A. Gambaran Objek Penelitian
1. Peningkatan Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini Dalam Berpikir Kritis Melalui Bermain Congklak
TK Pertiwi Mangli, Kaliwates, Jember merupakan salah satu taman kanak-kanak atau taman bermain yang berbasis swasta di jember yang mengadakan belajar sambil bermain di kelompok B. Belajar sambil bermain diadakan untuk peningkatan kemampuan kognitif anak usia dini dalam berpikir kritis. Kemampuan kognitif merupakan proses berpikirnya anak atau dari segi cara anak untuk menyelesaikan masalah kemudian bisa memberikan argumen atau mengungkapkan pendapatnya mengenai informasi yang di dapatnya.
Observasi yang dilakukan bertujuan mengamati kegiatan guru dan aktivitas anak selama proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan guru yang diamati untuk menentukan apakah kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru sudah sesuai dengan perencanaan pembelajaran yang dibuat atau belum. Pengamatan terhadap aktivitas anak digunakan untuk mengetahui keaktifan anak dalam pembelajaran. Selain pengamatan terhadap aktivitas anak, juga dilakukan pengamatan ketika anak melakukan kegiatan saat anak bermain cogklak yang bertujuan untuk
melakukan kegiatan penilaian terhadap anak. Guru kelompok B bertindak sebagai guru dan pengamat yang mengamati kegiatan guru dalam pembelajaran, hal ini dilakukan agar pengamatan yang dilakukan hasilnya lebih efektif. Hasil observasi kegiatan guru berupa nilai peningkatan kognitif anak dalam berpikir kritis yang dapat dipaparkan sebagai peneliti jelaskan, sedangkan hasil observasi aktivitas anak berupa reward pada lampiran dan hasil belajar kegiatan bermain congklak dan berhitung dengan biji congklak dapat dilihat dilampiran.
Hasil observasi terhadap kegiatan guru menunjukkan bahwa guru telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana kegiatan yang telah di buat. Hasil observasi terhadap aktivitas anak menunjukkan 2 anak termasuk kategori sangat aktif yaitu disaat kegiatan pembelajaran anak mengganggu temannya dengan cara memukul temannya dan ada juga yang berjalan-jalan saat pembelajranan berlangsung92, 10 anak kategori aktif, 3 termasuk kategori cukup aktif dan 2 anak termasuk kategori kurang aktif.
Berikut ini wawancara dengan guru kelas TK Pertiwi ibu Siti Hotijah,S.Pd yang menyatakan bahwa:
“Tanggapan Guru kelompok B mengenai kegiatan bermain congklak yang dilakukan dalam pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kognitif dalam berpikir kritis, pertama-tama membuat anak merasa senang terlebih dahulu, saat pembelajaran bermain congklak tidak membuat anak merasa jenuh dan dalam pembelajaran tidak monoton, semangat dalam belajarnya tinggi, kerena anak-anak tidak menganggap mereka belajar namun beranggapan bermain padahal dalam bermain congklak anak dapat berpikir kritiskan mereka dapat membedakan lubang congklak besar dan kecil, anak dapat berpendapat juga
92 Observasi, TK Pertiwi Mangli, Kaliwates, Jember 16 Juli 2019
untuk memasukkan biji congklak di dalam lubang yang dia inginkan.”93
Hal ini juga ditegaskan oleh ibu Yuliani, S.Pd, selaku kelapa sekolah TK Pertiwi dari hasil wawancara ibu Yuliani, S.Pd mengatakan:
“Dari pelaksanaan kegiatan kognitif menggunakan alat congklak anak-anak itu senang, kemudian tujuannya untuk mengembangkan kognitif berpikir kritis akan lebih mudah tercapai karena anak sudah senang dan harganya congklak juga murah tidak perlu biaya yang mahal tetapi tujuannya akan tercapai dari permain congklak itu. Kita sudah mengetahui dalam permainan congklak dapat meningkatkan berpikir kritis saat anak mengikuti kegiatan pembelajaran anak memerhatikan permainan sehingga anak dapat menilai dan memberikan pendapat terhadap apa yang mereka lihat dengan memberikan semangat atau tepuk tangan kepada teman- teman yang bermain dan guru dapat mengamati bagaimana anak bisa mengungkapkan kepuasan dalam bermain congklak.”94
Dari pernyataan tersebut dapat peneliti simpulkan bahwasanya kemampuan kognitif dalam bermain congklak sangatlah efektif dan efisien, dimana dalam pembelajaran anak tidak hanya belajar akan tetapi mereka belajar sambil bermain sehingga tidak membuat anak merasa jenuh di saat pembelajaran karena mereka sangat senang dan nyaman ketika mengikuti pembelajaran bermain congklak. Sehingga dengan permainan sederhana yaitu permainan congklak anak dapat berpikir kritis seperti halnya anak dapat membedakan lubang besar dan kecil, disaat pembelajaran berlangsung anak dapat berpendapat apa yang anak inginkan seperti halnya memasukkan biji congklak dalam lubang-lubang congklak, selain itu melalui kegiatan bermain congklak anak dapat memberikan motivasi kepada teman-temannya atau menilai saat temannya bermain
93 Siti Hotijah, Wawancara, Gusru Kelas B2 TK Pertiwi Mangli, Kaliwates, Jember 17 Juli 2019
94 Yuliani,Wawancara, Kepala Sekolah TK Pertiwi Mangli, Kaliwates, Jember 17 Juli 2019
congklak dan dapat menyelesaikan masalahnya dengan melakukan permainan congklak.
