PENELITIAN TINDAKAN KELAS
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI QURBAN DAN AKIKAH DENGAN MODEL DISCOVERY LEARNING PADA SISWA KELAS X
MA HIMMATUL UMMAH
IDENTITAS PENYUSUN
NAMA : MUHAJIR,S.Pd.I
ALAMAT : JALAN PETAPAHAN KOTA - GARO KECAMATAN TAPUNG KABUPATEN KAMPAR
EMAIL : mafazamadaza@gmail.com Tempat tugas : MA HIMMATUL UMMAH
DAFTAR ISI
Halaman Judul ...
Kata Pengantar ...
Daftar Isi ...
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah ...
B. Identifikasi Masalah ...
C. Pembatasan Masalah...
D. Rumusan Masalah ...
E. Tujuan Penelitian...
F. Manfaat Penelitian...
G. Sistematika Penulisan ...
BAB II Pustaka
A. Kajian Teori ...
B. Hasil Penelitian yang Relevan...
C. Kerangka Berfikir...
D. Hipotesis Tindakan ...
BAB III Pelaksanaan Penulisan
A. Desain Prosedur Perbaikan Penulisan ...
B. Setting Tindakkan/SiklusPenelitian...
C. Subyek Penelitian...
D. Lokasi dan Waktu ...
E. Teknik Pengumpulan Data ...
F. Instrumen Pengumpulan Data ...
G. Teknik Analisis data ...
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
A. Hasil Penelitian...
B. Pembahasan ...
BAB V Kesimpulan Dan Saran
A. Kesimpulan ...
B. Saran/Rekomendasi ...
Daftar Pustaka...
LembarPengesahan:
HALAMAN PENGESAHAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
1. Judul Penelitian: : “Peningkatan Hasil Belajar Materi Qurban dan Akikah dengan Model Discovery Learning Pada Siswa Kelas X MA Himmatul Ummah 2. Bidang Ilmu : Fiqih
3. Peneliti
a. Nama : Muhajir, S.Pd.I b. Jenis Kelamin : Pria
4. Lokasi Penelitian : MA Himmatul Ummah 5. LamaPenelitian : 4 (empat) bulan
Sumber Makmur, …Agustus 2023
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, hanya dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan proposal penelitian tindakan kelas ( PTK ) dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Materi Qurban dan Akikah dengan Model Discovery Learning Pada Siswa Kelas X MA Himmatul Ummah”.
Proposal penelitian tindakan kelas ini kami susun untuk memenuhi salah satu tugas PPG penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di MA Himmatul Ummah.
Dalam penyusunan proposal penelitian tindakan kelas ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih dengan tulus dan sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah banyak membantu sehingga penulisan ini selesai.
Penulis menyadari bahwa penyusunan proposal penelitian tindakan kelas ini jauh dari sempurna untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak selalu penulis harapkan.
Penulis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan IPTEK semakin berkembang mengakibatkan perubahan yang berpengaruh pada tatanan perilaku manusia, baik dari segi sosial, ekonomi, budaya, dan bidang pendidikan. Oleh sebab itu, pendidikan di saat diharapkan dapat bersinergi dengan kemajuan IPTEK. Maka diharapkan terdapat adaptasi yang terkait dengan pembalajaran di dalam kelas. Fikih merupakan bahan kajian dengan objek pembahasan secara luas yang dibangun dari hasil penalaran dinamis, kondisi ini memunculkan keterkaitan dari berbagai konsep Fikih yang memiliki sifat penjelas. Proses belajar Fikih supaya mudah dipahami siswa, diperlukan adanya kegiatan penalaran deduktif supaya mampu menguatkan pemahaman siswa. Tujuan belajar Fikih adalah lebih melatih proses berfikir sistematis, kritis, logis, kreatif dankonsisten (Arif, 2002: 8).
Salah satu mata pelajaran dalam Madrasah Aliyah adalah pelajaran Fikih. Melalui kondisi ini, mutu mata pelajaran Fikih belum sampai pada standar yang diharapkan seperti belum optimalnya siswa yang mampu menjadi manusia dengan memiliki nilai-nilai dan norma-norma kehidupan yang ideal, yang bersumber dari Al-Quran dan Al-Hadits.
Melalui fakta di MA Himmatul Ummah, diperoleh masalah bahwa dalam pembelajaran Fikih masih terdapat siswa yang kurang semangat dan kurang dalam kesadaran untuk mengikuti pembelajaran dengan baik. Siswa ketika belajar sering terlihat mengantuk, tidur, bicara sendiri, menggambar tidak jelas, dll. Kondisi ini tentu sangat mengganggu sehingga mengakibatkan pembelajaran tidak optimal.
