2.1 Pengertian Sistem
Pengertian dan definisi sistem pada berbagai bidang berbeda-beda, tetapi meskipun istilah sistem yang digunakan bervariasi,semua sistem pada bidang- bidang tersebut mempunyai beberapa persyaratan umum, yaitu sistem harus mempunyai elemen, lingkungan, interaksi antar elemen, interaksi antara elemen dengan lingkungannya, dan yang terpenting adalah sistem harus mempunyai tujuan yang akan dicapai.
Berdasarkan persyaratan ini, sistem dapat didefinisikan sebagai seperangkat elemen yang digabungkan satu dengan lainnya untuk suatu tujuan bersama.Kumpulan elemen terdiri dari manusia, mesin, prosedur, dokumen, data atau elemen lain yang terorganisir dari elemen-elemen tersebut (Sidh, 2013).
Elemen sistem disamping berhubungan satu sama lain, juga berhubungan dengan lingkungannya untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Terdapat beberapa definisi sistem yaitu :
- Gordon B. Davis ( 1984 ) “ Sebuah sistem terdiri dari bagian-bagian saling berkaitan yang beroperasi bersama untuk mencapai beberapa sasaran atau maksud “.
- Raymond Mcleod (2001) “ Sistem adalah himpunan dari unsur-unsur yang saling berkaitan sehingga membentuk suatu kesatuan yang utuh dan terpadu “.
Istilah sistem merupakan istilah dari bahasa yunani “system” yang artinya adalah himpunan bagian atau unsur yang saling berhubungan secara teratur untuk mencapai tujuan bersama.
Pengertian sistem menurut sejumlah para ahli : 1. L. James Havery
Menurutnya sistem adalah prosedur logis dan rasional untuk merancang suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan maksud untuk berfungsi sebagai suatu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.
6
2. John Mc Manama
Menurutnya sistem adalah sebuah struktur konseptual yang tersusun dari fungsi-fungsi yang saling berhubungan yang bekerja sebagai suatu kesatuan organik untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan secara efektif dan efesien.
3. C.W. Churchman
Menurutnya sistem adalah seperangkat bagian-bagian yang dikoordinasikan untuk melaksanakan seperangkat tujuan.
4. J.C. Hinggins
Menurutnya sistem adalah seperangkat bagian-bagian yang saling berhubungan
5. Edgar F Huse dan James L. Bowdict
Menurutnya sistem adalah suatu seri atau rangkaian bagian-bagian yang saling berhubungan dan bergantung sedemikian rupa sehingga interaksi dan saling pengaruh dari satu bagian akan mempengaruhi keseluruhan
2.1.1 Elemen Sistem
Ada beberapa elemen yang membentuk sebuah sistem, yaitu : tujuan, masukan, proses, keluaran, batas, mekanisme pengendalian dan umpan balik serta lingkungan.
Berikut penjelasan mengenai elemenelemen yang membentuk sebuah sistem :
1. Tujuan
Setiap sistem memiliki tujuan (Goal), entah hanya satu atau mungkin banyak. Tujuan inilah yang menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem.
Tanpa tujuan, sistem menjadi tak terarah dan tak terkendali dan tujuan antara satu sistem dengan sistem yang lain berbeda.
2. Masukan
Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan yang diproses. Masukan dapat berupa hal- hal yang berwujud (tampak secara fisik) maupun yang tidak tampak.
3. Proses
Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna.
4. Keluaran
Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem informasi, keluaran bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya.
5. Batas
Batas sistem adalah pemisah antara sistem dan daerah di luar sistem (lingkungan). Batas sistem menentukan konfigurasi, ruang lingkup, atau kemampuan sistem.
6. Mekanisme Pengendalian dan Umpan Balik
Mekanisme pengendalian diwujudkan dengan menggunakan umpan balik (feedback). Umpan balik ini digunakan untuk mengendalikan baik masukan maupun proses. Tujuannya adalah untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan.
7. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada diluar sistem. Lingkungan bisa berpengaruh terhadap operasi sistem dalam arti bisa merugikan atau menguntungkan sistem itu sendiri. Lingkungan yang merugikan tentu saja harus ditahan dan dikendalikan supaya tidak mengganggu kelangsungan operasi sistem, sedangkan yang menguntungkan tetap harus terus dijaga, karena akan memacu terhadap kelangsungan hidup sistem.
2.1.2 Karaktetistik Sistem
Sistem yang baik akan memiliki ciri-ciri sistem yang dapat mendukung keberlangsungan sistem itu sendiri. Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu:
1. Komponen-komponen.
Komponen sistem atau elemen sistem dapat berupa :
- Elemen-elemen yang lebih kecil yang disebut sub sistem, misalkan sistem komputer terdiri dari sub sistem perangkat keras, perangkat lunak dan manusia.
- Elemen-elemen yang lebih besar yang disebut supra sistem. Misalkan bila perangkat keras adalah sistem yang memiliki sub sistem CPU, perangkat I/O dan memori, maka supra sistem perangkat keras adalah sistem komputer.
2. Batas sistem
Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup dari sistem tersebut
3. Lingkungan luar sistem
Lingkungan dari sistem adalah apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut.
lingkungan luar yang mengutungkan merupakan energi dari sistem dan dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedang lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem
4. Penghubung
Penghubung merupakan media perantara antar subsistem. Melalui penghubung ini memungkinkan sumbersumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lainnya. Output dari satu subsistem akan menjadi input untuk subsistem yang lainnya dengan melalui penghubung. Dengan penghubung satu subsistem dapat berinteraksi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.
5. Masukkan
Masukan adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa maintenance input dan sinyal input. Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Sinyal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran.
6. Keluaran
Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada supra sistem.
7. Pengolah
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah atau sistem itu sendiri sebagai pengolahnya. Pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi keluaran berupa barang jadi.
8. Sasaran atau tujuan
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran. Kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.
2.1.3 Klasifikasi Sistem
1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik
Sistem abstrak (abstract system) adalah sistem yang berisi gagasan atau konsep, misalnya sistem teologi yang berisi gagasan tentang hubungan manusia dan tuhan. Sedangkan sistem fisik (physical system) adalah sistem yang secara fisik dapat dilihat, misalnya sistem komputer, sistem sekolah, sistem akuntansi dan sistem transportasi.
2. Sistem Deterministik dan Sistem Probabilistik
Sistem deterministik (deterministic system) adalah suatu sistem yang operasinya dapat diprediksi secara tepat, misalnya sistem komputer.
Sedangkan sistem probabilistik (probabilistic system) adalah sistem yang tak dapat diramal dengan pasti karena mengandung unsur probabilitas, misalnya sistem arisan dan sistem sediaan, kebutuhan rata-rata dan waktu untuk memulihkan jumlah sediaan dapat ditentukan tetapi nilai yang tepat sesaat tidak dapat ditentukan dengan pasti.
3. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka
Sistem tertutup (closed system) adalah sistem yang tidak bertukar materi, informasi, atau energi dengan lingkungan, dengan kata lain sistem ini tidak berinteraksi dan tidak dipengaruhi oleh lingkungan, misalnya reaksi kimia dalam tabung yang terisolasi. Sedangkan sistem terbuka (open system) adalah sistem yang berhubungan dengan lingkungan dan dipengaruhi oleh lingkungan, misalnya sistem perusahaan dagang.
4 Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia
Sistem Alamiah (natural system) adalah sistem yang terjadi karena alam, misalnya sistem tata surya. Sedangkan sistem buatan manusia (human made system) adalah sistem yang dibuat oleh manusia,misalnya sistem komputer.
5. Sistem Sederhana dan Sistem Kompleks
Berdasarkan tingkat kerumitannya, sistem dibedakan menjadi sistem sederhana (misalnya sepeda) dan sistem kompleks (misalnya otak manusia)
2.2 Penjelasan Umum Mesin
Mesin adalah alat mekanik atau elektrik yang mengirim atau mengubah energi untuk melakukan atau membantu pelaksanaan tugas manusia. Dalam hal ini, mesin pencacah usus untuk pakan ternak ikan ialah suatu mesin yang berfungsi untuk membantu atau meringankan pekerjaan manusia. Proses kerja mesin pencacah usus ini menggunakan motor listrik sebagai penggerak untuk memutar poros pisau pencacah usus yang dihubungkan menggunakan pulley dan belt.
2.2.1 Prinsip Kerja Mesin
Hasil dari rancang bangun mesin pencacah usus ini cara kerjanya dengan motor listrik sebagai motor penggerak yang langsung terhubung dengan poros menggunakan pulley dan belt yang akan menggerakkan atau memutar poros pisau pencacah. Pada saat mesin dihidupkan motor menggerakkan poros pisau kemudian usus masuk melalui corong atas lalu secara otomatis usus akan dicacah oleh pisau yang berputar. Usus yang telah tercacah langsung akan keluar melalui corong bagian bawah mesin.
Gambar 2.1 Prinsip Kerja Mesin
Sumber: Goggle.com
2.2.2 Kelebihan Mesin
Mesin memiliki berbagai kelebihan yang membuatnya sangat berharga dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Berikut adalah beberapa kelebihan utama dari mesin:
1. Meningkatkan Produktivitas
Salah satu kelebihan utama mesin adalah kemampuannya untuk meningkatkan produktivitas. Mesin dapat melakukan tugas-tugas secara cepat dan efisien, yang memungkinkan manusia untuk menghasilkan lebih banyak barang atau layanan dalam waktu yang lebih singkat.
2. Konsistensi dan Ketepatan
Mesin cenderung bekerja dengan konsistensi yang tinggi dan tingkat ketepatan yang baik, terutama dalam tugas-tugas yang repetitif. Hal ini membantu mengurangi kesalahan manusia dan meningkatkan kualitas produk atau layanan yang dihasilkan.
3. Mengatasi Pekerjaan Berat dan Berbahaya
Mesin dapat digunakan untuk menangani pekerjaan-pekerjaan yang berat, berbahaya, atau tidak mungkin dilakukan oleh manusia. Ini membantu melindungi kesehatan dan keselamatan pekerja, serta meningkatkan efisiensi dalam melakukan tugas-tugas tersebut.
4. Menghemat Waktu dan Tenaga
Dengan menggunakan mesin, manusia dapat menghemat waktu dan tenaga yang sebelumnya diperlukan untuk menyelesaikan tugas-tugas secara manual. Ini memungkinkan manusia untuk fokus pada tugas-tugas yang memerlukan keterampilan khusus atau keputusan kreatif.
5. Inovasi dan Pengembangan Teknologi
Mesin sering menjadi katalisator untuk inovasi dan pengembangan teknologi baru. Pengembangan mesin yang lebih canggih sering mendorong kemajuan dalam berbagai bidang, termasuk industri, kedokteran, transportasi, dan lainnya.
6. Meningkatkan Standar Hidup
Dengan meningkatkan produktivitas dan efisiensi, mesin dapat membantu meningkatkan standar hidup manusia secara keseluruhan. Hal ini dapat terjadi melalui peningkatan produksi barang dan layanan, pengembangan infrastruktur, dan lain-lain.
7. Skalabilitas
Mesin sering kali dapat diatur untuk beroperasi dalam skala yang berbeda, mulai dari operasi kecil di rumah tangga hingga operasi besar di industri.
Kemampuan ini memungkinkan mesin untuk digunakan dalam berbagai konteks dan lingkungan.
8. Meningkatkan Efisiensi Energi
Mesin modern sering dirancang untuk menjadi lebih efisien dalam penggunaan energi, sehingga membantu mengurangi konsumsi energi dan dampak lingkungan negatif.
Kelebihan-kelebihan ini menjadikan mesin sebagai alat yang sangat berharga dalam meningkatkan kehidupan manusia, memajukan industri, dan membuka potensi baru dalam berbagai bidang.
2.2.3 Kekurangan Mesin
Meskipun mesin memiliki banyak kelebihan, ada juga beberapa kekurangan yang perlu dipertimbangkan. Berikut adalah beberapa kekurangan mesin:
1. Biaya Awal yang Tinggi
Pembelian mesin seringkali memerlukan investasi awal yang besar, terutama untuk mesin-mesin yang canggih dan berkualitas tinggi. Hal ini bisa menjadi hambatan bagi individu atau perusahaan yang tidak memiliki anggaran yang cukup.
2. Biaya Perawatan dan Perbaikan
Mesin memerlukan perawatan rutin dan mungkin memerlukan perbaikan yang cukup mahal jika mengalami kerusakan atau kegagalan. Biaya ini harus dipertimbangkan dalam perencanaan anggaran dan pengelolaan keuangan.
3. Ketergantungan pada Energi
Mesin sering memerlukan sumber daya energi, seperti listrik, bahan bakar, atau tenaga mekanik. Ketergantungan pada energi ini dapat menyebabkan biaya operasional yang tinggi dan membuat mesin rentan terhadap gangguan pasokan energi.
4. Kehilangan Keterampilan Tradisional
Penggunaan mesin dapat mengurangi keterampilan tradisional dan pengetahuan yang diperlukan untuk melakukan tugas secara manual. Hal ini dapat menyebabkan kehilangan warisan budaya dan kemampuan manusia dalam menguasai keterampilan tertentu.
5. Dampak Lingkungan
Beberapa jenis mesin dapat memiliki dampak negatif pada lingkungan, seperti polusi udara, pencemaran air, atau kerusakan habitat alami.
Penggunaan mesin yang tidak terkelola dengan baik dapat menyebabkan kerusakan lingkungan yang serius.
