• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PEMAHAMAN HUKUM BACAAN MAD LAZIM MELALUI STRATEGI PQ4R DI MTs. NAHDLATUL ULAMA KRAKSAAN-PROBOLINGGO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PENINGKATAN PEMAHAMAN HUKUM BACAAN MAD LAZIM MELALUI STRATEGI PQ4R DI MTs. NAHDLATUL ULAMA KRAKSAAN-PROBOLINGGO"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PEMAHAMAN HUKUM BACAAN MAD LAZIM MELALUI STRATEGI PQ4R DI MTs. NAHDLATUL ULAMA KRAKSAAN-PROBOLINGGO

Wid Aini1, Ainol2, Bahruddin Zaini3 Universitas Islam Zainul Hasan Genggong

E-mail: widainialmansyuri@gmail.com1, ainol1968@gmail.com2, bahruddinzaini008@gmail.com3

ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi oleh pemahaman peserta didik yang rendah dalam pelajaran Al-Qur`an Hadits tentang hukum bacaan mad lazim mukhaffaf kilmi, mad lazim mutsaqqal kilmi, mad lazim mutsaqqal harfi,dan mad lazim mukhaffaf harfi di MTs. Nahdlatul Ulama. Rendahnya pemahaman tersebut bisa dilihat dari data awal peserta didik sebelum memakai strategi yang cocok pada pembelajaran Al-Qur`an Hadits tentang hukum bacaan mad lazim, yakni masih banyak peserta didik yang nilainya masih dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Sehingga diperlukan upaya penerapan pembelajaran dengan menggunakan strategi PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) oleh pendidik agar suasana kelas tidak vakum dan bisa meningkatkan pemahaman hasil belajar peserta didik. Dalam penerapan strategi PQ4R suasana kelas lebih kondusif, karena peserta didik aktif bertanya tentang apa yang tidak ia pahami dan guru tidak hanya menjelaskannya saja tetapi juga memberikan pertanyaan yang bersifat merangsang pengetahuan peserta didik. Penelitian ini menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus penelitian ini terdiri dari beberapa tindakan,didalamnya membahas materi tentang hukum bacaan mad lazim. Menurut hasil penelitian setelah menggunakan strategi PQ4R hasil pemahaman belajar siswa menjadi semakin meningkat, hal ini dapat dibuktikan dengan nilai rata-rata hasil belajar kelas IX A MTs. Nahdlatul Ulama Kraksaan Probolinggo ketika diberi tes oleh peneliti nilainya mengalami peningkatan. Pada data awal yaitu kategori mencari ayat-ayat Al-Qur`an yang ada bacaan mad lazim 34,35%, Mempraktikkan cara membaca mad lazim 33,33%, Kelancaran dalam membaca Al-Qur`an 18,18%. Pada siklus I dengan nilai tertinggi 13,65% serta nilai sedang 63,63%, dan di siklus II ada peningkatan yaitu nilai tertinggi 90,91%.

Interaksi antar guru dn peserta didik menjadi lebih kondusif. Data akhir menunjukkan bahwa setelah melakukan beberapa tindakan dalm dua siklus yaitu menggunakan strategi PQ4R ini pemahaman hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan.

Kata Kunci: Strategi PQ4R, Peningkatan Pemahaman Belajar, Hukum Bacaan Mad Lazim.

A. PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan suatu aktifitas yang prosesnya melalui beberapa tahapan dan tingkatan. Pendidikan di masa kini menuntut agar siswa menumbuhkan ambisi yang tinggi, belajar sendiri, riset, dan segalanya itu harus tertanam perilaku kritis didalam kepribadianya. Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan yaitu sebagai tuntunan untuk

(2)

mengembangkan pengetahuan dan keterampilan peserta didik. Artinya tujuan pendidikan tersebut yaitu untuk membangun idealisme yang ada pada peserta didik, agar mereka bisa mencapai keselamatan dan kebahagian dalam hidupnya.1

Pendidikan agama islam merupakan penciptaan dari budi pekerti dan kepribadian pada peserta didik. Sehingga pendidikan agama islam bisa memberikan pengetahuan serta panutan yang baik bagi peserta didik melalui seorang guru. Sebagai salah satu figur tauladan, seorang pendidik harus mempunyai perilaku yang baik atau mempunyai moral yang baik dalam perbuatan. Sebab, seorang pendidik akan menjadi pandangan bagi siswa.

