• Tidak ada hasil yang ditemukan

penggunaan metode active learning tipe power of two

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "penggunaan metode active learning tipe power of two"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN METODE ACTIVE LEARNING TIPE POWER OF TWO TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI IPS SMA NEGERI 3 PADANG

JURNAL

MELY SANTRI NIM.10070277

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

2014

(2)

PENGGUNAAN METODE ACTIVE LEARNING TIPE POWER OF TWO TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI IPS SMA NEGERI 3 PADANG

Mely Santri1, Liza Husnita2, Yenni Melia3

Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

This research is motivated by the results of student learning in subjects low in sociology class XI IPS SMAN 3 Padang. This study aims to determine partnered with using active methods of learning the type of power of two sociologi student learning outcomes can be improved in class XI IPS SMAN 3 Padang. This tipe of research is the study experimental. The population in this study were all students of class XI IPS SMAN 3 Padang comprising of two class. The sampling technique was done by purposive sampling, class XI IPS 2 as the experimental class and the class XI IPS 1 as the control class. The instrument used in this study is the final test. The form of the test used is multiple choice with reliability test is r 11 = 0,841. Based on the analysis of data obtained final test average student learning outcomes experimental class was 86,62 higher than the control class is 76,32. Data analysis was performed obtained t = 4,522 is greater than t table = 1,67. This it can be concluded that the results of studying sociologi students using active learning methods of two types of power can be increasedtn in class XI IPS SMAN 3 Padang, because by using the method of active learning is the type of power of two vibrant and active student learning so that student learning outcomes increase.

Key Words: active learning type power of two, learning outcomes

1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat

2Pembimbing I Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat

3Pembimbing II Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat

(3)

PENDAHULUAN

Berdasarkan pengamatan penulis di SMAN 3 Padang pada bulan september pada saat melakukan praktik lapangan (PL) di dapati bahwa proses pembelajaran terpusat pada guru (Teacher Centered Learning) dimana guru di anggap gudang ilmu sebagai satu-satunya sumber informasi dan mendominasi kegiatan belajar.

Kemudian penulis juga melakukan pengamatan selanjutnya pada tanggal 9 Februari selama pembelajaran dalam kelas, sekitar 10 atau 15 orang siswa yang memperhatikan penjelasan guru dengan baik, siswa yang duduk dibagian belakang ada yang mengerjakan tugas mata pelajaran yang lain dan ada juga yang main hendpone, meskipun sudah dilarang tapi sesaat setelah itu siswa kembali melakukan kegiatan tersebut disaat pembelajaran sedang berlangsung.

Ketika guru mengajukan pertanyaan tentang materi pembelajaran, hanya siswa yang dapat rangking yang mau menjawab, begitu juga dalam mengerjakan soal latihan yang diberikan oleh guru, siswa tidak memperhatikan pembelajaran hanya menghandalkan temannya yang pintar Kondisi pembelajaran yang seperti itu tentulah berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai ulangan harian siswa.

Berdasarkan nilai siswa tersebut dilihat bahwa siswa yang tidak tuntas lebih banyak dari pada siswa yang tuntas. Ditinjau dari kriteria ketuntasan minimum (KKM) pada mata pelajaran sosiologi di SMAN 3 Padang, siswa dikatakan tuntas belajar apabila mencapai nilai 81. Kondisi ini menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang belum mencapai kompetensi yang diharapkan. Relatif rendahnya nilai ulangan harian siswa SMAN 3 Padang pada mata pelajaran sosiologi di kelas XI IPS, kemungkinan disebabkan oleh masih rendahnya partisipasi belajar siswa dalam belajar sehingga berdampak terhadap hasil belajar yang rendah pula pada mata pelajaran sosiologi.

Untuk mengatasi masalah di atas, guru sebagai salah satu komponen utama dalam proses pembelajaran diharapkan mampu menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga merangsang siswa untuk aktif dalam belajar. Salah satunya melalui

penggunaan metode pembelajaran yang tepat, menyenangkan, membangkitkan antusiasme siswa dan mendorong siswa mengkonstruksikan pengetahuan sendiri.

Menururt Silberman (2013:9)

Proses pembelajaran secara aktif memungkinkan terjadinya interaksi antara siswa dengan guru serta siswa dengan siswa yang lainnya. Salah satu metode yang menuntut keaktifan siswa adalah menerapkan pembelajaran dengan menggunakan metode active learning. Ada beberapa macam tipe metode pembelajaran dalam active learning ini diantaranya: tipe kelompok belajar, pemilihan kartu turnamen belajar, kuis tim dan kekuatan berdua (power of two). Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak siswa berpartisipasi aktif. Penggunaan power of two pada pembelajaran aktif diperkirakan dapat mengembangkan keterampilan, kreatifitas serta keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

Dalam pembelajaran power of two pada pembelajaran aktif ini siswa diberikan beberapa pertanyaan yang dalam menjawabnya membutuhkan perenungan dan setelah siswa menemukan jawaban, maka mereka dibentuk secara berpasangan untuk mendiskusikan jawaban mereka masing-masing sehingga dapat memantapkan konsep.