Hal ini tentu sangat berpengaruh terhadap hasil belajar dan prestasi siswa. Jika kondisi semacam ini tidak ditangani, dapat mengakibatkan mutu lembaga menurun, karena dari salah satu indikator dari keberhasilan lembaga adalah dapat mencetak lulusan terbaik sesuai profil lembaga tersebut.
Proses langkah penanganan tersebut dibutuhkan partisipasi aktif siswa. Kondisi ini diperlukan metode pembelajaran yang mampu mengikutsertakan siswa aktif ketika pembelajaran. Untuk model yang digunakan adalah pembelajaran kooperatif.
Karakteristik pembelajaran kooperatif lebih menekankan pada pelibatan siswa secara berkelompok dalam berdiskusi atau kerja kelompok dalam mencapai tujuan bersama. (Wahyuni, 2001, 104).
Melalui penjelasan tersebut, penelitian ini membahas tentang “Peningkatan Hasil Belajar Materi Qurban dan Akikah dengan model discovery Learning pada Siswa Kelas X- IPA 1 MA Himmatul Ummah’’. Hasil belajar menunjukkan kualitas jangka waktu yang lebih panjang, misalnya satu caturwulan, satu semester dan sebagainya. Sedangkan prestasi belajar menunjukkan kualitas yang lebih pendek, misalnya satu tema bahasan,satukaliulanganhariandansebagainya.
Discovery merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal
seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku (Hanafiah dan Suhana,2010:77). Menurut Oemar Hamalik (Illahi, 2012:9) menyatakan bahwa discovery adalah proses pembelajaran yang menitikberatkan pada mental intelektual para peserta didik dalam memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi, sehingga menemukan suatu konsep atau generalisasi yang dapat diterapkan. Sehingga guru dapat menerapkan konsep tersebut dengan baik.
Berpedoman pada latar belakang masalah yang telah di paparkan di atas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut, bagaimana diskripsi penerapan model pembelajaran discovery learning sehingga meningkatkan keaktifan belajar peserta didik kelas X- IPA 1 MA Himmatul Ummah tahun ajaran 2023/2024, dan bagaimana peningkatan keaktifan peserta belajar peserta didik melalui penerapan model pembelajaran discovery learning pada peserta didik kelas X- IPA 1 MA Himmatul Ummah tahun ajaran 2023/2024.
B. Identifikasi Masalah
1. Model Pembelajaran Discovery Learning
Model pembelajaran penyingkapan/penemuan (Discovery/Inquiry Learning) adalah memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Discovery terjadi bila individu terlibat terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip. Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan, dan inferensi. Proses di atas disebut cognitive process sedangkan discovery itu sendiri adalah the mental process of assimilating concepts and principles in the mind.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan perilaku siswa akibat belajar.20 Hasil belajar yang dimaksud oleh peneliti dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada mata pelajaran Akidah Akhlak yang dapat dilihat dari skor yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dan dari tes yang berupa nilai atau angka.
C. Pembatasan Masalah
Dalam hal ini tim penulis membatasi masalah pada “Peningkatan Hasil Belajar Materi Qurban dan Akikah dengan Model Discovery Learning Pada Siswa Kelas X-IPA 1 MA Himmatul Ummah”
D. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dirumuskan dalam penyusunan Proposal PTK ini yaitu: Bagaimana Peningkatan Hasil Belajar Materi Qurban dan Akikah dengan Model Discovery Learning Pada Siswa Kelas X MA Himmatul Ummah.
E. Tujuan Penelitian
Kegiatan PTK ini dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut :
Untuk mengetahui Peningkatan Hasil Belajar Materi Qurban dan Akikah dengan Model Discovery
Learning Pada Siswa Kelas X MA Himmatul Ummah.
F. Manfaat Penelitian
Penulis mergharapkan dengan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi : 1. Secara Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadikan pengembangan ilmu pengetahuan dan memperkaya khazanah ilmiah, khususnya tentang proses penerapan model pembelajaran Discovery Learningterhadap hasil belajar Fiqih materi qurban dan aqiqah.
2. Secara Praktis a. Guru
Memberikan informasi tentang metode pembelajaran yang sesuai dengan materi fiqih.
b. Siswa
Meningkatkan motivasi dan prestasi pada mata pelajaran fiqih c. Sekolah
Memberikan masukan bagi sekolah sebagai pedoman untuk mengambil kebijakan di sekolah tersebut.