Hal tersebut dapat diperkuat oleh dokumentasi alat permainan congklak untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak usia dini dan dokumentasi saat anak dalam pembelajaran bermain congklak yang di lakukan oleh guru kelas B2 yang dapat dilihat dalam lampiran skripsi ini.
Dilanjutkan lagi oleh ibu Feni Tri Agustin, S.Pd disaat peneliti mengajukan pertanyaan tentang kemampuan kognitif dalam berpikir kritis, dengan tegas beliau mengatakan:
“Kemampuan kognitif dalam berpikir kritis dapat kita lihat dari aktivitas anak-anak ketika bermain congklak dan saat guru mengajak anak-anak itu mengambil dan menghitung biji congklak dan memasukkan biji congklak ke dalam lubang-lubang sesuai dengan jumlahnya dan guru memberi penjelasan tentang peraturan dalam permainan congklak.”95
Hasil observasi yang telah dilakukan guru memberikan peraturan dalam bermian congklak agar anak saat bermain menjadi efektif. Titik sentral yang harus tercapai dalam bermain congklak menstimulasi kognitif dalam berpikir kritis anak dapat berpartisipasi dalam kegiatan bermain congklak yaitu dengan cara mengambil dan menghitung biji congklak yang optimal. Sehingga tujuan dalam berpikir kritis dapat tercapai. Oleh sebab itu guru memberikan penjelasan bermain congklak agar dapat dilakukan dengan aman, nyaman dan efektif.96
95 Feni Tri Agustin, Wawancara, Guru Pendamping Kelas B2 TK Pertiwi Mangli, Kaliwates, Jember 17 Juli 2019
96 Observasi, TK Pertiwi Mangli, Kaliwates, Jember 17 Juli 2019
Untuk membantu terwujudnya kemampuan kognitif pada anak usia dini dalam berpikir kritis Sumarsih, S.Pd guru kelas A di TK Pertiwi membuat berbagai cara permainan dalam media congklak.
“Untuk membantu peningkatan kemampuan kognitif anak usia dini guru memberikan penjelasan tentang congklak dan beberapa cara bermain congklak dintaranya permainan congklak angka dan huruf, congklak suku kata, congklak yang berada pada lingkungan sekitar, dan congklak warna. Dan guru membuat jadwal kegiatan dimana dalam satu pertemuan juga memainkan satu dalam pembelajarannya mbak.”97
Hal ini juga ditegaskan oleh ibu Siti Hotijah, S.Pd, selaku guru kelompok B. Dari hasil wawancara ibu Siti, mengatakan:
“Untuk meningkatkan kemampuan kognitif dalam berpikir kritis anak tidak hanya menggunakan cara yang berbeda-beda. Saat bermain congklak membuat anak berkonsentrasi dalam pembelajaran. karena kalau anak tidak fokus dalam pembelajran tidak akan mengetahui cara bermain congklak. Dalam proses pembelajaran tidak boleh terlalu lama dalam pemberian materi karena akan membuatnya bosan. Sehingga untuk meminimalisir kebosan anak-anak maka perlu di berikan permainan untuk mengasah konsentrasi pada anak seperti kayak congklak itu mbak.
