PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN
Kajian Pustaka
Rusman mengungkapkan media pembelajaran merupakan suatu alat yang memungkinkan siswa memahami dan menangkap sesuatu dengan mudah serta mengingatnya dalam jangka waktu yang lama dibandingkan dengan penyampaian materi pelajaran secara tatap muka dan ceramah tanpa alat atau media pembelajaran. Kustandi (2013:8) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi memperjelas maksud pesan yang disampaikan guru, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna. Media belajar mengajar berupa perangkat keras dan perangkat lunak untuk mencapai proses dan hasil pengajaran secara efektif dan efisien, serta tujuan pengajaran dapat dengan mudah tercapai.
Dari berbagai pendapat tentang media pembelajaran di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah seperangkat alat yang dapat digunakan untuk membantu guru menyampaikan materi pelajaran kepada siswa dan dapat membantu mencapai tujuan pendidikan. Menurut Ibrahim (dalam Daryanto), media pembelajaran dikelompokkan berdasarkan ukuran dan kerumitan alat dan perlengkapannya menjadi lima.Dari berbagai uraian pengelompokan media pembelajaran di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran secara umum terbagi menjadi media cetak. . media audio, media visual, dan media audio visual.
Wuri & Fathurrohman mengungkapkan bahwa penggunaan media pembelajaran juga dapat meningkatkan proses dan hasil pendidikan mengenai tingkat berpikir siswa. Kustandi mengungkapkan beberapa manfaat penggunaan media pembelajaran, antara lain: media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi, sehingga dapat memudahkan dan meningkatkan proses dan hasil belajar siswa; media pembelajaran dapat meningkatkan dan memusatkan perhatian siswa, sehingga dapat menciptakan motivasi belajar Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu, media pembelajaran akan memberikan interaksi yang lebih langsung antara siswa dengan guru, siswa dengan lingkungannya, serta memungkinkan siswa dalam belajar secara mandiri. Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran mempunyai banyak keunggulan dalam proses pembelajaran, termasuk pembelajaran bahasa Indonesia.
Kustandi menekankan beberapa kriteria dalam pemilihan media pengajaran, yaitu: sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, sesuai untuk menunjang isi pembelajaran, praktis, fleksibel dan berjangka panjang, guru terampil dalam penggunaannya, pengelompokan tujuan dan mutu teknis. Wuri & Fathurrohman menemukan bahwa dalam memilih media pembelajaran ada beberapa hal yang harus diperhatikan guru, yaitu: kesesuaian dengan tujuan pembelajaran, dukungan terhadap bahan ajar yang diajarkan, mudah atau tidaknya media diperoleh, keterampilan guru. Penelitian ini memilih menggunakan media pembelajaran video karena media ini cocok untuk menyampaikan materi berbahasa Indonesia yang berkaitan dengan cerita anak.
Dari beberapa uraian tentang pentingnya pembelajaran media video di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran video merupakan media audiovisual yang menyajikan materi pembelajaran, informasi, menjelaskan proses, menjelaskan konsep, mengajarkan keterampilan kepada siswa dalam bentuk gambar dan suara. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran media video mempunyai kelebihan lebih jika diterapkan pada mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya cerita anak. Pembelajaran dalam penelitian ini adalah proses pemberian materi bahasa Indonesia kepada siswa melalui media video pembelajaran.
Kerangka Pikir
Widiana dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Scramble Berbantuan Media Video Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV.”
Hipotesis Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain post-test only control yaitu dipilih dua kelompok, satu kelompok mendapat perlakuan dan satu lagi tidak mendapat perlakuan. Sugiyono menyatakan bahwa “metode penelitian eksperimental dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui pengaruh suatu perlakuan tertentu terhadap perlakuan lain dalam kondisi terkendali.” Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol.
Alasan diambilnya lokasi penelitian ini adalah karena sekolah tersebut masih menggunakan pengajaran konvensional dalam proses pembelajarannya.
Populasi dan Sampel
Pengambilan sampel jenuh (total sampling) merupakan teknik pengambilan sampel yang menggunakan seluruh anggota populasi sebagai sampel. Sampel dari penelitian ini adalah kelas VA sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 15 orang, dan VB sebagai kelas kontrol yang berjumlah 15 orang.
Variabel Penelitian
Instrumen Penelitian
Teknik Pengumpulan Data
Hasil akhir kedua kelas tersebut kemudian dianalisis untuk mengetahui perbandingan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Instrumen tes yang digunakan diuji terlebih dahulu untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda instrumen. Instrumen yang valid, reliabel, dan mempunyai tingkat kesukaran serta daya pembeda yang baik selanjutnya akan digunakan dalam penelitian.
Teknik Analisis Data
Data yang terkumpul dikelola dan dianalisis menggunakan perangkat lunak SPSS 22 (Statistical Package for Social Sciences (SPSS) versi 22 for Windows). Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai varian yang sama (homogen) atau tidak.
Data dikatakan homogen apabila keluaran uji Levene > nilai tabel, atau nilai koefisien Sig > nilai alpha yang ditentukan yaitu 5% (0,05). Kriteria yang digunakan dalam uji t adalah: Ho diterima karena Sig > 0,05 atau thitung < ttabel.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
- Analisis Statistik Deskriptif
- Hasil Analisis Statistika Inferensial
Berdasarkan data pada Tabel 4.2 diketahui hasil post-test pembelajaran bahasa Indonesia materi cerita anak kelas kontrol mencapai nilai rata-rata sebesar 69,4. Nilai tertinggi sebesar 90 dan nilai terendah sebesar 55. Jadi nilai postes kelas kontrol lebih rendah dibandingkan dengan nilai kelas eksperimen yang menggunakan media video pembelajaran. Data nilai postes hasil belajar bahasa Indonesia kelas kontrol kemudian disajikan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut :.
