BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Membahas aliran-aliran pemikiran islam, maka tak lain membahas agama islam itu sendri yang biasa disebut dengan studi islam. Di kalangan para ahli masih terdapat perdebatan di sekitar permasalahan apakah studi islam (agama) dapat dimasukkan kedalam bidang ilmu pengetahuan, mengingat sifat karakteristik antara ilmu pengetahuan dan agama berbeda.
Paling popular dalam perkembangannya ada tiga buah aliran pemikiran dalam islam, yaitu :
1. Aliran kalam (teologi) 2. Aliran fiqih (hukum)
3. Aliran metafisika dan gnosis 4. Aliran filasafat dan teosofi
Aliaran–aliran dalam Islam secara garis besarnya adalah kalam, fiqih, metafisika dan filsafat, gnosis, teosofi. Masing-masing dari pembagian aliran-aliran yang telah kami sebutkan di atas. Mereka terbagi- terbagi lagi menjadi beberapa bagian.
Namun, hal yang terpenting yang harus digaris bawahi sumber mereka satu, yaitu al-Qur’an dan as-Sunnah. Sedang realitas yang ada memang benar adanya bahwa Allah SWT menurunkan ayat yang sifatnya zhanni lebih banyak daripada ayat yang sifatnya Qhat’i, agar daya nalar yang dimiliki oleh manusia berkembang.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja dan bagaimana pemikiran dari aliran teologi ? 2. Apa saja dan bagaimana pemikiran dari aliran fikih ? 3. Apa saja dan bagaimana pemikiran dari aliran fiqh ? 4. Apa saja dan bagaimana pemikiran dari aliran filsafat ?
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan makalah, sebagai berikut : 1. Mengetahui dan memahami aliran teologi.
2. Mengetahui dan memahami aliran fikih.
3. Mengetahui dan memahami aliran gnosis.
4. Mengetahui dan memahami aliran filsafat .
BAB II PEMBAHASAN
ALIRAN-ALIRAN DALAM PEMIKIRAN ISLAM
SEJARAH SINGKAT MUNCULNYA ALIRAN DALAM PEMIKIRAN ISLAM
Sejarah Singkat munculnya Aliran Pemikiran dalam Islam berbicara masalah aliran pemikiran dalam Islam berarti berbicara tentang ilmu kalam.Kalam secara harfiah berarti “kata-kata”.Kaum teologi Islam berdebat dengan kata kata dalam mempertahankan pendapat dan pemikirannya sehingga teolog disebut sebagai mutakallim yaitu ahli debat yang pintar mengolah kata.Ilmu kalam juga diartikan sebagai teologi Islam atau ushuludin,ilmu yang membahas ajaran-ajaran dasar dari agama.Mempelajari teologi akan member seseorang keyakinan yang mendasar dan tidah mudah di goyahkan
1. Aliran Teologi
Dalam tradisi ilmu keislaman konvensional
mengartikan teologi islam sebagai ilmu kalam yakni ilmu kalam ilmu yang membicarakan tentang wujud Tuhan (Alloh), sifat-sifat yang mesti ada pada-Nya, sifat-sifat yang yang mesti tidak ada padanya serta sifat-sifat yang mungkin ada padanya, dan membicarakan pula tentang Rosul-rosul Tuhan, untuk menetapkan kersulannya dan mengetahui sifat-sifat yang mesti ada padanya, sifat-sifat yang mesti tidak ada padanya serta sifat-sifat yang mungkin ada padanya dan sifat-sifat yang mungkin terdapat padanya.
Islam merupakan agama yang diyakini sebagai agama rahmat li al-amin oleh setiap umat Islam, tetapi tidak selamanya bersifat positif salah satu buktinya adalah tahkim. Peristiwa ini membuat bencana bagi umat islam sehingga terpecah belah menjadi tiga kelompokyaitu : a. Pendukung Mu’awiyah yaitu Amr bin Ash
b. Pendukung Ali bin Abithalib yaitu Abu musa al-Asy’ari
c. Kelompok yang menentang Ali bin Abi thalib yang dipelopori oleh Atab bin A’war dan Urwah bin Jarir,kelompok ini dikenal dengan nama Khawarij. Macam-Macam Aliran Kalam antara lain :
Khawarij
Khawarij ini merupakan suatu aliran dalam kalam yang bermula dari sebuah kekuatan politik. Dikatakan khawarij (orang-orang yang keluar) karena mereka keluar dari barisan pasukan Ali saat mereka pulang dari perang Siffin, yang dimenangkan oleh Mu’awiyah melalui tipu daya perdamaian.
