Pengertian Kerukunan Antar Umat Beragama
Kerukunan antar umat beragama adalah suatu kondisi sosial ketika semua golongan agama bisa hidup bersama tanpa menguarangi hak dasar masing-masing untuk melaksanakan kewajiban agamanya. Masing-masing pemeluk agama yang baik haruslah hidup rukun dan damai. Karena itu kerukunan antar umat beragama tidak mungkin akan lahir dari sikap fanatisme buta dan sikap tidak peduli atas hak keberagaman dan perasaan orang lain wujud wujud nya ialah
1. Saling hormat menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya.
2. Saling hormat menghormati dan berkerjasama intern pemeluk agama, antar berbagai golongan agama dan umatumat beragama dengan pemerintah yang sama-sama bertanggung jawab
membangun bangsa dan Negara.
3. Saling tenggang rasa dan toleransi dengan tidak memaksa agama kepada orang lain Tujuan Kerukunan Antar Umat Beragama
Dari pengertian kerukunan umat beragama adalah hubungan sesama umat beragama yang dilandasi toleransi, saling mengerti, saling menghargai satu sama lain tanpa terjadinya benturan dan konflik agama.
Adapun tujuan kerukunan hidup beragama itu diantaranya ialah:
1. Untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan keberagamaan masing-masing pemeluk agama. Masing- masing penganut agama adanya kenyataan agama lain, akan semakin mendorong untuk menghayati dan sekaligus memperdalam ajara-ajaran agamanya serta semakin berusaha untuk mengamalkannya.
2. Untuk mewujudkan stabilitas nasional yang mantap Dengan terwujudnya kerukunan hidup beragama, maka secara praktis ketegangan-ketegangan yang ditimbulkan akibat perbedaan paham yang berpangkal pada keyakinan keagamaan dapat dihindari
3. Menunjang dan mensukseskan pembangunan Dari tahun ke tahun pemerintah senantiasa berusaha untuk melaksanakan dan mensukseskan pembangunan dari segala bidang. Usaha pembangunan akan sukses apabila didukung dan ditopang oleh segenap lapisan masyarakat.
LANDASAN HUKUM
1. Landasan Idil, yaitu Pancasila (sila pertama yakni Ketuhanan Yang Maha Esa). 2. Landasan Konstitusional, yaitu Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 29 ayat 1: "Negara
berdasar atas Ketuhanan yang Maha Esa". Dan Pasal 29 ayat 2: "Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut agamanya dan kepercayaannya itu".
3. Landasan Strategis, yaitu Ketettapan MPR No JV tahun 1999 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara. Dalam GBHN dan Program Pembangunan Nasional
(PROPENAS) tahun 2000, dinyatakan bahwa sasaran pembangunan bidang agama adalah terciptanya suasana kehidupan beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa, yang penuh keimanan dan ketakwaan, penuh kerukunan yang dinamis antar umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa
wadah kerukunan kehidupan beragama ada 3 kerukunan umat beragama yaitu 1.kerukunan antar umat beragama 2.kerukunan intern umat beragama
3.kerukunan umat beragama antar pemerintah Pembangunan kehidupan beragama
Pada hakikatnya, terdapat dua macam pembangunan bidang agama.
1. pembangunan material yang mencakup pembangunan fisik yang meliputi politik, sosial, ekonomi, pertahanan dan keamanan.
2. pembangunan moral spiritual, yaitu pembangunan non-fisik yang meliputi ideologi, budaya dan agama. Indonesia dengan berbagai keragaman yang ada harus dijaga, dilestarikan serta dirawat agar tidak terjadi perpecahan, dan hal tersebut dapat dilakukan dengan menghargai perbedaan suku, agama, ras dan antargolongan, dialog dan kerjasama antar agama dan antar budaya, menolak intoleransi dan radikalisme serta mengutamakan sikap moderat.