Tujuan penelitian adalah untuk melihat penggunaan metode active learning tipe power of twodapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sosiologi kelas XI IPS di SMAN 3 Padang.

Manfaat penelitian ini ada dua, manfaat teoritis dan manfaat praktis.

Manfaat teoritis dapat memberikan konstribusi yang positif terhadap perkembangan ilmu pendidikan, khususnya mengenai konsep-konsep pembelajaran aktif dan pelaksanaannya dalam bidang pendidikan serta dalam proses pembelajaran.

Sedangkan manfaat praktis adalah penelitian ini memberikan manfaat bagi peneliti sebagai pengalaman dan dapat memberikan manfaat pada proses pembelajaran disekolah, dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi guru, khusunya guru sosiologi di SMAN 3 Padang dalam rangka memperbaiki proses pembelajaran sosiologi.

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian Afrina Yulfia

(4)

(2010) dengan judul “Penerapan Metode Aktive Learning Tipe Power of Two Terhadap Pemahaman Konsep Sosiologi Siswa Kelas X SMAN 2 Solok.

Selanjutnya penelitian Dahlia (2013) dengan judul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Tipe The Power of Two disertai Lembaran Kegiatan Siswa (LKS) Terhadap Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas IX SMPN 2 Koto Kab.

Pasaman”.

METODE PENELITIAN

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka jenis penelitian ini adalah eksperimen. Menurut Arikunto (2006:3)” penelitian eksperimen adalah penelitian yang dimaksud untuk melihat akibat dari suatu tindakan atau perlakukan. Caranya adalah dengan membendingkan satu atau lebih kelompok pembanding yang tidak di beri perlakuan”.

Penelitian ini dilakukan di SMAN 3 Padang dengan subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPS. Penelitian ini dilakukan pada semester II tahun ajaran 2013/2014.

Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan dari subjek penelitian.

Sedangkan sampelnya bagaian dari populasi yang diteliti. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat.

Begitu juga data, ada data primer dan data sekunder.

Instrumen dalam penelitian ini mencakup (menentukan validitas tes, menganalisis item, tingkat kesukaran soal, daya pembeda soal, dan reliabilitas tes).

Prosedur penelitian terdari dari, tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap penyelesaian.

Teknik pngumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan tes hasil belajar. Tes yang di berikan berbentuk tes objektif, karena tes objektif merupakan pilihan ganda yang dapat mempermudah siswa dalam menjawab pertanyaan atau soal.

Sedangkan teknik analisis data menggunakan rumus chi kuadrat, uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dari tanggal 28 April 2014 s/d 2 Juni 2014 diperoleh hasil penelitian. Dari skor tes hasil belajar pada kedua kelas sampel dilakukan perhitungan rata-rata kelas

eksperimen 86,62, simpangan baku 7,25, skor tertinggi 95 dan skor terendah 65.

Sedangkan pada kelas kontrol rata-rata 76,32, simpangan baku 11,30, skor tertinggi 95 dan skor terendah 55. Berdasarkan pernyataan diatas dapat dilihat bahwa simpangan baku kelas kontrol lebih besar dibandingkan simpangan baku kelas eksperimen.

Untuk melihat apakah hipotesis ditolak atau diterima maka dilakukan uji normalitas, uji homogenitas dan uji hopotesis.

Hasil uji normalitas kelas eksperimen diperoleh = 0,1251 dengan n = 34 dan taraf nyata (α) = 0,05 diperoleh = 0,1519. Sedangkan untuk kelas kontrol diperoleh = 0,1026 dengan n = 34 dan taraf nyata (α) = 0,05 diperoleh = 0,1519. Karena < maka diterima H0 dan dalam hal lainny ditolak Ha. Maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelas sampel berdistribusi normal.

Pada uji homogenitas diperoleh nilai

= 0,4118 dengan = 0,05 sedangkan ( ) ( , )=0,030 dan

( , )= 3,3.

Karena ( ) ( , )< 0,6573 <

( , ) maka H0 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel mempunyai variansi yang homogen.

Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas diperoleh bahwa sampel berdistribusi normal dan memiliki variansi yang homogen sehingga untuk menguji hipotesis dilakukan uji-t. Dari perhitungan

diperoleh = 4,522 dan

( () ) = 1,67. Karena

>( () ) maka H0 ditolak.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar sosiologi siswa menggunakan metode aktive learning tipe power of two lebih baik daripada hasil belajar sosiologi siswa dengan menggunakan metode ceramah kelas XI IPS SMA Negeri 3 Padang.