Pokok-pokok pikiran aliran ilmu kalam mereka sebagai berikut : 1) Orang Islam yang melakukan dosa besar adalah termasuk Kafir.
2) Orang yang terlibat perang Jamal yakni perang antara Ali dan Aisyah dan pelaku arbitrase antara Ali dan Mua’awiyah dihukum Kafir.
3) Kholifah menurut mereka tidak harus keturunan Nabi atau suku quraisyMempercayai bahwa Muhamad bin Hanafiah sebagai pemimpin setelah Husein Ibn Ali wafat.
2. Murji’ah
Kaum khawarij berpendapat bahwa mukmin yang melakukan dosa besar itu menjadi kafir dan kelak akan kekal dalam neraka, maka Kaum Murji’ah berpendapat bahwa mukmin yang melakukan dosa besar tersebut masih tetap mukmin, yaitu mukmin yang berdosa tidak berubah menjadi kafir.Disamping itu, mereka berpendapat bahwa iman itu adalah mengetahui dan meyakini atas ke-Tuhanan Allah dan ke-Rasulan Muhammad. Mereka tidak memasukkan unsur amal dalam iman, sehingga amal tidak mempengaruhi iman. Pokok-pokok pikiran aliran ilmu kalam mereka dapat disimpulkan sebagai berikut :
Pengakuan Iman Islam cukup di dalam hatinya saja dan tidak dituntut
membuktikan keimanan dengan perbuatan.Bagi mereka perbuatan maksiat tidak merusak iman sebagai mana perbuatan taat tidak
bermanfaat bagi yang kufur, selain itu Murji’ah iman itu tidak bertambah dan tidak berkurang.
Selama seorang muslim meyakini dua kalimat syahadat apabila ia berbuat
dosa besar maka tidak tergolong kafir dan hukuman mereka ditangguhkan diakhirat dan hanya Allah yang berhak menghukum Sebagian umat islam khawatir terhadap gagasan Khawarij yang mengkafirkan Ali bin Abi thalib, Mu’awiyah bin Abi Sufyan, Amir bin Ash, Abu Musa al-Asy’ari, kemudian dikenal sebagai Murji’ah.
3. Qadariyah.
Dalam paham Qadariyah manusia dipandang mempunyai qudrat atau kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya, dan bukan berasal dari pengertian bahwa manusia terpaksa tunduk kepâda qàdar atau qada Tuhan.
Dalam ajarannya, aliran Qadariyah sangat menekankan posisi manusia yang amat menentukan dalam gerak laku dan perbuatannya. Manusia dinilai mempunyai kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya sendiri atau untuk tidak melaksanakan kehendaknya itu. Dalam menentukan keputusan yang menyangkut perbuatannya sendiri, manusialah yang menentukan, tanpa ada campur tangan Tuhan.Pemahaman mereka tentang konsep iman, pengakuan hati dan amal dapat menimbulkan kesadaran bahwa manusia mampu Sepenuhnya memilih dan menentukan tindakannya sendiri, baik atau buruk.
4. Jabariyah
Aliran Jabariyah ini menganut paham bahwa manusia tidak mempunyai kemerdekaan dalam menentukan kehendak dan perbuatannya. Manusia dalam paham ini betul melakukan perbuatan, tetapi perbuatannya itu dalam keadaan terpaksa.Aliran jabariyah dibagi menjadi 2 yaitu aliran jabariyah yang ekstrim dan moderat. Aliran jabariyah yang ekstrim tokohnya adalah jahm bin safwan pendapatnya
manusia sangat lemah, tak berdaya, terikat dengan kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan, tidak mempunyai kehendak dan kemauan bebas sebagaimana dimiliki oleh paham qodariyah. Seluruh tindakan dan perbuatan manusai tidak boleh lepas dari aturan, skenario, dan kehendak Allah.