Pendidik yang tidak bisa menjadikan dirinya sebagai contoh bagi peserta didiknya, maka guru tersebut dianggap valid dalam menjalankan tugas utamanya sebagai seorang pendidik.2

Dalam pembelajaran agama islam yang menjadi sumber inspirasi dari pendidikan agama ialah Al-Qur`an, ketika mengindah lantunan bacaan ayat suci Al-Qur`an sering kali para mustamik merasa terpikat dan takjub terhadap bacaan ayat demi ayat yang dilantunkan, karena didalamya berisi ajaran-ajaran yang lengkap tentang keimanan, akhlak mulia, aturan ibadah, hubungan manusia dengan Allah, hubungan manusia dengan manusia, dan segala yang berhubugan dengan kehidupan manusia, dan yang terpenting dalam pendidikan agama islam yaitu memahaminya Al-Qur`an, karena didalam Al- Qur`an mempunyai keistimewaan disetiap ayatnya.3

Al-Qur`an memiliki ciri khas gaya bahasa yang bertujuan untuk memberikan keindahan terhadap pembacanya. dibalik ciri khas gaya bahasa tersebut terdapat sebuah makna yang ingin disampaikan sehingga menciptakan rasa Knowing Every Particular Object (KEPO) kepada pembacanya.4 Salah satu corak keindahan bahasa Al-Qur`an diantaranya dapat dilihat dari cara bacanya dan penyampaian maknanya. Terdapat beberapa pilihan kata dengan arti yang sama atau ada yang berbeda namun, mempunyai makna yang sama dalam Al-Qur`an dan sering dijumpai. Misalnya kata nisa`, untsa,

1 Umi Musya’Adah, “Peran Penting Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Dasar,” Aulada: Jurnal

Pendidikan Dan I, no. 2 (2018): 9–27, http://e-

journal.ikhac.ac.id/index.php/aulada%0Ahttp://ejournal.ikhac.ac.id/inde x.php/aulada/article/view/556.

2 Moh. Miftakhul Huda and As hif Az Zafi, “Penerapan Aplikasi Classroom Pada Mata Pelajaran Qur’an Hadits,” IQ (Ilmu Al-qur’an): Jurnal Pendidik an Islam 4, no. 02 (2021): 221–235.

3 Aminullah Nasution, “Surah An-Nasr Kajian Stilistika Al-Qur`an, Al-Bayan: Jurnal Ilmu al- Qur`an dan Hadits, Vol 5, No. 2 2022, 187.

(3)

imra`ah, dan zaujah.

Hadits didalam agama islam mempunyai tingkatan yang begitu esensial. Hadits adalah ssuatu yang berhubungan rat dengan misi dan ajaran Allah yang menjadi tugas Nabi Muhammad saw sebagai Rasululla, berupa ucapan, perbuatan, ketetapan,5 dan sumber hukum islam yang kedua setalah Al-Qur`an. Al-Qur`an sulit dipahami apabila interferensi hadits. Menggunakan Al-Qur`an tanpa menghubungkan hadits sebagai landasan hukum maka hal itu tidak mungkin, karena Al-Qur`an akan sulit dipahami tanpa menggunakan hadits. Berdasarkan kedudukan hadits disamping, Al-Qur`an sumber ajaran islam, maka Al-Qur`an ialah sumber pertama, sedangkan hadits yaitu sumber kedua. Al- Qur`an dan hadits keduanya wahyu, hanya saja Al-Qur`an wahyu matlu (wahyu yang dibaca oleh Allah swt, baik melalui berita maupun maknanya kepada Nabi Muhammad sw dengan memakai bahasa arab) dan hadits ghoiru matlu (wahyu yang tidak dilafalkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad secara langsung), melainkan artinya dari Allah dan lafalnya dari Nabi Muhmmad.6

Al-Qur`an hadits adalah bagian dari mata pelajaran pendidikan islam yang diberikan untuk memahami dan mengamalkan Al-Qur`an sehingga mampu membaca dengan fasih, menerjemahkan, menyimpulkan isi kandungan Al-Qur`an dan Hadits, menyalin dan menghafal ayat-ayat yang terpilih serta memahami dan mengamalkan hadits-hadits pilihan sebagai pendalaman dan perluasan pembelajaran Al-Qur`an Hadits dari Madrsah Tsanawiyah sampai kejenjang pendidikan berikutnya.

Pembelajaran Al-Qur`an Hadits adalah bagian dari upaya untuk mempersiapkan sejak dini agar siswa memahami, terampil melaksankan dan mengamalkan isi kandungan Al-Qur`an Hadits melalui kegiatan pendidikan. Tujuan pembelajaran Al-Qur`an Hadits di MTs Nahdlatul Ulama adalah agar murid mampu membaca, menulis, menghafal, mengartikan, memahami, dan terampil melaksankan isi kandungan Al-Qur`an Hadits dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Intinya ketakwaan itu adalah berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi dan

5 Muhammad Ma`shum Zein, Ulumul Hadits & Mustholah Hadits, (Jlopo Tebel Bareng Jombang Jatim: Darul-Hikmah, 2008), 14.

6 Muhamad Ali and Didik H, “Peran Hadits Sebagai Sumber Ajaran Agama, Dalil-Dalil Kehujjahan Hadits Dan Fungsi Hadits Terhadap Alquran,” Jurnal Pendidik an Dan Studi Islam 5, no. 1 (2019): 131.

