• Tidak ada hasil yang ditemukan

penggunaan metode teknik rumpang untuk meningkatkan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "penggunaan metode teknik rumpang untuk meningkatkan"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Saat pembelajaran bahasa Indonesia di SD Inpres Tingkat Bara-Baraya II Makassar, mereka tidak lagi menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) melainkan menggunakan Kurikulum 2013 (K13). Dari uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pembelajaran materi membaca bahasa Indonesia dengan teknik overlay di SD Inpres Kelas II Bara-Baraya kota Makassar, apakah berpengaruh terhadap keterampilan membaca siswa kelas V karena ingin mengetahui Bagaimana. Oleh karena itu peneliti mengambil judul “Penggunaan Teknik Rumpang untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Inpres Tingkat Bara-Baraya II Kota Makassar”.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menjadi prasyarat pada saat pemberian materi pelajaran bahasa Indonesia, khususnya untuk meningkatkan keterampilan membaca siswa dengan menggunakan teknik gap. Bagi guru, penelitian ini dapat memberikan informasi bagaimana meningkatkan keterampilan membaca siswa dengan menggunakan metode teknik overlap. Bagi pembaca, penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang peningkatan keterampilan membaca siswa dengan metode teknik overlapping.

TINJAUAN PUSTAKA

Kajian Teori

  • Hasil Penelitian yang Relevan
  • Metode Pembelajaran
  • Pengertian Teknik Rumpang
  • Penggunaan Teknik Rumpang
  • Keunggulan Teknik Rumpang
  • Definisi Kemahiran (Keterampilan)
  • Pengertian Membaca
  • Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa teknik superimposisi merupakan suatu metode yang sengaja dirancang untuk melatih pemahaman pembaca terhadap penulis dengan cara memotong pola bahasa menjadi bagian-bagian yang dihilangkan/tumpang tindih. Teknik overlapping sebagai instrumen untuk mengukur tingkat keterbacaan suatu wacana tentu saja berbentuk wacana yang tumpang tindih. Dengan kata lain, teknik gap merupakan wacana yang tidak lengkap karena ada beberapa kata yang sengaja dihilangkan.

Kerangka Pikir

Guru dapat fokus mengembangkan kemampuan berbahasa siswa dengan menyediakan berbagai kegiatan berbahasa dan sumber belajar; Sekolah dapat mengembangkan program pendidikan bahasa dan sastra tergantung pada keadaan siswa dan sumber belajar yang tersedia. Daerah dapat menentukan bahan dan sumber pengajaran kebahasaan dan sastra sesuai dengan keadaan dan sifat darahnya, dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional.

Gambar 1 Bagan Kerangka Pikir  Pembelajaran Bahasa Indonesia
Gambar 1 Bagan Kerangka Pikir Pembelajaran Bahasa Indonesia

Hipotesis Penelitian

METODE PENELITIAN

  • Jenis Penelitian
  • Subjek dan Lokasi Penelitian
  • Faktor yang Diselidiki
  • Prosedur Penelitian
  • Instrumen Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data
  • Indikator Keberhasilan

Pada pertemuan keempat ini dilakukan tes siklus II untuk mengetahui kemampuan belajar siswa dengan menggunakan teknik overlay. Berdasarkan hasil observasi siswa pada siklus II dicatat aktivitas siswa yang terjadi selama proses pembelajaran. Hadir saat proses pembelajaran pada pertemuan I siklus I berjumlah 32 siswa, pertemuan II siklus II berjumlah 32 siswa, pertemuan III siklus II berjumlah 33 siswa dengan persentase rata-rata 95%.

