LK-11a: Penyusunan Proposal PTK
Halaman Judul
Kata Pengantar Daftar Isi
BAB 1 Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian BAB II Kerangka Teori A. Landasan Teori
B. Penelitian Terdahulu
C. Hipotesis Penelitian (Jika ada) BAB III Metode Penelitian A. Jenis Penelitian
A. Variabel Penelitian B. Populasi dan Sampel
C. Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
D. Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis (Jika ada)
Daftar Pustaka
ii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MANGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN SEMPOA PADA MATERI OPERASI HITUNG SISWA KELAS 2 MI
BUSTANUL ULUM REJOSARI KECAMATAN SUMOBITO
PTK
(Penelitian Tindakan Kelas) DISUSUN OLEH :
ISNA FARIDAH
iii
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilakukan pada MI Bustanul Ulum Rejosari. dalam upaya pengembangan metode pengajaran pada proses pembelajaran yang diselenggarakan MI Bustanul Ulum Rejosari telah selesai dikerjakan dengan harapan agar proses pembelajaran yang dilaksanakan semakin berkualitas yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Penelitian yang telah dilaksanakan tersebut dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Dengan Manggunakan Media Pembelajaran Sempoa Pada Materi Operasi Hitung Siswa Kelas 2 Mi Bustanul Ulum Rejosari Kecamatan Sumobito”.
Mudah-mudahan hasil penelitian tindakan ini dapat bermanfaat bagi guru, sekolah dan dunia pendidikan sebagai alternatif metode dalam pelaksanaan pembelajaran demi terwujudnya tujuan pendidikan.
Jombang, 12 Juli 2023
Isna Faridah
iv DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... iv
BAB I PENDAHULUAN ... 5
1.1 Latar Belakang Masalah ... 5
1.2 Pembatasan dan Rumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
BAB II Kerangka Teori ... 7
2.1 Landasan Teori ... 7
2.2 Penelitian Terdahulu ... 10
2.3 Hipotesis Penelitian ... 10
BAB III METODE PENELITIAN ... 11
3.1 Jenis Penelitian ... 11
3.2 Variabel Penelitian ... 11
3.3 Populasi dan Sampel ... 12
3.4 Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 12
3.5 Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 13
BAB IV KESIMPULAN ... 14
4.1 Kesimpulan ... 14
4.2 Saran ... 14
DAFTAR PUSTAKA ... 15
5 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pembelajaran matematika hendaknya di mulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi mengajar dan sekaligus melibatkan peran aktif siswa dalam proses
pembelajaran. pembelajaran harus interaktik, inspriratif, menyenangkan dan memotivasi siswa untuk berpartisipasi serta memberikan ruang yang cukup bagi kreatifitas dan
kemandirian sesuai dengan bakat dan minat. Sehingga akan di capai hasil sesuai dengan yang diharapakan.
Pada zaman modern seperti sekarang, banyak media atau alat yang dapat membantu siswa dalam belajar. Salah satunya adalah sempoa. Media sempoa ini memiliki banyak manfaat-manfaat yang terkandung saat seorang siswa menggunakannya yaitu (1) sempoa dapat mengoptimalkan fungsi kerja otak kanan dan otak kiri karena selain anak konsentrasi dalam berhitung anak juga akan menggunakan imajinasi dan logikanya (2) melatih daya imajinasi dan kreativitas, logika, sistematika berfikir, daya konsentrasi (3) meningkatkan kecepatan, ketepatan, dan ketelitian dalam berfikir (4) menjadi lebih sensitif terhadap aransemen spatial akibat pengaruh dari membayangkan sempoa dalam otak kita (5) anak akan mengingat dengan apa yang dicarinya lewat sempoa (Nurmalasari, 2013: 21-22).
Berdasarkan hasil observasi awal di kelas II MI Bustanul Ulum Rejosari, terlihat bahwa masih rendahnya kemampuan siswa dalam materi operasi hitung dimana siswa susah untuk menghitung apabila telah memasuki angka di atas puluhan. Hal ini dikarenakan kurang menariknya media yang digunakan oleh guru pada saat proses pembelajaran. Dimana guru hanya mengajarkan siswa berhitung dengan menggunakan jari tangan dan media pembelajaran tradisional (batu kerikil). Hal ini menyebabkan konsep berhitung kurang di serap dengan baik oleh siswa.