Rincian data distribusi frekuensi setelah tes Hasil belajar bahasa Indonesia pada materi cerita anak kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut. Data distribusi frekuensi postes Hasil belajar bahasa Indonesia pada materi eksperimen cerita anak. Sumber: Olahan data primer lihat terlampir halaman 64-65) Berdasarkan data pada tabel 4.2 diketahui bahwa hasil post-test pembelajaran bahasa Indonesia pada materi cerita anak kelas eksperimen mencapai nilai rata-rata 80,13 dengan kriteria baik.
Pada saat proses pembelajaran menggunakan media video pada kelas eksperimen siswa terlihat lebih memperhatikan materi yang disampaikan, siswa lebih antusias dan gembira saat proses pembelajaran. Output hasil uji normalitas pada SPSS dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini: Tabel 4.3 Output hasil uji Normalitas Kelas Kontrol pada SPSS. Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil berasal dari populasi dengan varian yang homogen.
Hasil keluaran uji homogenitas pada SPSS dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.5 Hasil hasil uji homogenitas pada SPSS. Berdasarkan analisis output uji homogenitas pada SPSS nilai signifikansi > 0,05, data diperoleh dari sampel yang homogen. H0 : Tidak terdapat pengaruh penerapan media video animasi terhadap hasil belajar bahasa Indonesia materi cerita anak kelas V SD Inpres Lasepang.
H1 : Terdapat pengaruh penggunaan media video animasi terhadap hasil belajar bahasa Indonesia cerita anak kelas SD Inpres Lasepang.
Pembahasan
Perbedaan hasil belajar materi cerita anak bahasa Indonesia pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dikarenakan pada kelas eksperimen menggunakan media yang dapat memberikan manfaat yang baik kepada siswa dalam menyelesaikan tugas akademik dari guru. Kondisi tersebut berbeda dengan pembelajaran konvensional yang diterapkan guru di Kelas V SD Inpres Lasepang Kabupaten Bantaeng ketika melakukan kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan materi cerita untuk anak. Dengan demikian dapat dikatakan penggunaan media video pembelajaran lebih efektif dan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, sehingga siswa lebih memahami materi yang disampaikan dan mencapai hasil belajar yang lebih optimal.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab IV dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan media video pembelajaran terhadap hasil belajar materi cerita anak siswa kelas V SD Inpres Lasepang Kabupaten Bantaeng Tahun Pelajaran 2016/ tahun ajaran 2017. Hal ini tercermin dari selisih rata-rata nilai posttest pembelajaran bahasa Indonesia materi dongeng anak siswa kelas eksperimen yaitu sebesar 80,13 lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas kontrol sebesar 69,4. Berdasarkan hasil penelitian di atas terlihat bahwa media video pembelajaran dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, sehingga disarankan bagi guru untuk menggunakan media video dalam pembelajaran bahasa Indonesia cerita anak.
Peneliti yang ingin meneliti penggunaan media video terhadap hasil belajar bahasa Indonesia disarankan untuk lebih memperhatikan siswa pada saat penelitian agar dapat mengamati siswa dengan lebih maksimal. Pengaruh penggunaan media video terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Ngoto Bantul Yogyakarta. Setelah mendengarkan cerita anak melalui media video animasi, siswa mampu menyebutkan nama tokoh cerita anak dengan benar.
Setelah mendengarkan cerita anak melalui media video animasi, tentukan pesan atau pesan yang terkandung dalam cerita anak tersebut. Siswa bersiap memulai pembelajaran dan guru bertanya tentang cerita anak yang telah dipelajari sebelumnya. Siswa memperhatikan komunikasi guru terhadap tujuan pembelajaran yaitu mendengarkan cerita anak dan menentukan tokoh, tema, peristiwa dan pesan cerita anak.
Siswa mengerjakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru mengenai isi cerita anak yang dibacanya, termasuk tokoh, tema, latar dan pesan dalam cerita anak. Setelah mendengarkan cerita anak yang dibacakan, siswa mampu menyebutkan nama tokoh cerita anak dengan benar. Setelah mendengarkan cerita anak yang dibacakan, tentukan pesan atau pesan dari cerita anak tersebut.
SIMPULAN DAN SARAN
Saran
Pengaruh media audiovisual dalam pembelajaran bahasa Indonesia terhadap pemahaman menyimak cerita siswa kelas V SD di Kecamatan Pandak Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. Seekor tikus kecil tanpa sengaja berjalan di sampingnya, dan setelah tikus menyadari bahwa ia sedang berjalan di depan singa yang sedang tidur, tikus tersebut menjadi takut dan segera lari, namun karena ia takut, tikus tersebut berlari melewati hidung singa yang sedang tidur tersebut. Singa terbangun dan dengan sangat marah menangkap makhluk kecil itu dengan cakarnya yang sangat besar.
Suatu hari ketika singa sedang mengejar mangsanya di hutan, singa tersebut terjebak dalam jaring yang dibentangkan oleh pemburu. Pada saat itu juga, tikus yang dilepaskannya mendengar suara gemuruh dan dengan cepat berjalan menuju tempat singa tersebut terjerat jaring. Tikus kemudian menemukan singa sedang berjuang melepaskan diri dari jaring yang menjebaknya.
Tikus kemudian berlari ke tali besar yang menahan pukat, lalu menggigit tali tersebut sehingga putus sehingga akhirnya singa itu dapat dibebaskan.