(4)

masyarakat.7

Pada mata pelajaran Al-Qur`an Hadits kelas IX A materi mad lazim siswa masih belum menunjukan hasil yang optimal. Hal ini dapat diketahui, bahwa banyak siswa MTs. Nahdaltul Ulama kelas IX A Kraksaan Probolinggo belum dapat memahami hukum bacaan mad lazim (mad lazim mutsqqal kilmi, mad lazim mukhaffaf kilmi, mad lazim mukhaffaf harfi, dan mad lazim mutsaqqal harfi). Meskipun telah menggunakan berbagai metode dasar, namun kegiatan pembelajaran al-qur`an hadits khususnya pada materi mad lazim siswa kurang mencapai hasil belajar yang maksimal yaitu dari 22 peserta didik kelas IX A hanya ditemukan 7 peserta didik (31,82%) yang mendapatkan nilai diatas KKM >70, sedangkan 15 siswa (68,18%) tidak memperoleh ketuntasan dengan mendapatkan nilai <70.

Kondisi pembelajaran Al-Qur`an Hadits di kelas IX A MTs. Nahdaltul Ulama Kraksaan Probolinggo sebagaimana terjadi karena beberapa komponen salah satunya adalah komponen dari peserta didik. Pada pembelajaran Al-Qur`an Hadits di kelas IX A siswa ditemukan beberapa permasalahan diantarnya yaitu 1) kurangnya pemahaman siswa terhadap materi hukum bacaan mad lazim yang disampaikan guru, disebabkan siswa tidak menyimak penjelasan guru secara benar, 2) jika diberikan soal evaluasi siswa cenderung hanya menyalin sumber belajar tanpa menelaah soal terlebih dahulu, 3) proses pembelajaran belum maksimal. Dalam hal ini siswa dituntut agar terlibat paham setiap ada kegiatan observasi, bertanya, mengeksplorasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Ketentuan tersebut tidak dapat dilaksanakan dari aspek siswa kelas IX A MTs. Nahdlatul Ulama dimana peserta didik masih tergolong kedalam sikap pasif saat pembelajaran berlangsung. Saat pembelajaran sedang berlangsung masih banyak siswa yang kurang semangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, kurang aktif dalam bertanya, tidak aktif dalam kegiatan cooperative learning, serta masih banyak peserta didik kurang menyampaikan dimana yang dipahami dan yang tidak dipahami terhadap materi pembelajaran hukum bacaan mad lazim. Dalam hal tersebut kebanyakan siswa vakum didalam pembelajaran. Setelah direview siswa kebanyakan yang tolah toleh tidak paham dalam pembelajaran.

7 Ar Rasikh Ar Rasikh, “Pembelajaran Al-Qur’an Hadits Di Madrasah Ibtidaiyah: Studi Multisitus Pada Madrasah Ibtidaiyah Negeri Model Sesela Dan Madrasah Ibtidaiyah At Tahzib Kekait Lombok

(5)

Oleh karena itu peneliti memilih salah satu strategi untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu melalui strategi PQ4R. Strategi PQ4R merupakan strategi pembelajaran yang diciptakan oleh Thomas Dan Robinson yaitu singkatan dari Preview (membaca dengan selintas), Question (bertanya), Read (berarti membaca), Reflect (refleksi), Recite (tanya jawab sendiri), dan Review (mengulang secara menyeluruh). Sanjaya mendeskripsikan bahwa PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) ialah strategi pembelajaran yang digunakan untuk membantu peserta didik mengingat apa yang dibaca melalui membaca buku.8

Kelebihan dari strategi PQ4R yaitu a) sangat tepat digunakan dalam pengetahuan yang bersifat deklaratif berupa konsep-konsep, definisi, petunjuk, dan penerapan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari, b) dapat membantu siswa yang daya ingatnya lemah dalam hal memahami hukum bacaan mad lazim, c) dapat digunakan oleh setiap tingkat pendidikan, d) upaya untuk mengembangkan peserta didik dalam kapabilitas proses bertanya dan menyampaikan pemahamannya, e) bisa mencapai materi pembelajaran dalam skala yang ekstensif. Sedangkan kelemahan dari strategi PQ4R adalah a) sangat problematis jika fasilitas seperti buku siswa (buku paket atau buku LKS) tidak tersedia di sekolah, b) kurang efektif jika dilakukan dikelas dengan jumlah peserta didik yang lumayan banyak, karena edukasi kurang optimal terutama dalam hal bertanya, c) kurang sesuai dengan implementasi pengajaran pengetahuan yang bersifat prosedural misalnya pengetahun.

Berdasarkan observasi pada hari rabu tanggal 25 Juli 2022 dikelas bersama dengan kolaborator kelas di MTs. Nahdaltul Ulama, masih terdapat problematika peserta didik secara tidak langsung terlihat kurang begitu memahami saat pembelajaran. Antara lain karena metode yang digunakan masih terlalu cenderung pasif pada proses belajar mengajar.

Alasan memilih stretegi PQ4R yaitu untuk meningkatkan pemahaman siswa bisa belajar aktif, sebab bisa memberikan waktu untuk meningkatkan diri, di harapkan siswa bisa mengatasi problematika secara individual dengan menemukan dan bertindak sendiri.

