• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYELESAIAN SENGKETA GANTI KERUGIAN TERHADAP TERTANGGUNG ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR YANG HILANG DI DAERAH MUSTIKA SARI BEKASI TIMUR MELALUI JALUR NON LITIGASI

N/A
N/A
Saul

Academic year: 2023

Membagikan "PENYELESAIAN SENGKETA GANTI KERUGIAN TERHADAP TERTANGGUNG ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR YANG HILANG DI DAERAH MUSTIKA SARI BEKASI TIMUR MELALUI JALUR NON LITIGASI"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

Judul Skripsi : Menyelesaikan sengketa ganti rugi pemegang polis kendaraan bermotor yang hilang di kawasan Mustika Sari, Bekasi Timur dengan cara melawan hukum. Dalam uraian tersebut penulis tertarik dengan pembahasan tersebut, maka dalam penelitian ini penulis memberi judul : PENYELESAIAN SENGKETA KOMPENSASI KERUGIAN TERHADAP TERASURANSI ATAS KEHILANGAN KENDARAAN BERMOTOR DI WILAYAH MUSTIKA SARI BEKASI TIMUR MELALUI CARA YANG TIDAK ADIL.

Kerangka Teoritis

Teori Perlindungan Hukum

Menurut pengertiannya, Hadjon membedakan dua bentuk perlindungan hukum terhadap masyarakat, yaitu perlindungan preventif dan represif. Perlindungan hukum merupakan jaminan yang diberikan negara kepada semua pihak agar dapat mewujudkan hak dan kepentingan hukumnya sebagai badan hukum.

Teori Tanggungjawab Hukum

  • Kerangka Pemikiran
  • Penelitian Terdahulu
  • Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian
    • Pendekatan Penelitian
    • Sumber Bahan Hukum
    • Metode Pengumpulan Bahan Hukum
    • Metode Analisis Bahan Hukum
  • Sistematika Penulisan

Apa perlindungan hukum bagi tertanggung kontrak asuransi kendaraan bermotor dalam Pasal 4 Undang-Undang 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. 11 Isnu Hujah, “Perlindungan hukum terhadap tertanggung sehubungan dengan tata cara klaim ganti rugi asuransi kendaraan bermotor pada perusahaan asuransi PT.

Pendahuluan

Dalam metode deduktif, data digunakan untuk menganalisis data yang dikumpulkan dengan cara mendeskripsikan atau menafsirkan hal-hal umum menjadi kesimpulan khusus. Dalam proses pendekatan yang bersumber dari kebenaran umum tentang suatu teori, yang kemudian menggeneralisasi kebenaran tersebut pada peristiwa atau data tertentu yang memiliki karakteristik yang sama dengan fenomena yang dimaksud, dengan menggunakan aturan logika tertentu.

Kajian Pustaka atau Teori

Karena penelitian ini bersifat deskriptif, maka kesimpulan ini berkaitan dengan penggunaan metode analisis. Sistematika penulisan penelitian ini terbagi dalam 5 (lima) bab yang mana bab-bab tersebut menjelaskan dan menguraikan permasalahan hukum yang penulis angkat mengenai kedudukan Perjanjian antara Penanggung dan Tertanggung pada saat terjadi perselisihan atau konflik.

Objek Penelitian

Analisis dan Pembahasan

Penutup

TINJAUAN PUSTAKA

  • Tinjauan Tentang Perjanjian Asuransi A. Pengertian Perjanjian Asuransi
  • Macam-Macam Asuransi
  • Sifat-Sifat Asuransi
  • Unsur Perjanjian Asuransi
  • Asas-Asas Perjanjian
  • Subjek dan Objek dalam Perjanjian Asuransi
    • Tinjauan Tentang Perlindungan Konsumen A. Definisi dan Peraturan Perlindungan Konsumen
  • Asas dan Tujuan Perlindungan Konsumen
  • Hak dan Kewajiban Konsumen
    • Tinjauan Tentang Syarat Sahnya Perjanjian
    • Kesepakatan
    • Kecakapan
    • Adanya Benda Pertanggungan
    • Pembayaran Premi Asuransi
    • Kewajiban Pemberitahuan

Objek asuransi adalah objek yang menjadi subjek kontrak asuransi dan mempunyai nilai ekonomi serta dapat dinilai dengan uang. Asuransi sukarela adalah kontrak asuransi yang dibuat berdasarkan kehendak bebas para pihak yang mengadakannya. Hakikat kontrak asuransi ini berkaitan dengan penerapan asas identitas, sebagaimana dapat disimpulkan dari Pasal 246 Kitab Undang-undang Hukum Dagang.