6. Pengangguran Struktural
Penggunaan mesin yang semakin otomatisasi dapat mengurangi jumlah pekerjaan yang tersedia bagi manusia, terutama dalam pekerjaan-pekerjaan yang dapat dilakukan oleh mesin. Hal ini dapat menyebabkan pengangguran struktural dan meningkatkan ketidaksetaraan ekonomi.
7. Keterbatasan Kreativitas dan Inovasi
Mesin cenderung beroperasi sesuai dengan algoritma atau instruksi yang telah diprogramkan, yang dapat mengurangi ruang untuk kreativitas dan inovasi dalam proses atau produk yang dihasilkan.
8. Ketergantungan pada Teknologi
Penggunaan mesin yang terlalu luas atau ketergantungan yang berlebihan pada teknologi dapat membuat masyarakat atau perusahaan rentan terhadap gangguan teknis atau kegagalan sistem.
Meskipun memiliki kekurangan-kekurangan ini, mesin tetap merupakan bagian integral dari kehidupan manusia modern. Penting bagi pengguna mesin untuk memahami dan mengelola risiko serta dampak yang terkait dengan penggunaannya.
2.2.4 Teknik Perawatan Mesin
Teknik perawatan berasal dari kata maintenance engineering. Maintenance dapat diartikan sebagai suatu kegiatan penjagaan suatu hal pada kondisi yang sempurna. Engineering dapat diartikan sebagai penerapan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan pada praktek berupa perancangan, kontruksi dan operasi struktur, peralatan dan sistem.
Dengan demikian teknik perawatan dapat diartikan sebagai penerapan ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk menjaga kondisi suatu peralatan atau mesin dalam kondisi yang sempurna.Strategi perawatan yang dewasa ini secara umum diterapkan antara lain :
1. Breakdown Maintenance
Breakdown Maintenance merupakan perawatan setelah terjadi kerusakan adalah pekerjaan perawatan yang hanya dilakukan karena peralatan benar- benar dimatikan dalam kondisi rusak yang disebabkan sudah habis umur pakai, dan untuk memperbaiki yang harus dipersiapkan adalah suku cadang, material, alat-alat dan tenaga kerjanya.
2. Perawatan terjadwal (scheduled maintenance)
Perawatan terjadwal merupakan bagian dan perawatan preventif yaitu perawatan untuk rnencegah kerusakan lebih lanjut. Perawatan terjadwal merupakan strategi perawatan dengan tujuan mencegah terjadinya kerusakan lebih lanjut yang dilakukan secara periodik dalam rentang waktu tertentu. Strategi perawatan ini disebut juga sebagai perawatan berdasarkan waktu atau time based maintenance.
3. Perawatan prediktif ( Predective maintenance )
Perawatan prediktif juga merupakan bagian perawatan preventif. Perawatan prediktif ini dapat diartikan sebagai strategi perawatan yang mana perawatannva didasarkan atas kondisi mesin itu sendiri. Untuk menentukan kondisi mesin dilakukan pemeriksaan atau monitoring secara rutin. Jika terdapat tanda gejala kerusakan segera diadakan tindakan perbaikan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. Jika tidak terdapat gejala kerusakan,monitoring terus dilanjutkan supaya jika terjadi gejala kerusakan segera diketahui sedini mungkin. Perawatan prediktif disebut juga sebagai perawatan berdasarkan kondisi atau condition based maintenance, disebut juga sebagai monitoring kondisi mesin atau machinery condition monitoring. Monitoring kondisi mesin dapat diartikan sebagai penentu kondisi mesin dengan cara memeriksa mesin secara rutin. Dengan cara pemeriksaan secara rutin kondisi mesin dapat diketahui sehingga keandalan mesin dan keselamatan kerja dapat terjamin.
Secara garis besar ada beberapa metode dalam monitoring atau pemantauan kondisi mesin antara lain:
1. Monitoring visual
Monitoring visual diartikan sebagai menaksir atau menentukan kondisi mesin dengan cara menggunakan kemampuan panca indera yang meliputi rasa, bau, pandang, dengar, dan sentuh. Karena telah makin berkembangnya peralatan monitoring, monitoring visual dapat dilengkapai dengan mikroskop. Boroscope atau fiberscope, fotografi, termografi dan lain- lainnya. Mikroskop digunakan untuk membantu partikel yang sangat kecil.
Boroscope/fiberscope untuk melihat bagian komponen yang letaknya sulit dilihat secara langsung, sedangkan fotografi untuk membuat dokumen gambar. Peralatan ini digunakan untuk membantu monitoring visual agar dapat mendeteksi kondisi mesin dengan lebih tepat.
2. Monitoring minyak pelumas
Monitoring minyak pelumas merupakan salah satu bagian sistem pelumasan yang cukup penting.Fungsi minyak pelumas sebagai darahnya mesin, disamping berfungsi sebagai pendingin, pencegah gesekan, memisahkan
elemen, sebagai perapat, pencegah korosi, mengurangi getaran, juga berfungsi sebagai pembawa kontaminan atau kotoran yang terjadi di dalam mesin. Kotoran tersebut dapat berasal dan luar maupun dan dalam mesin itu sendiri yang disebabkan oleh geram akibat gesekan elemen mesin. Kotoran atau kontaminan yang berasal dan luar dan timbul sewaktu operasi dan perawatan misalnya partikel-partikel yang masuk melalui filter, bahan bakar, minyak pelumas dan partikel masuk pada saat perawatan dan perbaikan.
3. Monitoring kinerja
Monitoring kinerja (performance monitoring) merupakan teknik monitoring yang mana kondisi mesin ditentukan dengan cara memeriksa atau mengukur parameter kinerja mesin tersebut. antara lain temperatur, tekanan, debit, kecepatan, torsi, dan tenaga.Monitoring ini dapat dilakukan pada mesin yang sedang berjalan, mesin yang baru atau mesin yang telah selesai dirakit atau mesin yang telah selesai di over haul atau diperbaiki.Untuk menentukan kondisi mesin dengan memonitor kinerjanya, analisis dilakukan dengan cara dibandingkan dengan kinerja yang telah distandarkan. Jika hasil monitoring lebih kecil dari standar, maka diperlukan pemeriksaan kembali untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang terjadi.
4. Monitoring geometris
Monitoring geometris merupakan teknik monitoring yang bertujuan untuk mengetahui penyimpangan geometris yang terjadi pada mesin. Secara operasional monitoring geometris meliputi pengukuran kedataran (levelling), pengukuran kesebarisan (alignment) dan kesejajaran (paralellisme). Pada mesin perkakas monitoring geometris meliputi levelling, kerataan, kesejajaran, ketegaklurusan, runout, konsentrisitas dan lain sebagainya.Monitoring geometris pada instalasi pompa sentri fugal antara lain kerataan pada kopling, konsentrisitas poros penggerak dan poros pompa, ketegak lurusan pompa dan kopling,pada motor pembakaran dalam yang diperlukan monitoring geometris antara lain pada poros engkol, pipi engkol dan run out roda penerus dan konsentrisitas roda penerus.