5. Muktazilah
Aliran Mu’tazilah merupakan golongan yang membawa persoalan- persoalan teologi yang lebih mandalam dan bersifat filosofis. Dalam pembahasannya mereka banyak memakai akal sehingga mendapat nama “kaum rasionalis Islam”
Aliran Muktazillah mempunyai lima dokterin yang dikenal dengan al-usul al- khamsah. Berikut ini kelima doktrin aliran Muktazillah.
a) Keesaan tuhan (al-tauhid ) b) Keadilan tuhan (al-adl )
c) Janji dan ancaman (al-wa’d wa al-waid )
d) Posisi diantara dua tempat ( al-manzilah bain al-manzilatin )
e) Amar makruf nahi munkar (al-amr bi al-ma’ruf wa al-nahy’an al- munkar)
6. Ahlu sunnah wal jama’ah
Ahlu sunnah wal jama’ah terbentuk akibat dari adanya penentangan terhadap aliran Muktazilah oleh orang Muktazilah itu sendiri, mereka adalah Abu al-Hasan, Ali bin Isma’il bin Abi basyar ishak bin Salim bin isma’il bin abd Allah bin Musa bin Bilal bin Abi burdah amr bin Abi musa al-asy’ari.Imam al-asy’ari (260-324 H), menurut Abubakar isma’il al- Qairawani adalah seorang penganut Muktazilah selama 40 tahun kemudian ia menyatakan keluar dari Muktazilah. setelah itu ia mengembangkan ajaran yang merupakan counter terhadap gagasan – gagasan Muktazilah.
Ajaran pokok Ahlu sunnah wal jama’ah tidak sepenuhnya sejalan dengan gagasan Imam al-asy’ari. Para pelanjutnya antara lain Imam abu
manshur al-maturidi yang kemudian mendirikan aliran Maturidiyyah yang ajarannya lebih dekat dengan muktazilah. Imam al- maturidi pun memiliki pengikut yaitu al-bazdawi yang pemikirannya tidak selamanya sejalan dengan gagasan gurunya. Oleh karena itu para ahli menjelaskan bahwa maturidiah terbagi menjadi dua golongan:
a) Golongan Maturidiah Samarkand, yaitu para pengikut Imam almaturidi.
b) Golongan Maturidiah Bukhara,yaitu para pengikut Imam al bazdawi yang tampaknya lebih dekat dengan ajaran al-asy’ari.
7. Salafi
Aliran ini tidak selamanya sejalan dengan gagasan-gagasan imam al- asy’ari, terutama karena aliran ahlu sunnah wal jama’ah menggunakan logika (manthiq) dalam menjelaskan teologi, sedangkan aliran salafi Setelah menghendaki teologi apa adanya tanpa dimasuki oleh unsur ra’y.
Aliran ini dikemukakan oleh Ibnu taimiah.
8. Aliran Al asy’ariyah
Setelah keluar dari kelompok Muktazillah, al-Asy’ari merumuskan pokok- pokok ajarannya yang berjumlah tujuh pokok. Berikut ini adalah tujuh pokok ajaran aliran As’ariyah:
a. Tentang Sifat Allah
Menurutnya, Allah mempunyai sifat, seperti al-Ilm (mengetahui), al- Qudrah (kuasa), al-Hayah (hidup), as-Sama’ (mendengar), dan al-Basar (melihat).
b. Tentang Kedudukan Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah firman Allah dan bukan makhluk dalam arti baru dan diciptakan. Dengan demikian, Al-Qur’an bersifat qadim (tidak baru) c. Tentang melihat Allah Di Akhirat
Allah dapat dilihat di akhirat dengan mata kepala karena Allah mempunyai wujud.
d. Tentang Perbuatan Manusia Perbuatan-perbuatan manusia itu ciptaan Allah.
Aliran Fikih
1. Aliran Syafi’iyyah ( Mutakallimin )
Aliran ini membangun ushul fiqih mereka secara teoritis, tanpa terpengaruh oleh masalah-masalah furu’ (masalah keagamaan yang tidak pokok). Dalam membangun teori, aliran ini menetapkan kaidah-kaidah dengan alasan yang kuat, baik dari naqli (al-Qur’an dan atau Sunnah) maupun dari ‘aqli (akal pikiran), tanpa dipengaruhi oleh masalah-masalah furu’ dari berbagai mazhab, sehingga teori tersebut adakalanya sesuai dengan furu’ dan ada kalanya tidak. Setiap permasalahan yang diterima akal dan didukung oleh dalil naqli, dapat dijadikan kaidah, baik kaidah itu sejalan dengan furu’mazhab maupun tidak, sejalan dengan kaidah yang telah ditetapkan imam mazhab atau tidak.