Dalam hal ini strategi PQ4R dipilih agar dapat menciptakan proses belajar yang

8 Sunenti D Rodin, “Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Melalui Penerapan PQ4R Di Kelas VIII SMP Muhammadiyah 07 Sukaraja,” Jurnal Pendidik an Islam Al I’tibar 4, no. 1 (2017): 64.

(6)

maksimal pada mata pelajaran Al-Qur`an Hadits kelas IX A di MTs. Nahdlatul Ulama`

Kraksaan – Probolinggo. Melalui strategi pembelajaran PQ4R diharapkan peserta didik bisa mempunyai pemahaman dan menguasai pokok materi pembelajaran agar dapat memadukan materi pembelajaran yang sudah dipelajari dan yang akan baru dipelajari.

B. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu tindakan yang dilakukan untuk mengetahui suatu problem yang terjadi dalam pembelajaran dengan secara langsung dan memberikan perubahan. Penelitian tindakan kelas bukan hanya bermaksud menyampaikan penyebab dari berbagai macam problem pembelajaran misalnya kerumitan peserta didik mempelajari materi tertentu, tetapi lebih penting lagi memberikan penyelesaian problematika melalui tindakan tertentu agar meningkatkan kualitas pemahaman belajar. Objek dari penelitian ini yaitu kegiatan pembelajaran Al- Qur`an Hadits menggunakan strategi PQ4R. Sedangkan subjek dari penelitian ialah peserta didik kelas IX A MTs. Nahdlatul Ulama Kraksaan – Probolinggo yang berjumlah 22 peserta didik dengan rincian 5 siswa perempuan dan 17 siswa lak-laki.

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan desain dari Kemmis dan Taggart (1988) menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas terdiri dari empat langkah yaitu : Planning (Perencanaan), Acting (Pelaksaan), Observasi (Pengamatan), dan Reflecting (Rfleksi) sebagai beriku:

Gambar 1.1 : Model Kemmis dan Taggart,1988

(7)

Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Penelitian ini terdiri dari dua siklus dimana setiap siklus terdiri dari empat tahapan kegiatan, yaitu tahap perencanaan (plan), pelaksanaan (act), observasi (observe), dan refleksi (reflect).

1. Perencanaan (Planning)

Dalam tahap perencanaan peneliti menentukan titik fokus peristiwa yang perlu observasi, kemudian membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan membuat beberapa instrument penelitian yang terdiri dari lembar observasi, lembar soal, catatan lapangan.

2. Pelaksanaan (Acting)

Tahap pelaksanaan merupakan penerapan isi rancangan yang telah dibuat oleh pendidik. Misalnya Pra siklus, siklus I dan siklus II dilaksanakan 2 x 35 menit. Pada pertemuan pertama dan kedua pendidik memberikan motivasi terlebi dahulu agar bisa meningkatkan semangat siswa dan pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan.

3. Pengamatan (Observing)

Pada tahap ini peneliti melakukan observasi bersamaan dengan pelakasanaan tindakan agar memperoleh data yang akurat untuk diperbaikan pada siklus berikutnya.

Observasi yang dimaksud sebagai kegiatan mengamati, menelusuri, dan mendokumentasikan semua gejala yang terjadi selama proses pembelajaran.

PELAKSANAAN

SIKLUS I

REFLEKSI

PELAKSANAAN

SIKLUS II

REFLEKSI

OBSERVASI PERENCANAAN

OBSERVASI PERENCANAAN

(8)

4. Refleksi

Hasil yang diperoleh dari pengamatan, kemudian dikumpulkan dan dianalisis oleh peneliti sehingga bisa diketahui apakah kegiatan yang dilaksanakan mencapai tujuan yang diharapkan atau masih perlu adanya perbaikan. Tahap ini dilaksanakan untuk memperbaiki kegiatan penelitian sebelumnya, yang akan diterapkan pada penelitian berikutnya.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data ialah kegiatan yang paling penting dalam penelitian, karena data sebagai tujuan utama penelitian. Jika teknik pengumpulan data tidak ditemukan maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang bisa memenuhi standar yang ditentukan.

Adapun data yang dilaksanakan oleh peneliti yaitu sebagai berikut :

1) Observasi partisipatif yaitu cara yang digunakan agar mendapatkan data yang diinginkan. Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kehidupan sehari-hari yang sedang diamati atau digunakan sebagai sumber data peneliti. Dengan observasi partisipatif peneliti akan memperoleh data yang lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui sampai mana tingkat dari pemahaman peserta didik.

2) Metode pengukuran hasil tes ialah seperangkat rangsangan yang diberikan kepada peserta didik dengan maksud untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang bisa dijadikan sebagai dasar penetapan skor angka.