5. Monitoring getaran
Monitoring getaran yaitu memeriksa dan mengukur parameter getaran secara rutin dan terus menerus. Getaran dapat terjadi karena adanya kerusakan pada poros, bantalan, roda gigi, kurang kencangnya sambungan, kurang lancarnya pelumasan, kurang tepatnya pemasangan transmisi dan juga disebabkan karena ketidakseimbangan elemen mesin yang berputar.Kerusakan-kerusakan seperti ini akan menimbulkan getaran yang cukup besar. Dengan memonitor getaran yang terjadi, kerusakan mesin dapat dideteksi secara dini dan akhirnya kerusakan yang lebih jauh dapat dicegah.
Penentuan diameter poros, lebar balok, tebal balok, diameter lubang dan sebagainya merupakan pengukuran metrologis.Sedangkan posisi seperti kesejajaran, kelurusan, kerataan, ketegaklurusan dan lain sebagainya disebut sebagai pengukuran geometris. Pengukuran geometris secara lengkap meliputi:
1. Kedataran (leveling) 2. Kelurusan (straighness) 3. Kerataan (flatness)
4. Kesejajaran (pararellelisme) 5. Kebulatan (circularity)
6. Kesindilissitasan (cylindricity) 7. Ketegaklurusan (perpendicularity) 8. Runout
9. Ketidaksatusumbuan (misalignment)
2.3 Manusia
Manusia adalah makhluk yang memiliki kemampuan istimewa. Ia dapat berpikir, bertanya, menyanggah, diam, menyelidiki, berekspresi, marah, bersemangat, berteori, dan banyak hal lain yang dapat dilakukan manusia. Sebagai manusia, wajahnya memerah saat merasa malu atau menahan marah. Kedipan matanya dapat lebih cepat dari biasanya saat ada informasi yang ia sembunyikan. Denyut nadinya dapat lebih cepat saat takut atau marah atau
sangat bersemangat. Mengerlingkan matanya saat berpikir sesuatu. Raut wajahnya nampak layu saat tak bersemangat dan tak termotivasi.
Leahy mengemukakan bahwa manusia dengan objektivitasnya, pemikiran, dan kebebasannya, menampilkan diri sebagai suatu pribadi (1984: 28), dan menurutnya hal itu ditunjukkan dalam berbicara. Berbicara adalah penggunaan dinamis-dinamisme dari kodrati manusia. Dalam berbicara, manusia menunjukkan objektivasnya sebagai buah dari proses berpikir. Dalam berbicara manusia menggerakkan bagian dari tubuhnya dan gerakkan itu terjadi karena adanya spirit dalam dirinya untuk berbicara sebagai buah dari kesadaran akan kebebasan. Dalam berbicara, manusia menggunakan perasaannya, ia akan berbicara dengan orang yang ia merasa nyaman berbicara. Sehingga melalui berbicara, manusia menunjukkan kemanusiaannya.
Semua hal yang dapat dilakukan manusia berasal dari anugerah kodrati, pemberian sempurna Pencipta dalam bentuk tubuh, jiwa, pikiran, dan perasaan. Di dalam tubuh, jiwa, pikiran, dan perasaan inilah kesempurnaan manusia tercipta. St.
Thomas Aquinas menegaskan bahwa pribadi dengan tubuh, jiwa, pikiran, dan perasaan adalah yang paling sempurna dalam seluruh alam (Leahy, 1984:181).
Kesempunaan manusia, anugerah Sang Pencipta ini, tidak mengandaikan manusia yang tak bercacat cela. Sebaliknya, kesempurnaan manusia dalam dimensi kemanusiaannya itu eksis di dalam ketidaksempurnaan manusia. Kesempurnaan dalam tubuh yang tidak sempurna, memiliki kelemahan, dapat merasakan sakit, memiliki batas kemampuan dan daya tahan.
Kesempurnaan dalam jiwa yang bersemangat penuh gairah dan juga rapuh yang mungkin mati sebelum waktunya. Kesempurnaan dalam perasaan yang dapat marah, sedih, kecewa, gembira. Kesempurnaan dalam pikiran yang dapat memikirkan hal yang membangun dan merusak, pikiran yang mencipta dan menghancurkan.
2.3.1 Kelebihan Manusia
Manusia memiliki berbagai kelebihan yang membedakannya dari makhluk lain di planet ini. Beberapa kelebihan utama manusia meliputi:
1. Kemampuan Berpikir Rasional
Manusia memiliki kemampuan untuk menggunakan logika dan penalaran dalam pengambilan keputusan, memecahkan masalah, dan merencanakan tindakan di masa depan
2. Kreativitas
Manusia memiliki kemampuan untuk menghasilkan ide-ide baru, menciptakan karya seni, dan mengembangkan inovasi dalam berbagai bidang kehidupan, seperti seni, sains, teknologi, dan bisnis.
3. Kemampuan Berbahasa
Manusia memiliki kemampuan untuk menggunakan bahasa yang kompleks untuk berkomunikasi secara efektif dengan sesama. Bahasa memungkinkan manusia untuk mentransfer pengetahuan, membangun hubungan sosial, dan menyampaikan gagasan dan emosi.
4. Kemampuan Belajar dan Beradaptasi
Manusia memiliki kemampuan untuk belajar dari pengalaman, mengakumulasi pengetahuan baru, dan beradaptasi dengan lingkungan yang berubah. Kemampuan ini memungkinkan manusia untuk bertahan dan berkembang di berbagai kondisi lingkungan.
5. Kemampuan Empati
Manusia memiliki kemampuan untuk merasakan dan memahami perasaan orang lain, serta merespons dengan empati dan simpati. Ini memungkinkan manusia untuk membentuk hubungan sosial yang kuat dan membangun masyarakat yang inklusif.
6. Kemampuan Moral dan Etika
Manusia memiliki kemampuan untuk memahami perbedaan antara baik dan buruk, serta mengembangkan sistem nilai dan etika yang memandu perilaku mereka. Ini membantu manusia dalam membuat keputusan yang bertanggung jawab dan menghormati hak dan martabat orang lain.
7. Kemampuan Kreativitas dan Imajinasi
Manusia memiliki kemampuan untuk memvisualisasikan hal-hal yang belum pernah ada dan menggunakan imajinasi untuk menciptakan solusi- solusi baru untuk masalah yang kompleks.
8. Kemampuan untuk Merencanakan Masa Depan
Manusia memiliki kemampuan untuk merencanakan tindakan di masa depan berdasarkan pengalaman dan pemahaman mereka tentang lingkungan dan kondisi yang ada. Ini memungkinkan manusia untuk membuat tujuan dan mengembangkan strategi untuk mencapainya.
Kemampuan-kemampuan ini memberikan manusia keunggulan unik yang memungkinkan mereka untuk memahami dan menguasai dunia di sekitar mereka, serta berkembang sebagai individu dan sebagai spesies.
