PENYAKIT TROPIK
“MALARIA”
OUTLINE
Siklus Riwayat Alamiah Penyakit
Persebaran penyakit
Penyebab
Program Pemerintah Pencegahan/
Pngendalian
Definisi
DEFINISI
Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit plasmodium yang disebarkan ke manusia melalui nyamuk betina Anopheles. Penyakit ini terdiri dari 3 jenis berdasarkan parasit penyebabnya, yaitu:
1. Malaria tropika (P. Falciparum)
2. Malaria tertiana (P. Vivax dan P. Ovale), serta 3. Malaria kuartana (P. Malariae)
Dengan perbedaan lama waktu munculnya gejala demam
PENYEBAB
A
Penyebab Malaria
penyakit malaria disebabkan oleh parasit malaria (yaitu suatu protozoa darah yang termasuk genus plasmodium) yang dibawa oleh nyamuk anopheles. ada 4 spesies plasmodium penyebab malaria pada manusia, yaitu plasmodium vivax, plasmodium falciparum, plasmodium malariae dan plasmodium ovale.
Penyebab
masing-masing spesies plasmodium menyebabkan infeksi malaria yang berbeda-beda. plasmodium vivax menyebabkan malaria vivax/tertiana, plasmodium falciparum menyebabkan malaria falciparum/tropika, plasmodium malariae menyebabkan malaria malariae/quartana dan plasmodium ovale menyebabkan malaria ovale..
Lanjutan
SIKLUS B
Ada dua siklus hidup plasmodium dalam berkembang biak yaitu siklus sporogoni (seksual) dalam tubuh nyamuk Anopheles betina dan schizogony (tahap aseksual) di dalam tubuh manusia.
Siklus hidup plasmodium di tubuh manusia (siklus aseksual)
• Parasit yang masuk dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Anopheles
yang terinfeksi sporozoit akan menginfeksi sel hati dan akan melakukan replikasi aseksual menjadi schizont, schizont kemudian akan pecah dan banyak menghasilkan merozoit
• Merozoit akan menyebar ke dalam aliran darah dan menginfeksi sel
darah merah, merozoit berkembang menjadi parasit dengan bentuk cincin dengan sel inti berada di tepi sehingga membentuk tropozoit.
• Tropozoit kemudian bereplikasi aseksual dengan pembelahan inti menjadi schizont yang terdiri dari 10-30 inti bergantung species parasitnya.
Siklus hidup plasmodium di tubuh manusia (siklus aseksual)
• Schizont yang telah dewasa/matang akan pecah dan
melepaskan banyak merozoit baru yang akan menginfeksi sel darah merah lainnya, disebut juga siklus eritrositer.
• Setelah beberapa kali bereplikasi, beberapa tropozoit akan
berkembang menjadi gamet jantan (mikrogametosit) dan betina (makrogamet) pada tahap inilah parasit akan terbawa nyamuk saat menghisap darah manusia yang terinfeksi dan akan berkembang di dalam tubuh nyamuk
Siklus hidup plasmodium di tubuh nyamuk Anopheles Betina (siklus seksual)
• Saat nyamuk menghisap darah manusia yang terinfeksi, maka
akan terjadi perkawinan silang antara jantan (mikrogamet) dan betina (makrogamet) menjadi zigot.
• Zigot kemudian berkembang menjadi ookinete yang akan menembus dinding lambung dan memanjang menjadi ookista.
• Ookista yang telah matang, akan pecah menghasilkan ribuan
sporozoit baru yang akan menyebar ke seluruh tubuh nyamuk anopheles betina, terutama di kelenjar ludah. Proses perkembangan dari zigot sampai sporozoit membutuhkan waktu 12-14 hari dan biasa disebut dengan masa inkubasi ekstrinsik.
Riwayat Alamiah Penyakit
C
TAHAP PRE-PATOGENESIS
Individu dalam keadaan normal, namun individu
telah berinteraksi dengan bibit penyakit dan terjadi
di luar tubuh individu tersebut sehingga individu
rentan terkena penyakit malaria.