G. Sistematika Penulisan
Dalam menyusun karya tulis imiah ini, agar dalam pembahasan terfokus pada pokok permasalahan dan tidak melebar kemasalah yang lain, maka penulis membuat sistematika penulisan karya tulis ilmiah sebagai berikut :
BAB 1 Pendahuluan
Dalam bab ini penulis membahas tentang Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Manfaat Penelitian dan Sistematika Penulisan.
BAB II Pustaka
Kajian teori tentang permasalahan PTK yaitu konsep model pembelajaran discovery learning, dan lain- lain.
BAB III PELAKSANAAN PENULISAN
Dalam Bab ini membahas tentang desain prosedur perbaikan penulisan, setting tindakan siklus penelitian, subjek penelitian, lokasi dan waktu, teknik pengumpulan data, instrument pengambilan data dan analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini membahas tentang Hasil penelitian, dan pembahasan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini membahas tentang kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi sumber-sumber terkait isi dari PTK terkait
BAB II PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Model Discovery Learning
Menurut Suyono dan Hariyanto (2012:19), metode adalah seluruh perencanaan dan prosedur maupun langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan pemilihan dalam cara penilaian yang akan dilaksanakan dalam proses belajar pembelajaran. Menurut Sanjaya (Suprihartiningrum 2014:127), metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Sedangkan menurut Knowles (Sudjana,2005:18) metode adalah pengorganisasian peserta didik dalam upaya mencapai tujuan pembelajara.
Menurut Burner (Siregar 2012:30), discovery learning merupakan proses pembelajaran untuk menemukan sesuatu yang baru dalam kegiatan belajar mengajar. Proses belajar dapat menemukan sesuatu apabila pendidikan menyusun terlebih dahulu beragam materi. Sedangan menurut Willam (Suparno 2007:65), menyatakan bahwa discovery learning merupakan sebuah pendekatan, yang mana guru melibatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik untuk menganalisis dan memecahkan persoalan secara sistematik sehingga peserta didik dapat menemukan suatu prinsip dan teori.
Model pembelajaran penyingkapan/penemuan (Discovery/Inquiry Learning) adalah memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan.
Discovery terjadi bila individu terlibat terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip. Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan, dan inferensi. Proses di atas disebut cognitive process sedangkan discovery itu sendiri adalah the mental process of assimilating concepts and principles in the mind.
Kelebihan dan Kekurangan Model Discovery Learning a. Kelebihan
Menurut Kurniasih & Sani (2014) beberapa manfaat dari Discovery Learning adalah
menimbulkan rasa senang pada siswa karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik siswa belajar memanfaatkan berbagai sumber belajar. Sementara, menurut Marzano (2014:288), beberapa manfaat atau kelebihan dari discovery learning adalah: Menumbuhkan sekaligus menanamkan sikap inquiry
Pengetahuan bertahan lama dan mudah diingat Hasil belajar memiliki efek transfer yang lebih baik Meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan berpikir bebas Melatih keterampilan- keterampilan kognitif siswa untuk menemukan dan memecahkan masalah tanpa pertolongan
orang lain.
b. Kelemahan
1) Model Discovery Learning menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar 2) Bagi peserta didik yang kurang pandai akan mengalami kesulitan berpikir atau
mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep yang tertulis atau lisan.
3) Model ini tidak efisien untuk mengajar jumlah peserta didik yang banyak, karena membutuhkan waktu yang lama.
4) Harapan yang terkandung dalam model ini bisa tidak terwujud jika dihadapkan dengan peserta didik dan guru yang terbiasa belajar dengan cara lama.
5) Discovery learning lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman, sedangkan aspek konsep, keterampilan dan emosi secara keseluruhan kurang mendapat perhatian.
2. Peningkatan Hasil Belajar a. Peningkatan
Menurut seorang ahli bernama Adi S, (2003: 67) peningkatan berasal dari kata tingkat. Yang berarti lapis atau lapisan dari sesuatu yang kemudian membentuk susunan. Tingkat juga dapat berarti pangkat, taraf, dan kelas. Sedangkan peningkatan berarti kemajuan. Secara umum, peningkatan merupakan upaya untuk menambah derajat, tingkat, dan kualitas maupun kuantitas.