2.3.2 Kekurangan Manusia
Meskipun manusia memiliki banyak kelebihan, mereka juga memiliki beberapa kekurangan atau keterbatasan. Beberapa kekurangan manusia termasuk:
1. Keterbatasan Fisik
Manusia memiliki keterbatasan fisik dibandingkan dengan beberapa spesies lain. Mereka tidak memiliki kecepatan, kekuatan, atau daya tahan tubuh yang sebanding dengan hewan tertentu. Misalnya, manusia tidak bisa terbang seperti burung atau berenang seperti ikan
2. Keterbatasan Umur dan Kesehatan
Manusia memiliki rentang hidup yang relatif pendek dibandingkan dengan beberapa organisme lain di planet ini. Selain itu, mereka rentan terhadap berbagai penyakit dan gangguan kesehatan yang dapat memengaruhi kualitas hidup dan harapan hidup.
3. Keterbatasan Mental
Meskipun manusia memiliki kemampuan berpikir rasional dan kreativitas, mereka juga rentan terhadap berbagai keterbatasan mental. Ini termasuk kesulitan dalam memahami konsep yang kompleks, kesulitan dalam menghadapi emosi yang kuat, dan keterbatasan dalam konsentrasi atau perhatian.
4. Keterbatasan Emosional
Manusia cenderung rentan terhadap emosi negatif seperti kecemasan, depresi, dan kemarahan. Emosi-emosi ini dapat memengaruhi kesejahteraan mental dan fisik seseorang serta interaksi sosial mereka.
5. Keterbatasan Sosial dan Budaya
Manusia sering kali terjebak dalam konflik sosial, perbedaan budaya, dan ketidaksetaraan yang menghasilkan ketegangan antarindividu atau antar kelompok. Hal ini dapat menghambat kerjasama dan perdamaian di masyarakat.
6. Keterbatasan Lingkungan dan Ekologis
Manusia memiliki dampak besar terhadap lingkungan alam, sering kali menyebabkan degradasi lingkungan, kerusakan habitat, dan kehilangan keanekaragaman hayati. Ketergantungan manusia pada sumber daya alam juga dapat menyebabkan depleksi dan penipisan sumber daya yang tidak dapat diperbarui.
7. Keterbatasan dalam Pengambilan Keputusan
Manusia sering kali terpengaruh oleh bias kognitif dan emosional dalam pengambilan keputusan, yang dapat menyebabkan penilaian yang kurang tepat atau tindakan yang impulsif.
Meskipun manusia memiliki keterbatasan ini, mereka juga memiliki kemampuan untuk mengatasi dan menyesuaikan diri dengan tantangan yang dihadapi. Dengan kesadaran akan keterbatasan mereka dan upaya untuk mengembangkan solusi yang kreatif dan inovatif, manusia dapat terus berkembang dan mengejar kehidupan yang lebih baik.
2.4 Sistem Manusia Mesin
Sistem manusia mesin, Man Machine System, juga dikenal sebagai Multi- level Artificial Reality System (MAN-machine system) adalah metodologi berbasis komputer untuk mengarahkan dan merencanakan gerakan dan kejadian di lingkungan nyata. Itu dibuat oleh Ray J. Baker, Robert J. Mayes dan C. Paul Deyermond. Diciptakan pada tahun 1970, sekarang digunakan oleh lebih dari 100 negara di seluruh dunia. Ini dikembangkan untuk digunakan dalam mengendalikan kumpulan informasi yang besar, di mana pemrosesan informasi harus dilakukan agar operator dapat membuat keputusan yang tepat. Sistem ini mencakup kecerdasan buatan dan bahasa pemrograman komunikasi yang kuat.
Man Machine System, juga dikenal sebagai Multi-level Artificial Reality System (MAN-machine system), adalah sistem di mana tindakan dari satu operator manusia dan sistem komputer digabungkan dalam pergerakan sistem. Operator Manusia pada sistem manusia-mesin sepenuhnya didasarkan pada interaksi manusia berdasarkan data yang diterima dengan objek kontrol manusia dan sistem melalui mediasi komponen kontrol buatan. Sistem, setelah operasional, termasuk bahasa pemrograman (LALR), basis pengetahuan (KBS), dan memori (RAM).
Memori dirancang sedemikian rupa sehingga perubahan secara otomatis disebarkan ke seluruh sistem pada skala temporal. Perubahan ini ditangkap dalam antarmuka pengguna, yang memungkinkan operator untuk berinteraksi dengan operator manusia dan sistem, sementara yang terakhir beroperasi dengan cara yang sepenuhnya mandiri.
LALR adalah bahasa yang digerakkan oleh tata bahasa, bebas logika, yang dapat dijalankan oleh komputer konvensional mana pun. KBS adalah bahasa pemrograman dan database instruksi untuk operator manusia. RAM adalah konstruksi buatan yang menyimpan informasi yang diproses selama sesi pengguna.
Seluruh sistem dihubungkan melalui lapisan logis, yang menghubungkan berbagai node sistem melalui node mereka, sampai seluruh sistem tercapai.
Artikel ini telah membahas komponen penting dari sistem manusia-mesin.
Namun pertanyaan yang muncul di sini adalah sejauh mana kemajuan teknologi di bidang ini? Nah, orang dapat dengan jelas mendefinisikan perbedaan antara kedua jenis sistem tersebut. Sistem pengguna dapat dibagi lagi menjadi tiga jenis jenis pertama adalah mesin server dan dua jenis lainnya adalah mesin klien.
Dalam kasus sistem manusia-mesin, pengguna dan mesin klien berkomunikasi melalui protokol komunikasi, biasanya melalui interkoneksi khusus atau melalui bus. Protokol yang digunakan di sini sekali lagi merupakan bahasa yang digerakkan oleh tata bahasa dan bebas logika. Untuk memberi Anda gambaran yang lebih baik tentang perbedaan antara kedua jenis sistem ini, mari pelajari cara kerja server email. Server email digunakan untuk menyimpan kotak surat dalam jumlah besar dan mengirim dan menerima email. Demikian pula, dalam kasus sistem manusia-mesin, unit pemrosesan dapat dianggap sebagai server juga, tetapi alih-alih menyimpan pesan, unit ini menyimpan data.
Mesin manusia pada umumnya adalah perangkat lunak aplikasi yang berjalan di dalam casing komputer. Karena ini adalah perangkat logika yang dapat diprogram (APID), mesin manusia dapat diprogram sedemikian rupa sehingga melakukan tugas tertentu pada tanggal dan waktu tertentu. Logika yang mengontrol mesin tertanam dalam kode program. Dimungkinkan untuk menggunakan lebih dari satu kode program secara bersamaan. Dengan kata lain, Anda dapat menjalankan mesin manusia pada tanggal dan waktu yang berbeda. Pengguna biasa dapat menjadwalkan jam kerjanya untuk berjalan dengan cara tertentu, tergantung pada preferensinya.
