• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Wilayah Pesisir

N/A
N/A
Wiwin Marisa

Academic year: 2024

Membagikan "Pengertian Wilayah Pesisir"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

Pesisir merupakan wilayah yang kaya akan sumber daya alam baik daratan maupun lautan yang sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Akan lebih bermakna jika penetapan batas wilayah pesisir didasarkan pada faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan (penggunaan) dan pengelolaan ekosistem pesisir dan laut serta seluruh sumber daya yang ada di dalamnya, serta tujuan pengelolaan itu sendiri. Aktivitas manusia dalam eksploitasi sumber daya alam cenderung berlebihan dan merusak ekosistem yang ada sehingga semakin hari semakin rusak dan kualitas fungsi ekosistem yang bersangkutan semakin menurun.

Wilayah pesisir dan sumber daya alamnya mempunyai kepentingan strategis bagi pembangunan perekonomian Indonesia karena merupakan salah satu penopang perekonomian nasional. Selain itu, fakta yang disampaikan berbagai ahli dalam berbagai kesempatan juga menunjukkan hal serupa. Selain itu, wilayah ini juga memiliki berbagai sumber daya masa depan antara lain: Sumber daya energi dan obat-obatan. Hal ini menyoroti peluang untuk memperluas pemasaran produk dari sektor industri yang berkembang pesat di Indonesia (4-9%). Wilayah pesisir juga kaya akan berbagai sumber daya pesisir dan laut. a) pertambangan dengan 60 cadangan minyak yang diketahui;.

Sebagai pemasok sumber daya alam, perairan pesisir menyediakan sumber daya alam produktif yang dapat dikonsumsi secara langsung maupun tidak langsung. Karena Indonesia terletak di persimpangan tiga lempeng tektonik, wilayah ini kaya akan sumber daya alam bawah laut, namun juga relatif rentan terhadap bencana alam.

Kekayaan Laut Indonesia

Namun sumber daya laut Indonesia yang saat ini baru tereksploitasi hanya berjumlah 4 juta ton, sehingga Indonesia masih mempunyai banyak potensi sumber daya laut. Potensi ekonomi kekayaan kelautan antara lain perikanan senilai US$31,94 miliar, kawasan pesisir berkelanjutan senilai US$56 miliar, bioteknologi kelautan senilai total US$40 miliar dan lautan senilai US$2 miliar, pariwisata dan minyak senilai US$6,64 miliar.

Garis Pangkal Teritorial

Zona ekonomi eksklusif memungkinkan suatu negara untuk menggunakan sumber daya alam, seperti organisme hidup dan mineral, untuk mengatur aktivitas perdagangan di wilayah tersebut. Pulau adalah suatu kawasan daratan yang terbentuk secara alami dan masih berada di atas permukaan air pada saat air pasang. Pada tahun 1960-an, tidak ada garis pangkal adat, dan garis pangkal untuk memetakan luas wilayah perairan sering disebut “lari” titik-ke-titik.

Kedaulatan jenis ini sebenarnya yang tertinggi bagi Indonesia, namun perjanjian tersebut merupakan konsensus internasional dan bagi kami Konvensi Hukum Laut 1982 memuat prinsip-prinsip negara kepulauan yang secara khusus berada di bawah yurisdiksi negara. Jangan menghalangi jalur damai: Meskipun laut teritorial merupakan wilayah kedaulatan suatu negara, namun negara pantai tidak dapat menghalangi kapal asing yang ingin melakukan lintas damai melalui wilayah laut teritorialnya. Faktanya, negara pantai seharusnya memberikan informasi kepada kapal asing tentang bahaya dan navigasi di laut teritorialnya.

Non-diskriminasi terhadap kendaraan air asing: Negara pantai tidak boleh melakukan diskriminasi terhadap kendaraan air asing dari suatu negara yang membawa muatan dari suatu tempat ke tempat lain di laut teritorialnya. Tidak ada biaya: Negara-negara pantai tidak boleh mengenakan biaya kepada kapal asing yang hanya melakukan penyeberangan laut di dalam wilayahnya. Mencegah lalu lintas kapal asing jika tidak damai: Negara pantai berhak mencegah kapal asing melewati laut teritorialnya jika kapal tersebut melakukan penyeberangan laut yang tidak damai.

Penghentian sementara kedatangan kapal asing: Negara pantai mempunyai hak untuk menghentikan sementara kedatangan kapal asing, jika hal ini diperlukan untuk keamanan dan pelatihan senjata, dengan pemberitahuan yang sesuai. Pembebanan Bea: Negara pantai dapat mengenakan bea pada kapal asing jika kapal tersebut menyediakan layanan khusus seperti transit melalui terusan.