Peningkatan juga dapat berarti penambahan keterampilan dan kemampuan agar menjadi lebih baik. Selain itu, peningkatan juga berarti pencapaian dalam proses, ukuran, sifat, hubungan dan sebagainya.
b. Belajar
Menurut Baharudin dan Esa nur Wahyuni (2007: 11) belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, ketrampilan, dan sikap. Belajar dimulai sejak lahir sampai akhir hayat.
Menurut Slameto (2003: 2) Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperolaeh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Menurut Syaiful Sagala (2005: 11) belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi, baik yang bersifat eksplisit maupun implisit (tersembunyi). Suryabrata dan Syaodih Sukmadinata dalam Syaiful Sagala menegaskan bahwa belajar adalah berusaha mengatasi hambatan-hambatan untuk mencapai tujuan.
Bruner dalam S. Nasution (2008: 9) menyatakan bahwa dalam proses belajar dapat dibedakan tiga fase atau episode, yakni:
1) Informasi
Dalam tiap pembelajaran, dieproleh sejumlah informasi, ada yang menambah pengetahuan
yang telah kita miliki, ada yang memperluas dan memperdalamnya, dan ada pula informasi yang bertentangan dengan apa yang telah seseorang ketahui sebelumnya.
2) Transformasi
Informasi yang telah didapat harus dianalisis, diubah atau ditransformasi ke dalam bentuk yang lebih abstrak atau konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal yang lebih luas.
Dalam hal ini bantuan guru sangat diperlukan.
3) Evaluasi
Kemudian informasi tersebut akan dinilai sampai manakah pengetahuan yang seseorang peroleh dan transformasi itu dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain.
Gagne dalam Kokom Komalasari (2010: 2) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah laku yang meliputi perubahan kecenderungan manusia seperti sikap, minat, atau nilai dan perubahan kemampuannya yakni peningkatan kemampuan untuk melakukan berbagai jenis performance (kinerja).
Sunaryo dalam Kokom Komalasari (2010: 2) menyatakan bahwa belajar merupakan suatu kegiatan di mana seseorang membuat atau menghasilkan suatu perubahan tingkah laku yang ada pada dirinya dalam pengetahuan, sikap, dan ketrampilan.
Dari kajian-kajian tentang belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang di dalamnya terdapat proses perubahan tingkah laku yang relatif mantap karena adanya latihan dan perolehan pengalaman, yang diarahkan pada tujuan mengubah tingkah laku dalam berpikir, bersikap, dan berbuat pada individu yang belajar.
c. Hasil Belajar
Menurut Oemar Hamalik (2001: 155), menyatakan bahwa hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan ketrampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan yang sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan, dan sebagainya.
Menurut Nana Sudjana (1990: 22) pada dasarnya hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah menerima pengalaman belajar.
Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor. Perinciannya adalah sebagai berikut:
1) Ranah Kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analitis, sintesis, dan penilaian.
2) Ranah Afektif
Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.
3) Ranah Psikomotor
Meliputi ketrampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi neuromuscular.
(menghubungkan, mengamati ).
Slameto (2003: 2) menyatakan bahwa perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri sesoeorang merupakan perubahan dalam arti belajar. Ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar adalah: (1) perubahan terjadi secara sadar; (2) perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional; (3) perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif; (4) perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara; (5) perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah; dan (6) perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.
Menurut Agus Suprijono (2011: 5) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan,nilai- nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan ketrampilan.
Gagne dalam Agus Suprijono (2011: 5) menyatakan bahwa hasil belajar berupa (1) informasi verbal, (2) ketrampilan intelektual, (strategi Kognitif0, (4) ketrampilan motorik, dan (5) sikap. Sementara menurut Lindgren dan Agus Suprijono (2011: 7) hasil pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian dan sikap.
Dari pengertian beberapa hasil belajar oleh para ahli di atas, maka dapat disimpulkan pengertian hasil belajar, yaitu sesuatu yang digunakan guru untuk menilai hasil pelajaran yang telah diberikan kepada siswanya dengan adanya perubahan tingkah laku pada siswa. Hasil belajar yang baik diindikasikan dengan tingkah laku yang lebih baik daripada tingkah laku sebelum melakukan kegiatan belajar, bersifat kontinu, dan tidak hanya bertahan sementara.
3. Hakikat Pembelajaran Fiqih
Pembelajaran adalah suatu kombinasi tersusun unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Manusia yang terlibat dalam sistem pembelajaran terdiri dari anak didik, guru dan tenaga lainnya.
Material meliputi buku-buku, film, audio, dan lain-lain. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruang kelas, perlengkapan audio visual, dan juga komputer. Sedangkan prosedur meliputi jadwal, metode penyampaian, belajar, dan lain-lain. Unsur-unsur tersebut saling berhubungan (interaksi) antara satu unsur dengan unsur yang lain.