Di sisi lain, mesin klien dimaksudkan untuk mengakses file yang disimpan pada media penyimpanan data. Ini berkomunikasi dengan komputer melalui port yang sesuai. Data yang diproses di sini diterima oleh perangkat input/output dan diteruskan ke program aplikasi untuk dieksekusi. Dalam kasus sistem manusia- mesin, unit logis tertanam dalam perangkat lunak aplikasi saat data diproses dalam mode batch, jadi tidak perlu menerjemahkan bahasa yang digunakan pengguna ke bahasa lain.
Mesin manusia dan sistem otomasi sangat berguna dan dapat digabungkan sebagai unit yang berdiri sendiri untuk melakukan tugas lain. Mereka dirancang untuk bekerja dalam sinkronisasi dan melakukan tugas mereka dengan cara terbaik.
Hal ini memungkinkan mereka untuk berjalan secara efisien bahkan di bawah kendala sumber daya yang tinggi. Jenis perangkat lunak ini sangat dapat digunakan kembali dan memungkinkan integrasi aplikasi lain ke dalamnya untuk membuat jenis robot baru, terutama ketika aplikasi yang ada menjadi tidak memadai untuk tugas-tugas baru. Ini menghemat banyak uang yang dihabiskan untuk mengembangkan aplikasi baru untuk mesin baru.
Gambar 2.2 Sistem Manusia Mesin
Sumber: Goggle.com
2.5 Analisis Terhadap Sistem Manusia Mesin
Analisis sistem manusia mesin adalah proses untuk memahami, mengevaluasi, dan memperbaiki interaksi antara manusia dan mesin dalam suatu sistem tertentu. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kinerja sistem secara keseluruhan dengan memperhatikan peran manusia dalam pengoperasian, pengawasan, dan pemeliharaan mesin atau teknologi yang terlibat.
Dalam analisis ini, beberapa aspek yang diperhatikan antara lain:
1. Antarmuka Pengguna
Evaluasi antarmuka antara manusia dan mesin, seperti layar sentuh, tombol- tombol, joystick, atau perangkat keras lainnya yang digunakan untuk berinteraksi dengan sistem.
2. Kognisi Manusia
Memahami kemampuan kognitif manusia, termasuk pemahaman, perhatian, memori, dan pengambilan keputusan, untuk memastikan bahwa sistem dirancang dengan mempertimbangkan batasan dan preferensi manusia.
3. Ergonomi
Memperhatikan aspek fisik dan psikologis dari antarmuka pengguna, serta tata letak perangkat dan kontrol, untuk meminimalkan kelelahan atau ketidaknyamanan saat pengguna berinteraksi dengan sistem.
4. Kinerja
Mengukur dan mengevaluasi kinerja sistem manusia mesin, termasuk waktu respons, tingkat kesalahan, kecepatan, dan akurasi, untuk memastikan bahwa sistem beroperasi secara efisien dan efektif.
5. Pelatihan dan Keterampilan
Menganalisis kebutuhan pelatihan manusia dalam menggunakan sistem, serta mempertimbangkan tingkat keterampilan dan pengalaman pengguna untuk mengoptimalkan interaksi mereka dengan mesin.
6. Keselamatan dan Keamanan
Memperhatikan aspek keselamatan dan keamanan dalam interaksi manusia mesin, termasuk pemahaman terhadap potensi bahaya atau risiko, serta desain kontrol untuk mengurangi kemungkinan kecelakaan atau pelanggaran keamanan.
Analisis sistem manusia mesin berfokus pada memahami bagaimana manusia dan mesin dapat bekerja bersama secara optimal, sehingga sistem dapat dirancang dan dikelola dengan baik untuk memenuhi kebutuhan pengguna sambil meminimalkan risiko dan masalah yang terkait dengan interaksi manusia mesin.
2.5.1 Fungsi Analisis Sistem Manusia Mesin
Analisis sistem manusia mesin memiliki beberapa fungsi yang penting dalam pengembangan, evaluasi, dan pemeliharaan sistem. Berikut adalah beberapa fungsi utama dari analisis sistem manusia mesin:
1. Memahami kebutuhan pengguna
Analisis sistem manusia mesin membantu dalam memahami kebutuhan, preferensi, dan keterbatasan pengguna akhir. Dengan memahami bagaimana manusia berinteraksi dengan sistem, perancang dapat merancang antarmuka yang lebih intuitif dan efisien.
2. Meningkatkan kinerja sistem
Dengan mempertimbangkan interaksi manusia mesin, analisis sistem manusia mesin membantu meningkatkan kinerja sistem secara keseluruhan.
Hal ini termasuk mengoptimalkan waktu respons, meningkatkan akurasi, dan mengurangi tingkat kesalahan.
3. Mengurangi risiko dan bahaya
Dengan memperhatikan faktor keselamatan dan keamanan, analisis sistem manusia mesin membantu mengidentifikasi dan mengurangi potensi risiko dan bahaya yang terkait dengan penggunaan sistem. Ini dapat melibatkan desain kontrol keselamatan, pelatihan pengguna, dan penggunaan tanda peringatan yang tepat.
4. Memperbaiki antarmuka pengguna
Analisis sistem manusia mesin membantu dalam merancang antarmuka pengguna yang lebih baik dan lebih ramah pengguna. Dengan memahami preferensi pengguna dan tata letak yang efisien, perancang dapat menciptakan antarmuka yang lebih mudah dipahami dan digunakan.
5. Meningkatkan pengalaman pengguna
Dengan memperhatikan aspek psikologis dan ergonomi dari interaksi manusia mesin, analisis sistem manusia mesin membantu meningkatkan pengalaman pengguna secara keseluruhan. Ini termasuk meminimalkan kelelahan pengguna, meningkatkan kepuasan, dan meningkatkan efisiensi penggunaan sistem.
6. Mendukung adaptasi dan inovasi
Analisis sistem manusia mesin membantu dalam memahami bagaimana pengguna bereaksi terhadap teknologi baru dan inovasi. Dengan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi teknologi, perancang dapat merancang sistem yang lebih mudah diterima dan digunakan oleh pengguna.
Dengan demikian, analisis sistem manusia mesin memiliki peran kunci dalam memastikan bahwa sistem dirancang dan diimplementasikan dengan memperhatikan kebutuhan, preferensi, dan keterbatasan manusia, sehingga dapat berfungsi dengan optimal dan aman digunakan oleh pengguna akhir.
2.6 Metode Analisis Terhadap Sistem Manusia Mesin
Analisis terhadap sistem manusia mesin melibatkan pemahaman dan evaluasi tentang bagaimana manusia dan mesin berinteraksi, serta dampaknya terhadap kinerja sistem secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa metode analisis yang umum digunakan dalam konteks ini:
1. Analisis Ergonomi
Fokus pada desain interaksi antara manusia dan mesin agar sesuai dengan kapabilitas fisik dan kognitif manusia. Ini melibatkan evaluasi terhadap antarmuka pengguna, tata letak kontrol, ukuran, dan bentuk perangkat, serta faktor-faktor ergonomi lainnya.