Siswa yang mendengarkan atau memperhatikan penjelasan guru pada saat pembelajaran berlangsung pada pertemuan pertama siklus kedua sebanyak 27 siswa, pertemuan kedua siklus kedua sebanyak 29 siswa, pertemuan ketiga siklus kedua sebanyak 30 siswa dengan rata-rata persentase 86. Siswa aktif mengerjakan soal latihan saat pembelajaran terjadi pada pertemuan I, siklus II, jumlah siswa 26, pertemuan II, siklus II, jumlah 29 siswa, pertemuan III, siklus II, jumlah 30 siswa dengan persentase rata-rata 85,8%. Siswa yang menjawab teks soal dengan benar selama proses pembelajaran pada pertemuan I siklus II berjumlah 28 siswa, pertemuan II siklus II berjumlah 30 siswa, dan pertemuan III siklus II berjumlah 33 siswa dengan rata-rata persentase 84%.

Pada pertemuan pertama siklus kedua terdapat 8 siswa yang membaca teks dengan kemampuan membaca sedikit, pada pertemuan kedua siklus kedua 5 siswa dan pada pertemuan ketiga siklus kedua 4 siswa dengan rata-rata persentase 17,1%. Pada pertemuan I siklus II siswa yang membaca teks dengan lancar dan benar selama proses pembelajaran sebanyak 30 siswa, pertemuan II siklus II berjumlah 31 siswa dan pertemuan III siklus II berjumlah 33 siswa dengan persentase 95%. Pada siklus I terdapat 11 siswa yang hasil belajarnya cakap membaca dan dengan persentase 34,00%, sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan yaitu 30 siswa yang hasil belajarnya cakap membaca dan dengan persentase 91,00%.

Pada siklus II terjadi peningkatan yang signifikan yaitu 28 siswa hasil belajarnya berada pada kategori sangat baik dengan persentase 84,8%, 2 orang siswa hasil belajarnya berada pada kategori baik.

Gambar 2 Proses dalam Penelitian Tindakan kelas (Arikunto, 2007)
Gambar 2 Proses dalam Penelitian Tindakan kelas (Arikunto, 2007)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian Tindakan Kelas

Bab ini membahas tentang data penelitian yang menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa kelas V di SD Inpres Kelas II Bara-Baraya Kota Makassar. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan membaca siswa melalui teknik gap. Penelitian ini terdiri dari dua siklus, setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.

Pada tahap refleksi pada siklus I dapat diketahui derajat perkembangan dan peningkatan hasil belajar siswa. Hasil penelitian dianalisis pada setiap pelaksanaan setiap siklus berupa tes tertulis yang diberikan pada setiap akhir siklus.

Deskripsi Data

Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakan pada hari Senin tanggal 22 November 2021 dengan materi yang akan dibahas yaitu topik 5 subtopik 3 Pelajaran “Keseimbangan Ekosistem” 1. Secara umum langkah-langkah kegiatan yang dilakukan pada siklus II hampir sama dengan sebelumnya. kegiatan siklus sebelumnya, karena mengacu pada langkah-langkah yang direncanakan dalam KPBU. Pertemuan kedua siklus II dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 23 November 2021 dengan materi yang akan dibahas yaitu tema 5 subtema 3 “Keseimbangan ekosistem” pelajaran 2.

Pada pertemuan kedua siklus II, motivasi dan minat siswa dalam belajar bahasa Indonesia mulai meningkat. Pada siklus II pada dasarnya hampir sama dengan pertemuan kedua, yang membedakan adalah pada wacananya. Setelah pelaksanaan tindakan siklus II selesai, peneliti atau guru melakukan evaluasi kedua untuk mengetahui kemampuan individu siswa dalam menguasai materi yang diberikan peneliti selama siklus II.