Perjanjian asuransi atau pertanggungan merupakan perjanjian bersyarat, sedangkan perjanjian asuransi merupakan perjanjian alatory. Perjanjian asuransi ditinjau dari batasan-batasan sebagaimana diatur dalam Pasal 246 Kitab Undang-undang Hukum Dagang yang mengatur tentang hak dan kewajiban tertanggung dan penanggung. Hal ini tercermin dalam ketentuan Pasal 255 Kitab Undang-undang Hukum Dagang yang menyatakan bahwa kontrak asuransi yang dibuat harus dibuat secara tertulis dalam bentuk akta, yang disebut polis.

Menurut ketentuan Pasal 246 Kitab Undang-undang Hukum Dagang, perjanjian asuransi kendaraan bermotor harus memenuhi unsur-unsur perjanjian sebagai berikut: 18. Perjanjian asuransi kendaraan bermotor ini terjadi karena adanya suatu kewajiban antara dua pihak yang saling mengikat. Unsur-unsur dalam perjanjian asuransi kendaraan bermotor haruslah obyek yang dipertanggungkan, arti penting perjanjian asuransi harus jelas, nilai pertanggungan adalah nilai obyek tersebut.

OBJEK PENELITIAN

  • Asuransi Kendaraan Bermotor
  • Subjek dan Objek Asuransi Bermotor
  • Kerugian dan Ganti Kerugian A. Kerugian
  • Ganti Kerugian
    • Premi dan Risiko A. Premi
  • Risiko

Mereka yang mempunyai kemampuan kemungkinan besar akan mengalami kejadian buruk yang dapat menyebabkan kerusakan pada kendaraan bermotor. 74/PMK.010/2007 yang termuat pada ayat kedua Pasal 1: Asuransi kendaraan bermotor adalah produk asuransi non jiwa yang melindungi tertanggung terhadap risiko kerusakan yang mungkin timbul sehubungan dengan kepemilikan dan penggunaan kendaraan bermotor. kendaraan. Pada salah satu asuransi yang dikembangkan selama ini, jumlah pengajuan asuransi kendaraan bermotor mengalami peningkatan yang cukup signifikan, terutama untuk jenis asuransi tersebut.

74/PMK.010/2007 khususnya Pasal 1 ayat (2): “Asuransi kendaraan bermotor adalah produk asuransi kerugian yang melindungi tertanggung dan risiko kerugian yang mungkin timbul sehubungan dengan kepemilikan dan penggunaan kendaraan bermotor.” 29. Pengertian asuransi kendaraan bermotor adalah pertanggungan yang memberikan perlindungan kepada seseorang pemilik kendaraan bermotor atau pihak lain yang memilikinya. Dengan tidak adanya aturan khusus yang mengatur tentang asuransi kendaraan bermotor, maka seluruh ketentuan umum mengenai asuransi kerugian berlaku pada asuransi kendaraan bermotor.

Subyek asuransi kendaraan bermotor adalah para pihak dalam asuransi kendaraan bermotor, yaitu penanggung (pemilik kendaraan bermotor yang mengalihkan risiko) dan tertanggung (yang menerima pengalihan.

ANALISI DAN PEMBAHASAN

Apa Dasar Hukum Penyelesaian Sengketa Ganti Kerugian Terhadap Tertanggung Asuransi Kendaraan Bermotor Yang Hilang Di Daerah

  • Perlindungan Hukum Tertanggung Jika Ada Penolakan Klaim Asuransi Kendaraan Bermotor

Bahwa permasalahan sulitnya pengajuan klaim asuransi bukan hanya akibat dari pihak perusahaan asuransi saja, namun juga akibat dari pihak tertanggung (konsumen jasa asuransi). Dalam beberapa kasus hal ini terjadi akibat adanya perselisihan konsumen yang timbul karena adanya perbedaan tolak ukur mengenai syarat-syarat yang terdapat dalam perjanjian asuransi yaitu polis asuransi, serta tidak dipenuhinya persyaratan dan dokumen yang merupakan langkah awal yang harus dilakukan. terpenuhi, jika hal ini ingin dilakukan, ajukan klaim asuransi. Saat mengajukan klaim kendaraan bermotor hilang, hal pertama yang harus dilakukan adalah melengkapi seluruh persyaratan dan prosedur terkait pengajuan klaim.