2. Aliran Fuqaha’
Aliran ini dianut ulama-ulama mazhab Hanafi. Dinamakan aliran fuqaha’, karena aliran ini dalam membangun teori ushul fiqhnya banyak dipengaruhi oleh masalah furu’ dalam mazhab mereka. Berbeda dengan aliran Syafi’iyyah/Mutakallimin yang sama sekali tidak terpengaruh oleh furu’ yang ada dalam mazhabnya, sehingga sering terjadi pertentangan kaidah dengan hukum furu’ dan terkadang kaidah yang dibangun sulit untuk diterapkan.
3. Aliran Gabungan
Pada perkembangannya muncul trend untuk menggabungkan kitab ushul fiqh aliran mutakallimin dan Hanafiyah. Metode penulisan ushul fiqih aliran gabungan adalah dengan membumikan kaidah ke dalam realitas persoalan-persoalan fiqih. Persoalan hukum yang dibahas imam- imam madzhab diulas dan ditunjukkan kaidah yang menjadi sandarannya.
Aliran Filsafat a) Idealisme
Idealisme adalah suatu aliran filsafat yang paling tua yang umumnya disandarkan dengan filusuf besar Plato. Aliran ini memiliki suatu keyakinan bahwa realitas ini terdiri dari subtansi sebagaimana ide-ide atau spirit. Pengetahuan menurut aliran ini tidak lain adalah yang ada dalam ruang idea. Alam nyata tergantung pada Tuhan sebagai Jiwa Universal.
Alam nyata ini adalah pancaran dan ekspresi dari Jiwa Universal itu.
Realitas yang sesungguhnya bukanlah terletak pada bendanya, tetapi pada sesuatu yang berada didalam dan mengikat zat tersebut, sehingga ia menjadi wujud.
b) Realisme
Pada hakikatnya kelahiran realisme sebagai suatu aliran dalam filsafat sebagai sintesis antara filsafat idealisme (Immanuel Kant) di satu sisi dan empirisme ( John Locke ) di sisi lainnya. Realisme ini kadang kala disebut juga neo rasonalisme. John Locke memandang bahwa tidak ada kebenaran yang bersifat metafisik dan universal. Ia berkeyakinan bahwa sesuatu dikatakan benar jika didasarkan pada pengalaman-pengalaman indrawi, sifatnya induksi[6]. John Locke menyangkal kebenaran akal.
c) Rasionalisme
Rasionalisme adalah suatu aliran filsafat yang muncul pada zaman modern dengan menekankan bahwa dunia luar adalah sesuatu yang riil.
Rasionalisme memiliki suatu keyakinan bahwa sumber pengetahuan terletak pada rasio manusia melalui persentuhannya dengan dunia nyata di dalam berbagai pengalaman empirisnya.
9 Aliran metafisika
Filsafat sebagai studi kritis mengenai segala sesuatu di alam semesta ini menempatkan kedudukan metafisika sebagai pokok kajian yang sangat penting, bahkan Rene Descartes, tokoh utama filsafat Barat Modern
mengatakan bahwa metafisika itu akar dari pohon ilmu pengetahuan, pohonnya adalah fisika sedangkan dahan- dahannya adalah cabang ilmu lainnya (Kennick, 1966: 1).
Ibarat pohon yang tumbuh subur dan kokoh, karena didukung fungsi akar yang menyerap sari~sari ma~ kanan dan menahan berdiri tegaknya pohon itu, maka perkembangan ilmu pengetahuan juga sangat terdukung (baik langsung maupun tidak) oleh metafisika.
10 aliran filasafat
"filsafat" dalam bahasa Indo-nesia memiliki padanan kata falsafah (Amb), philosophy (Inggris), philosophia (Latin), philosophie (Jerman, Belanda, Pemncis). Semua istilah itu bersumber pada istilah Yunani philosophia.