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, salah satu masalah utama dalam kegiatan pembelajaran matematika di sekolah adalah kecenderungan dalam proses pembelajaran di mana guru mengajar siswa berhitung dengan menggunakan jari tangan dan juga menggunakan media pembelajaran tradisional (batu kerikil). Hal ini menyebabkan para siswa mengalami kesulitan dalam berhitung apalagi jika angkanya sudah memasuki angka di atas puluhan dan selain itu siswa juga akan merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran. Oleh karena itu, guru berinisiatif untuk mengajar siswa berhitung dengan menggunakan media pembelajaran
sempoa agar siswa bisa lebih mudah dalam belajar berhitung.
Untuk memecahkan masalah tentang rendahnya hasil belajar matematika pada siswa kelas II MI Bustanul Ulum Rejosari, maka penulis menerapakan rencana pemecahan masalah dengan menggunakan model pembelajaran dengan menggunakan media sempoa.
Berdasarkan Identifikasi Masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah : Apakah media pembelajaran sempoa dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada materi operasi hitung siswa kelas 2 MI Bustanul Ulum Rejosari kecamatan Sumobito?
1.2 Pembatasan dan Rumusan Masalah
Berdasarkan Identifikasi Masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah : Apakah media pembelajaran sempoa dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada materi operasi hitung siswa kelas 2 MI Bustanul Ulum Rejosari kecamatan Sumobito?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar matematika dengan menggunakan media pembelajaran sempoa pada materi operasi hitung siswa kelas 2 MI Bustanul Ulum Rejosari Kecamatan Sumobito.
6 1.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat teroretis
a. Mendapatkan teori tentang cara meningkatkan hasil belajar matematika dengan menggunakan media pembelajaran sempoa.
b. Sebagai dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya.
2. Manfaat praktis a. Bagi siswa
- Dapat meningkatkan hasil belajar matematika dengan menggunakan media pembelajaran sempoa
- Dengan adanya media pembelajaran akan menjadi lebih menarik bagi siswa agar menumbuhkan semangat siswa dalam proses pembelajaran.
b. Bagi guru
- Sebagai sarana peningkatan hasil belajar matematika dan menciptakan pembelajaran yang menarik untuk peserta didik.
- Menambah metode mengajar guru yang lebih bervariasi agar siswa tidak merasa bosan.
c. Bagi sekolah
Sebagai bahan masukan untuk peningkatan kualitas pendidikan di SD Inpres Pattallassang Kecamatan Parigi.
7 BAB II Kerangka Teori
2.1 Landasan Teori
Menurut Hudoyo (1979:96) matematika merupakan suatu alat untuk mengembangkan cara berfikir. Karena itu, matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari. Namun matematika yang ada pada hakikatnya merupakan suatu ilmu yang cara bernalarnya deduktif dan abstrak, harus diberikan kepada anak-anak sejak SD/MI yang cara berfikirnya masih pada tahap operasi konkret. oleh karena itu, kita perlu berhati-hati dalam menanamkan konsep- konsep matematika tersebut. Lebih lanjut Hudoyo mengatakan bahwa matematika itu obyek- obyek penelaahannya abstrak, yaitu hanya ada dalam pemikiran manusia sehingga matematika itu hanyalah suatu hasil karya dari kerja otak manusia.
Menurut Nawawi, hasil belajar dapat di artikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. sedangkan menurut Winkel menyatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam tingkah lakunya. Aspek perubahan itu mengacu kepada taksonomi tujuan pengajaran yang
dikembangkan oleh Bloom, Simpson, dan Harrow mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Purwanto (2013) menegaskan kembali bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku mahasiswa akibat belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena dia mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar. Pencapaian itu didasarkan atas tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Hasil itu dapat berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah :
1) Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.