Teknis Analisis Data

Data yang didapat melalui observasi dan metode pengukuran hasil tes. Data-data observasi kemudian dihitung dengan menggunakan analisis kuantitatif. Adapun rumus yang digunakan untuk memperoleh frekuensi yang relative dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah sebagai berikut:

% 100 N X PF

Keterangan:

P = Angka Persentase

F = Frekuensi yang sedang mencari jumlah nilai yang didapat N = Jumlah Frekuensi (Banyaknya Individu)

(9)

Uuntuk mencari hitungan rata-rata dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas yaitu dengan menjumlah seluruh skor kemudian dibagi dengan banyaknya data, dengan mnggunakan rumus:

N Mx

x

Mx = Mean

x = Jumlah masing- masing skor N = Banyaknya data (subyek) C. PEMBAHASAN

1) Pra Siklus

Sebelum menerapkan strategi PQ4R, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi awal yaitu pada tanggal 25 juli 2022 pra siklus dilakukan untuk mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang ada saat proses pembelajaran Al- Qur`an Hadits dikelas IX A MTs. Nahdlatul Ulama Kraksaan Probolinggo. Observasi ini dilaksanakan dengan memperhatikan peserta didik.

Temuan awal hasil belajar peserta didik pada rencana pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1. Observasi Peserta Didik Pra Siklus

NO Respon

Aspek yang diamati Mencari ayat-

ayat Al-Qur`an yang ada hukum bacaan

mad lazim

Mempraktikkan cara membaca

mad lazim

Kelancaran dalam membaca

Al-Qur`an

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Respon IX A

2 Respon IX A

(10)

3 Respon IX A

4 Respon IX A

5 Respon IX A

6 Respon IX A

7 Respon IX A

8 Respon IX A

9 Respon IX A

10 Respon IX A

11 Respon IX A

12 Respon IX A

13 Respon IX A

14 Respon IX A

15 Respon IX A

16 Respon IX A

17 Respon IX A

18 Respon IX A

19 Respon IX A

20 Respon IX A

21 Respon IX A

22 Respon IX A

(11)

Total Skor 21 2 22 10 24

Rata-rata 34,35% 33,33% 18,18%

Hasil observasi prasiklus dalam pemahaman peserta didik dapat dilihat bahwa pemahaman peserta didik dalam pembelajaran belum ada peningkatan.

Tabel 2. Hasil Evaluasi Belajar Siswa Pra Siklus

No Aspek yang dipertanyakan

Nilai Tertinggi

Nilai Sedang

Nilai Rendah Nilai angat Rendah

100 - 90 80 - 70 60 -50 40 -30

F % F % F % F %

1

Mencari ayat- ayat Al-Quran yang ada bacaan mad lazim

- - - - 3 13,64% 19 86,36%

2

Mempraktikkan cara membaca mad lazim

- - - - 5 22,73% 17 77,27%

3

Kelancaran dalam membaca Al-Qur`an

- - - - 20 90,91% 2 9,09%

Rata-rata - - - - 9,33 42,42% 12,67 57,57%

Berdasarkan tabel 2 diatas belum ada peningatan yaitu nilai rendah 42,42%

dan nilai sangat rendah 57,57%. Maka peneliti akan melanjutkan pada siklus I.

2) Siklus I

Siklus I dilaksanakan pada 01 agustus 2022 dengan mengobservasi pemahaman peserta didik materi hukum bacan mad lazim. Pada pertemuan siklus I peneliti menerapkan strategi PQ4R untuk mengetahui proses pemahaman pembelajaran peserta didik. Tingkat pemahaman peserta didik akan dipaparan pada

(12)

tabel dibawah ini:

Tabel 3. Obervasi Pemahaman Peserta Didik Siklus I

NO Respon

Aspek yang diamati Mencari ayat-

ayat Al- Qur`an yang

ada hukum bacaan mad

lazim

Mempraktikkan cara membaca

mad lazim

Kelancaran dalam membaca Al-

Qur`an

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Respon IX A

2 Respon IX A

3 Respon IX A

4 Respon IX A

5 Respon IX A

6 Respon IX A

7 Respon IX A

8 Respon IX A

9 Respon IX A

10 Respon IX A

11 Respon IX A

12 Respon IX A

13 Respon IX A

(13)

14 Respon IX A

15 Respon IX A

16 Respon IX A

17 Respon IX A

18 Respon IX A

19 Respon IX A

20 Respon IX A

21 Respon IX A

22 Respon IX A

Total Skor 13 12 12 11 14 12 8 24 6

Rata-rata 56,06% 56,06% 24,24%

Dari tabel 3 observasi diatas dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan rata- rata pemahaman di siklus I pada peserta didik yaitu mencari ayat-ayat Al-Qur`an yang ada hukum bacaan mad lazim sebesar 56,06% , mempraktikkan cara membaca membaca mad lazim sebesar 56,06%, dan kelancaran membaca Al-Qur`an sebesar 24,24%. Hasil evaluasi berupa tes bisa dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4 Tes Hasil Pemahaman Peserta Didik