PEMBAHASAN

a. Pelaksanaan pembelajaran dikelas eksperimen.

Pada kegiatan pendahuluan guru mengkondisikan siswa untuk siap memulai pembelajaran dengan cara mengambil absen siswa, memberikan motivasi dan menjelaskan langkah-langkah metode

(5)

pembelajaran Active Learningtipe Power of Two dan menyebutkan materi pembelajaran pada hari itu.

Pada saat peneliti melaksanakan penelitian pertama dikegiatan inti guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa sesuai dengan materi tentang pengertian masyarakat multikultural, ciri-ciri masyarakat multikultural, kemudian siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru, setelah itu guru membagi siswa secara berpasang-pasangan. Setelah siswa dibagi secara berpasangan maka setiap pasangan memperbaiki jawaban dari pasangannya dan mendiskusikan jawaban tersebut dengan pasangannya.

Setelah itu guru menyuruh salah satu pasangan untuk membandingkan jawaban yang didapat dengan pasangan yang lain didepan kelas. Pasangan tersebut menjelaskan jawaban yang didapatnya seperti berikut ini, masyarakat multikultural adalah masyarakat yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda. Adapun ciri-ciri masyarakat multikultural adalah sebagai berikut: kehidupan sehari-hari relatif lebih sulit membentuk suatu integrasi budaya, cendrung lebih sering terjadi perubahan- perubahan baik dalam kelembagaan maupun dalam sistem budayanya, mempunyai peluang yang lebih banyak untuk terjadi kompetensi hidup dan konflik sosial, dan terdapat sub-sub kebudayaan, kelembagaan serta lembaga sosialnya bersifat nonkomplementer.

Setelah itu guru memberikan kesempatan kepada siswa yang lain untuk bertanya kepada siswa yang tampil.

Kemudian guru memberikan penguatan dan memperjelas jawaban yang telah dijawab oleh siswa.

Pada pertemuan kedua guru juga memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa tentang faktor terbentuknya masyarakat multikultural, masalah keanekaragaman. Setelah siswa menjawab pertanyaan tersebut siswa diatur secara berpasang-pasangan, setiap pasangan memperbaiki jawaban pasangannya dan mendiskusikan jawaban tersebut bersama pasangannya, kemudian guru menyuruh salah satu pasangan membandingkan jawaban yang didapat dengan pasangan yang lain didepan kelas.

Pasangan tersebut menjelaskan jawaban yang didapatnya seperti berikut ini, adapun faktor terbentuknya masyarakat multikultural adalah faktor letak wilayah Indonesia, letak dan keadaan geografis setiap wilayah berbeda, perkembangan dan kemampuan daerah yang tidak sama, perbedaan sikap dalam menyerap unsur budaya asing, perbedaan sistem religi yang dianut masyarakat dan asal usul warga masyarakat yang berlainan. Masalah keanekaragaman seperti keanekaragaman suku bangsa, keanekaragaman agama, dan keanekaragaman ras, dengan adanya keanekaragaman tersebut sehingga menimbulkan masalah bagi masayarakat multikultural.

Setelah itu guru memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk bertanya kepada pasangan yang tampil.

Setelah itu guru memperdalam dan memperjelas jawaban yang dijawab siswa.

Kemudian guru dan siswa sama-sama menyimpulkan materi pelajaran tersebut.

Pertemuan ketiga guru juga memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa tentang manfaat masyarakat multikultural, konsep kebudayaan dan ciri- ciri kebudayaan. Setelah siswa menjawab pertanyaan tersebut siswa diatur secara berpasang-pasangan, setiap pasangan memperbaiki jawaban pasangannya dan mendiskusikan jawaban tersebut bersama pasangannya, kemudian guru menyuruh salah satu pasangan membandingkan jawaban yang didapat dengan pasangan lain didepan kelas.

Pasangan tersebut menjelaskan jawaban yang didapatnya seperti berikut ini, manfaat masyarakat multikultural sebagai berikut: dapat digali kearifan budaya yang dimiliki setiap budaya, muncul rasa penghargaan terhadap budaya lain, merupakan benteng pertahanan terhadap ancaman, alat untuk membina dunia yang aman dan sejahtera dan mengajarkan suatu pandangan bahwa kebenaran itu tidak monopoli. Kebudayaan adalah hasil rasa, cipta karsa manusia. Setelah itu guru memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk bertanya kepada pasangan yang tampil. Setelah itu guru memperdalam dan memperjelas jawaban yang dijawab siswa.

Kemudian guru dan siswa sama-sama menyimpulkan materi pelajaran tersebut.

