• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini Dalam Berpikir Logis Melalui Bermain Congklak

Dalam dokumen peningkatan kemampuan kognitif anak usia dini (Halaman 102-112)

A. Gambaran Objek Penelitian

2. Peningkatan Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini Dalam Berpikir Logis Melalui Bermain Congklak

2. Peningkatan Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini Dalam Berpikir

hanya diam melihat teman-temannya senam, ada yang menangis karena kurang semangat dari rumah. Kemudian anak-anak membaca pancasila, bernyanyi lagu Indonesia Raya dan Padamu Negeri, di lanjutkan bernyanyi lagu anak-anak dan yel-yel setiap kelas.

b. Kegiatan Inti

Hal pertama yang dilakukan oleh guru yaitu menjelaskan materi pembelajaran dengan menggunakan media alat permainan congklak sebelum masuk dalam pembelajran guru bertanya kepada anak-anak tentang tema hari ini. Kegiatan anak pada saat itu yaitu mendengarkan penjelasan yang diberikan guru. Guru menjelaskan cara bermain congklak. Guru kembali mengajak anak melakukan kegiatan yang berbeda dengan sebelumnya yaitu bermain congklak warna, karena pada awal penelitian peneliti melakukan kegiatan bermain congklak seperti biasanya. Hal ini dilakukan agar lebih menarik minat anak dalam kegiatan bermain congklak untuk mengetahui warna, karena berbeda dengan kegiatan awal penelitian.

Guru mengajak anak di halaman sekolah dengan cara anak-anak bermain congklak dengan berbaris menjadi 2 kelompok dan guru menyiapkan alat permainan congklak warna warni, setelah baris dengan dibagi menjadi 2 kelompok guru meminta anak untuk mengambil biji congklak di dalam satu kotak kemudian anak lari dengan sangat keras dan menaruh biji congklak yang telah di sediakan lalu ada anak yang menghitung biji congklak yang telah di letakkan.

Setelah anak itu mengambil dan menaruh biji congklak kemudian bergantian pada teman yang berada di belakangnya.

Selesai sampai urutan terakhir guru mengambil biji congklak dan guru bertanya kepada anak ada berapa warna biji congklak yang telah di sediakan. Anak mulai menjawab satu persatu dari pertanyaan guru.

Selama anak-anak melakukan bermain congklak, pengamat mulai melakukan pengamatan serta menilai bagaimana anak mengambil jumlah warna dengan intruksi dari guru, apakah anak sudah benar ketika mengambil biji congklak. Masih terdapat 3 anak yang masih memerlukan bantuan guru dalam mengambil biji congklak dan menghitung, dan ada satu anak yang masih belum bisa membedakan warna. Kemudian semua anak-anak masuk ke dalam kelas untuk beristirahat.104

c. Istirahat

Anak -anak selesai bermain congklak di halaman dan masuk ke dalam kelas untuk melakukan pendinginan karena sudah bermain di lapanagan. Guru mengajak anak-anak berdoa sebelum makan dan minum bersama-sama kemudian anak diperbolehkan istirahat untuk makan dan minum dilanjutkan bermain bebas.

104 Observasi, TK Pertiwi Mangli, Kaliwates, Jember 19 Juli 2019

d. Kegiatan Penutup

Anak-anak kembali masuk kedalam kelas, guru mengajak anak membaca do’a setelah selesai makan dan minum. Guru menanyakan hasil gambar yang telah dibuat anak-anak waktu kegiatan menggambar bebas. Anak-anak menyebutkan gambar apa saja yang telah dibuat pada saat kegiatan menggambarbentuk. Kemudian guru melakukan review kegiatan pembelajaran dalam satu hari dan dilanjutkan dengan menyampaikan tema esok hari, kemudian guru mengajak anak membaca do’a sesudah belajar bersama-sama lalu mengucapkan salam penutup dan anak-anak diperbolehkan pulang.105

Berdasarkan hasil observasi menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak usia dini dalam berpikir logis melalui bermain congklak berjalan dengan baik dan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan.

Sebagaimana hasil wawancara yang diketahui dari penelitian bahwa kegiatan bermain congklak adalah salah satu kegiatan anak usia dini untuk meningkatkan aspek perkembangan kognitif anak.

Adapun kegiatan-kegiatan yag dilakukan oleh anak yaitu dengan cara bermain congklak untuk mengembangkan kemampuan kognitif dalam berpikir logis hal ini sesuai dengan teori.