No Aspek yang dipertanyakan

Nilai

Tertinggi Nilai Sedang Nilai Rendah

Nilai angat Rendah

100 - 90 80 – 70 60 -50 40 -30

F % F % F % F %

1 Mencari ayat- 1 4,55% 10 45,45% 7 31,82% 4 18,18%

(14)

ayat Al-Quran yang ada bacaan mad lazim

2

Mempraktikkan cara membaca mad lazim

1 4,55% 15 68,18% 4 18,18% 2 9,09%

3

Kelancaran dalam membaca Al- Qur`an

1 4,55% 17 77,27% 4 18,18%

Rata-rata 1 13,65% 14 63,63% 5 22,73% 2 9,09%

Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa ketuntasan hasil belajar peserta didik pelajarn Al-Qur`an Hadits materi hukum bacaan mad lazim yaitu nilai tertinggi 13,65%, nilai sedang 63,63%, nilai rendah 22,73% dan nilai sangat rendah 9,09%.

Dengan menggunakan strategi PQ4R pemahaman pesrta didik mengalami peningkatan meskipun ada sebagain yang kurang optimal. Untuk itu peneliti perlu perbaikan dan melanjutkan pada siklus II.

3) Siklus II

Penelitian siklus II dilaksanakan pada 22 agustus 2022, karena pada siklus I peserta didik belum sepenuhnya menguasai strategi PQ4R. Agar peserta didik lebih memahami pembelajaran, peneliti memberikan motivasi dan mereview pembelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya. Kemudian menanyakan serta mengomunikasikan pemhamannya peserta terhadap hukum bacaan mad lazim. Pada tingat pemahaman peserta didik akan disajian pada tabel dibawah ini:

Tabel 5. Observasi Pemahaman Peserta Didi Siklus II

NO Respon Aspek yang diamati

Mencari Mempraktikkan Kelancaran dalam

(15)

ayat-ayat Al-Qur`an

yang ada hukum bacaan mad lazim

cara membaca mad lazim

membaca Al-Qur`an

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Respon IX A

2 Respon IX A

3 Respon IX A

4 Respon IX A

5 Respon IX A

6 Respon IX A

7 Respon IX A

8 Respon IX A

9 Respon IX A

10 Respon IX A

11 Respon IX A

12 Respon IX A

13 Respon IX A

14 Respon IX A

15 Respon IX A

(16)

16 Respon IX A

17 Respon IX A

18 Respon IX A

19 Respon IX A

20 Respon IX A

21 Respon IX A

22 Respon IX A

Total Skor 33 44 30 48 6 80

Rata-rata 66,67% 18,18% 30,30%

Dari hasil observasi siklus II terdapat peningkatan peserta didik pada pembelajaran Al-Qur`an Hadits materi hukum bacaan mad yaitu mencari ayat-ayat Al-Qur`an yang ada hukum bacaan mad lazim sebesar 26,66, mempraktikkan cara membaca membaca mad lazim sebesar 26, dan kelancaran membaca Al-Qur`an sebesar 28,67. Hasil evaluasi berupa tes bisa lihat tabel berikut ini:

Tabel 6. Hasil Tes Evaluasi Pemahaman Peserta Didik Siklus II

No Aspek yang dipertanyakan

Nilai

Tertinggi Nilai Sedang Nilai Rendah

Nilai angat Rendah 100 – 90 80 - 70 60 -50 40 -30

F % F % F % F %

1

Mencari ayat-ayat Al-Quran yang ada bacaan mad lazim

21 95,45% 1 4,55% - - - -

2 Mempraktikkan cara 19 86,36% 3 13,64% - - - -

(17)

membaca mad lazim

3 Kelancaran dalam

membaca Al-Qur`an 20 90,91% 2 9,09% - - - -

Rata-rata 20 90,91% 2 9,09% - - - -

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata hasil evaluasi (Mencari ayat-ayat Al-Quran yang ada bacaan mad lazim, Mempraktikkan cara membaca mad lazim, dan Kelancaran dalam membaca Al-Qur`an) dengan nilai rata-rata 90,91%.

Berarti hasil belajar pemahaman peserta didik dinyatakan tuntas . Hal ini menunjukkan karena ada perbaikan pembelajaran terhadap siklus II. Dan peneliti menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas ini sampai pada siklus II.

Pada pembahasan dalam PTK ada 2 siklus yang menyatakan bahwa pembelajaran Al-Qur`an Hadits materi hukum bacaan mad lazim menggunakan strategi PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Ricete, dan Review) mengalami peningkatan proses pembelajaran dari pemahaman maupun ketuntasan belajar peserta didik. Dapat dilihat pada setiap langkah-langkah startegi PQ4R yaitu pembelajaran secara kelompok yang diatur posisi tempat duduknya sehingga dapat memahami materi.

Berdasarkan tahapan pra siklus, siklus I pelaksanaan pembelajaran dengan strategi pembelajaran PQ4R belum mencapai ketuntasan pemahaman belajar yang meningkat pada setiap aspek. Dengan demikian, pemehaman belajar peserta didik belum dapat berlangsung secara maksimal dan belum sesuai harapan pada nilai ketetapan KKM adalah 75. Sehingga peneliti membutuhkan tindak lanjut pada siklus II untuk meningkatkan pemahaman dan hasil belajar peserta didik. Dari hasil observasi siklus II peserta didik memperoleh nilai ketuntasan persentase pemahaman dan hasil belajar peserta didik meningkat.

