Fokus penelitiannya adalah (1) Bagaimana meningkatkan kemampuan kognitif anak usia dini berpikir kritis dengan bermain kongklak. Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mendeskripsikan kemampuan kognitif anak usia dini berpikir kritis melalui kongklak.
Latar Belakang
Taman kanak-kanak merupakan salah satu lembaga yang bertanggung jawab membantu pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini. Meningkatkan kemampuan kognitif anak usia dini melalui permainan Congklak di Kelompok B TK Pertiwi Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember.”
Fokus Penelitian
Berdasarkan hasil observasi penelitian yang dilakukan peneliti, hal ini diperkuat dengan wawancara yang dilakukan peneliti dengan salah satu guru di TK Pertiwi yang menyatakan bahwa kondisi anak dalam perkembangan kognitif bermain congklak dari 17 anak di TK Pertiwi. kelompok B2 yang belum berkembang 7 anak, 3 anak sudah mulai berkembang, 4 anak sudah berkembang sesuai harapan dan 3 anak sudah berkembang sangat baik.22. Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti di TK Pertiwi, peneliti dapat menyimpulkan bahwa penggunaan permainan congklak dalam meningkatkan kemampuan kognitif anak di TK Pertiwi secara umum tidak mengalami peningkatan. Melihat penjelasan diatas maka peneliti mengambil judulnya.
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi deskriptif tentang bagaimana meningkatkan keterampilan kognitif anak usia dini dengan konsep permainan congklak.
Definisi Istilah
Kemampuan Kognitif
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kognisi diartikan dengan empat istilah, yaitu kegiatan atau proses memperoleh pengetahuan, meliputi kesadaran dan perasaan, usaha menggali pengetahuan melalui pengalaman sendiri, proses mengenali dan menafsirkan lingkungan yang dilakukan seseorang, hasil. akuisisi. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kognitif diartikan sebagai sesuatu yang berkaitan atau melibatkan kognisi berdasarkan pengetahuan faktual empiris23.
Bermain Congklak
Kognisi juga dapat diartikan sebagai kemampuan belajar atau berpikir atau kecerdasan, yaitu kemampuan mempelajari keterampilan dan konsep baru, kemampuan memahami apa yang terjadi di lingkungan, serta menggunakan memori dan memecahkan masalah sederhana.
Kelompok B
Sistematika Pembahasan
Bab ini menjelaskan tentang uraian objek penelitian, penyajian data dan analisis data serta pembahasan hasil penelitian lapangan. Bab kelima, bab ini merupakan isi akhir skripsi yang berisikan kesimpulan-kesimpulan dari data-data yang telah diperoleh yang diperoleh dari hasil penelitian yang kemudian dilanjutkan dengan saran-saran.
Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK), dengan rumusan masalah 1) Bagaimana kemampuan kognitif anak kelompok B anak usia dini sebelum dilaksanakannya kegiatan pelatihan otak di RA Rahmah Elyunusiah II Medan? 2) Bagaimana kegiatan senam otak meningkatkan kemampuan kognitif anak usia dini kelompok B di RA Rahmah Elyunusiah II Medan? 3) Apakah kemampuan kognitif anak usia dini kelompok B dapat ditingkatkan dengan kegiatan senam otak di RA Rahmah Elyunusiah II Medan. Meningkatkan Kemampuan Kognitif Kelompok B Anak Usia Dini dengan Kegiatan Senam Otak oleh RA Rahmah Elyunusiah II Medan.
Kajian Teori
Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini
Seperti halnya Colvin dalam buku Slavin yang dikutip Masganti, kemampuan kognitif adalah kemampuan beradaptasi. Menurut Lev Semionovich Vygotsky yang dikutip Khotadiah, ia adalah seorang psikolog sosial asal Rusia. Woolfolk, dikutip Diana, membagi perkembangan kognitif menjadi tiga kategori, yaitu: kemampuan belajar, keseluruhan pengetahuan yang ingin diperoleh, dan kemampuan berhasil beradaptasi dengan situasi atau lingkungan baru secara umum.
Menurut Piaget yang dikutip Herdina, pada tahap ini interaksi anak dengan lingkungannya, termasuk orang tuanya, dilakukan terutama melalui perasaan dan otot-ototnya. Strydom yang dikutip Anggi mendefinisikan Berpikir Logis dengan menyatakan bahwa berpikir logis adalah berpikir yang berkaitan dengan sebab akibat, yang di dalamnya terdapat perubahan makna yang merupakan bagian dari berpikir. Yaman yang dikutip Rini mengatakan berpikir logis merupakan suatu kemampuan yang tahapannya ditentukan dalam proses abstrak pada fase perkembangan kognitif Pigaet.
Menurut J. Brunner yang dikutip Iswinarti, bermain memberikan suasana yang menyenangkan dan santai bagi anak untuk belajar memecahkan berbagai masalah.