2) Faktor eksternal berasal dari luar peserta didik yang dapat mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Keluarga yang morat marit keadaan ekonominya, pertengkaran suami istri, perhatian orang tua yang kurang terhadap anaknya, serta kebiasaan sehari-hari berperilaku yang kurang baik dari orang tua dalam kehidupan sehari-hari berpengaruh dalam hasil belajar peserta didik. (Hasanah, 2017:9-10)
Menurut Ruseffendi mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ke dalam sepuluh macam yaitu :
1. Kecerdasan 2. Kesiapan anak 3. Bakat anak 4. Kemauan belajar 5. Minat anak
6. Model penyajian materi 7. Pribadi dan sikap guru 8. Suasana belajar 9. Kompetensi guru 10. Kondisi masyarakat
Mengacu kepada pendapat Bloom tipe-tipe hasil belajar yang mengacu adalah sebagai berikut :
1) Tipe keberhasilan belajar kognitif
Tipe keberhasilan belajar kognitif ini meliputi :
a) Hasil belajar pengetahuan terlihat dari kemampuan (mengetahui tentang hal-hal khusus, peristilahan, fakta-fakta khusus, prinsip- prinsip, kaidahkaidah)
8
b) Hasil belajar pemahaman terlihat dari kemampuan (mampu menerjemahkan, menafsirkan, menentukan, memperkirakan, mengartikan)
c) Hasil belajar penerapan terlihat dari kemampuan (mampu memecahkan masalah, membuat bagan/ grafik, menggunakan istilah atau konsep-konsep)
d) Hasil belajar analisis terlihat dari kemampuan (mampu mengenali kesalahan, membedakan, menganalisis unsur-unsur, hubungan-hubungan dan prinsip-prinsip organisasi)
e) Hasil belajar sintesis terlihat dari kemampuan (mampu menghasilkan, menyusun kembali, merumuskan)
f) Hasil belajar evaluasi terlihat dari kemampuan (mampu menilai berdasarkan norma tertentu, mempertimbangkan, memilih alternatif)
2) Tipe keberhasilan belajar afektif Tipe keberhasilan belajar afektif meliputi :
a) Hasil belajar penerimaan terlihat dari sikap dan perilaku (mampu menunjukkan, mengakui, mendengarkan dengan sungguh-sungguh)
b) Hasil belajar dalam bentuk partisipasi terlihat dari sikap dan perilaku (mematuhi, ikut serta aktif)
c) Hasil belajar penilaian atau penentuan terlihat dari sikap dan perilaku (mampu menerima suatu nilai, menyukai, menyepakati, menghargai, bersikap positif atau negatif, mengakui) d) Hasil belajar mengorganisasikan terlihat dari sikap dan perilaku (mampu membentuk sistem nilai, menangkap relasi antar nilai, bertanggung jawab, menyatukan nilai)
e) Hasil belajar pembentukan pola hidup terlihat dari sikap dan perilaku (mampu menunjukkan, mempertimbangkan, melibatkan diri)
3) Tipe keberhasilan belajar psikomotor Tipe keberhasilan belajar psikomotor meliputi : a) Hasil belajar kesiapan terlihat dalam bentuk perbuatan (mampu berkonsentrasi, menyiapkan diri fisik dan mental)
b) Hasil belajar persepsi terlihat dalam bentuk perbuatan (mampu menafsirkan rangsangan, peka terhadap rangsangan, mendiskriminasikan)
c) Hasil belajar gerakan terbimbing terlihat dari kemampuan (mampu meniru contoh) d) Hasil belajar gerakan terbiasa terlihat dari penguasaan (mampu berketerampilan, berpegang pada pola)
e) Hasil belajar gerakan kompleks terlihat dari kemampuan siswa meliputi (berketerampilan secara lancar, luwes, supel, gesit, lincah)
f) Hasil belajar penyesuaian pola gerakan terlihat dalam bentuk perbuatan (mampu menyesuaikan diri, bervariasi)
g) Hasil belajar kreatifitas terlihat dari aktivitas-aktivitas (mampu menciptakan yang baru, berinisiatif).
Media pembelajaran adalah sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar.
Dalam kegiatan belajar mengajar, sering pula pemakaian kata media pembelajaran di ganti dengan istilah-istilah seperti bahan pembelajaran, komunikasi pandang dengar, alat peraga pandang, alat peraga dan media penjelas. Gearlach dan Ely mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk 18 mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat
dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu melakukannya ciri-ciri tersebut yaitu : 1. Ciri fiksatif, ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan,
melestarikan dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Suatu peristiwa atau objek dapat di urut dan di susun kembali dengan media seperti fotografi, video tape, disket computer, compact disk, dan film
2. Ciri manipulatif yaitu kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording. Misalnya, bagaimana proses larva menjadi kepompong, kemudian menjadi kupu- kupu dapat dipercepat dengan teknik rekaman fotografi tersebut
3. Ciri distributif, ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu.
Jenis-jenis media Menurut Hamdani,media dapat di kelompokkan menjadi tiga jenis yaitu : 1. Media visual Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan indera penglihatan. jenis media inilah yang sering di gunakan oleh para guru untuk membantu
9
menyampaikan isi materi pelajaran. Media visual 19 terdiri atas media yang tidak dapat diproyeksikan (non projected visual) dan media yang dapat di proyeksikan (project visual).