Permasalahan laut teritorial

Landas Kontinen

Landas kontinen pertama kali diatur dalam Konvensi Jenewa tentang Hukum Laut IV tahun 1958, dan diatur kembali dalam Konvensi PBB tentang Hukum Laut (KHL 1982). Landas Kontinen Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1973 yang isinya mengacu pada Konvensi Jenewa 1958. Konvensi ini mula-mula ditindaklanjuti dengan Undang-Undang Nomor 4 Prp Tahun 1960 yang memberikan definisi bahwa landas kontinen adalah dasar laut. daratan di bawahnya di luar wilayah laut Negara Republik Indonesia sampai kedalaman 200 meter atau lebih, yang masih memungkinkan untuk dilakukan eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam.

Indonesia saat ini mempunyai kemampuan berdasarkan Konvensi Internasional Hukum Laut (UNCLOS) tahun 1982 untuk memeriksa wilayah landas kontinen yang berjarak 350 mil laut. Lokasinya ditemukan 200 mil laut dari garis dasar. Indonesia saat ini mempunyai kemampuan berdasarkan Konvensi Internasional Hukum Laut (UNCLOS) tahun 1982 untuk memeriksa landas kontinen yang berjarak 350 mil laut. Berdasarkan Pasal 76 Konvensi Hukum Laut tahun 1982, suatu negara pantai mempunyai hak atas landas kontinen melebihi 200 mil laut diukur dari garis pangkalnya.

Negara-negara pesisir dapat mengajukan klaim atas batas terluar landas kontinennya dengan mengajukannya kepada Komisi Batas Landas Kontinen melalui Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Batas Landas Kontinen Indonesia dengan Negara Lain

Perjanjian Batas Landas Kontinen antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Kerajaan Thailand telah disetujui dan ditandatangani di Bangkok pada tanggal 17 Desember 1971 dan disahkan dengan Keputusan Presiden No. Mereka saling bertukar instrumen ratifikasi pada tanggal 2 April di Jakarta. Batas antara Republik Indonesia dan Kerajaan Thailand di Selat Malaka bagian utara dan dua titik koordinat landas kontinen disepakati pada tanggal 17 Desember 1971 batas landas kontinen antara pemerintah Indonesia dan Malaysia tercapai. mulai berlaku pada tanggal 27 Oktober 1969. Dalam perjanjian ini disepakati 25 titik koordinat (titik 1 sampai dengan 10) di sebagian Selat Malaka (dekat Semenanjung Malaka), yaitu.

Perjanjian Batas Laut Daerah antara Pemerintah Republik Indonesia dan Singapura mulai berlaku pada tanggal 25 Mei 1973 di Jakarta. Perjanjian tersebut menyepakati enam titik koordinat di Selat Singapura, dan Pemerintah Republik Indonesia meratifikasi perjanjian ini demi hukum. Nomor 7 Tahun 1973, 8 Desember 1973 (Berita Negara Republik Indonesia Nomor 3018). 5. Batas landas kontinen Indonesia dan Vietnam. Batas Landas Kontinen antara Indonesia dan Vietnam Perundingan penetapan batas landas kontinen antara Indonesia dan Vietnam dilaksanakan pada tanggal 26 Juni 2003 di Hanoi, Vietnam. Garis batas landas kontinen kedua negara disepakati setelah perundingan selama kurang lebih 23 tahun.

Pemerintah Indonesia telah meratifikasi perundingan tersebut melalui Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2007 tanggal 15 Maret 2007, Lembaran Negara Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4706.

Hak Dan Kewajiban Negara Pantai Atas Landas Kontinen

Apabila pihak lain ingin melakukan kegiatan di kawasan tersebut, maka harus mendapat izin dari negara pantai. Kewajiban lingkungan hidup: Negara pantai wajib memperhatikan perlindungan lingkungan laut serta hak dan kewajiban negara lain. Hal ini mencakup pemasangan dan pemeliharaan pipa dan kabel bawah air, serta keselamatan pelayaran dan pulau buatan.

Jadi, landas kontinen merupakan suatu wilayah bawah air yang merupakan kelanjutan alamiah daratan negara pantai, dan negara pantai mempunyai hak dan kewajiban eksklusif atas pengelolaan dan perlindungan wilayah tersebut.

Beberapa Permasalahan Dalam Landas Kontinental

Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) merupakan batas wilayah sepanjang 200 mil dari pangkalan maritim dimana suatu negara mempunyai hak atas seluruh sumber daya alam yang terkandung di dalamnya. Selain itu, negara berhak menerapkan dan menegakkan segala tindakan hukum serta mempunyai kebebasan navigasi dan penerbangan di wilayahnya. Selain itu, peraturan ZEE ini memuat seluruh hak pemerintah Indonesia untuk mengatur segala bentuk eksploitasi sumber daya alam di bawah laut, di permukaan bumi, dan di bawah laut, serta hak untuk mengeksplorasi sumber daya laut dan kekayaan hayati lainnya. sumber daya . sumber daya. Alasan mengapa ZEE harus ditegakkan adalah karena laut penting bagi manusia, mulai dari stok ikan, energi, sumber daya mineral, dan biota laut lainnya hingga manfaat terkait siklus air, seperti menyeimbangkan suhu dan menyediakan potensi uap air yang sebesar-besarnya. mempunyai dampak yang besar terhadap kehidupan masyarakat.

