• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penilaian Kriteria Green Buiding Pada Bangunan Hotel Harper Wahid Hasyim Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Penilaian Kriteria Green Buiding Pada Bangunan Hotel Harper Wahid Hasyim Medan"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pemerintah Indonesia saat ini sedang berkonsentrasi pada peningkatan pembangunan infrastruktur yang dapat berdampak pada pemanasan global. Secara global, Indonesia menempati peringkat kelima penghasil emisi gas rumah kaca sekitar 4,63% (World Resources Institute, 2005). Meskipun emisi rumah kaca tidak seluruhnya berasal dari dampak pembangunan, namun upaya untuk meminimalisir fenomena tersebut harus dioptimalkan pada industri konstruksi.

Apabila pembangunan infrastruktur tidak memperhatikan kondisi lingkungan seperti pemanfaatan lahan yang sesuai, penggunaan listrik dan air, tentu akan mempengaruhi kualitas hidup di wilayah sekitarnya. Sedangkan Indonesia sudah memiliki standar Greenship dari lembaga sertifikasi nasional Green Building Council Indonesia (GBCI). Manfaat sertifikasi bangunan ramah lingkungan sebagai salah satu bentuk pengelolaan lingkungan juga membawa manfaat bagi masyarakat, yang pada akhirnya menghasilkan nilai investasi yang lebih tinggi dibandingkan bangunan konvensional (GBCI 2011).

Dalam mendukung penerapan Green Building, setiap negara mempunyai penilaian untuk menentukan apakah suatu bangunan dapat dinyatakan layak mendapatkan sertifikasi Green Building atau tidak. Di Indonesia sendiri, alat penilaian ini dinamakan Greenship yang disusun oleh Green Building Council Indonesia (GBCI). Greenship merupakan sistem pemeringkatan yang dapat dijadikan pedoman bagi pelaku industri konstruksi untuk mencapai standar Green Building yang terukur dan dapat dipahami oleh pengguna bangunan.

Dalam hal ini standar yang akan dicapai adalah penerapan Greenship yang merupakan upaya mewujudkan konsep Green Building yang ramah lingkungan. Greenship merupakan sistem penilaian yang digunakan sebagai alat bagi para pelaku industri konstruksi, termasuk pengusaha, teknisi, arsitek dan pemain lainnya. Sebagai upaya untuk mencapai standar yang terukur dan dapat dipahami oleh masyarakat umum dan pengguna bangunan (GBCI 2010).

Tujuan Penelitian

Rumusan Masalah

Batasan Masalah

Manfaat Penelitian

Manfaat Praktis: Kami berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti dan pembaca serta dapat memberikan kontribusi terhadap pembangunan yang berpihak pada konsep green building.

TINJAUAN PUSTAKA

  • Penelitian Terdahulu
  • Defenisi Terminologi
    • Green Building
    • Penilaian
    • Kriteria
    • Rating
  • Manfaat Green Building
    • Lingkungan
    • Ekonomis
    • Sosial
  • Jenis jenis Greenship Green Building
    • Greenship New Building
    • Greenship Existing Building
    • Greenship Interior Space
    • Greenship Homes
    • Greenship Neighbourhood
  • Penilaian Greenship untuk bangunan terbangun versi 1.1
    • Predikat Greenship
    • Ringkasan Kriteria Penilaian

8 Tahun 2010 tentang Kriteria dan Sertifikasi Bangunan Gedung Ramah Lingkungan Green Building merupakan bangunan gedung yang menerapkan prinsip lingkungan hidup dalam perancangan, pengoperasian, dan pengelolaan konstruksinya serta merupakan aspek penting dalam menghadapi perubahan iklim. Green Building Council Indonesia (GBCI 2010) menjelaskan bahwa bangunan hijau adalah bangunan yang dimulai dari tahap perencanaan, pembangunan, pengoperasian dan penggunaan, serta pemeliharaannya menunjukkan aspek untuk melindungi, menghemat dan mengurangi sumber daya alam serta menjaga kualitas kualitas udara dalam ruangan. , serta kepedulian terhadap kesehatan warga yang seluruhnya berpegang pada prinsip pembangunan berkelanjutan. Bangunan ramah lingkungan (green building) merupakan sebuah konsep holistik yang diawali dengan pemahaman bahwa lingkungan binaan dapat memberikan dampak, baik positif maupun negatif, terhadap masyarakat yang tinggal di dalam bangunan tersebut.

