyperlink.

Gambar 4.2 Desain Frame profil/Halaman Awal b) Frame KI & KD

Frame KI & KD berisi teks yang meliputi Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, dan Tujuan pembelajaran.

Gambar 4.3 Desain Frame KI&KD

(60)

c) Frame Intro

Berisikan jeda dan intro sebelum memasuki frame materi yang terdiri dari slide hitung mundur di buat agar terkesan menarik.

Gambar 4.4 Desain Frame Intro d) Frame Materi

Frame materi berisi pengertian, teks serta gambar yang memudahkan siswa untuk memeahami isi materi serta siswa dapat lebih interaktif karena dilengkapi dengan slide yang dapat menarik dan bisa dikaitkan dari satu slide ke slide lainnya

Gambar pendukung

Materi Judul

(61)

Gambar 4.5 Desain Frame Materi e) Frame Latihan Soal

Frame latihan soal, berisi soal2 yang akan dijawab oleh siswa dengan menggunakan media power point pada materi mobilitas sosial.

Gambar 4.6 Desain Frame Latihan Soal f) Frame penutup

Frame penutup berisikan ucapan terimakasih dan salam penutup dan dilanjutkan dengan doa

Materi Gambar

penjelas

Judul

(62)

Gambar 4.7 Desain Frame penutup c. Development (Pengembangan)

Dalam tahap pengembangan ini, ada beberapa hal yang dilakukan, diantaramya :

1) Pembuatan Media Pembelajaran

Media yang di telah dirancang oleh peneliti dan menghasilkan storyboard kemudian dibuat dan dikembangkan. Media ini dikembangkan dengan menggunakan aplikasi power point. Isi dari media pembelajaran ini terdiri dari materi-materi yang didapatkan dari beberapa buku-buku IPS kelas VIII Kurikulum 2013 .

2) Validasi Kelayakan Produk

Setelah media pembelajaran selesai dibuat, dilakukan validasi kelayakan produk. Validasi media pembelajaran ini dilakukan oleh validator ahli dan meminta pertimbangan secara teoritis dan praktis.

Validator ahli terdiri dari validator ahli media dan ahli materi.

(63)

a) Validasi Ahli materi

Validator materi adalah ibu Dr. Lubna M.Pd. Beliau adalah Dekan Fakultas Tarbiyah dan keguruan UIN Mataram. Validasi media pembelajaran oleh ahli materi bertujuan untuk mengetahui pendapat ahli materi sebagai dasar dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas media pembelajaran. Validasi yang dilakukan ahli materi terkait dengan aspek relevensi materi.

Validasi oleh ahli materi selain melakukan penilaian kelayakan, ahli materi juga memberikan komentar dan saran untuk memperbaiki media. Adapun hasil validasi yang dilakukan oleh ahli materi dapat dilihat di tabel 4.3 berikut:

Table 4.1 Hasil Validasi Ahli Materi

No Aspek Yang Di Nilai

Nilai Skor Yang

Diperoleh

Skor Yang Diharapkan A. Isi Materi

1 Ketetapan Materi 4 4

2 Kesesuaian Materi 4 4

3 Kecukupan Uraian Materi 3 4

4 Kecukupan Contoh 4 4

5 Kecukupan Latihan 4 4

(64)

6 Kecukupan Umpan Balik 3 4

7 Kesesuaian Tes 3 4

Jumlah 25 28

Persentase Dan Kriteria 89% ( Layak) B. Strategi Pembelajaran

1 Kejelasan Petunjuk Belajar 4 4

2 Kesesuain Urutan Materi 4 4

3 Kejelasan Targer Pengguna 3 4

4

Kecukupan Interaksi Belajar

4 4

5 Pemberian Motivasi 3 4

Jumlah 18 20

Persentase Dan Kriteria 90% (Layak) Rata-Rata Penilaian

Keseluruhan Aspek

89,25 (Layak)

Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa aspek relevensi materi diperoleh rata-rata 89,25% yang termasuk ke dalam kategori valid atau layak. Sehingga secara keseluruhan, media pembelajaran dengan menggunakan power

(65)

point berbasis hyperlink yang telah dikembangkan oleh peneliti dapat di uji cobakan.

Adapun beberapa saran yang diberikan oleh ahli materi yaitu, agar materi yang termuat dalam media tidak terlalu banyak sehingga tidak mengambil banyak ruang pada media, oleh karena itu perlu adanya revisi, dan peneliti melakukan revisi pada bagian yang disarankan tersebut.

Tabel 4.2 Saran Dan Revisi Ahli Materi N

o

Aspek Yang Dinilai

Saran Revisi

Aspek konten atau isi 1 Ketetapan

materi

Memilih materi yang bisa di kolaborasikan dengan media power

point

Dilakukan perbaikan dengan memilih materi mobilitas sosial

(66)

2 Ketetapan pilihan topik pembahas an

Terlalulu rumit dan memakan banyak ruang

Dilakukan perbaikan dipersingkat dengam memasukan point inti saja

b) Validasi Ahli Media

Validator media adalah bapak Supardi M.Pd. Beliau adalah dosen Program Studi IPS konomi UIN Mataram. Validasi media pembelajaran oleh ahli media bertujuan untuk mengetahui pendapat ahli media sebagai dasar dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas media pembelajaran. Validasi oleh ahli media dilihat dari dua aspek yaitu tampilan dan pemrograman..

Ahli media juga memberikan komentar dan saran untuk memperbaiki media. Adapun hasil validasi yang dilakukan oleh ahli materi dapat dilihat di tabel 4.3 berikut:

Table 4.3 Hasil Validasi Ahli Media

No Aspek Yang Di Nilai

Nilai Skor Yang

Diperoleh

Skor Yang Diharapkan A. Tampilan

Gambar

Gambar 4.16 Diagram Batang Penilaian Ahli Materi  ..........................................
Gambar 2.1 Model Pengembangan ADDIE
Gambar 2.4 Memilih SmartArt dan Membentukkan di Slide  d) Memberi  fitur  hyperlink  dengan  cara  klik  tombol/SmartArt  yang
Gambar 2.5 Memberi Fitur Hyperlink
+7

Referensi

Dokumen terkait

(2) Produk akhir dalam penelitian ini berupa CD Interaktif dengan karakteristik : (a) total slide sebanyak 100 dengan ukuran on screen show (4:3); (b) tampilan

(2) Produk akhir dalam penelitian ini berupa CD Interaktif dengan karakteristik : (a) total slide sebanyak 100 dengan ukuran on screen show (4:3); (b) tampilan

Produk akhir dalam penelitian pengembangan ini berupa CD Interaktif berbasis Power Point dengan karakteristik : (1) total slide sebanyak 85 dengan ukuran on screen

Setelah dilakukan validasi, dapat disimpulkan bahwa produk yang dikembangkan berupa media pembelajaran power point terintegrasi dengan Imtaq layak untuk digunakan kepada

lembar angket untuk digunakan mengambil data respon mahasiswa setelah dilakukan pelatihan pengembangan materi dalam bentuk slide Powerpoint pada materi struktur

background yang di inginkan seperti apa. Selanjutnya, setelah semua background sudah dibuat semua diaplikasikan pada Power Point yang berupa slide-slide selanjutnya,

lembar angket untuk digunakan mengambil data respon mahasiswa setelah dilakukan pelatihan pengembangan materi dalam bentuk slide Powerpoint pada materi struktur

- Pemberian materi bisa berulang-ulang dan tidak harus pada waktu yang sama - Tidak membutuhkan media pembelajaran bantuan, semua bisa dikemas dengan file yang telah di kombinasi