2. Media audio Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan para siswa untuk mempelajari bahan ajar. Program kaset suara dan program radio adalah bentuk media audio. Penggunaan media audio dalam pembelajaran pada umumnya untuk menyampaikan materi pelajaran tentang mendengarkan.
3. Media audio visual Sesuai dengan namanya media ini merupakan kombinasi audio dan visual atau biasa disebut media pandang-dengar.
Audio visual akan menjadikan penyajian bahan ajar kepada siswa semakin lengkap dan optimal. selain itu, media ini dalam batas-batas tertentu dapat juga menggantikan peran guru. Sebab, penyajian materi bisa diganti oleh media, dan guru bisa beralih menjadi
fasilisator belajar, yaitu memberikan kemudahan bagi para siswa untuk belajar. Contoh media audio visual di antaranya program video atau televisi, video atau televisi intruksional, dan program slide suara (sound slide).
Menurut sejarah sempoa adalah alat hitung yang telah digunakan oleh bangsa China dan Jepang sejak 2400 SM. Sempoa sederhana terbuat dari bahan alami seperti kayu dan bambu dan juga bahan sintesis atau plastik. Menurut Edu. Sempoa dapat dikenali sebagai alat hitung yang terdiri dari manik-manik yang terbagi menjadi bagian atas dan manik bagian bawah.
Sempoa ada yang menyebutnya soroban dan abacus. Bentuk dari sempoa berupa kotak segi empat yang dibagi menjadi dua bagian, atas dan bawah dengan manik-manik yang bernilai lima pada bagian atas, dan manik-manik bernilai satu pada bagian bawah. Setiap deret sempoa dalam satuan tiang memiliki nilai satuan dan semakin ke kiri adalah puluhan, ratuasan, ribuan, dan seterusnya. Sempoa dapat untuk memudahkan perhitungan tambah, kali, bagi dan kurang. Pemakaian sempoa dapat dilakukan untuk semua anak dan terutama untuk berlatih operasi hitung dasar matematika penjumlahan dan pengurangan. Sempoa atau soroban yang digunakan merupakan sistem desimal murni yang terdiri dari dua baris manik- manik. Baris bagian atas terdiri dari satu baris manikmanik dan baris bagian bawah terdiri dari empat baris manik-manik.
Menurut Subarinah, operasi hitung terdiri dari empat pengerjaan dasar yang saling berkaitan, sehingga penguasaan operasi yang satu akan mempengaruhi operasi lainnya.
Menurut Firmanawaty,penjumlahan merupakan kegiatan menggabungkan atau menyatukan dua bilangan hingga diperoleh bilangan ketiga sebagai hasil hitung, contohnya 2+3= 5.
Bilangan yang digabungkan 2 dan 3, hasil hitung penjumlahan adalah 5. Operasi penjumlahan dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu penjumlahan dasar dan lanjut. Penjumlahan dasar dimaksudkan sebagai penggabungan dua kumpulan benda menjadi satu kumpulan benda, sedangkan penjumlahan lanjut adalah penjumlahan yang hasilnya dicari menggunakan teknik- teknik tertentu. penjumlahan dasar disampaikan melalui tahapan konkrit (enactive), semi konkrit (econic), dan diakhiri tahapan abstrak (Symbolic). Penjumlahan lanjut diawali dengan menyimpan dua bilangan hingga dua angka dengan cara bersusun tanpa teknik menyimpan dan dengan teknik menyimpan.
Perkalian adalah operasi matematika dengan satu bilangan dengan bilangan lain. Operasi ini adalah salah satu dari empat operasi dasar di dalam aritmatika dasar (yang lain adalah penjumlahan, pengurangan, dan pembagian ). Dengan operasi hitung perkalian banyak cara yang dapat dilakukan untuk menarik dan menambah minat anak / peserta didik untuk memahami. Dan satu hal yang perlu diperhatikan dalam operasi hitung perkalian bahwa penyelesaiannya sama dengan operasi hitung penjumlahan berulang. Perkalian dengan
menggunakan media sempoa sama dengan perkalian biasa, dimana pengalinya dimulai dengan bilangan satuan, puluhan, dan seterusnya.