Green Building merupakan upaya untuk mencapai dampak positif dan mencegah dampak negatif dalam penggunaan bangunan Kriss (2014). Definisi lain menjelaskan bahwa Green Building merupakan sebuah konsep yang menjadi solusi bagi dunia real estate untuk mengambil peran dalam mengurangi dampak Global Warming Pitts dalam Hardjono (2009:6). Sedangkan menurut Chen dalam Hardjono (2009:6), bangunan hijau adalah suatu bangunan yang telah dipergunakan sejak direncanakan, dirancang, dibangun, digunakan.

Sedangkan Amran (2014) menjelaskan bahwa Green Building adalah bangunan berkelanjutan yang mengarah pada struktur dan proses yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan hemat sumber daya sepanjang siklus hidup bangunan, mulai dari pemilihan lokasi hingga desain, konstruksi, pengoperasian, pemeliharaan, renovasi dan penghancuran. . Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Green Building merupakan suatu konsep bangunan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan mulai dari desain hingga pengoperasiannya untuk mengurangi pemanasan global. Peringkat ini merupakan ukuran yang tercantum dalam Greenship GBCI sebagai tolok ukur penilaian Green Building.

9 Setiap kriteria memuat poin-poin dengan nilai tertentu dan akan diolah untuk menentukan skor bangunan hijau (Nasir dkk, 2013). Keunggulan konsep green building adalah iklim dan lingkungan alam yang mampu mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Bangunan ramah lingkungan yang mencapai Green Star Australia telah terbukti menghasilkan 62% lebih sedikit gas rumah kaca dibandingkan rata-rata bangunan di Australia.

Gedung Baru Greenship adalah suatu bangunan yang dibangun di atas tanah kosong, baik berupa bangunan baru maupun lama yang telah dibongkar dan dipergunakan sebagai perkantoran, pertokoan, rumah sakit, hotel, dan apartemen. Greenship untuk bangunan yang sudah dibangun digunakan untuk bangunan yang telah beroperasi minimal satu tahun setelah selesai dibangun. Penerapan Green Building pada bangunan yang dibangun terkait dengan operasional bisnis dan pemeliharaan bangunan.

Dengan sistem pemeringkatan ini, setiap bangunan yang mengusung konsep Green Building akan dinilai berdasarkan kriteria yang disusun dalam Greenship Rating Tools (GBCI, 2020). Penerapan green building pada gedung eksisting GREENSHIP berkaitan dengan pengelolaan operasional dan pemeliharaan gedung (GBCI, 2020).

Tabel 2. 2 Ringkasan Kriteria Penilaian  Kriteria
Tabel 2. 2 Ringkasan Kriteria Penilaian Kriteria

METODE PENELITIAN

  • Lokasi Penelitian dan Objek Penelitian
  • Instrumen Penelitian
    • Literatur / Referensi Pendukung Penelitian
    • Kuisioner
    • Pengolahan Data
  • Variabel Penelitian
  • Survey Pendahuluan
  • Metode Pengumpulan Data
  • Diagram alur penelitian

Jika metode pengumpulan datanya adalah wawancara mendalam, maka instrumen yang digunakan adalah pedoman wawancara terbuka/tidak terstruktur. Apabila metode pengumpulan datanya adalah observasi, instrumennya berupa panduan observasi atau panduan observasi terbuka/tidak terstruktur. Begitu pula jika metode pengumpulan datanya adalah dokumentasi, maka instrumennya adalah format perpustakaan atau format dokumen (Ardianto, 2010).

Kuesioner Greenship RatingTool merupakan instrumen penelitian yang dikembangkan oleh peneliti berdasarkan standar Greenship RatingTools untuk bangunan terbangun versi 1.1. Dengan tujuan memperoleh informasi dari responden yang memahami dan memahami kondisi eksisting bangunan yang diteliti secara langsung melalui proses komunikasi atau dengan mengajukan pertanyaan melalui Google form. Dalam hal ini teknik pengolahan data yang peneliti gunakan adalah mencocokkan hasil kuesioner dengan Greenship Rating Tools.

Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah pengukuran kinerja kriteria green building (Harper Hotel) yang mengacu pada green building pada bangunan yang dibangun. Peneliti membuat konsep kuesioner berdasarkan Google form untuk diisi oleh staf hotel yang memahami materi, dalam hal ini SPV Engineering. Peneliti menggunakan sumber informasi dan pendapat potensial dari pengelola gedung yang sehari-hari mengamati dan menempati gedung tersebut.

Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk siap pakai, dikumpulkan dan diolah serta dipublikasikan oleh pihak lain. Pada bagian ini akan dibahas tentang rangkaian penelitian, dimana rangkaian penelitian merupakan tingkatan atau tingkatan, yang bisa juga disebut tahapan dalam suatu kegiatan penelitian. Berdasarkan penelitian dan analisis yang dilakukan penulis, maka penilaian kriteria green building berdasarkan Greenship Assessment Tool for Built Buildings yang dilakukan pada gedung Hotel Harper Medan, dapat disimpulkan sebagai berikut.

Gedung Harper Hotel memenuhi enam persyaratan kesesuaian bangunan, antara lain: kategori penggunaan lahan yang relevan memenuhi salah satu dari dua prasyarat, kategori penghematan efisiensi energi memenuhi salah satu dari dua prasyarat, kategori hemat air memenuhi salah satu dari dua prasyarat, kategori sirkuit dan sumber material memenuhi salah satu dari dua prasyarat, kategori kenyamanan dan kesehatan dalam ruangan telah memenuhi salah satu dari dua prasyarat, dan kategori pengelolaan lingkungan bangunan telah memenuhi salah satu dari dua prasyarat. Penulis berharap kedepannya Gedung Harper Hotel dapat memperoleh poin lebih banyak sehingga dapat mencapai peringkat Platinum, ada lagi perbaikan yang dapat dilakukan yaitu dengan lebih memperhatikan kriteria internal. Greenship untuk bangunan yang dibangun, dimana Harper Hotel kehilangan banyak poin pada beberapa kriteria tersebut, diantaranya yaitu.

Gambar 3. 2 gedung Hotel Harper
Gambar 3. 2 gedung Hotel Harper

HASIL PEMBAHASAN

Kondisi Eksisting Gedung Hotel HARPER Medan

Syarat Kelayakan Bangunan

  • Luas Gedung Hotel Harper
  • Fungsi GedungSesuai dengan Peruntukan Lahan
  • Kepemilikan Rencana Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)
  • Kesesuaian Gedung Terhadap Standar Ketahanan Gempa
  • Kesesuaian Gedung Terhadap Standar Keselamatan untuk

Analisis Kesesuaian Kriteria dalam Greenship di Gedung Hotel

  • Kategori Tepat Guna Lahan
  • Kategori Efisiensi Konservasi Energi
  • Konservasi Air
  • Siklus dan Sumber Daya Material
  • Kenyamanan dan Kesehatan Dalam Ruang
  • Manajemen Lingkungan Bangunan

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

Gambar

Gambar 3. 1 Peta Lokasi Gedung Hotel Harper .................................................
Tabel 2. 2 Ringkasan Kriteria Penilaian  Kriteria
Gambar 3. 1 Peta Lokasi Gedung Hotel Harper
Gambar 3. 2 gedung Hotel Harper
+2

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan analisis kesesuaian dan penilaian pada Gedung AHN Rektorat IPB berdasarkan kriteria green building dalam aspek sumber dan

Berdasarkan data yang terkumpul dan perhitungan yang telah dilakukan pada Gedung Biro Pusat Administrasi USU terhadap 41 kriteria Greenship, gedung memperoleh total

Green Building Council Indonesia (GBCI) adalah pemberi sertifikasi bangunan hijau di Indonesia berdasarkan perangkat penilaian khas Indonesia yang disebut Greenship demikian

Total poin diperoleh dari proses penilaian (assessment) yang dilakukan berdasarkan enam kategori kriteria penilaian berdasarkan buku panduan Greenship yang telah dijelaskan

Berdasarkan kriteria green building yang menetapkan perencanaan kondisi termal ruangan secara umum pada suhu 25 o C dan kelembaban relatif 60%, dan disesuaikan dengan

Kemudian hasil analisis setiap kriteria dimasukkan kedalam tabel poin Greenship untuk mengetahui poin penilaian green building yang didapatkan dari gedung

Penelitian dilakukan berdasarkan variable penelitian yang menjadi acuan dalam menganalisis konsep green building yang berpedoman pada Greenship Existing Building

Kesimpulan Berdasarkan hasil penilaian green construction pada proyek konstruksi gedung dengan menggunakan assessment green construction untuk proyek gedung di Indonesia 1 maka dapat