TAHAP PRE-SIMPTOMATIK
Individu mempunyai keluhan prodromal berupa:
kelesuan, malaise, sakit kepala, nyeri pada
tulang/otot, dan kadang - kadang merasa dingin di
punggung. Keluhan prodromal sering terjadi pada
P.Vivax dan ovale. Sedangkan pada P.Falciparum
dan malariae keluhan prodromal tidak jelas bahkan
gejala dapat mendadak.
3. Tahap Lanjut
Penyakit sudah menunjukkan gejala dan kelainan klinik yang jelas sehingga diagnosis relatif mudah ditegakkan. Pada tahap ini, pengobatan dapat dilakukan tergantung pada tipe malarianya
2. Tahap Dini/Klinis
Munculnya gejala penyakit ringan dan mulai ada masalah gangguan patologis, gejalanya seperti: demam di malam hari, sakit kepala, mual/muntah, lemas
1. Tahap Inkubasi
Merupakan tenggang waktu antara masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh yang peka terhadap penyebab penyakit, sampai timbulnya gejala penyakit. Masa inkubasi P.Falciparum adalah 12 hari, masa inkubasi P.Vivax dan P.Ovate adalah 13-17 hari, sedangkan P.Malariae adalah 28-30 hari
TAHAP PATOGENESIS
TAHAP AKHIR
Pada tahap akhir (pasca patogenesis) penderita malaria memiliki 3 kemungkinan keadaan, yaitu:
sembuh sempurna, sembuh karier, atau meninggal
dunia.
PERSEBARAN PENYAKIT
D
Persebaran Penyakit
batas penyebaran malaria adalah 64 Lintang Utara (Rusia) dan 32 Lintang Selatan (Argentina). ketinggian yang memungkinkan parasit malaria hidup adalah 400 m dibawah permukaan laut (laut mati) dan 2.600 meter dibawah permukaan laut (Bolivia). plasmodium vivax mempunyai distribusi geografis yang luas, mulai dari daerah yang beriklim dingin, subtropis, sampai ke daerah tropis. plasmodium falciparum terutama menyebabkan malaria di benua Afrika dan daerah tropis lainnya. plasmodium malariae dijumpai di Indonesia bagian Timur, sedangkan plasmodium ovale pernah ditemukan di papua dan nusa tenggara timur.
orang yang paling beresiko terinfeksi malaria adalah anak balita, wanita hamil, serta penduduk non-imun yang mengunjungi daerah endemis malaria, seperti para pengungsi, transmigran dan wisatawan. penyakit malaria ditularkan melalui 2 cara, yaitu alamiah dan non-alamiah. penularan secara alamiah adalah melalui gigitan nyamuk anopheles yang mengandung parasit malaria dan non-alamiah jika bukan melalui gigitan nyamuk anopheles. penularan malaria secara non alamiah yaitu malaria bawaan (kongenital), penularan mekanik (transfusion malaria)
Persebaran Penyakit
Pencegahan/
Pengendalian
E
Berbasis Masyarakat (Pola perilaku hidup
bersih dan sehat)
Menemukan dan mengobati penderita sedini mungkin
akan sangat membantu mencegah penularan
Berbasis pribadi (Pencegahan gigitan nyamuk, Informasi tentang donor darah). misal:
repellent (penolak nyamuk)
Kelambu yang diberi insektisida.
Semprotan insektisida residual di dalam rumah (indoor
residual spraying: IRS)
penggunaan larvasida kimia dan mikroba
Pencegahan/Pengendalian
PROGRAM PEMERINTAH
F
Pertama
Upaya pemerintah dalam program pengendalian malaria yaitu Diagnosa
Malaria harus terkonfirmasi mikroskop atau Rapid
Diagnostic Test; Pengobatan menggunakan Artemisinin Combination Therapy
Kedua
Pencegahan penularan malaria melalui: distribusi kelambu (Long Lasting Insecticidal Net), Penyemprotan rumah, repellent, dan lain-lain; Kerjasama Lintas Sektor dalam Forum Gebrak Malaria; dan Memperkuat Desa Siaga dengan pembentukan Pos Malaria Desa (Posmaldes).