Menurut Gatot, operasi pembagian adalah perhitungan matematika sekarang ini lebih mudah karena sudah ada media elektronik yang dapat melakukan perhitungan dengan cepat dan akurat yaitu kalkulator. Walaupun demikian penggunaan kalkulator tidak boleh
menggantikan perlunya proses pembelajaran yang membawa siswa terampil dalam
menghitung. Untuk pembagian dengan hasil pecahan campuran tidak akan bisa diselesaikan dengan menggunakan kalkulator, karena hasil pembagian dengan kalkulator akan
10
mendapatkan bentuk pecahan desimal, oleh karena itu perlu memahami bagaimana cara melakukan perhitungan pembagian.Pembagian adalah membagi dan bilangan dua angka dan satu angka yaitu satuan dan puluhan. Memiliki aturan dalam penyelesaiannya yaitu dengan pengurangan berulang.
Menurut Mursudi. Bilangan dengan nilai tempat sama dikurangi dengan cara bersusun pendek. Jika bilangan dengan nilai tempat sama tidak dikurangi, maka di ambil bilangan yang tepat dikirinya dengan merubah. Operasi pembagian a: b artinya ada sekumpulan benda sebanyak a bagi rata (sama banyak ) dalam b kelompok. Dilakukan dengan cara pengambilan berulang sebanyak b hingga habis dengan setiap kali pengambilan dibagi rata ke semua kelompok. Hasil bagi adalah banyaknya pengambilan atau banyaknya anggota yang dimuat oleh masing-masing kelompok.
2.2 Penelitian Terdahulu
Pembelajaran matematika bersifat membosankan, tidak menarik, dan menyebabkan siswa tidak berminat untuk aktif dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran siswa lebih banyak pasifnya. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa siswa kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran matematika. Oleh karena itu, diperlukan perubahan proses pembelajaran untuk lebih meningkatkan minat siswa dan mengurangi keenggangan siswa dalam belajar matematika.
Pembelajaran matematika dapat dilakukan dengan menggunakan media pembelajaran sempoa. Proses ini lebih menyenangkan dan lebih menarik minat siswa untuk mengikuti proses pembelajaran. Pada akhirnya hal tersebut dapat meningkatkan minat belajar siswa dalam mata pelajaran matematika. Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka pikir dalam penelitian tindakan kelas ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1 kerangka pikir penelitian terdahulu
2.3 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah di uraikan di atas, maka diperoleh hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian ini yaitu : media pembelajaran sempoa dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas 2 MI Bustanul Ulum Rejosari.
Kondisi Awal
Tindakan
Kondisi Akhir
Guru belum menggunakan media sempoa
Sudah menggunakan media pembelajaran sempoa
Siswa yang mempunyai tingkat hasil belajar yang
rendah
Pada siklus I dan siklus II sampai mencapai target
Hasil belajar anak meningkat
11 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) karena peneliti bertindak secara langsung dalam penelitian, mulai dari awal sampai akhir tindakan. Proses pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dimulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi-evaluasi, dan refleksi yang dapat di ulang sebagai siklus.
3.2 Variabel Penelitian
Siklus Ia. Perencanaan / plan dimana seorang peneliti secara matang merencanakan pembelajaran dengan media sempoa yang mana rencana ini disusun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Dalam tahap perencanaan tindakan, kegiatan yang dilaksanakan oleh peneliti adalah Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan menyusun lembar kerja yang akan diberikan kepada peserta didik untuk mengukur sejauh mana kemampuan peserta didik di dalam mengikuti pembelajaran. Adapun materi yang akan diajarkan pada siklus 1 adalah mengenai operasi hitung (penjumlahan, dan pengurangan) menggunakan media sempoa dengan
kompetensi dasar adalah melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dua angka.
b. Action dimana peneliti melaksanakan proses belajar berdasarkan RPP serta melakukan observasi terhadap keterlaksanaan RPP dan aktivitas siswa.
c. Observasi dimana peneliti memberikan tes dan menganalisis hasil belajar. Peneliti melakukukan observasi langsung untuk mengetahui sejauh mana pencapaian siswa dalam berhitung dengan menggunakan media sempoa.
d. Refleksi dimana peneliti mengolah hasil observasi terhadap keterlaksanaan RPP dan aktivitas siswa.