Kendala ini muncul karena beberapa faktor, salah satunya adalah kelengkapan dokumen, hal ini dapat menghambat penyelesaian klaim asuransi karena adanya permasalahan. Upaya penyelesaian sengketa klaim asuransi dalam hal ini tidak dapat berjalan sesuai prosedur karena tidak adanya kesepakatan para pihak mengenai ganti rugi bahkan akibat dari sengketa klaim asuransi tersebut juga merugikan kedua belah pihak sehingga mengakibatkan adanya upaya penyelesaian sengketa klaim asuransi. menyelesaikan perselisihan tentang persyaratan asuransi. Upaya yang dilakukan pihak asuransi biasanya mampu memberikan ganti rugi atas kerusakan kendaraan bermotor apabila seluruh klaim dapat dipenuhi oleh tertanggung.

Konsiliasi tuntutan harus dilakukan apabila tujuan awal permintaan ganti rugi suatu klaim asuransi berubah menjadi perselisihan yang harus diselesaikan di pengadilan atau di luar pengadilan, dalam hal ini lembaga hukum eksternal yang digunakan adalah badan penyelesaian perselisihan konsumen (BPSK). .

Perlindungan Hukum Preventif

  • Apa Penyebab Penolakan Klaim Asuransi Kendaraan Bermotor Terhadap Pihak Penanggung

Bentuk perlindungan hukum adalah segala upaya yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk menjamin haknya terhadap perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh pihak lain. Setiap hubungan hukum tentu menimbulkan hak dan kewajiban, selain itu setiap anggota masyarakat tentunya mempunyai kepentingan yang berbeda-beda dan saling bertentangan, untuk mengurangi ketegangan dan konflik maka muncullah undang-undang yang mengatur kepentingan tersebut yang disebut dengan perlindungan hukum. Perlindungan hukum adalah perlindungan yang diberikan kepada subjek hukum dalam bentuk instrumen hukum, baik yang bersifat preventif maupun represif, baik tertulis maupun tidak tertulis.

Hadjon juga membedakan jenis-jenis perlindungan hukum, yaitu: Pertama, perlindungan hukum preventif yang tujuannya untuk mencegah timbulnya permasalahan atau perselisihan; dan kedua, perlindungan hukum yang bersifat represif yang ditujukan untuk menyelesaikan permasalahan atau perselisihan yang timbul. Perlindungan hukum merupakan gambaran berfungsinya fungsi hukum bagi terwujudnya tujuan hukum yaitu keadilan, kemanfaatan, dan keamanan hukum. Perlindungan hukum adalah perlindungan yang diberikan kepada badan hukum sesuai dengan peraturan hukum, baik yang bersifat preventif maupun yang bersifat nirlaba.

Jadi berdasarkan pembahasan tersebut dapat dikatakan bahwa bentuk perlindungan hukum atas penolakan klaim asuransi mobil oleh pihak asuransi adalah jika tertanggung belum menerima klaim maka menimbulkan permasalahan.

Tidak Melengkapi Dokumen Yang Dibutuhkan

Memberitahukan kepada penanggung secara tertulis atau lisan yang dilanjutkan dengan pemberitahuan tertulis kepada penanggung, paling lambat 5 (lima) hari kalender setelah terjadinya kerugian atau kerusakan. Apabila terjadi kerugian total akibat pencurian, wajib melapor ke tempat kejadian dan mendapatkan surat keterangan dari Kepolisian Daerah (Polda). Jadi dapat penulis sampaikan bahwa berdasarkan fakta yang ada, jika ingin klaim asuransi kendaraan bermotor dapat diterima maka harus sudah melengkapi dokumen-dokumen yang diperlukan untuk mengajukannya, namun dapat penulis sampaikan bahwa dokumen-dokumen tersebut hanya mempunyai beberapa syarat saja. dan syarat-syarat pengajuan klaim asuransi.

Batas Waktu Yang Ditetapkan Untuk Pengajuan Klaim Asuransi Secara umum asuransi adalah menyerahkan pertanggungan risiko kepada

Batasan waktu pengajuan klaim asuransi Pada umumnya asuransi memberikan pertanggungan risiko. Asuransi kerugian adalah suatu perjanjian antara dua pihak atau lebih, yang menurutnya pihak penanggung berkewajiban kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan ganti rugi kepada tertanggung akibat kerugian, kerusakan atau hilangnya keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum terhadap pihak ketiga. yang dapat diasuransikan, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti. Perusahaan asuransi dapat memberikan pertanggungan atas suatu risiko yang ditimbulkan oleh nasabahnya apabila telah mengadakan perjanjian terlebih dahulu dalam bentuk perjanjian.