Dari hasil tes pada siklus II terlihat bahwa keterampilan membaca siswa mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I, hal ini terlihat dengan semakin meningkatnya tingkat ketuntasan penerapan metode teknik overlap dengan rata-rata hasil belajar sebesar 84,8 sedangkan persentase ketuntasan klasikal 91,00%. Hasil evaluasi yang dikumpulkan dari 33 siswa pada siklus I dan siklus II dikaji dan diperiksa secara cermat berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan. Pada siklus II terjadi peningkatan yang signifikan yaitu terdapat 28 siswa yang hasil belajarnya berada pada kategori sangat baik dengan persentase 84,8%, 2 siswa yang hasil belajarnya berada pada kategori baik dengan persentase 4,2%, 2 siswa yang hasil belajarnya berada pada kategori baik dengan persentase 4,2%, 2 siswa yang hasil belajarnya berada pada kategori baik dengan persentase 4,2%. hasil belajar cukup pada 48 kategori dengan persentase 4,2%, 1 siswa yang hasil belajarnya berkategori kurang dengan persentase 1,4%, dan 0 siswa yang hasil belajarnya berkategori sangat kurang dengan persentase 0%.

Berdasarkan tabel 11 terlihat peningkatan hasil belajar siswa setelah tindakan meningkat selama dua siklus yaitu siklus I dan siklus II.

Table 2 Pelaksanaan Prasiklus
Table 2 Pelaksanaan Prasiklus

Pembahasan

Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan siklus I dan siklus II terdapat perubahan aktivitas atau sikap siswa dengan penerapan teknik overlapping untuk meningkatkan keterampilan membaca siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Terlihat dari totalitas setiap pertemuan, kehadiran siswa dari siklus I dengan persentase rata-rata 90,6% dan meningkat pada siklus II dengan persentase rata-rata 95%, siswa yang memperhatikan penjelasan guru dari siklus I dengan persentase rata-rata 68,0% dan meningkat pada siklus II dengan persentase rata-rata 86%, siswa yang mahir mengucapkan kata dengan benar. Terlihat terdapat hasil yang menunjukkan peningkatan hasil belajar setelah menyelesaikan tes siklus I sebanyak dua kali, terdapat 0 siswa yang hasil belajarnya berada pada kategori sangat baik dengan persentase 0%, 11 siswa yang hasil belajarnya berada pada kategori sangat baik dengan persentase 0%, 11 siswa yang hasil belajarnya berada pada kategori sangat baik. berkategori baik dengan persentase 36,00%, 9 siswa yang hasil belajarnya berada pada kategori cukup dengan persentase 28,00%, 9 siswa yang hasil belajarnya berada pada kategori kurang baik dengan persentase 36,00%, dan 4 siswa yang hasil belajarnya berada berada pada kategori sangat miskin dengan persentase sebesar 8,00%. Dampak yang diperoleh siswa dari penerapan teknik gap adalah siswa yang tadinya tidak aktif dan malas mengikuti proses pembelajaran kini tampak aktif ketika pembelajaran bahasa Indonesia berlangsung, siswa yang jarang bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru, kini berani untuk bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. guru, siswa yang tadinya malas melakukan diskusi kelompok atau sering bermain-main dengan melakukan diskusi kini lebih semangat dalam mengemukakan pendapatnya, dan siswa yang tadinya takut bahkan malu ketika diminta mempresentasikan hasil diskusi kelompok atau individunya kini menjadi berani dan percaya diri.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa kelas V Sekolah Dasar Inpres Tingkat Bara-Baraya II Kota Makassar mengalami peningkatan sejak Siklus I dengan mencapai kemahiran membaca tuntas yaitu siswa ke-11 dengan nilai kemahiran membaca tuntas. persentase 34,00%, terdapat 22 siswa dengan persentase 66,00% kurang terampil. dengan persentase 9,00%. Walaupun hasil survei menunjukkan bahwa hasil yang dicapai siswa kelas V SD Inpres Berberda Bara-Baraya II Kota Makassar berada pada kategori sangat baik, namun masih terdapat siswa yang memiliki tingkat kemampuan berada pada kategori kurang baik. . . Siswa yang menjawab dengan benar teks soal 5 pada saat proses pembelajaran Siswa yang membaca bacaan.

