POKOK-POKOK HUKUM ILSAM
OLEH:
NOFRIZAL SAYUTI
(PENGAMPU MK PENGANTAR HUKUM ISLAM) UNIVERSITAS SIBER MUHAMMADIYAH
PENDAHULUAN
A. Pengertian Hukum Islam B. Syariah, Fikih, dan Qanun
C. Ruang Lingkup Hukum Islam.
A. PENGERTIAN HUKUM ISLAM
• Kata hukum Islam alam Al-Qur’an adalah kata syarî’ah, fiqh, hukum Allah.
• Dalam Bahasa Inggris istilah Hukum Islam Islamic Law.
• secara etimologi berasal dari akar kata bahasa Arab.
• 0مُ0كُ3حْ5يَ-5مُ5كُ5حَ hakama-yahkumu yang kemudian bentuk mashdar-nya
• menjadi ا;مً3كُ0حَ hukman. Lafadz 0مُ3كُ0حْ3لْ5اَ al-hukmu adalah bentuk tunggal
• dari bentuk jamak 0مُا5كُ3حْ35لْ5اَ a l-ahkâm.
• kata 5مُ5كُ5حَ hakama tersebut kemudian muncul
• kata 0ةُ5مً3كُDحْ3لْ5اَ al-hikmah yang memiliki arti kebijaksanaan.
LANJUTAN
• Hukum Islam hukum yang berasal dari agama Islam “Hukum yang diturunkan oleh Allah untuk kemaslahatan hamba-hambanya didunia dan akhirat”.
• Hukum Islam ciptaan Allah.
• Allah mempunyai hak perogratif untuk membuat dan menciptakan hukum.
• Perintah untuk mentaati Allah dan Rasul (An-Nisa’:59), dan al-Hasyr:7).
LANJUTAN
• Al-Fayumi dalam buku Zainudin Ali, Hukum Islam, Pengantar Hukum Islam di Indonesia ia menyebutkan bahwa “ 3لْ 5RRصَ5فَ3لْاَ5وَ ى 5RRضَ5قَ ى5نَ3عْ5مًDبِ 5مُ5كُ5حَ Hukum bermakna memutuskan, menetapkan, dan menyelesaikan setiap permasalahan.
• Muhammad Daud Ali menyebutkan bahwa kata hukum yang berasal dari lafadz Arab tersebut bermakna norma, kaidah, ukuran, tolok ukur, pedoman, yang digunakan untuk menilai dan melihat tingkah laku manusia dengan lingkungan sekitarnya.
• Dalam kamus Oxford sebagaimana dikutip oleh Muhammad Muslehuddin, hukum diartikan sebagai “Sekumpulan aturan, baik yang berasal dari aturan formal maupun adat, yang diakui oleh masyarakat dan bangsa tertentu dan mengikat bagi anggotanya”.
LANJUTAN
• Islam bermakna sebagai sebuah ketundukan dan penyerahan diri
seorang hamba saat berhadapan dengan Tuhannya.
B. PENGERTIAN SYARIAH, FIQIH, DAN QANUN
•
Istilah “Hukum Islam” jarang dipakai oleh para ulama islam. Menunjukkan Hukum Islam Syriat dan Fikih.
•
Syarî’at atau ditulis juga syarî’ah secara etimologis (bahasa) sebagaimana dikemukakan oleh Hasbi as-Shiddieqy adalah “Jalan tempat keluarnya sumber mata air atau jalan yang dilalui air terjun”.
•
at-thariqah al-mustaqîmah (sebuah jalan lurus yang harus diikuti oleh setiap umat muslim).
•
Secara Bahasa Syariah tempat yang banyak air.
•
Secara Terminologis “sebagai tata aturan atau hukum-hukum yang
disyariatkan oleh Allah kepada hamba-Nya untuk diikuti.
LANJUTAN
• Syariat merupakan norma hukum dasar yang ditetapkan Allah, dan
kemudian wajib diikuti oleh umat Islam berdasar keyakinan dan disertai akhlak, baik dalam hubungannya:
1. Allah 2. Manusia
3. Alam semesta
LANJUTAN
• Mahmud Syaltut dalam al-Islâm: ‘Aqîdah wa Syarî’ah mengatakan,
“Syariah adalah peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh Allah atau
ditetapkan dasar-dasarnya oleh Allah agar manusia berpegang teguh
kepadanya dalam hubungannya dengan Tuhannya, berhubungan
dengan saudaranya sesama muslim, berhubungan dengan saudaranya
sesama manusia, berhubungan dengan alam semesta, dan
berhubungan dengan kehidupan.
LANJUTAN
• Secara Termonologis mempunyai dua pengertian: secara luas dan sempit .
1. Secara luas “hukum dan ketentuan dari Allah untuk hamba-hambanya guna kemaslahatan dunai dan akhirat.
2. Secara sempit yang berkaitan dengan perbuatan mukallaf saja.
• Fikih dan Syariah tidak bisa dipisahkan.
• Fikih secara etimologis “pengetahuan dan pemahaman terhadap sesuatu, secara terminologis Fikih Pengetahuan tentang hukum-hukum syar’i yang amali/praktis yang digali dari dalil-dalil yang rinci.