Perjanjian tersebut dibuat oleh para pihak yang menjadi subjek hukum perjanjian asuransi, yaitu perusahaan asuransi atau penanggung dan pemegang polis atau tertanggung, dalam hal ini para pihak menyepakati suatu obyek yang akan dipertanggungkan, baik yang berupa benda atau benda. atau hal-hal yang berkaitan dengan benda yang dijadikan obyek asuransi. Tujuan mengasuransikan suatu obyek adalah agar tertanggung tidak mengalami kerugian yang lebih besar akibat terjadinya suatu risiko yang mengakibatkan rusaknya obyek yang dipertanggungkan. Kemudian kesepakatan mengenai objek asuransi, risiko yang dapat ditanggung oleh perusahaan asuransi, dan langkah-langkah yang harus dilakukan agar pertanggungan objek asuransi dapat berlangsung, dirinci dalam polis asuransi kendaraan bermotor.49.

Fungsi Perjanjian Berubah Dari Sebelumnya

  • Apa Penyelesaian Sengketa Ganti Kerugian Terhadap Objek Tertanggung Penyelenggara Asuransi Kendaraan Bermotor Yang

Polis asuransi merupakan salah satu dokumen penting dalam kontrak asuransi yang merupakan bukti tertulis bahwa telah diadakan kontrak pertanggungan antara perusahaan asuransi dan tertanggung. Banyak faktor yang menyebabkan klaim berdasarkan kontrak asuransi diselesaikan secara ex gratia, antara lain tertanggung adalah pelanggan setia (yang telah dilindungi oleh perusahaan asuransi yang sama selama bertahun-tahun) dan tertanggung adalah pelanggan pilihan, yaitu pelanggan yang telah membayar premi yang besar bagi perusahaan asuransi dan tertanggung. Ganti rugi berdasarkan kontrak asuransi yang diselesaikan secara ex gratia biasanya tidak dibayar lunas (full payment), yaitu sebesar nilai perbaikan kerusakan atau kerugian finansial yang sebenarnya diderita tertanggung, tetapi lebih rendah dan berdasarkan perjanjian. perusahaan asuransi.54.

Keunggulan penyelesaian sengketa klaim kontrak asuransi secara ex gratia adalah hemat biaya jika dibandingkan dengan penyelesaian klaim di luar pengadilan lainnya seperti mediasi, konsiliasi, atau arbitrase. Berdasarkan teori kegunaan hukum (utilitarianisme), penyelesaian klaim kontrak asuransi secara ex gratia memberikan keuntungan bagi para pihak dalam menyelesaikan permasalahan klaim. Penyesuaian polis klaim kontrak asuransi (ex gratia) ini merupakan suatu bentuk hukum umum dalam bisnis asuransi dalam penyelesaian pengaduan klaim asuransi yang diajukan oleh tertanggung.

Jadi, berdasarkan teori hukum sukses, penyelesaian ganti rugi secara ex gratia dalam kontrak asuransi dikenal sebagai pemenuhan teori sukses, dimana banyak tuntutan ganti rugi yang diajukan oleh tertanggung dapat diselesaikan dengan baik (win win solution).

Daftar Pustaka

Buku

Undang-Undang

Jurnal

Referensi

Dokumen terkait

2 Tahun 1992 tentang usaha perasuransian menyatakan Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan

2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian : “Pertanggungan adalah perjanjian dengan mana penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi, untuk

Dalam pelaksanaan perjanjian asuransi atau pertanggungan tidak selamanya berjalan dengan lancar, sebagai pihak penanggung dalam pelaksanaan perjanjiannya dengan tertanggung dapat

Asuransi dan perjudian atau perjanjian untung – untungan merupakan hal yang berbeda dimana perjanjian asuransi merupakan wujud pengalihan resiko yang telah

Tetapi jika dibandingkan dengan kasus tertanggung RS dan ZA seharsunya tidaklah termasuk ke dalam kategori yang dapat ditolak oleh pihak asuransi, dikarenakan

Asuransi Konvensional Menurut Pasal 246 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian, dimana penanggung mengikat diri

Pasal 271 KUHD yang mengatur mengenai hak penanggung untuk menutup kembali (reasuransi) penanggungnya kepada perusahaan asuransi yang lain. Dengan ditutupnya perjanjian

Bumida 1967 adalah perusahaan yang khusus bergerak dalam bidang jasa asuransi kerugian (umum). Berdasarkan wawancara penulis dengan PT. Perusahaan Asuransi Umum