Peningkatan pemahaman peserta didik dalam siklus pra siklus, siklus I, dan siklus II sudah terlihat dari kategori mencari ayat-ayat Al-Quran yang ada bacaan mad lazim, mempraktikkan cara membaca mad lazim, dan kelancaran dalam membaca Al- Qur`an. Tingkat pemahaman belajar peserta didik yang dilaksanan awal penelitian

(18)

(pra siklus), siklus I, dan siklus II disajikan pada tabel dibawah ini:

Tabel 7. Pemahaman Belajar Peserta didik Kelas IX A

Nilai Rata-rata

Mencari ayat-ayat Al-Qur`an yang ada bacaan mad lazim

Mempraktikkan cara membaca hukum bacaan mad lazim

Kelancaran dalam membaca Al-Qur`an

Pra Siklus 34,35% 33,33% 18,18%

Siklus I 56,06% 56,06% 24,24%

Siklus II 66,67% 18,18% 30,30%

Dilihat dari tabel 6 terbukti bahwa menggunakan strategi PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Ricete, dan Review) meningkat. Pemahaman belajar dari pra siklus, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 1.1 Belajar Siswa Kelas IX A

Dilihat dari nilai tes akhir serta persentase ketuntasan peserta didik di Pra

Mencari ayt-ayat Al-Qur`an yang ada bacaan mad

lazim

Mempraktikkan cara membaca hukum bacaan

mad lazim

Kelancaran dalam membaca

Al-Qur`an

Pra Siklus 34.35% 33.33% 18.18%

Siklus I 56.06% 56.06% 24.24%

Siklus II 66.67% 18.18% 30.30%

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

Axis Title

Grafik Pemahaman siswa

(19)

Siklus, Siklus I, dan Siklus II, maka dapat dipaparkan pada tabel dibawah ini:

Tabel 7. Hasil dan Ketuntasan Belajar Siswa Kelas IX A

No Tahapan Tindakan

Nilai Tertinggi (90 – 100)

Nilai Sedang (70 – 80)

Nilai Rendah (50 – 60)

Nilai Sangat Rendah

(30 – 40)

1 Pra Siklus - - 42,42% 57,57%

2 Siklus I 13,65% 63,63% 22,73% 9,09%

3 Siklus II 90,91% 9,09% - -

Berdasarkan tabel 7 peneliti dapat mengetahui adanya peningkatan pemahamn dan hasil belajar peserta didik kelas IX A MTs. Nahdlatul Ulama Kraksaan – Probolinggo pada pembelajaran Al-Qur`an Hadits materi hukum bacaan mad lazim menggunakan strategi PQ4R dapat meningkat hasil evaluasi belajar serta pemahaman terhadap siswa. Dapat dilihat dari nilai ketuntasan siklus I dan siklus II yang ada peningkatan. Dengan demikian hasil belajar peserta didik pada persentase siklus II yaitu 90,91%. Agar lebih mdah pemahamannya pada perkembangan pra siklus, siklus I, dan siklus II pada peserta didik lihat gambar dibawah ini:

Gambar 1.2. Hasil dan Ketuntasan Peserta Didik Kelas IX A

(20)

D. KESIMPULAN

Berdasarkan kesimpulan dari peneliti pada hasil dan pembahasan, peneliti menyatakan berhasil dalam upaya meningkatkan pemahaman hukum bacaan mad lazim materi hukum bacaan mad lazim kelas IX A MTs. Nahdlatul Ulama Kraksaan – Probolinggo dengan menggunakan strategi PQ4R melalui pemahaman dan bimbingan peneliti pada sub bahasan “hukum bacaan mad lazim mukhaffaf kilmi, mad lazim mutsaqqal kilmi, mad lazim mutsaqqal harfi, dan mad lazim mukhaffaf harfi” kepada peserta didik. Dengan menggunaan strategi PQ4R ini dalam penelitian agar peserta didik bisa memahami apa yang tidak bisa ia ketahui.

Penelitian ini diterapkannya strategi PQ4R bisa meningkatkan pemahaman peserta didik dan hasil belajar Al-Qur`an Hadits, maka disarankan dengan penelitian ini mungkin pendidik atau peneliti agar mencoba menerapkan strategi ini dalam proses pembelajaran agar permasalahan dapat dihadapi dan peneliti berharap penelitian ini agar bisa dijadikan bahan referensi oleh peneliti lainnya pada saat melaksanakan penelitian yang lebih baik lagi.