Ada dua
alii istilah filsafat secara etimologik yang agak berbeda. Alii peltama, apabila isti-
lah filsafat mengacu pada asal kata pl1l1ein (mencintai) dan sophos (bijaksana) itu ber~uii mencintai hal-hal yang bersifat bijaksana (bijaksana di sini mengacu pada kata sifat). . Namun dalam perkembangan lebih lanjut, terutama era pasca Renaissance, ilmu-ilmu mulai memisahkan diri dari induknya, filsafat. Sehingga memang ada perbedaan yang cukup prinsipiil antara filsafat dengan ilmu. Filsafat berbeda dengan ilmu, baik dalam hal metode maupun ruang lingkupnya. Objek formal filsafat terarah pacta unsur-unsur keumuman, sedang-kan ilmu-ilmu khusus lebih terarah pada hal-hal yang lebih spesifik. Aspek kerumuman menempatkan kedudukan filsafat di atas ilmu, sehingga filsafat dapat mencari hubungan- hubungan di antara berbagai bidimg ilmu, ini yang di-namakan multidisipliner. Objek matelial filsafat mencakup apa saja yang ada di alam semesta, baik yang ada dalam ke- nyataan maupun yang ada dalam kemungkinan, sedang objek material ilmu-ilmu khusus menyangkut pokokpokok Bahasa tertentu yang sifatnya terbatas Idealisme. Idealisme
merupakan aliran yang meyakini bahwa kenyataan atau realitas terdiri dari jiwa dan ide-ide.
2. Rasionalisme.
Aliran rasionalisme merupakan aliran yang mengutamakan akal sebagai satu-satunya sumber pengetahuan yang dapat dipercaya 3. Empirisme
4. Dualisme Positivisme Idealisme
Adapun pengertian di atas yaitu:
Aliran Dalam Filsafat 1. Idealisme
Idealisme merupakan aliran yang meyakini bahwa kenyataan atau realitas terdiri dari jiwa dan ide-ide. Kata idealisme berasal dari kata “idea” yang artinya sesuatu yang hadir dalam jiwa. Aliran ini menjadi awal yang penting bagi perkembangan cara berpikir manusia. Pemikiran dasar aliran ini pun ternyata pernah dipaparkan oleh Plato, menurutnya realitas yang paling dasar adalah sebuah ide, sedangkan realitas yang dapat dilihat oleh manusia adalah bayangan dari ide tersebut.
2. Empirisme
Aliran yang satu ini berfokus pada pengalaman yang dimiliki seseorang sebagai sumber dari pengetahuan. Empirisme ini berasal dari bahasa Yunani yang memiliki arti pengalaman inderawi atau pengalaman observasi melalui panca indera. Empirisme merupakan aliran yang sangat bertentangan dengan rasionalisme, menurut para tokohnya pengetahuan berasal dari pengalaman sehingga panca indera merupakan sumber yang paling jelas dan pasti dibandingkan akal.
Semua hal yang diketahui oleh manusia bergantung pada bagaimana manusia menggunakan panca indera melihat, mendengar, menyentuh
yang dimilikinya. Tokoh empirisme juga menolak keyakinan bahwa manusia memiliki fitrah pengetahuan dalam dirinya, menurut aliran ini tanpa adanya pengalaman, pengetahuan tidak akan terbentuk. Aliran ini dibentuk oleh Francis Bacon dan Thomas Hobbes dengan pandangan:
Semua pengetahuan terbentuk dengan menggabungkan apa yang dialami oleh manusia.
Dualisme
Dualisme merupakan aliran yang menyebutkan bahwa realitas itu terdiri dari dua akar yang berlainan dan bertolak belakang. Masing-masing akar tersebut bersifat unik dan tidak dapat dihilangkan. Sehingga, beberapa tokoh menyebutkan bahwa aliran ini merupakan gabungan dari aliran idealisme dan materialisme, atau aliran yang menggabungkan jiwa dan tubuh.
Tokoh yang membentuk pemikiran ini adalah Thomas Hyde, pemikiran dasarnya adalah zat dan pikiran merupakan hal yang berbeda dan keduanya saling melengkapi untuk membentuk sebuah pengetahuan.