Bermain Congklak
Pendekatan dan Jenis Penelitian
Lokasi Penelitian
Subyek Penelitian
1 Yuliani, S.Pd Kepala Sekolah 2 Sumiarsih, S.Pd Guru Kelas B1 3 Siti Hotijah, S.Pd Guru B2 4 Elok Widiarti, S.Pd Guru Kelas A 5 Feni Tri Agustin S.Pd Guru Pembantu 4 Siswa Kelompok B TK Pertiwi D.1 Kemampuan kognitif anak usia dini dalam berpikir kritis melalui permainan kongklak kelompok B di TK Pertiwi. 2 Kemampuan kognitif anak usia dini berpikir logis dengan bermain kongklak kelompok B di TK Pertiwi.
3 Kemampuan kognitif anak usia dini dalam berpikir simbolik dengan bermain kongklak kelompok B di TK Pertiwi. Kemampuan kognitif anak usia dini dalam berpikir kritis melalui permainan congklak kelompok B di TK Pertiwi.
Keabsahan Data
Temuan dapat berupa gambaran atau gambaran suatu benda yang sebelumnya samar atau gelap, sehingga menjadi lebih jelas setelah diperiksa.
Tahap-Tahap Penelitian
Sebelum melakukan penelitian sebaiknya peneliti mempertimbangkan dimana lokasi penelitian yang akan dilakukan pada tanggal 28 Oktober 2018. Karena penelitian yang dilakukan peneliti merupakan penelitian resmi maka peneliti harus menyertakan surat izin dari pihak akademik fakultas Tarbiyah, mohon dikirimkan kemudian ke lembaga tempat penelitian yaitu TK Pertiwi Mangli. Pada tahap ini yaitu pada tanggal 25 April 2019 peneliti mulai mendatangi tempat penelitian yaitu TK Pertiwi Mangli.
Sebelum terjun ke lapangan tentunya peneliti telah mempersiapkan berbagai perlengkapan untuk proses penelitian baik secara mental maupun fisik, serta segala perlengkapan penunjang penelitian sesuai dengan fokus penelitian. Tahap analisis data merupakan tahap akhir dari proses penelitian yang bertujuan untuk menganalisis data agar tetap fokus dan tidak terpencar kemana-mana, sesuai dengan fokus penelitian yaitu: (1) bagaimana meningkatkan kemampuan kognitif anak usia dini dalam berpikir kritis dengan bermain congklak.
Gambaran Objek Penelitian
Sejarah singkat TK Pertiwi, Mangli, Jember 84
Letak Geografis TK Pertiwi Mangli, Kaliwates, Jember 87
Data Guru TK Pertiwi Mangli, Kaliwates, Jember 89 Tabel 4.2
Setelah peneliti mengumpulkan data lapangan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, selanjutnya peneliti akan melakukan analisis data untuk lebih menjelaskan hasil penelitian. Sesuai dengan teknik analisis data yang dipilih dalam penelitian ini yaitu penggunaan deskriptif kualitatif dengan menganalisis data yang peneliti kumpulkan selama penelitian dari observasi, wawancara dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian, diuraikan data peningkatan keterampilan kognitif anak usia dini melalui permainan congklak di kelompok B TK Pertiwi, Mangli, Kaliwates, Jember tahun 2018/2019.
Adapun mengenai rumusan masalah, peneliti ini hanya memfokuskan pada hal-hal yang telah dirumuskan sebelumnya yaitu: Pertama, meningkatkan kemampuan kognitif anak usia dini berpikir kritis dengan bermain kongklak di kelompok B TK Pertiwi Mangli, Kaliwates, Jember Tahun 2018/ 2019. Kedua, meningkatkan kemampuan kognitif anak usia dini berpikir logis dengan bermain kongklak di kelompok B TK Pertiwi, Mangli, Kaliwates, Jember tahun 2018/2019.
Peningkatan Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini Dalam Berpikir Kritis Melalui Bermain Congklak
Kemampuan kognitif berpikir kritis terlihat dari aktivitas anak dalam bermain kongklak dan ketika guru mengajak anak mengambil dan menghitung biji kongklak serta memasukkan biji kongklak ke dalam lubang-lubang sesuai jumlahnya dan guru menjelaskan aturan mainnya. permainan itu kepada mereka. dia bermain congklak.”95. Inti yang ingin dicapai dalam bermain kongklak adalah menstimulasi berpikir kognitif dalam berpikir kritis, anak dapat berpartisipasi dalam bermain kongklak dengan cara memetik dan menghitung biji kongklak secara optimal. Pernyataan untuk meningkatkan keterampilan kognitif berpikir kritis dengan bermain congklak ini terlebih dahulu menjelaskan kepada anak bagaimana permainan congklak akan berlangsung.
Guru menjelaskan cara bermain kongklak dan guru menugaskan setiap anak mengambil biji kongklak, setiap lubang diisi 7 biji kongklak. Dari hasil observasi, Rani dan Abyan masih belum bisa bermain kongklak, anak belum bisa mengikuti langkah-langkah bermain kongklak, dan anak bingung dalam pengenalan biji congklak.