105 Dokumentas, TK Pertiwi Mangli, Kaliwates, Jember 19 Juli 2019

Berikut hasil wawancara dengan Kepala Sekolah TK Pertiwi Ibu yuliani, S.Pd dalam mengembangkan berpikir logis, yang mengatakan:

“Dari permainan congklak tersebut guru dapat menggunakan berbagai kegiatan untuk mengembangkan kognitif anak dalam berpikir logis, dimana guru menggunakan satu alat peraga tadi yang bernama congklak bisa melakukan bermacam-macam kegiatan berbagai kegiatan untuk bermain congklak dan permainan congklak juga multifungsi dalam perkembangan kognitif anak karena dari congklak anak dapat belajar mengenal warna, bentuk ukuran, mengenal huruf dan konsep hanya menggunakan satu media yaitu congklak. Dalam kemampuan kognitif dalam berpikir logis guru memberikan kesempatan pada anak untuk menjelaskan yang dilihat oleh anak, yang dirasakan dan yang didengar seperti halnya ketika anak bermain congklak warna, biji congklak memiliki beberapa warna dan ukuran maka anak menjelaskan warna dari biji congklak dan dapat membeda-bedakan beberapa warna dalam biji congklak.”106

Hal ini juga diperkuat oleh guru kelas Bu Siti Hotijah S.Pd, yang mengatakan:

“Dengan adanya permainan congklak anak sangat berantusias untuk mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga akan lebih maksmial untuk mengembangkan kemampuan kognitif dalam berpikir logis, yang di maksud dengan logis adalah kegiatan atau permainan yang nyata salah satunya mengurutkan banyak sedikit dari biji congklak dengan cara menghitung biji congklak, dari congklak anak dapat membedakan mana yang lebih banyak dan lebih sedikit dan guru selalu motivasi anak ketika bermain, memberikan kesempatan untuk mengeksplor dunianya ketika bermain congklak dan memfasilitasi dengan alat permainan congklak sehingga anak dapat aktif untuk membangun pengetahuannya. Bermain mencocokan warna dengan menggunakan permainan congklak.”107

106 Yuliani, Wawancara, Kepala Sekolah TK Pertiwi Mangli, Kaliwates, Jember 20 Juli 2019

107 Siti Hotijah,Wawancara, Guru Kelas B2 TK Pertiwi Mangli, Kaliwates, Jember 20 Juli 2019

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti lakukan bahwa kemampuan kognitif anak usia dini dalam berpikir logis dengan cara mengajak anak untuk bermain congklak dengan permainan yang nyata dan mengenalkan warna dengan mencocokkan biji congklak sesuai pada warna lubang congklak seperti biji congklak yang warna hijau maka di maksukkan dalam lubang berwana hijau, bila biji congklak warna merah maka dimasukkan ke dalam warna merah.

Sebelum guru memperkenalkan pemaianan congklak warna guru memperlihatkan biji congklak warna dan anak-anak menyebutkan warna yang berada pada lubang congklak dengan guru menunjuk satu persatu dari setiap anak setelah itu guru mengintruksikan anak-anak untuk bermain congklak dengan dibagi menjadi 2 kelompok berbaris lurus dan 2 anak melihat congklak untuk menilai teman-temannya ketika memasukkan biji congklak warna. Guru menyuruh anak laki-laki dan perempuan untuk mengambil biji congklak yang berberda-beda yang laki-laki mengambil biji congklak berwarna hitam sebanyak 8 biji sedangkan yang perempuan mengambil biji congklak berwana hijau sebanyak 9 biji. Kemudian anak- anak lari lalu mengambil biji congklak ke dalam kotak yang berisi biji congklak warna-warni setelah itu anak-anak memasukkan biji congklak kedalam lubang congklak dua anak yang berdiri mengawasi menghitung biji congklak yang telah di masukkan ke dalam lubang.108

108 Observasi, TK Pertiwi Mangli, Kaliwates, Jember 20 Juli 2019

Gambar 4.2

Guru Menunjukkan Lubang Congklak

Berdasarkan gambar diatas memperlihatkan guru sedangan menunjuk warna dan anak-anak menyebutkan warna yang ada dalam lubang satu persatu.

Gambar 4.3

Anak-Anak Memilih Biji Congklak Warna

Berdasarkan gambar diatas menunjukkan anak sedang mengambil biji congklak yg telah di intruksikan oleh guru dan kemudian anak memasukkan biji congklak ke lubang congklak yang berada didepan.

Gambar 4.4

Dua Anak Menghitung Biji Congklak

Gambar diatas memperlihatkan anak sedang menghitung biji congklak yang telah di masukkan kedalam lubang dan menyebutkan jumlah bilang biji congklak.