(6)

Pertemuan keempat guru juga memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa tentang unsur-unsur kebudayaan dan fungsi kebudayaan. Setelah siswa menjawab pertanyaan tersebut siswa diatur secara berpasang-pasangan, setiap pasangan memperbaiki jawaban pasangannya dan mendiskusikan jawaban tersebut bersama pasangannya, kemudian guru menyuruh salah satu pasangan membandingkan jawaban yang didapat dengan pasangan yang lain didepan kelas. Pasangan tersebut menjelaskan jawaban yang didapatnya seperti ini, adapun unsur-unsur kebudayaan seperti: sistem religi dan upacara keagamaan, sistem dan organisasi keagamaan, sistem pengetahuan, bahasa, kesenian, sistem mata pencaharian hidup dan sistem teknologi dan peralatan. Fungsi kebudayaan sebagai: suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompok, wadah untuk menyalurkan perasaan- perasaan dan kehidupan lainnya, pembimbing kehidupan manusia dan pembeda antar manusia dan binatang.

Setelah itu guru memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk bertanya kepada pasangan yang tampil.

Setelah itu guru memperdalam dan memperjelas jawaban yang dijawab siswa.

Kemudian dan siswa sama-sama menyimpulkan materi pelajaran tersebut.

b. Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Kontrol

Pada kegiatan pendahuluan, guru mengkondisikan siswa untuk siap memulai pelajaran dengan cara megambil absen siswa dan memberi motivasi. Pembelajaran yang berlangsung pada kelas kontrol adalah pembelajaran konvensional. Pembelajaran ini berlangsung dimana guru menerangkan pelajaran sedangkan kegiatan siswa hanya mendengar, memperhatikan, dan mencatat apa yang disampaikan guru dan melakukan tanya jawab. Setelah selesai menjelaskan materi dan tidak ada lagi pertanyaan tentang materi yang diberikan kemudian guru memberi latihan. Siswa mengerjakan latihan dan guru memantau pekerjaan siswa pada waktu siswa menyelesai soal latihan. Setelah siswa selesai mengerjakan soal latihan, kemudian soal tersebut dibahas bersama- sama.

Pada kegiatan penutup siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari, kemudian guru memberikan pekerjaan rumah dan membahas secara bersama-sama pada pertemuan berikutnya.

Hal yang menyebabkan rendahnya hasil belajar sosiologi siswa pada kelas kontrol dikarenakan pembelajaran yang masih terpusat pada guru, sehingga siswa menjadi kurang aktif dalam pembelajaran.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan dapat diambil kesimpulan bahwa mengetahui perkembangan hasil belajar sosiologi siswa dengan menggunakan metode active learning tipe power of two meningkat dikelas XI IPS SMA Negeri 3 Padang dengan rata-rata nilai kelas eksperimen adalah 86,62 dan rata-rata nilai kelas kontrol adalah 76,32.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka disasrankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Guru sosiologi di SMA Negeri 3 Padang dapat menggunakan metode active learningtipe power of twoyang dapat dijadikan sebagai salah satu metode alternatif dalam pembelajaran sosiologi untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar.

2. Penelitian ini masih terbatas pada masyarakat multikultural diharapkan pada peneliti selanjutnya untuk menerapkan pada pokok bahasan yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Silberman, Melvin L. (2006). Active Learning 101 Cara Belajar Aktif.

Bandung: Nuansa Cendekia

Arikunto,2006. Prosedur Penelitian.

Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto,2010. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktis. Jakarta:

Rineka Cipta.

Afrina Yulfia. (2010). Penerapan Metode Aktive Learning Tipe Power of Two Terhadap Pemahaman Konsep

(7)

Sosiologi Siswa Kelas X SMAN 2 Solok. SkiripsiUNP

Dahlia, (2013). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Tipe The Power of Two di Sertai Lembaran Kegiatan Siswa (LKS) Terhadap Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas IX SMPN 2 Koto Kab. Pasaman.

SkripsiUNP

Referensi

Dokumen terkait

HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI. KELAS XI IPS 3 SMA BATIK

Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) penggunaan metode Active Learning Tipe Poster Session meningkatkan motivasi belajar siswa: sebelum implementasi

Penggunaan model active leraning dengan strategi Berikan Uangnya berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS, karena siswa terlibat langsung secara

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN.. PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Sosiologi kelas XI IPS 1 SMA Negeri 3 Salatiga tahun pelajaran 2014/2015

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran sosiologi kelas XI IPS 3 SMA Batik 2 Surakarta dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif

Berdasarkan hasil analisis kuantitatif diperoleh pengaruh penggunaan metode ceramah terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPS pada mata pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri 1

Peningkatan perilaku prososial siswa melalui penggunaan model pembelajaran active learning tipe really getting acquainted dalam pembelajaran IPS yang telah dilaksanakan