saya tidak terlalu memaksa anak-anak saat bermain, setelah usai bermain congklak biasanya diberi reward agar anak lebih semangat, tidak usah besar-besar rewardnya seperti contoh tadi saat pembelajaran anak melakukan permainan congklak. anak dapat memasukkan biji congklak ke dalam lubang-lubang congklak sesuai intruksi guru. Lhaa.,, anak dapat melakukannya berikan saja tepuk tangan atau dengan pelukkan maka anak akan menjadi senang.” 98
Pernyataan ibu Siti, juga didukung oleh Feni Tri Agustin, S.Pd selaku guru pendamping kelompok B, mengatakan:
“Memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih pasangan bermain agar anak itu selalu merasa nyaman dalam bermain dengan pasangannya, dan tidak ada paksaan dari guru untuk
97 Sumarsih, Wawancara, Guru Kelas A TK Pertiwi Mangli, Kaliwates, Jember 17 Juli 2019
98 Siti Hotijah ,Wawancara, Guru Kelas B2 TK Pertiwi Mangli, Kaliwates, Jember 17 Juli 2019
memilih pasangannya ataupun paksaan untuk bermain congklak, anak itu bebas untuk bermain congklak dengan kerja sama, temannya yang menghitung ada yang memasukkan biji congklak ke dalam lubang, bermain congklak bersama-sama memasukkan biji congklak di dalam lubangnya, bermain congklak dengan huruf dan angka, kita sebagai guru hanya mengamati dan mengawasi aktivitas anak.”99
Pernyataan tersebut, untuk meningkatkan kemampuan kognitif dalam berpikir kritis dari bermain congklak terlebih dahulu menjelaskan kepada anak-anak akan jalannya permainan congklak. Dengan berbagai cara untuk bermain congklak dengan bermian congklak angka dan huruf, congklak suku kata, congklak yang berada pada lingkungan sekitar, dan congklak warna, dengan menggunakan cara bermain yang berbeda-beda akan lebih mudah mengenal huruf, lebih cepat bisa dan di senangi oleh anak.
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan tentang cara bermain congklak guru mengapresiasikan pada bermain congklak bilangan congklak. Dengan cara bersama-sama menghitung angka 1-10 dengan jari.
Menghitung biji congklak dan memasukkan biji congklak ke dalam lubang-lubang sesuai dengan jumlahnya. Dan guru memberikan intruksi pada anak untuk memasukkan biji congklak di dalam lubang-lubang congklak yang telah di isi angka-angka di dalam lubang congklaknya.
Bermain congklak dilakukan dengan berbagai cara bermaim.
Permainan yang pertama yaitu permainan congklak angka cara bermainnya di awali dengan memasukkan angka-angka di dalam lubang congklak,
99 Feni Tri Agustin, Wawancara, Guru Pendamping Kelas B2 TK Pertiwi Mangli, Kaliwates, Jember 17 Juli 2019
kemudian anak mengambil biji congklak didalam lubang kosong yang sesuai dengan angka. Cara bermain yang kedua anak mengambil biji congklak sesuai dengan angka yang disebutkan oleh guru.
Permainan kedua yaitu permainan congklak suku kata, cara bermainnya anak mencari huruf sesuai dengan nama bilangan yang disebutkan oleh guru, contonya guru menyebutkan angka 5 lalu anak mengambil huruf “L I M A” dan huruf tersebut di susun diatas meja jika sudah benar anak di minta biji congklak sesuai huruf yang sudah disusun.
Permainan ketiga yaitu permainan congklak yang biasa di lakukan oleh anak-anak di lingkungannya. Setiap lubang congklak di isi biji congklak masing-masing lubang kecil di isi 7 biji dan lubang yang besar di kosongkan. Dua anak duduk berhadapan, lubang- lubang kecil dihadapan anak dan lubang besar di sebelah kanan adalah rumah dia. Setelah menentukan giliran anak pertama mengambil biji congklak yang dia inginkan, kemudian mengisi lubang congklak ke arah kanan kecuali lubang rumah lawan tidak diisi.
Permainan ke empat yaitu permainan congklak warna. Cara bermainnya guru menyiapkan wadah yang berisi biji congklak yang berwarna warni kemudian guru menyebutkan warna dan bilangan, lalu anak mengambil biji congklak sesuai yang disebutkan oleh guru kemudian meletakkan biji congklak di dalam lubang congklak sesuai warna.
Hasil observasi yang telah dilakukan guru kelas B2 memberikan penjelasan tentang bermain congklak dalam bentuk pembelajran sehari-
hari dengan menggunakan alat permainan sebagai salah satu metode pembelajaran bermain di dalam kelas TK Pertiwi, pertama guru menjelaskan ciri-ciri alat permianan congklak yang merupakan permainan tradisional Indonesia, papan congklak yang berbentuk memanjang dan memiliki 14 lubang kecil di sisi kanan kiri memiliki 7 lubang dan 2 lubang besar sebagai lumbung (rumah). Guru menjelaskan bahwa biji congklak tidak hanya menggunakan yang ada dalam congklak tersebut, namun anak-anak dapat menggunakan dengan batu krikil, kerang dan kertas yang di bentuk sebagai biji congklak. Kemudian setelah guru mejelaskan akan berbagai macam-macam permainan dan biji congklak.