Hal tersebut dijelaskan dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1983, bahwa Indonesia mempunyai sejumlah hak dan kewajiban di Zona Ekonomi Eksklusif, sebagai berikut. Hak berdaulat untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi, pengelolaan dan konservasi sumber daya alam hayati dan sumber daya alam nonhayati, mulai dari dasar laut dan daratan di bawahnya hingga perairan di atasnya, serta kegiatan lain untuk mengeksplorasi dan melakukan eksploitasi. Terhadap dasar laut dan tanah di bawahnya, kedaulatan Indonesia serta hak, yurisdiksi dan kewajiban lainnya dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan landas kontinen Indonesia dan perjanjian antara Republik Indonesia dengan negara tetangga.

Peraturan hukum internasional yang berlaku, seperti zona ekonomi eksklusif suatu negara, menjamin kebebasan navigasi dan lalu lintas udara internasional serta kebebasan memasang kabel dan pipa bawah laut sesuai dengan prinsip hukum maritim internasional yang berlaku. Banyak negara yang memiliki wilayah kurang dari 200 mil karena berbatasan dengan negara tetangga. Oleh karena itu, suatu negara harus menentukan batas-batas zona ekonomi eksklusif tetangganya yang diatur oleh hukum maritim internasional.

Hak Indonesia Atas Zona Ekonomi Eksklusif (Zee)

Zona Tambahan

Pengertian zona tambahan

Hot pursuit

Pihak-pihak yang berwenang di negara pantai, jika terdapat alasan yang cukup, dapat menuntut atau mengeluarkan perintah penghentian dan penghentian terhadap mereka dan kapal-kapal asing atas dugaan pelanggaran terhadap wilayah mereka atau perairan lainnya. Pengejaran langsung tidak boleh dianggap telah dimulai jika kapal yang mengejar memperoleh isyarat visual atau suara dengan cara yang tersedia dan dapat dilakukan untuk berhenti dalam jangkauan penglihatan atau bunyi isyarat dari kapal yang tidak dikenal itu. Dalam melaksanakan hak penegakan hukumnya, Negara pantai dapat segera menggunakan kapal perang, pesawat udara militer atau kendaraan air atau pesawat udara lain yang ditandai dengan jelas dan dapat diidentifikasi sebagai kendaraan air atau pesawat udara yang sedang bertugas.

28 DI ZONA LAUT TERTUTUP Pemerintah dan berwenang menjalankan fungsi tersebut Dalam hal pengejaran langsung terhadap pesawat udara, perolehannya harus dilakukan sesuai dengan ketentuan pasal, kecuali pesawat udara itu sendiri mampu melakukan penyitaannya. kapal, dan melanjutkan pengejaran tanpa henti. Jika berada pada zona tambahan, pelacakan hanya dapat dilakukan apabila terdapat pelanggaran terhadap hak-hak yang dilindungi zona tersebut. zona atau landas kontinen, termasuk dengan aman di sekitar fasilitas di landas kontinen. Hak untuk mengejar berhenti seketika ketika kapal yang dikejar memasuki wilayah perairan negaranya sendiri atau negara ketiga.

Permasalahan di Zona Tambahan

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Rustiadi (2003), secara alamiah kawasan pesisir pada dasarnya bukan semata-mata merupakan kawasan peralihan ekosistem daratan dan laut, namun sekaligus

Menurut Rustiadi (2003), secara alamiah kawasan pesisir pada dasarnya bukan semata-mata merupakan kawasan peralihan ekosistem daratan dan laut, namun sekaligus

Wilayah pesisir merupakan daerah pertemuan antara darat dan laut; ke arah darat meliputi bagian

Wilayah pesisir adalah daerah pertemuan antara darat dan laut; ke arah darat wilayah pesisir meliputi bagian daratan, baik kering ataupun terendam air, yang masih dipengaruhi sifat

Batas wilayah pesisir ke arah darat mencakup daratan yang masih dipengaruhi oleh proses-proses kelautan (seperti pasang surut, percikan air gelombang, intrusi air laut dan angin

27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (UU Pesisir) menyebutkan bahwa pengelolaan wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, hingga laut sejauh 12

27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (UU Pesisir) menyebutkan bahwa pengelolaan wilayah pesisir, pulau- pulau kecil, hingga laut sejauh

Pasal 29 Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, dinyatakan bahwa pelaksanaan Pengelolaan Batas Wilayah Laut dan Pesisir