2. Evaluasi Kinerja
Melibatkan pengukuran dan analisis kinerja sistem manusia mesin, baik dari sudut pandang manusia maupun mesin. Ini dapat mencakup waktu respons, kecepatan pengolahan informasi, akurasi, dan efisiensi kerja.
3. Analisis Resiko Keselamatan
Mengidentifikasi potensi bahaya dan risiko yang terkait dengan interaksi manusia mesin, serta merancang kontrol dan tindakan pencegahan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan atau cedera.
4. Evaluasi Pengalaman Pengguna (User Experience - UX)
Mengukur dan menganalisis pengalaman pengguna saat menggunakan sistem, termasuk kepuasan, kemudahan penggunaan, dan efektivitas dalam mencapai tujuan mereka.
5. Analisis Keamanan Cyber
Menilai potensi ancaman keamanan terhadap sistem manusia mesin, termasuk privasi data, serangan peretasan, dan kerentanan keamanan lainnya yang dapat mempengaruhi kinerja dan kepercayaan dalam sistem.
6. Analisis Psikologis
Melibatkan pemahaman tentang faktor psikologis yang mempengaruhi interaksi manusia mesin, seperti persepsi, kognisi, emosi, dan perilaku pengguna. Ini dapat membantu dalam merancang antarmuka yang lebih intuitif dan efektif.
7. Evaluasi Interaksi Manusia-Komputer (Human-Computer Interaction - HCI):
Menggunakan prinsip-prinsip desain interaksi manusia-komputer untuk menganalisis dan memperbaiki antarmuka pengguna agar lebih intuitif, efisien, dan memenuhi kebutuhan pengguna.
8. Analisis Biometrik
Melibatkan penggunaan data biometrik, seperti sidik jari atau pengenalan wajah, untuk mengidentifikasi dan mengautentikasi pengguna sistem secara tepat dan aman.
Kombinasi dari berbagai metode analisis ini membantu memastikan bahwa sistem manusia mesin dirancang, diimplementasikan, dan dievaluasi dengan baik untuk memaksimalkan kinerjanya dan memenuhi kebutuhan pengguna serta meminimalkan risiko dan masalah yang mungkin terjadi.
2.6.1 Analisis Ergonomi
Analisis ergonomi terhadap sistem manusia mesin melibatkan evaluasi terhadap antarmuka antara manusia dan mesin dengan memperhatikan prinsip- prinsip ergonomi. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa desain sistem meminimalkan kelelahan, meningkatkan kenyamanan, dan meningkatkan efisiensi penggunaan. Berikut adalah beberapa aspek utama dari analisis ergonomi dalam konteks sistem manusia mesin:
1. Tata Letak dan Desain Antarmuka Pengguna
- Evaluasi tata letak tombol, layar, dan kontrol pada antarmuka pengguna untuk memastikan ketersediaan yang tepat dan aksesibilitas bagi pengguna.
- Memperhatikan ukuran, bentuk, dan posisi kontrol agar sesuai dengan variasi fisik pengguna dan meminimalkan kelelahan atau ketidaknyamanan.
- Memastikan konsistensi dalam tata letak antarmuka untuk memudahkan pemahaman dan navigasi oleh pengguna.
2. Penggunaan Warna, Kontras, dan Pencahayaan
- Evaluasi penggunaan warna dan kontras untuk meningkatkan visibilitas dan mudahnya membaca informasi pada antarmuka.
- Memastikan pencahayaan yang memadai agar tidak ada silau atau bayangan yang mengganggu penggunaan sistem.
- Menghindari penggunaan warna yang membingungkan atau sulit dibedakan oleh pengguna dengan berbagai tingkat penglihatan.
3. Penggunaan Simbol dan Ikon
- Memilih simbol dan ikon yang mudah dipahami oleh pengguna dan menghindari kebingungan atau interpretasi ganda.
- Menggunakan simbol dan ikon yang sudah umum dikenal dan dipahami secara luas oleh pengguna.
4. Desain Fisik Perangkat dan Peralatan
- Memperhatikan desain ergonomis perangkat keras untuk memastikan kenyamanan dan efisiensi penggunaan, seperti bentuk pegangan, bobot, dan struktur fisik lainnya.
- Memperhatikan penggunaan material yang nyaman dan tahan lama.
5. Evaluasi Antarmuka Pengguna Terhadap Tugas Spesifik
- Menganalisis interaksi manusia mesin dalam konteks tugas-tugas tertentu yang akan dilakukan pengguna, termasuk evaluasi alur kerja dan kebutuhan informasi.
- Memastikan antarmuka pengguna mendukung pengguna dalam menyelesaikan tugas-tugas dengan efisien dan akurat.
Melalui analisis ergonomi yang cermat, sistem manusia mesin dapat dirancang untuk memenuhi kebutuhan dan preferensi pengguna, sehingga meningkatkan kinerja, kenyamanan, dan keselamatan penggunaan sistem tersebut.
2.6.2 Evaluasi Kinerja Terhadap Sistem Manusia Mesin
Evaluasi kinerja terhadap sistem manusia mesin adalah proses untuk mengukur dan mengevaluasi seberapa baik sistem tersebut berfungsi dalam interaksi antara manusia dan mesin. Evaluasi ini bertujuan untuk memastikan bahwa sistem dapat digunakan dengan efektif, efisien, dan aman oleh pengguna.
Berikut adalah beberapa langkah umum dalam melakukan evaluasi kinerja terhadap sistem manusia mesin:
1. Menentukan Kriteria Kinerja
Identifikasi kriteria kinerja yang relevan berdasarkan tujuan dan kebutuhan sistem. Ini mungkin termasuk waktu respons, akurasi, kecepatan pengolahan informasi, tingkat kesalahan, dan tingkat kepuasan pengguna.
2. Pengumpulan Data
Kumpulkan data tentang interaksi manusia mesin dalam situasi yang relevan dengan penggunaan sehari-hari sistem. Ini bisa dilakukan melalui observasi langsung, pengukuran waktu respons, kuesioner, atau wawancara dengan pengguna.
3. Analisis Data
Analisis data yang dikumpulkan untuk mengevaluasi kinerja sistem. Ini melibatkan pengolahan data untuk menghitung metrik kinerja seperti tingkat kesalahan, waktu respons rata-rata, atau tingkat kepuasan pengguna.
4. Perbandingan dengan Standar atau Kriteria yang Ditetapkan
Bandingkan hasil evaluasi dengan standar kinerja yang ditetapkan sebelumnya atau kriteria yang dianggap sebagai kinerja yang baik. Ini dapat membantu menilai sejauh mana sistem memenuhi harapan dan kebutuhan pengguna.