Saran dari peneliti, untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dimasa berikutnya yaitu : a) Diharapkan kepada semua pendidik bersedia mencoba menggunakan strategi PQ4R dalam proses pembelajaran Al-Qur`an Hadits, agar dapat meningkatkan daya ingat peserta didik dalam proses pembelajaran. b) Diharapkan bagi pembaca dapat

Nilai Tertinggi (90

– 100)

Nilai Sedang (70 – 80)

Nilai Rendah (50 – 60)

Nilai Sangat Rendah (30 –

40)

Pra Siklus 0% 0% 42.42% 57.57%

Siklus I 13.65% 63.63% 22.73% 9.09%

Siklus II 90.91% 9.09% 0% 0%

10%0%

20%30%

40%50%

60%70%

80%90%

100%

Axis Title

Grafik Hasil dan Ketuntasan

(21)

mengambil hikmah dan manfaat dari pembelajaran dengan menggunaan strategi PQ4R tersebut, demi mencerdasan bangsa dan mempersiapkan siswa yang berkualitas dapat tercapai.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhamad, and Didik H. “Peran Hadits Sebagai Sumber Ajaran Agama, Dalil-Dalil Kehujjahan Hadits Dan Fungsi Hadits Terhadap Alquran.” Jurnal Pendidikan Dan Studi Islam 5, no. 1 (2019): 131.

Ar Rasikh, Ar Rasikh. “Pembelajaran Al-Qur’an Hadits Di Madrasah Ibtidaiyah: Studi Multisitus Pada Madrasah Ibtidaiyah Negeri Model Sesela Dan Madrasah Ibtidaiyah At Tahzib Kekait Lombok Barat.” Jurnal Penelitian Keislaman 15, no. 1 (2019): 14–28.

Huda, Moh. Miftakhul, and Ashif Az Zafi. “Penerapan Aplikasi Classroom Pada Mata Pelajaran Qur’an Hadits.” IQ (Ilmu Al-qur’an): Jurnal Pendidikan Islam 4, no. 02 (2021): 221–235.

Musya’Adah, Umi. “Peran Penting Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Dasar.” Aulada: Jurnal

Pendidikan Dan I, no. 2 (2018): 9–27. http://e-

journal.ikhac.ac.id/index.php/aulada%0Ahttp://e

journal.ikhac.ac.id/index.php/aulada/article/view/556.

Rodin, Sunenti D. “Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Melalui Penerapan PQ4R Di Kelas VIII SMP Muhammadiyah 07 Sukaraja.” Jurnal Pendidikan Islam Al I’tibar 4, no. 1 (2017): 64.

Ali, Muhamad, and Didik H. “Peran Hadits Sebagai Sumber Ajaran Agama, Dalil-Dalil Kehujjahan Hadits Dan Fungsi Hadits Terhadap Alquran.” Jurnal Pendidikan Dan Studi Islam 5, no. 1 (2019): 131.

Ar Rasikh, Ar Rasikh. “Pembelajaran Al-Qur’an Hadits Di Madrasah Ibtidaiyah: Studi Multisitus Pada Madrasah Ibtidaiyah Negeri Model Sesela Dan Madrasah Ibtidaiyah At Tahzib Kekait Lombok Barat.” Jurnal Penelitian Keislaman 15, no. 1 (2019): 14–28.

Huda, Moh. Miftakhul, and Ashif Az Zafi. “Penerapan Aplikasi Classroom Pada Mata Pelajaran Qur’an Hadits.” IQ (Ilmu Al-qur’an): Jurnal Pendidikan Islam 4, no. 02 (2021): 221–235.

Musya’Adah, Umi. “Peran Penting Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Dasar.” Aulada: Jurnal

Pendidikan Dan I, no. 2 (2018): 9–27. http://e-

journal.ikhac.ac.id/index.php/aulada%0Ahttp://ejournal.ikhac.ac.id/index.php/aulada/article /view/556.

Rodin, Sunenti D. “Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Melalui Penerapan PQ4R Di Kelas VIII SMP Muhammadiyah 07 Sukaraja.” Jurnal Pendidikan Islam Al I’tibar 4, no. 1 (2017): 64.

Gambar

Tabel 1. Observasi Peserta Didik Pra Siklus
Tabel 2. Hasil Evaluasi Belajar  Siswa Pra  Siklus
tabel  dibawah  ini:
Tabel 4 Tes Hasil Pemahaman  Peserta Didik
+6

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui besarnya taraf signifikan pengaruh strategi belajar PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, dan Review) terhadap peningkatan hasil

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) dapat meningkatkan antusias belajar

Efektivitas Metode Pembelajaran Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review (PQ4R) Terhadap Pemahaman Konsep Tentang Uang dan Perbankan (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa metode Preview Question Read Reflect Recite Review (PQ4R) berpengaruh terhadap kemampuan

Dalam Penerapan strategi pembelajaran ( preview, question, read, reflect,recite, dan review) PQ4R siswa dituntut untuk lebih kreatif dan aktif dalam membaca dan

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat ada tidaknya pengeruh strategi PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) terhadap kemahiran membaca cerpen

Skripsi ini berjudul “Penerapan Strategi PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, and Review) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa”.. Skripsi

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan strategi belajar PQ4R ( Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review ) dapat meningkatkan