Pada awal pelaksanaan siklus I, siswa masih kurang bersemangat dan kurang memperhatikan pelajaran sehingga peneliti berusaha bagaimana menarik perhatian siswa dalam mengikuti proses pembelajaran yakni memberikan motivasi dan menyiapkan media yang menyenangkan berdasarkan materi yang telah dipelajari. Berdasarkan hasil tes pada siklus I diperoleh rata- rata 60 % yang berada pada kategori rendah. Dari segi ketuntasan belajar, terdapat 6 siswa yang tidak tuntas. Setelah diterapkan siklus I sebesar 0% berada pada kategori sangat rendah, 20% berada pada kategori rendah, 40% berada pada kategori sedang, 40% berada pada kategori tinggi, dan 0% berada pada kategori sangat tinggi. Berdasarkan hasil yang diperoleh siswa pada siklus I mengindikasikan bahwa nilai yang diperoleh oleh siswa mayoritas masih dibawah
standar ketuntasan belajar yang telah ditetapkan departemen pendidikan nasional nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70, sehingga peneliti merasa perlu mengadakan siklus II sebagai perbaikan pada siklus I.
Siklus II
a. Perencanaan tindakan / Plan berdasarkan refleksi siklus I dimana peneliti secara matang merencanakan pembelajaran dengan media sempoa yang mana rencana ini disusun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Pelaksanaan tindakan kelas yang akan berlangsung pada siklus II sebagian sama dengan
12
kegiatan pada siklus I. Metode pada siklus II merupakan tindak lanjut pelaksanaan siklus pertama yang telah ditetapkan 4 kali pertemuan.
b. Action dimana peneliti melaksanakan proses belajar mengajar berdasarkan RPP serta melakukan observasi terhadap keterlaksanaan RPP dan aktivitas siswa.
Tahap pelaksanaan pada siklus II selama 4 kali pertemuan yaitu tentang operasi hitung (perkalian, pembagian, serta perkalian dan pembagian dalam bentuk cerita) dengan
menggunakan media sempoa yang diimplementasikan berdasarkan RPP yang telah disusun dan dapat dilihat pada lampiran. Pelaksanaan tindakan II hampir sama dengan pelaksanaan
tindakan I hanya pada pelaksanaan tindakan II ini terdapat perbaikan yang masih diperlukan dari tindakan I. Materi yang disampaikan pada pelaksanaan tindakan II, yaitu berhitung menggunakan media sempoa.
c. Observasi dimana peneliti memberikan tes dan menganalisis hasil belajar
d. Refleksi dimana peneliti mengolah hasil observasi terhadap keterlaksanaan RPP dan aktivitas siswa.
Pelaksanaan tindakan pada siklus II pada dasarnya sama pada siklus I, akan tetapi pada siklus II lebih terfokus pada bagaimana siswa mampu berhitung matematika pada operasi hitung
dengan penggunaan media sempoa.Pada pertemuan pertama hingga selesai pada siklus II minat belajar siswa semakin mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dengan semakin
banyaknya siswa yang mampu berhitung matematika. Disamping terjadinya peningkatan hasil belajar Matematika siswa, selama penelitian pada siklus I dan siklus II terdapat perubahan yang terjadi pada hasil belajar siswa, dimana siswa juga semakin tertarik untuk belajar matematika.
Perubahan ini yang merupakan data kualitatif yang diperoleh dari lembar observasi yang dicatat pada siklus I dan siklus II. Dimana minat belajar siswa semakin baik yang dapat dilihat dari persentase keaktifan siswa pada saat pembelajaran. Pada siklus I minat siswa untuk belajar berhitung masih kurang akan tetapi setelah di lakukan beberapa pertemuan, siswa pun semakin berminat untuk mengikuti pembelajaran.
3.3 Populasi dan Sampel
Penelitian tindakan kelas ini di laksanakan pada siswa kelas 2 MI Bustanul Ulum Rejosari yang berjumlah 10 orang siswa yang terdiri dari 5 orang laki-laki dan 5 orang perempuan.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang menerapkan media pembelajaran sempoa pada materi operasi hitung kelas 2 MI Bustanul Ulum Rejosari yang terdiri dari 2 siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu (1) Perencanaan tindakan, (2) Action/
pelaksanaan tindakan, (3) Observasi (pengamatan), (4) refleksi tindakan. Berikut merupakan data murid kelas 2 MI Bustanul Ulum Rejosari :
No Nama Jenis
Kelamin
1 Achmad Gilang Hidayatulah L
2 Adelia Faranisa A. P
3 Aidul Maulana L
4 Anisa P
5 Avrizaky Aidan L
6 Daffa Ibnu H L
7 Muhammad Salim L
8 Putri Elok W P
9 Selviana Sinta P
10 Zhulma Diana E P
3.4 Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Jenis penelitian yang diperlukan dalam penelitian Tindakan kelas adalah :
13
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu panduan pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar.