Dengan membaca teks Proklamasi, siswa dapat menjawab pertanyaan terkait peristiwa sejarah dengan benar. Dengan memperhatikan secara seksama teks bacaan yang disajikan, siswa dapat menemukan dan menemukan makna kosa kata baru, menentukan gagasan pokok bacaan nonfiksi serta menyajikannya secara baik dan benar dalam bentuk peta pikiran. Jika siswa mengikuti teks bacaan yang disajikan dengan cermat, maka mereka dapat membuat lebih banyak pertanyaan dengan menggunakan kata tanya yang berbeda-beda dengan tepat dan benar.

Dengan memperhatikan secara seksama teks bacaan yang disajikan, siswa dapat secara memadai dan benar menentukan gagasan pokok setiap paragraf beserta kosa kata barunya.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Artinya kemampuan membaca siswa kelas V SD Inpres Kelas II Bara-Baraya Kota Makassar sudah meningkat dengan baik. Hal ini terlihat dari rata-rata nilai yang diperoleh siswa kelas V SD Inpres Kelas Bara-Baraya II Kota Makassar yaitu 84,8. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan teknik deep gap dalam pembelajaran bahasa Indonesia terhadap kemampuan membaca siswa kelas V SD Kelas V Inpres Bara-Baraya II Makassar, kemampuan membaca siswa dapat ditingkatkan.

Saran

Dengan membahas asal usul energi pada makhluk hidup, siswa mampu menjelaskan rantai makanan pada suatu ekosistem dengan benar dan akurat. Dengan menggunakan hasil diskusi, pengetahuan dan gambar tentang rantai makanan, siswa mampu membuat teks nonfiksi tentang suatu ekosistem dengan benar dan akurat. Dengan mengamati kenampakan alam disekitarnya, siswa mampu membuat laporan hasil pengamatan kenampakan alam disekitarnya dengan benar.

Dengan mengumpulkan fakta dan informasi, siswa mampu membuat sebuah teks nonfiksi tentang kegiatan ekonomi yang dilakukan masyarakat setempat terkait dengan wilayah tempat tinggalnya secara baik dan benar. Dengan membaca secara cermat bacaan tentang kerukunan, siswa mampu mendiskusikan hubungan antara hidup rukun dan persatuan dan kesatuan secara tepat. Dengan mengumpulkan fakta dan informasi, siswa mampu membuat teks nonfiksi tentang salah satu ciri khas hubungan antar makhluk hidup dengan baik dan benar.

Dengan mengenal tari Turuk Langgai, siswa mampu mempraktikkan dengan benar berbagai gerak tari yang disertai alat peraga tari. Dengan mendiskusikan hasil wawancara, siswa mampu menjelaskan dengan baik dan benar manfaat semangat kekeluargaan dan gotong royong. Dengan menggali informasi dari artikel, siswa mampu dengan baik dan benar membuat teks nonfiksi tentang semangat kekeluargaan dan gotong royong dalam kegiatan kemasyarakatan.

Dengan mencermati teks bacaan, siswa dapat menyebutkan dengan tepat sifat-sifat tari dan fungsinya. Dengan mencermati foto-foto kegiatan kolaboratif secara cermat, siswa dapat menjelaskan secara akurat hal-hal yang mempengaruhi peristiwa serupa. Dengan mencermati teks bacaan, siswa dapat merangkum hasil diskusi dengan tepat dalam bentuk peta pikiran.

Foto siswa saat mengerjakan tugas
Foto siswa saat mengerjakan tugas

Gambar

Gambar 1 Bagan Kerangka Pikir .........................................................................
Gambar 1 Bagan Kerangka Pikir  Pembelajaran Bahasa Indonesia
Gambar 2 Proses dalam Penelitian Tindakan kelas (Arikunto, 2007)
Table 1 Kriteria Standar Keberhasilan  Taraf Keberhasilan  Kualifikasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

viii KATA PENGANTAR “Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh” Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang maha mendengar lagi maha melihat atas segala