Sedangkan menurut Gagne dan Bringgs (1970) mendefinisikan pembelajaran sebagai suatu rangkaian
events (kejadian, peristiwa, kondisi, dan lain-lain) yang secara sengaja dirancangkan untuk mempengaruhi anak didik sehingga proses belajar dapat berlangsung dengan mudah. Pembelajaran bukan hanya terbatas pada kejadian yang dilakukan oleh guru saja, melainkan mencakup semua kejadian maupun kegiatan yang mungkin mempunyai pengaruh langsung pada proses belajar manusia.
Sedangkan mengenai Fikih terdapat beberapa pengertian, diantaranya:
a. Fikih bila ditinjau secara harfiah artinya pintar, cerdas dan paham.8
b. Hasbi Ash-Shidqy menyetir pendapat pengikut Syafi’i, Fikih adalah ilmu yang menerangkan segala hukum agama yang berhubungan dengan pekerjaan para mukallaf yang dikeluarkan dari dalil-dalil yang jelas. Serta menyetir pendapat Al-Imam Abd Hamid Al-Ghazali, Fikih adalah ilmu yang menerangkan hukum-hukum syara’ bagi para mukallaf seperti wajib, haram, mubah, sunnat, makruh, shahih, dan lain- lain.
Pembelajaran Fikih yang ada di madrasah saat ini tidak terlepas dari kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah yaitu Kurikulum Peraturan Menteri Agama RI. Peraturan Menteri Agama RI sebagaimana dimaksud adalah kurikulum operasional yang telah disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Sehingga kurikulum ini sangat beragam.
Pengembangan Kurikulum Permenag yang beragam ini tetap mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab, lingkup materi minimal, dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai tingkat kelulusan minimal, sesuai dengan tujuan dan fungsi pembelajaran Fikih. Dalam pembelajaran Fikih, tidak hanya terjadi proses interaksi antara guru dan anak didik di dalam kelas. Namun pembelajaran dilakukan juga dengan berbagai interaksi, baik di lingkungan kelas maupun musholla sebagai tempat praktek-praktek yang menyangkut ibadah.
VCD, film, atau lainnya yang mendukung dalam pembelajaran Fikih bisa dijadikan dalam proses pembelajaran itu sendiri. Termasuk pula kejadian-kejadian sosial baik yang terjadi dimasa sekarang maupun masa lampau, yang bisa dijadikan cerminan dalam perbandingan dan penerapan hukum Islam oleh peserta didik.
Mata pelajaran Fikih dalam Kurikulum adalah salah satu bagian mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan hukum Islam yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (way of life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan penggunaan, pengamalan dan pembiasaan. Mata pelajaran Fikih di Madrasah Aliyah bertujuan untuk:
a. Mengetahui dan memahami prinsip-prinsip, kaidah-kaidah dan tatacara pelaksanaan hukum Islam baik yang menyangkut aspek ibadah maupun muamalah untuk dijadikan pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial.
b. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar dan baik, sebagai perwujudan dari ketaatan dalam menjalankan ajaran agama Islam baik dalam hubungan manusia dengan Allah swt., dengan diri manusia itu sendiri, sesame manusia, dan makhluk lainnya maupun hubungan dengan lingkungannya.
Pembelajaran Fikih diharapkan menghasilkan manusia yang selalu berupaya menyempurnakan iman, taqwa, dan akhlak, serta aktif membangun peradaban dan keharmonisan kehidupan, khususnya dalam memajukan peradaban bangsa yang bermartabat. Manusia seperti itu diharapkan tangguh dalam menghadapi tantangan, hambatan, dan perubahan yang muncul dalam pergaulan masyarakat baik dalam lingkup lokal, nasional, regional maupun global.
Berikut ini uraian Tujuan Pembelajaran Mata Pelajaran Fikih Kelas X-IPA 1 di Madrasah Aliyah yang harus dicapai oleh peserta didik:
CAPAIAN PEMBELAJARAN DAN TUJUAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan :Madrasah Aliyah Himmatul Ummah
Mata Pelajaran : Fikih
Fase : E
Kelas X-IPA 1
Tahun Pelajaran : 2022/2023
Penyusun : Tim Fikih MA
Model 1
ELEMEN CP TP
Fikih Ibadah
Peserta didik menganalisis dan mengomunikasikan konsep fikih dan sejarah perkembangannya,
Peserta didik terbiasa melakukan ibadah yang memiliki
dimensi social berupa zakat dan pengelolaannya,infak,
sedekah, wakaf, hibah, hadiah, kurban, syarat dan rukunnya disertai dengan analisis dalil dan
hikmah tasyri'nya, sehingga semakin menjalankan agama sebagai ekspresi kepada Allah Swt. sehingga amaliah ibadahnya dapat
membentuk kepedulian sosial dan
mempengaruhi cara
berfikir, bersikap, danbertindak dalam kehidupan sehari- hari dalam konteks
beragama, berbangsa, dan bernegara.