Pola pembinaan kerukunan umat beragama Yudis yg cari
Langkah Langkah pelaksanaan kerukunan hidup beragama yaitu:
1. Saling tenggang rasa,saling menghargai,toleransi antar umat beragama 2. Tidak memaksa seseorang untuk memeluk agama tertentu
3. Umat beragama diberi kebebasan beribadah sesuai dengan agama masing masing
Pokok pokok ajaran islam tentang kerukunan hidup beragama
Kerukunan hidup
umat beragama di Indonesia adalah
program pemerintah
sesuai
dengan GBHN tahun 1999 dan Propenas 2000 tentang
sasaran
pembangunan bidang
agama. Kerukunan hidup di Indonesia tidak termasuk
aqidah atau keimanan
menurut ajaran
agama yang dianut
oleh warga negara
Indonesia, yaitu Islam,
Kristen Protestan, Katolik, Hindu dan Budha. Setiap umat beragama di beri
kesempatan
melakukan ibadah sesuai dengan
keimanan dan
kepercayaan masing- masing
Kerukunan hidup
umat beragama di
Indonesia adalah
program pemerintah sesuai
dengan GBHN tahun 1999 dan Propenas 2000 tentang
sasaran
pembangunan bidang
agama. Kerukunan hidup di Indonesia tidak termasuk
aqidah atau
keimanan
menurut ajaran
agama yang dianut oleh warga negara Indonesia, yaitu
Islam,
Kristen Protestan, Katolik, Hindu dan Budha. Setiap umat beragama di beri
kesempatan
melakukan ibadah sesuai dengan
keimanan dan
kepercayaan masing-
masing
Kerukunan hidup
umat beragama di Indonesia adalah
program pemerintah sesuai
dengan GBHN tahun 1999 dan Propenas 2000 tentang
sasaran
pembangunan bidang
agama. Kerukunan
hidup di Indonesia
tidak termasuk aqidah atau
keimanan
menurut ajaran
agama yang dianut oleh warga negara Indonesia, yaitu
Islam,
Kristen Protestan, Katolik, Hindu dan Budha. Setiap umat beragama di beri
kesempatan
melakukan ibadah
sesuai dengan keimanan dan
kepercayaan masing- masing
belum di cari
KERUKUNAN BERAGAMA DI INDONESIA
Kondisi
keberagamaan rakyat Indonesia sejak pasca krisis tahun 1997 sangat memprihatinkan.
Konflik bernuansa
agama terjadi di
beberapa daerah seperti
Ambon dan Poso.
Konflik tersebut sangat mungkin terjadi karena
kondisi rakyat
Indonesia yang multi etnis, multi agama dan multi budaya.
Belum lagi kondisi masyarakat
Indonesia yang
mudah terprovokasi
oleh pihak ketiga yang merusak
watak bangsa
Indonesia yang suka damai dan rukun.
Sementara itu krisis ekonomi
dan politik terus melanda bangsa
Indonesia, sehingga sebagian rakyat
Indonesia
sudah sangat
tertekan baik dari
segi ekonomi, politik maupun beragama.
Terakhir peristiwa
dihancurkannya
gedung World Trade Centre pada tanggal 11 September
2001 dan bom Bali pada tanggal 12
Oktober 2002 yang menewaskan 180
orang,
yang berdampak diidentikkannya
umat Islam dengan teroris dan
dituduhnya
Indonesia sebagai sarang teroris.
1. Kebebasan beragama tidak membenarkan menjadikan orang lain yang telah menganut agama tertentu menjadi sasaran propaganda agama yang lain.
2. Menggunakan bujukan berupa memberi uang, pakaian, makanan dan lainnya supaya orang lain pindah agama adalah tidak dibenarkan 3. Pendirian rumah ibadah harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan umat dan dihindarkan timbulnya keresahan penganut agama lain kerena mendirikan rumah ibadah di daerah pemukiman yang tidak ada penganut agama tersebut