Maka hal ini peneliti wawancara yang telah dilakukan, kepada ibu Siti Hotijah,S.Pd selaku guru kelas:
“Saat bermain congklak, anak saya suruh untuk mengambil biji congklak sebanyak 7 biji. Kemudian baru dimasukkan kedalam lubang congklak dan dalam bermain congklak terdapat peraturan dimana anak, sebelum bermain congklak melakukan suit terlebih dahulu untuk menentukan siapa yang akan jalan terlebih dahulu dan siapa yang akan menunggu giliran dari temannya.”100
Bermain congklak untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak dalam berpikir kritis. Guru menjelaskan cara jalannya bermain congklak dan guru menginstruksikan masing-masing anak untuk mengambil biji congklak yang masing-masing lubang di isi dengan 7 biji congklak.
Kemudian anak mengambil biji congklak sebanyak 7 dengan hitungan yang sangat keras dan di dampingi oleh guru ketika mengambil biji congklanya. Lalu guru memberikan peraturan dalam permainan. Sebelum
100 Siti Hotijah, Wawancara, Guru Kelas B2 TK Pertiwi Mangli, Kaliwates, Jember 17 Juli 2019
bermain berlangung anak melakukan undian dengan cara suit untuk menentukan siapa yang dahulu main dan siapa yang menunggu girilian.101
Anak setelah melakukan suit ada salah satu anak kemudian mengatakan, “saya sudah bu, saya yang menang. Mey-mey jari telunjuk dan saya jari jempol.” Kata Bagas salah satu anak yang akan memulai bermain congklak dalam kelas. Dari pernyataan itu menunjukkan bahwa anak berkembang kognitif dalam berpikir kritis, karena telah berani mengutarakan pendapatnya.
Berdasarkan hasil observasi yang telah peneliti lakukan, setelah keseluruhan selesai bermain congklak, anak-anak diminta untuk merapikan kembali mainanya. Dan guru mengintruksikan kepada anak-anak untuk menceritakan kembali permainan yang mereka lakukan sebelumnya, dan guru menanyakan kepada anak-anak hasil biji congklak.102
Berikut hasil wawancara dengan ibu Siti Hotijah, S.Pd, beliau menyampaikan, “Anak-anak mayoritas sudah bisa bermain congklak meskipun ada beberapa anak yang masih perlu dampingan untuk bermain congklak, dan anak-anak sudah mampu untuk menghitung biji congklak dari hasil putaran permainan biji congklak dan dapat mengutarakan pendapat apa yang mereka lihat.”103
Dari hasil observasi Rani dan Abyan belum bisa melakukan bermaian congklak, anak tidak bisa melakukan jalannya bermain congklak dan anak kebigungnan untuk memasukkan biji congklak. Guru melakukan
101 Observasi,TK Pertiwi Mangli, Kaliwates, Jember 17 Juli 2019
102 Observasi, TK Pertiwi Mangli, Kaliwates, Jember 17 Juli 2019
103 Siti Hotijah, Wawancara, Guru Kelas B2 TK Pertiwi Mangli, Kaliwates, Jember 17 Juli 2019
pendampingan kepada anak-anak sehingga anak dapt melakukan memainkan congklak dengan tepat samapi selesai.
Gambar 4.1
Menyelesaikan Bermin Congklak
Dari gambar diatas menunjukkan bahwa guru memberikan dampingan terhadap anak-anak saat bermain congklak kemudian setelah selesai bermain congklak, guru meminta anak-anak untuk menhitung biji congklak yang berada pada rumahnya masing-masing kemudian anak-anak menyebutkan jumlah bilangan yang ada dalam lubang congklak.
Jadi dapat disimpulkan oleh peneliti bahwa anak-anak sudah bisa memainkan congklak meskipun ada beberapa anak yang masih belum bisa memainkannya, kemudian guru meminta kepada anak-anak untuk mencerikan kembali bermain congklak yang telah mereka lalukan sebelumnya, guru menanyakan kepada anak-anak untuk menghitung biji congklak, anak-anak maju kedepan untuk menghitung berapa hasil biji congklaknya mereka dapat membedakan biji congklak yang sedikit dan banyak dari hasil hitungan mereka.
2. Peningkatan Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini Dalam Berpikir