Peningkatan Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini Dalam Berpikir Logis Melalui Bermain Congklak
Setelah rangkaian akhir selesai, guru mengambil biji congklak dan guru menanyakan kepada anak berapa warna biji congklak yang telah diberikan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti, kemampuan kognitif anak usia dini dalam berpikir logis adalah dengan mengajak anak bermain kongklak dengan permainan nyata dan mengenalkan warna dengan cara mencocokkan biji kongklak sesuai dengan warna lubang kongklak, seperti p.sh. congklak hijau. biji congklak yang kemudian dimasukkan ke dalam lubang berwarna hijau, jika biji congklak berwarna merah maka dimasukkan ke dalam warna merah. Kemudian anak-anak berlarian mengambil bibit kongklak yang ada di dalam kotak bibit kongklak warna warni. Anak-anak kemudian memasukkan biji congklak ke dalam lubang congklak. Dua orang anak berdiri memperhatikan dan menghitung biji congklak yang dimasukkan ke dalam lubang. 108.
Berdasarkan gambar diatas terlihat anak mengambil biji congklak yang dipesan oleh guru, kemudian anak memasukkan biji congklak tersebut ke dalam lubang congklak yang ada di depannya. Kemudian sambil belajar bermain congklak warna, anak dapat bermain menyortir biji congklak kertas menurut ukuran dan kegiatan mencocokkan warna sesuai warna yang sama.
Peningkatan kemampuan kognitif anak usia dini dalam berpikir simbolik melalui bermain congklak
Anak menyebutkan warna congklak dan menyebutkan angka yang dimainkan dengan menggunakan biji congklak. Peneliti melihat bahwa anak-anak dapat menyebutkan simbol-simbol bilangan dengan menggunakan permainan congklak yang biasa dimainkan anak-anak. Selain menjumlahkan dan menampilkan simbol bilangan, anak-anak di TK Pertiwi Mangli sudah dapat melakukan pengurangan dengan benar dengan petunjuk dari guru kelas menggunakan biji congklak.
“Untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak usia dini dalam berpikir simbolik, guru menempelkan label angka pada setiap lubang congklak, agar anak lebih mudah menyebutkan simbol angka.”119. Anak dapat mengurutkan biji congklak dari yang terkecil hingga terbesar dan sebaliknya.
Pembahasan Temuan
Peningkatan Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini Dalam Berpikir Simbolik Melalui Bermain Congklak
Berdasarkan hasil lapangan yang diperoleh di lapangan, kemampuan kognitif anak usia dini dalam berpikir simbolik meningkat dengan bermain congklak di TK Pertiwi Mangli, anak dapat menyebutkan lambang bilangan 1-10 dengan menggunakan biji congklak, sehingga anak dapat menunjukkan lambang bilangan tersebut, dimana anak dapat menulis angka ketika guru menyebutkan biji congklak yang dipegangnya dan guru menyebutkan angkanya. Selain meningkatkan kemampuan kognitif anak dalam berpikir simbolik, anak mampu menyusun simbol bilangan 1-10 dengan benar dengan menggunakan biji congklak. Kemudian anak dapat menghubungkan simbol angka tersebut, anak dapat menyebutkan angka sesuai dengan simbol angka yang ditampilkan.
Ketika guru meminta anak menghitung biji congklak dan mencocokkan lambang bilangan sesuai dengan jumlah biji congklak, maka anak dapat melakukannya dengan baik dan benar. Anak dapat menyebutkan lambang bilangan vokal dan konsonan, menunjukkan lambang bilangan vokal dan konsonan, serta menghubungkan lambang bilangan vokal dan konsonan yang dimasukkan ke dalam lubang-lubang sesuai petunjuk guru.Anak-anak di TK Perti dapat melakukan hal tersebut. aktivitas dengan sempurna.
PENUTUP
- Kesimpulan
- Saran
- Wawancara
- Dokumentasi
Diharapkan untuk melakukan aktivitas yang berbeda dalam pembelajaran, serta selalu memberikan aktivitas yang dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak usia dini dengan berbagai permainan yang menyenangkan dan aman bagi anak. Diharapkan kepada guru hendaknya selalu melaksanakan kegiatan pembelajaran yang berbeda-beda untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak usia dini dan memberikan fasilitas kepada guru untuk melakukan kegiatan yang beragam sehingga seluruh aspek perkembangan anak dapat berkembang. Nuri Upaya meningkatkan kemampuan kognitif Anak Usia Dini Kelompok B melalui kegiatan pelatihan otak di RA Rahmah Elyunusiah II Medan.
Peningkatan Kemampuan Kognitif Anak Melalui Metode Bernyanyi di TK Aisyiyah Al Huda Jampen Kismoyoso Ngemplak Boyolali. Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini: Panduan bagi orang tua dan pendidik PAUD dalam memahami dan mendidik anak usia dini.