• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MODEL KOOPERATIF PADA SISWA KELAS VII A MTS AL ISLAH BUMIAYU TAHUN AJARAN 2018-2019 - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MODEL KOOPERATIF PADA SISWA KELAS VII A MTS AL ISLAH BUMIAYU TAHUN AJARAN 2018-2019 - repository perpustakaan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Keterampilan menulis sebagai salah satu dari lima keterampilan berbahasa mempunyai peran penting dalam kehidupan manusia. Seseorang akan mudah mengungkapkan pikiran atau gagasan untuk mencapai maksud dan tujuan dengan cara menulis. Menulis merupakan tuntutan penting bagi siswa, dengan menulis memudahkan siswa untuk berfikir kreatif dan aktif, serta mampu memberikan reaksi positif terhadap perkembangan di lingkungan sekitar yang selalu dinamis. Siswa dapat melatih kemampuan mengorganisasikan dan menjernihkan berbagai konsep atau ide melalui kegiatan menulis, dengan menulis siswa dapat memunculkan ide baru, dan dengan menulis siswa dapat terbantu untuk menyerap dan memproses informasi dan membantu untuk berfikir aktif. Tujuan pembelajaran menulis diajarkan di sekolah salah satunya adalah membudidayakan menulis di kalangan pelajar. Menulis digunakan untuk berkomunikasi dengan menggunakan bahasa tulis. Keterampilan menulis tidak datang dengan sendirinya melainkan perlu berlatih dan praktik menulis secara teratur serta bersungguh-sungguh. Kegiatan menulis dalam hubungannya dengan kemampuan berbahasa, kegiatan menulis makin mempertajam kepekaan

(2)

kosakata. Kegiatan menulis dilihat dari aspek menulis, tujuan pengajaran bahasa Indonesia adalah agar siswa mampu menuangkan pengalaman dan gagasan, mampu mengumpulkan perasaan secara tertulis dan jelas, mampu pula menuliskan informasi sesuai dengan pokok bahasan dan keadaan.

Keterampilan menulis merupakan suatu proses pengembangan yang membuat pengalaman, waktu, kesempatan dan memerlukan cara berfikir yang teratur dan mengungkapkannya dalam bentuk tulisan.

Keterampilan menulis ada beberapa keterampilan, salah satunya adalah keterampilan menulis karangan narasi. Karangan narasi dibagi menjadi dua yaitu narasi ekspositoris dan narasi sugestif. Narasi ekspositoris bertujuan untuk menggugah pikiran para pembaca untuk mengetahui apa yang akan dikisahkan. Narasi sugestif berkaitan dengan tindakan atau perbuatan yang dirangkaikan, kejadian itu berlangsung dalam satu kesatuan waktu (Keraf 19987:136-138). Pengembangan keterampilan menulis, termasuk menulis narasi, perlu mendapat perhatian yang serius sejak tingkat pendidikan yang paling dasar, karena keterampilan menulis tidak terbentuk secara otomatis.

Seseorang yang ingin terampil menulis memerlukan pembelajaran dan keterampilan yang teratur, khususnya dalam menulis karangan narasi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dengan mengembangkan keterampilan menulis karangan narasi juga akan melatih kecerdasan daya pikir anak.

Sebagai aspek kemampuan berbahasa, keterampilan menulis narasi dapat dimiliki oleh orang-orang yang giat dan rajin berlatih. Pembelajaran bahasa Indonesia berkaitan dengan komponen menulis ditentukan beberapa faktor, di

(3)

antaranya adalah faktor siswa, guru dan faktor pembelajaran yang digunakan.

Menulis merupakan komponen bahasa yang paling kompleks sebab menulis melibatkan aspek pengolahan gagasan, penataan kalimat, pengembangan paragraf, pengembangan model karangan serta logika. Pelatihan menulis menuntut peran yang cukup besar bagi guru bahasa Indonesia. Namun kebanyakan guru bahasa Indonesia belum begitu menyadari pentingnya pembinaan pelatihan menulis narasi tersebut sehingga kebanyakan siswa pembinaan pelatihan menulis narasi tersebut kebanyakan siswa mempunyai kemampuan menulis yang rendah. Upaya peningkatan keterampilan menulis narasi sebenarnya sudah banyak dilakukan oleh guru tetapi hasil yang diperoleh kurang memuaskan, karena pembelajaran yang disampaikan oleh guru masih berjalan satu arah, artinya hanya guru yang aktif di dalam kelas.

Padahal dalam proses belajar mengajar siswa diharuskan lebih aktif selama proses belajar mengajar.

Bahasa tidak bisa dipisahkan dari manusia karena, pada hakikatnya bahasa adalah alat yang dipakai manusia untuk membentuk pikiran dan perasaannya, keinginan dan perbuatan-perbuatan. Bahasa merupakan alat yang dipakai untuk mempengaruhi dan dipengaruhi. Bahasa juga memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional dalam dunia pendidikan yaitu bagi peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, menambah gagasan dan perasaan,

(4)

partisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan imajinatif yang ada pada dirinya.

Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan masyarakat Indonesia. Standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia berorientasi pada hakikat pembelajaran bahasa, bahwa belajar bahasa adalah belajar komunikasi oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk membina kemampuan siswa yaitu berkomunikasi dalam bahasa Indonesia, baik secara lisan, maupun tertulis. Secara umum pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) menghargai dan bangga mengggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara, (2) memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan, (3) berkomunikasi secara efektif dan efisien dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis. Kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia untuk bidang studi bahasa terdiri atas lima aspek yaitu keterampilan membaca, menulis, menyimak, berbicara, dan kebahasaan. Aspek-aspek tersebut saling berkaitan dan dilaksanakan secara terpadu dengan porsi pembelajaran yang seimbang.

Keterampilan menulis lebih sulit dikuasai karena keterampilan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur non kebahasaan dalam penyusunan sebuah karangan atau tulisan.

(5)

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia di MTs Al Islah Bumiayu, siswa kelas VII A masih kesulitan untuk menuangkan ide, dan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, selain itu siswa tidak memiliki minat dan merasa jenuh untuk menulis. Pada saat menulis karangan narasi siswa tidak mementingkan kualitas isi narasi, mereka lebih mementingkan panjang karangannya sehingga dalam menyusun karangan narasi mereka tidak memperhatikan penggunaan ejaan dan tanda baca, diksi, kohesi dan koherensi, serta kronologis kejadian. Siswa tidak bisa menggunakan tanda baca yang benar seperti penggunaan tanda baca titik (.), koma (,). Siswa juga tidak menggunakan pilihan kata yang baik sehingga kalimat yang dihasilkan terlihat tidak nyambung.

Penelitian menulis karangan narasi pernah dilakukan oleh Meike Perantauwaty berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Menggunakan Teknik Tebak Kata dan Parafrase Terhadap Iklan di Radio pada Siswa Kelas VII B SMP Negeri 1 Sukorejo Kabupaten Kendal”. Penelitian ini mengkaji tentang bagaimana perubahan tingkah laku negatif menjadi tingkah laku positif. Setelah menggunakan Teknik Tebak Kata dan Parafrase Terhadap Iklan di Radio, kesiapan mengikuti pelajaran sudah terlihat dan sikap dalam menerima pelajaran sudah fokus. Usaha untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi diperlukan suatu model pembelajaran yang efektif dan efisien. Selama ini metode ceramah dan penugasan ternyata belum mampu mencapai hasil yang optimal.

Peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi. Model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan media video merupakan salah satu upaya yang tepat dalam

(6)

kooperatif siswa dapat saling bekerja sama. Selain itu siswa juga dituntut aktif menemukan sendiri pengetahuan tentang proses menyusun dan menulis karangan narasi. Pembelajaran melalui model kooperatif diharapkan dapat mengatasi rendahnya keterampilan menulis karangan narasi siswa MTs Al Islah Bumiayu khususnya kelas VII A.

B. Rumusan Masalah

Rumusan yang dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Apakah model kooperatif dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi pada siswa kelas VII A MTs Al Islah Bumiayu?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Mendeskripsikan peningkatan menulis karangan narasi pada siswa kelas VII A MTs Al Islah Bumiayu setelah mengikuti pembelajaran menulis melalui model pembelajaran kooperatif.

D. Manfaat penelitian 1. Manfaat Praktis yaitu,

a. Bagi siswa, penelitian ini dapat memberikan pengalaman menulis karangan narasi dengan menggunakan metode kooperatif melalui media video

b. Bagi guru, penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan untuk memilih dan menentukan model dalam melakukan pembelajaran, sehingga siswa memiliki

(7)

kompetensi dengan materi yang diajarkan dan profesionalisme guru semakin meningkat

c. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat mendorong pihak sekolah untuk memotivasi semangat kerja guru untuk mengadakan penelitian sejenis, sehingga dapat meningkatkan kinerja guru dan mutu sekolah akan meningkat.

2. Manfaat Teoretis

Selain manfaat praktis seperti yang telah dikemukakan, penelitian ini juga memiliki manfaat teoretis yaitu dapat menjadi masukan bagi teori pengembangan pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya keterampilan menulis karangan sehingga dapat mengembangkan teknik-teknik pembelajaran keterampilan menulis karangan narasi.

Referensi

Dokumen terkait

1. Penggunaan teknik meneruskan cerita sangat membantu dalam usaha meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi. Suasana belajar yang ditimbulkan dalam pembelajaran

Kesimpulan penelitian ini adalah penerapan strategi Estafet Writing dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia

Kesimpulan penelitian ini adalah penerapan strategi Estafet Writing dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis narasi, dan meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi melalui model contextual teaching

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi pembelajaran Picture and picture dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut. 1) Setelah diadakan penelitian keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas V SD

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : (1) Bagaimanakah penerapan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) dalam keterampilan menulis karangan narasi

Hasil analisis data menunjukan bahwa kemampuan menulis karangan narasi siswa dengan menggunakan metode number head together pada kelas VII-2 SMPN 25 Makassar hasilnya mengalami