2. Lembar penilaian yaitu lembar yang digunakan dalam mengukur sejauh mana hasil belajar matematika siswa dalam materi operasi hitung.
Teknik pengumpulan data : a. Tes
Menurut arikunto (2010: 193), tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengatahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Sedangkan menurut Kunandar (2011: 186), tes adalah sejumlah pertanyaan yang disampaikan pada
seseorang atau sejumlah orang untuk mengungkapkan keadaan atau tingkat perkembangan salah satu atau beberapa aspek psikologis di dalam dirinya.
Tes merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang sangat lazim digunakan dalam penelitian tindakan kelas. Hal ini disebabkan karena dalam penelitian tindakan kelas pada umumnya salah satu hal yang di ukur adalah hasil belajar siswa. Dan dalam mengukur hasil belajar siswa tersebut salah satunya dengan menggunakan instrumen tes.
Dalam hal ini peneliti merancang lembar penilaian untuk peserta didik sebagai instrumen yang dapat digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif berupa nilai hasil penerapan media sempoa dalam upaya peningkatan hasil belajar yang kemudian akan dianalisis dan di ambil kesimpulan.
b. Observasi
Hadi, Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dan sengaja, yang dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan hal yang diselidiki. Dalam hal ini peneliti mengamati proses
pengembangan hasil belajar pada peserta didik kelas II SD Inpres Pattallassang.
3.5 Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis
Analisis data adalah suatu cara menganalisis data yang diperoleh selama peneliti mengadakan penelitian. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dan kualitatif. Data yang diperoleh secara kuantitatif kemudian di analisis dengan analisis deskriptif presentase.
Data kualitatif menerangkan aktivitas siswa yang dapat diperoleh dari lembar observasi.
Tingkat perubahan yang terjadi diukur dengan persen. Jumlah anak seluruh yang yang diteliti dikalikan seratus persen, ,maka diketahui presentase dari tingkat keberhasilan tindakan.
Rumus untuk menghitung persentase keberhasilan pembelajaran adalah sebagai berikut : P = 𝑓𝑥100%
Keterangan : 𝑁
P = Angka Persentase
F = Jumlah Siswa yang mencapai nilai ≥ KKM N = Banyaknya individu dalam subjek penelitian
Tabel 3.1Kategori Keberhasilan
No Nilai Kategori
1 85 ≤ x ≤ 100 Sangat Tinggi
2 70 ≤ x < 85 Tinggi
3 55 ≤ x < 70 Sedang
4 35 ≤ x < 55 Rendah
5 0 ≤ x < 35 Sangat Rendah
14 BAB IV KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Melalui penggunaan media pembelajaran sempoa dapat meningkatkan hasil belajar
matematika siswa Kelas 2 MI Bustanul Ulum Rejosari, hal ini dapat di lihat dari kesimpulan berikut :
1. Terjadi peningkatan hasil belajar matematika siswa pada operasi hitung dengan menggunakan media sempoa yang yang digunakan sebagai media dalam pembelajaran.
2. Ketuntasan hasil belajar matematika siswa kelas 2 MI Bustanul Ulum Rejosari mengalami peningkatan dimana pada siklus I dari 60 % menjadi 80% pada siklus II.