Di hari lain anak bermain congklak dengan huruf, anak-anak di intruksikan untuk mengambil kepingan huruf-huruf yang sudah di acak- acak. Anak membuat kata dari huruf-huruf tersebut sampai menjadi kata dan mengelompokkan biji congklak berdasarkan jumlah besar kecilnya bilangan. Dan menghitung biji congklak yang dimasukkan ke dalam lubang-lubang congklak.109

Dari pernyataan ibu siti, juga didukung oleh Ibu Feni Tri Agustin, S.Pd selaku guru pendamping kelompok B, mengatakan:

“Dalam kemampuan berpikir logis anak dengan cara sebelum kegiatan pembelajaran anak-anak diajak untuk bercerita atau tanya jawab tentang tema-tema hari ini seperti hal nya tadi, tadikan temanya tubuhku maka anak di ajak untuk bercerita tentang

109 Observasi, TK Pertiwi Mangli, Kaliwates, Jember, 20 Juli 2019

tubuhku dan di tanya apa fungsi dari mata hidung tangangan dan lainnya.”110

Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara dengan Ibu sumiarsih, S.Pd peningkatan kognitif dalam berpikir logis anak mengatakan :

“Selalu memberikan motivasi ketika bermain congklak, memberikan kesempatan bagi anak untuk mengeksplor dunianya dan memfasilitasi kegiatan yang beragan dengan melibatkan anak secara aktif untuk membangun pengetahuan anak seperti halnya tadi anak-anak bermain congklak di lapangan menggunakan biji warna.”111

Hal ini dibuktikan juga dengan hasil observasi bahwa peningkatan kemampuan kognitif dalam berpikir logis melalui bermain congklak sebelum pembelajaran berlangsung guru bercerita tentang tema tubuhku yang dimana memiliki berbagi fungsi seperti halnya mata untuk melihat, tangan untuk menulis dan makan, kaki untuk berjalan dan lain-lain.

Kemudian baru masuk di dalam pembelajaran bermain congklak warna anak dapat bermain mengklasifikasi biji congklak kertas berdasakan ukuran dan kegiatan mencocokkan warna sesuai dengan warna yang sama.

Berkaitan dengan kemapuan kognitif anak usia dini dalam berpikir logis, maka guru dapat menerapkan program kegiatan belajar sambil bermain congklak dengan menggunakan metode yang tepat yang ada di jenjang TK. Menurut Ibu Yuliani, S.Pd selaku kepala sekolah TK Pertiwi:

“Bahwa metode dalam untuk meningkatkan kemampuan kognitif dalam berpikir logis ada beberapa metode yang digunakan saat pembelajaran, yaitu metode bermain, metode bercerita, tanya

110 Feni Tri Agustin, Wawancara, Guru Pendaping TK Pertiwi Mangli Mangli, Kaliwates, Jember 21 Juli 2019

111 Sumiarsih, Wawancara, Guru Kelas A TK Pertiwi Mangli, Kaliwates, Jember 21 Juli 2019

jawab, metode pemberian tugas dan metode demostrasi seputar tema dan topik pada hari itu dalam kegiatan belajar mengajar.”112 Berikut ini diperkuat dengan hasil wawancara Ibu Siti Hotijah, S.Pd selaku guru kelas, yang mengatakan:

“Metode dalam kemampuan kognitif dalam berpikir logis ada beberapa metode yaitu pada kegiatan mengenal alat permainan congklak dan cara bermainnya, metode bercerita atau tanya jawab seperti halnya dimana guru menginstuksikan untuk menghitung lubang congklak kemudian membededakan anatara besar dan kecil pada lubang congklak.”113

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti lakukan metode untuk mengingkatkan kemampuan kognitif dalam berpikir logis dengan menggunakan beberapa metode sesuai dengan kegiatan dan kebutuhan guru saat mengajar. Menggunakan metode bercerita sebelum bermain congklak guru menceritakan akan congklak adalah alat permainan indonesia dan dapat difungsikan untuk mengitung, menggunakan metode pemberian tugas saat kegiatan menghitung biji congklak kemudian anak diuruh untuk menulis di papan tulis atau mencari huruf untuk di jadikan satu kata seperti T-U-J-U-H atau anak mengambil lambang angka 7.

112 Yuliani, Wawancara, Kepala Sekolah TK Pertiwi Mangli, Kaliwates, Jember 20 Juli 2019

113 Siti Hotijah,Wawancara, Guru Kelas B2TK Pertiwi Mangli, Kaliwates, Jember 20 Juli 2019

Gambar 4.5 Anak Mencari Huruf

Dari gambar diatas menunjukkan hafis sedangan mencari huruf yang telah di acak-acak untuk menyusun kata 7 kemudian di berikan kepada guru untuk menunjukkan bahwa hasilnya benar atau salah.

3. Peningkatan kemampuan kognitif anak usia dini dalam berpikir

Dalam dokumen peningkatan kemampuan kognitif anak usia dini (Halaman 102-112)