5. Identifikasi Masalah dan Area Peningkatan
Identifikasi masalah atau kelemahan dalam kinerja sistem, serta area di mana sistem dapat ditingkatkan. Ini bisa termasuk perbaikan desain antarmuka pengguna, peningkatan pelatihan pengguna, atau penyesuaian fungsi sistem.
6. Implementasi Perbaikan
Berdasarkan temuan dari evaluasi kinerja, terapkan perbaikan dan perbaikan yang diperlukan pada sistem. Ini bisa meliputi perubahan desain antarmuka, peningkatan pelatihan pengguna, atau penyesuaian sistem secara keseluruhan.
7. Evaluasi Lanjutan
Lakukan evaluasi lanjutan untuk memeriksa apakah perbaikan yang diimplementasikan telah berhasil meningkatkan kinerja sistem. Terus
pantau kinerja sistem dari waktu ke waktu dan lakukan perbaikan tambahan jika diperlukan.
Melalui proses evaluasi kinerja yang sistematis, sistem manusia mesin dapat terus ditingkatkan untuk memastikan penggunaan yang lebih efektif, efisien, dan aman bagi pengguna.
2.6.3 Analisis Resiko Keselamatan Terhadap Sistem Manusia Mesin
Analisis risiko keselamatan terhadap sistem manusia mesin adalah proses untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengelola potensi bahaya dan risiko yang terkait dengan interaksi antara manusia dan mesin dalam suatu sistem.
Tujuannya adalah untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan, cedera, atau kerusakan yang disebabkan oleh penggunaan sistem. Berikut adalah langkah- langkah yang biasanya dilakukan dalam analisis risiko keselamatan:
1. Identifikasi Bahaya
Identifikasi semua potensi bahaya yang terkait dengan interaksi manusia mesin. Ini bisa termasuk kegagalan mesin, kondisi lingkungan yang tidak aman, kesalahan pengguna, dan faktor-faktor lain yang dapat menyebabkan cedera atau kerusakan.
2. Penilaian Risiko
Evaluasi tingkat risiko yang terkait dengan setiap bahaya yang diidentifikasi. Ini melibatkan mempertimbangkan kemungkinan terjadinya kejadian berbahaya dan potensi dampaknya terhadap manusia, lingkungan, atau properti.
3. Penentuan Kontrol Risiko
Identifikasi dan penerapan kontrol atau tindakan pencegahan yang diperlukan untuk mengurangi risiko menjadi tingkat yang dapat diterima.
Ini bisa termasuk perubahan desain sistem, pelatihan pengguna, pemasangan perangkat pengaman, atau pembatasan akses.
4. Evaluasi dan Revisi
Tinjau kembali efektivitas kontrol risiko yang diterapkan dan lakukan revisi jika diperlukan. Proses ini dapat melibatkan pengujian sistem, pemantauan kinerja, dan umpan balik dari pengguna.
5. Dokumentasi
Dokumentasikan hasil analisis risiko, keputusan yang diambil, dan langkah- langkah kontrol risiko yang diterapkan. Ini penting untuk keperluan pelaporan, audit, dan pembaruan sistem di masa depan.
Contoh kontrol risiko yang umum meliputi:
- Pelatihan dan pendidikan pengguna tentang penggunaan yang aman dari sistem.
- Pemasangan sensor keselamatan atau perangkat pengaman otomatis pada mesin.
- Pemisahan fisik antara manusia dan bagian berbahaya dari mesin menggunakan pagar atau perisai.
Analisis risiko keselamatan terhadap sistem manusia mesin adalah komponen penting dalam proses perancangan dan pengembangan sistem, serta memastikan bahwa sistem tersebut aman digunakan oleh pengguna.
2.6.4 Evaluasi Interaksi Manusia-Komputer Terhadap Sistem Manusia Mesin
Evaluasi Interaksi Manusia-Komputer (HCI - Human-Computer Interaction) terhadap sistem manusia mesin adalah proses untuk memahami, mengevaluasi, dan meningkatkan cara manusia berinteraksi dengan mesin atau sistem teknologi. Ini bertujuan untuk memastikan bahwa antarmuka pengguna dirancang dengan baik dan memenuhi kebutuhan pengguna, sehingga pengguna dapat berinteraksi dengan sistem secara efisien, efektif, dan memuaskan. Berikut adalah beberapa langkah yang umum dilakukan dalam evaluasi HCI terhadap sistem manusia mesin:
1. Identifikasi Kebutuhan Pengguna
Memahami profil pengguna yang akan menggunakan sistem, termasuk karakteristik, preferensi, dan keterampilan mereka. Ini melibatkan pengumpulan informasi tentang pengguna potensial melalui wawancara, survei, atau observasi.
2. Pengembangan Skenario Penggunaan
Membuat skenario penggunaan yang merepresentasikan situasi atau tugas yang akan dihadapi pengguna saat menggunakan sistem. Skenario ini membantu dalam menentukan tujuan evaluasi dan mengarahkan proses evaluasi.
3. Pengumpulan Data
Melakukan evaluasi HCI menggunakan metode yang sesuai, seperti pengamatan langsung, pengujian pengguna, atau kuesioner. Data yang dikumpulkan mencakup tanggapan pengguna, waktu respons, tingkat keberhasilan tugas, dan kepuasan pengguna.
4. Analisis Data
Menganalisis data yang dikumpulkan untuk mengidentifikasi masalah atau kebutuhan desain antarmuka pengguna yang memerlukan perbaikan. Ini melibatkan penilaian kinerja pengguna, identifikasi pola penggunaan, dan pemahaman terhadap kebutuhan pengguna.
5. Rekomendasi Perbaikan
Berdasarkan analisis data, membuat rekomendasi perbaikan atau penyesuaian terhadap antarmuka pengguna. Ini dapat mencakup perubahan desain visual, penyesuaian tata letak, atau perbaikan pada alur kerja.
6. Implementasi Perubahan
Mengimplementasikan perubahan atau penyesuaian yang direkomendasikan ke dalam desain antarmuka pengguna. Ini bisa melibatkan pengembang perangkat lunak, desainer antarmuka pengguna, atau tim pengembangan yang relevan.
7. Pengujian Lanjutan:
Setelah perubahan diterapkan, melakukan pengujian lanjutan untuk memastikan bahwa masalah telah diatasi dan penggunaan sistem telah meningkat.
8. Evaluasi Kembal
Secara berkala, melakukan evaluasi kembali terhadap antarmuka pengguna untuk memastikan bahwa sistem terus memenuhi kebutuhan dan preferensi pengguna seiring waktu.
Dengan melakukan evaluasi HCI yang komprehensif terhadap sistem manusia mesin, pengembang dapat merancang antarmuka pengguna yang lebih efektif, intuitif, dan memuaskan bagi pengguna, sehingga meningkatkan kinerja dan pengalaman pengguna secara keseluruhan.