Pemikiran ini tentunya memandang realitas yang tampak sebagai sesuatu yang tidak penting, dan hanya dapat diterima jika realitas tersebut dikaitkan dengan ide-ide. Meskipun demikian pemikiran idealisme ini merupakan pemikiran yang paling diterima oleh para tokoh atau filsuf, salah satunya adalah Descartes, ia menyetujui bahwa unsur yang berkaitan dengan jiwa merupakan unsur yang lebih penting daripada sebuah kebendaan (yang tampak).
Positivisme
Aliran ini muncul pada abad ke 19, dengan dasar pemikiran sumber pengetahuan berasal dari apa yang diketahui, nyata, dan hal yang pasti.
Positivisme ini fokus pada suatu fakta yang nyata, dan mengesampingkan
hal-hal yang diluar realitas atau kenyataan yang tidak tampak. Aliran ini dekat dengan Empirisme yang sama-sama meyakini pengetahuan berdasarkan pengalaman yang didasari oleh inderawi. Menurut para tokohnya, manusia tidak akan pernah mengetahui sesuatu lebih dari apa yang mereka lihat, dan temukan yang didasarkan pada fakta-fakta yang nyata, manusia tidak akan mengetahui sesuatu dibalik fakta tersebut jika mereka tidak melihatnya.
Tokoh yang melahirkan aliran ini adalah Henri de Saint Simon, yang lalu dikembangkan oleh muridnya August Comte. Dasar pemikirannya adalah untuk memahami suatu pengetahuan, manusia harus menari hubungan sebab akibat, ingga hukum-hukum yang membentuk pengetahuan tersebut. Dalam proses mencari inilah, manusia akan menemukan fakta yang nyata pada pengetahuan tersebut
Teosofi adalah filsafat keagamaan yang dibentuk di Amerika Serikat pada tahun 1875 oleh pendatang Rusia Helena Blavatsky. Teosofi merupakan pandangan bahwa semua agama merupakan upaya Occult Brotherhood agar manusia dapat mencapai kesempurnaan, sehingga setiap agama mempunyai kepingan kebenaran.
BAB III KESIMPULAN
Aliran-aliran dalam pemikiran islam terbagi menjadi 4, yaitu :
1. Aliran Teologi antara lain: Murji’ah, Qodariah, Jabariyah, Muktazillah, Ahluss Sunnah wal Jama’ah, salafi, Al As-Ariyah.
2. Aliran Fiqih antara lain: Syafi’iyah (Mutakallimin), Fuqoha’, Gabungan.
3. Aliran teosofi
4. Aliran Filsafat antara lain: referensi, Realisme, dan dualisme, empirisme, positvme
MAKALAH
ALIRAN-ALIRAN DALAM PEMIKIRAN ISLAM DAN SEJARAHNYA
Pemateri Oleh Dosen :
Prof. Dr. H. Syarifuddin Ondeng, M.Ag.
Disusun oleh : Kelompok 2
Zaskia Syamsuddin
Sakina
Nur Rahmadani
Ilham
Firdaus
Risma
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUD DA’WAH WAL-IRSYAD
(STAI DDI) MAROS
2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan kemampuan, kekuatan, dan keberkahan baik tenaga maupun pikiran kepada kami, sehinga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Aliran-Aliran Dalam Pemikiran Islam Dan Sejarahnya”
meskipun tidak sesempurna pengharapan tapi kami dapat menyelesaikannya tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan hambatan tapi, bantuan dari beberapa sumber, hambatan tersebut bisa teratasi.
Kami menyadari bahwa kami masih belajar, dan masih butuh bimbingan, sehingga banyak kekurangan pada penulisan makalah ini.
Maka dari itu, saran dan kritik sangat kami harapkan dari pembaca. Kami harap makalah ini bermanfaat bagi pembaca meskipun masih banyak kekurangan didalamnya.
Maros, September 2021 Penyusun
Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR... i
DAFTAR ISI ... ii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang... 1
B. Rumusan Masalah ... 1
C. Tujuan Penulisan ... 2
BAB II PEMBAHASAN ... 3
Aliran-Aliran Dalam Pemikiran Islam... 3
1. Aliran Teologi... 3
2. Murji’ah... 4
3. Qadariyah... 5 4. Jabariyah... 5 5. Muktaziah ... 6 BAB III PENUTUP ... 14
A. Kesimpulan... 14 DAFTAR PUSTAKA