4.2 Saran
1. Bagi sekolah, sebaiknya sekolah selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada guru dan siswa dalam berlangsungnya proses pembelajaran
2. Bagi guru, sebaiknya guru menggunakan media dalam proses pembelajaran agar siswa lebih mudah dalam berhitung
3. Bagi siswa, dengan adanya media siswa bisa lebih termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran
15
DAFTAR PUSTAKA
Adyanti Rizqia, 2020. Analisis Kesulitan Belajar Operasi Hitung Pembagian Pada Siswa Kelas IV MI Al- Mursyidiyyah
(http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54489/1/
Awaliyah Annisa Kholifatul, 2017. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Materi Perkalian Dengan Teknik Jaritmatika
(http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/33830)
Badriyah Ummul, 2017. Upaya Meningkatkan Hasil belajar Matematika Siswa Pada Materi Himpunan Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together Di Kelas VII- A MTS AZIDDIN Medan (http://repository.uinsu.ac.id/3151/1/Skripsi%20PDF.pdf) Cahya Aditiyo Nur, 2018. Efektivitas Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia
Dalam Pembelajaran Fiqh Di MTS Negeri Semarang
(http://erepository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4257/1/skripsi%20adit%20bab %201- 5%20fix.pdf)
Hasanah Luzyatul, 2017. Penggunaan Media Pembelajaran Audio Visual Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Di Mts NU (Nahdatul Ulama) Kraksaan Kab. Prubolinggo (http://etheses.uin-malang.ac.id/10620/1/13110063.pdf) Hasanah Miptahul, 2017. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Kepala Bernomor Dengan Menggunakan Media Misyu Catung Siswa Kelas IV SDN 5 Dasan Lekong Tahun Pelajaran 2016/2017
(https://bappeda.ntbprov.go.id/wp-content/uploads/2017/10/SKRIPSI.pdf)
Kristianto Adi, 2012. Hubungan Lingkungan Pendidikan Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas II Jurusan Teknik Mekanik Otomotif SMK Se-Kabupaten Sleman
(https://eprints.uny.ac.id/1988/1/Skripsi%20Adi%20Kristianto.pdf)
Nengtiyas Devinda, 2016. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Operasi Hitung Perkalian dan Pembagian Dengan Strategi Index Card Match Pada Siswa Kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017 (http://e- repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1419/1/Skripsi.pdf)
16
LK-11b: Penyusunan Instrumen PTKNo Alat Instrumen Jenis Instrumen Contoh instrumen
1 Angket
▪Daftar Cocok (Check list)
▪
Skala (Scala)
▪
Inventory (Inventory)
2 Wawancara
▪Pedomana Wawacara
▪
Daftar Cocok (Check list)
▪ ….
3 Pengamatan (Observasi)
▪
Lembar Pengamatan
▪
Panduan Observasi
▪
Daftar Cocok (Check list)
▪ ….
4 Tes
▪Soal Ujian
▪
Inventory (Inventori)
▪ ….
5 Dokumentasi
▪Daftar Cocok (Check list)
▪ ….17
Angket
Daftar Cocok (Check list)Angket kesulitan belajar mata pelajaran matematika
Nama :
Kelas/semester :
Sekolah :
Petunjuk pengisian
Berilah tanda checklist (√) pada kolom YA jika deskripsi yang diberikan sesuai dengan kondisi anda. Jika tidak, berikan checklist (√) pada kolom TIDAK
NO Deskripi YA TIDAK
1 Matematika bukan pelajaran yang sulit bagi saya 2 Saya selalu bersemangat saat pelajaran matematika di
sekolah
3 Saya tidak mudah bosan ketika belajar matematika di sekolah
4 Rumus matematika bukanlah hal yang sangat saya takuti
5 Saya merasa punya potensi dalam bidang matematika
18
Wawancara
Pedomana wawancara
1. Menurut kamu Pelajaran apa yang sering mengalami kesulitan?
2. Apakah kamu tertarik dengan pelajaran matematik?
3. Materi apa yang kamu sukai pada pelajaran matematika?
4. Apa pendapatmu tentang pelajaran matematika hari ini?
5. Apakah pelajaran matematika dengan menggunakan media sempoa lebih
menyenangkan?
19
Pengamatan (observasi)
Lembar pengamatan siswa
No Aspek yang diamati Selalu Sering Jarang Tidak
pernah 1 Siswa terdorong menggunakan kemampuan
beroikir kritis (menganalisis dan mengurai masalah)
2 Siswa belajar dalam keadaan antusias dan gembira
3 Terjadi interaksi siswa dengan siswa 4 Terjadi interaksi siswa dengan guru 5 Siswa mempunyai kesempatan untuk
mengemukakan pendapat atau mempresentasikan idenya
20
Tes
Soal ujian
Hitunglah soal di bawah ini dengan menggunakan media sempoa!
1. 7 + 10 =
2. 4 + 1 =
3. 2 + 3 =
4. 8 + 1 =
5. 3 + 6 =