• Perbedaan Pokok Syariah dan Fikih:
1. Ketentuan syariat terdapat dalam al-Quran dan kitab-kitab hadits. Ketentuan syariat terdapat dalam al-Quran dan kitabkitab hadits. Yang dimaksud syariah adalah wahyu Allah dan sunah Nabi Muhammad sebagai Rasul-Nya. Sedang fiqih adalah sebuah pemahaman manusia yang memenuhi syarat tentang syariat dan terdapat dalam kitab- kitab fiqih.
LANJUTAN
2. Syariat bersifat fundamental serta memiliki cakupan ruang lingkup yang lebih luas, meliputi juga akhlak dan akidah. Sedang fikih hanya bersifat instrumental, terbatas pada hukum yang mengatur perbuatan manusia, yang biasa disebut sebagai perbuatan hukum.
3. Syariat adalah ketetapan Allah dan ketentuan Rasul-Nya sehingga berlaku abadi.
Sedang fiqih karena merupakan karya manusia, maka sangat dimungkinkan mengalami perubahan sesuai perkembangan zaman dan waktu.
4. Syariat hanya ada satu, sedang fikih berjumlah banyak karena merupakan pemahaman manusia. Seperti terdapatnya beberapa aliran ahli fikih fâqih (s) atau fuqahâ’ (p) yang berbeda, dikenal dengan sebutan madzhab (s) atau madzâhib (p).
LANJUTAN
5. Syariat menunjukkan konsep kesatuan dalam Islam, sedang fikih menunjukkan keragaman pemikiran yang memang dianjurkan dalam Islam.
• definisi qânûn (Undang-Undang). Istilah ini merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab.
• Kitab Mu’jam Al-Wasîth menyebutkan bahwa qânûn adalah setiap perkara yang bersifat kulliy (menyeluruh) yang relevan dengan seluruh juz’iyyah (bagianbagian)- nya, yang darinya hukum-hukum juz’iyyah tersebut dikenal.
• ulama salaf memberikan definisi qânûn sebagai kaidah-kaidah yang bersifat kulliy (menyeluruh) yang di dalamnya tercakup hukum-hukum juz’iyyah (bagian-bagian).
LANJUTAN
• Jika kata qânûn disebutkan bersamaan dengan kata syariah, tidak lain maksudnya adalah suatu hukum yang dibuat manusia untuk mengatur perjalanan hidup dan hubungannya dengan sesama manusia yang lain, baik secara individu, masyarakat, dan negara.
• Dasar syariat adalah wahyu Allah, sedangkan dasar qânûn adalah rakyu (produk manusia). Kata qânûn (undang-undang) berarti kumpulan undang-undang atau hukum produk manusia yang dikemas untuk perkara tertentu dan bidang-bidang tertentu, seperti undang-undang pidana dan lain-lain.
• Bisa disebut pula, qânûn ialah kumpulan hukum produk manusia yang digunakan untuk menyelesaikan dan memutuskan perkara manusia yang berselisih. Qânûn produk manusia yang kali pertama dikenal ialah Qânûn Hamuraby di negara Babilonia, sedang kumpulan qânûn klasik yang paling terkenal adalah undang- undang Romawi.
LANJUTAN
• Perbedaan mendasar antara syariat dengan qânûn jika ditinjau dari tiga aspek, yaitu:
1. Aspek pembuatan. Qânûn merupakan produk manusia, sedangkan syariat Islam adalah produk Allah. Qânûn sesuai dengan sifat pembuatnya (manusia) maka terdapat kekurangan, kelemahan, dan keterbatasan. Maka dari itu qânûn menerima perubahan, pergantian, termasuk penambahan dan pengurangan materi sesuai perubahan yang terjadi di masyarakat. Ditinjau dari aspek pembuatan ini maka qânûn tidak akan pernah sempurna karena merupakan produk manusia yang penuh dengan keterbatasan.
2. Aspek waktu berlakunya. Qânûn sebagai produk manusia bersifat temporer untuk mengatur setiap perkara dan kebutuhan manusia. Seringkali qânûn atau aturan muncul setelah terdapat masyarakat. Hal ini menyebabkan qânûn yang saat ini relevan dengan keadaan masyarakat belum tentu relevan di masa mendatang karena perbedaan
C. RUANG LINGKUP HUKUM ISLAM
•
hukum Islam tidak membedakan secara tegas antara wilayah hukum privat dan hukum publik, seperti yang dipahami dalam ilmu hukum Barat. Hal ini karena dalam hukum privat Islam terdapat segi-segi hukum publik;
demikian juga sebaliknya. Ruang lingkup hukum Islam dalam arti fiqih Islam meliputi: ibadah dan muamalah.
•
Ibadah mencakup hubungan antara manusia dengan Tuhannya. Sedangkan
muamalat dalam pengertian yang sangat luas terkait dengan hubungan
antara manusia dengan sesamanya. Dalam konteks ini, muamalah
mencakup beberapa bidang, di antaranya: (a) munâkahat, (b) wirâtsah, (c)
mu’âmalat dalam arti khusus, (d) jinâyat atau uqûbat, (e) al-ahkâm as-
shulthâniyyah (khilafah), (f) siyâr, dan (g) mukhâsamat.
TERIMA KASIH