Program Pemerintah
Akselerasi Strategi
Dilakukan secara menyeluruh di wilayah endemis tinggi malaria, yaitu Papua, Papua
Barat, Maluku, Maluku Utara, dan NTT.
Kegiatan yang dilakukan adalah kampanye kelambu anti nyamuk masal, penyemprotan dinding rumah di seluruh desa dengan API >
40%, dan penemuan dini-pengobatan.
Intensifikasi Strategi
Merupakan upaya pengendalian di luar Kawasan Indonesia timur seperti di daerah tambang,
pertanian, kehutanan, transmigrasi, dan pengungsian. Kegiatan yang dilakukan adalah
pemberian kelambu anti nyamuk di daerah beresiko tinggi, penemuan dini pengobatan tepat, penyemprotan dinding rumah pada lokasi
KLB Malaria, dan penemuan kasus aktif.
Eliminasi Strategi
Dilakukan pada daerah endemis rendah. Kegiatan yang dilakukan adalah penemuan dini pengobatan tepat, penguatan surveilans migrasi, surveilans daerah yang rawan perindukan vektor (reseptif).
Penemuan kasus aktif (Mass Blood Survey), dan penguatan rumah sakit rujukan.
beberapa strategi kementerian
kesehatan dalam upaya mengeliminasi
penyakit malaria, yaitu:
REFERENSI
• https://www.kemkes.go.id/article/print/1055/bersama-kita-berantas-malaria.html#:~:text=Upaya%20p emerintah%20dalam%20program%20pengendalian,rumah%2C%20repellent%2C%20dan%20lain%2D , diakses pada tanggal 25 September 2022
• https://kanalpengetahuan.fk.ugm.ac.id/upaya-eliminasi-kasus-malaria-di-indonesia/ , diakes pada tanggal 25 September 2022
• KEMENKES RI. Pedoman Teknis Pemeriksaan Parasit Malaria: Direktorat Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Kementerian Kesehatan RI; 2011.
• Prabowo, A. Malaria: Mencegah dan Mengatasi. (n.d.). (n.p.): Niaga Swadaya.
https://www.google.co.id/books/edition/Malaria_Mencegah_dan_Mengatasi/e0XK6dmJbDsC?hl=id&gbpv=1&d q=buku+malaria&printsec=frontcover
• SUTRIMAH. 2017. Validitas Diagnosis Suspek Malaria Pada Pasien Demam di Puskesmas Kaligesing Kabupaten Purworejo. Sarjana / Sarjana Terapan (S1/D4) thesis.
• Zhalsabila, A. 2022. DASAR ILMU KESEHATAN MASYARAKAT “masalah Malaria Dan Lima Upaya Pencegahan (five Level Prevention)” OSF Preprints. September 4. doi:10.31219/osf.io/kgf8n.
• https://www.kemkes.go.id/article/print/1055/bersama-kita-berantas-malaria.html#:~:text=Upaya%20p emerintah%20dalam%20program%20pengendalian,rumah%2C%20repellent%2C%20dan%20lain%2D , diakses pada tanggal 25 September 2022
• https://kanalpengetahuan.fk.ugm.ac.id/upaya-eliminasi-kasus-malaria-di-indonesia/ , diakes pada tanggal 25 September 2022
• KEMENKES RI. Pedoman Teknis Pemeriksaan Parasit Malaria: Direktorat Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Kementerian Kesehatan RI; 2011.
• Prabowo, A. Malaria: Mencegah dan Mengatasi. (n.d.). (n.p.): Niaga Swadaya.
https://www.google.co.id/books/edition/Malaria_Mencegah_dan_Mengatasi/e0XK6dmJbDsC?hl=id&gbpv=1&d q=buku+malaria&printsec=frontcover
• SUTRIMAH. 2017. Validitas Diagnosis Suspek Malaria Pada Pasien Demam di Puskesmas Kaligesing Kabupaten Purworejo. Sarjana / Sarjana Terapan (S1/D4) thesis.
• Zhalsabila, A. 2022. DASAR ILMU KESEHATAN MASYARAKAT “masalah Malaria Dan Lima Upaya Pencegahan (five Level Prevention)” OSF Preprints. September 4. doi:10.31219/osf.io/kgf8n.
Thank you for
listening