Peserta didik memahami ketentuan ibadah haji dan umrah beserta problematikanya
dengan
analisis dalil
dan hikmah tasyri'nya, sehingga memiliki kesadaran
menganalisis dan
mengomunikasikankonsep fikih dan sejarah perkembangannya agar tumbuh keyakinan dan kesadaran dalam beribadah
menganalisis dan mengomunikasikan ketentuan pemulasaraan jenazah danproblematikanya.agar memiliki sikap peduli dan tanggjawab dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
menganalisis dan
mengomunikasikan ketentuan Zakat,
infak, sedekah,
dan pengelolaannya serta undang- undangnyadi Indonesia agar menumbuhkan rasa peduli kepada kaum lemah serta
mempunyai sikap sosial toleransi dalamkehidupan sehari-hari
penghambaan dan ketaatan kepada Allah Swt. secara mutlak dalam mengikuti aturan
syari'at dalam kehidupan
sehari-hari dalam
konteks berbangsa dan bernegara untuk menggapai rida Allah Swt
menganalisis dan
mengomunikasikan ketentuan, wakaf, hibah, hadiah dan pengelolaannya serta undang- undangnyadi Indonesia agar meningkatkan sikap kepedulian sosial dan suka membantu orang lain.
menganalisis dan
mengomunikasikan ketentuan kurban, dan akikah agarmemiliki kesadaran dan ketaatan sebagai wujud syukur kepada Allah
menganalisis dan
mengomunikasikan ketetuan haji, umrah dan
problematiknya dengan analisis dalildan hikmah tasyri'nya agar memiliki kesadaran penghambaan dan ketaatan kepada Allah Swt.
Fikih Muamalah
Peserta didik mampu menerapakan konsep ketentuan akad muamalah meliputi:
jual beli, mengindentifikasi transaksi
mengandung riba,
khiyaar, salam, hajr, musaqah, muzara'ah, mukhabarah,
mudlarabah, murabahah, qiradl, syirkah, syuf'ah, wakalah,
shulhu, dlaman, kafalah, wadiah, dan rahn, serta
transaksi di era global mencakup:
bank syariah
konvensional, asuransi syariah,dan pinjaman online, dan transaksi online lainnya disertai
analisis dalil
istidlalnya sehinggadan aktifitas sosial- ekonomi
global dijalankan secara jujur, amanah, jawab sesuai aturan fikih, yang dapat berdimensi ukhrawi dalam konteks beragama, berbangsa,
bernegara, dan bermasyarakat global.
Menganalisis ketentuan Akad, ihyaaul mawaat, jual
beli, khiyaar, salam, hajr dan riba disertai analilsis dalil-dan istidlalnya agar menumbuhkan sikap jujur, amanah dan tanggung jawab sesuaidengan aturan syariat.
mengominikasikan tentang musaqah,
muzara'ah, dan mukhabarah, disertai analilsis dalil-dan istidlalnya agar
menumbuhkan sikap jujur, amanah,tanggung jawab,tolong menolong
sesama sesuai dengan aturan syariat.
menganalisis mudlarabah, murabahah,
qiradl, syirkah,dan syuf'ah disertai analilsis
dalil-dan istidlalnya agar menumbuhkan sikap
jujur, amanah dan tanggung jawab,toleransi
sesuai dengan aturan syariat
mengomunikasikan wakalah, shulhu, dlaman, kafalah, wadiah dan rahn disertai analilsis dalil-dan istidlalnya agar menumbuhkan sikap jujur, amanah dan tanggungjawab,toleransi dalam
konteksberagama, berbangsa,
bernegara, dan bermasyarakatglobal menganalisis bank syariah
dan konvensional, asuransi syariah, pinjaman online,
dan transaksi online disertai analisis dalil dan istidlalnya a g a r t u m b u h s i k a p jujur,amanah, dan
tanggung jawab
sesuai aturan fikih, yang dapat bernilai ibadah dan berdimensi ukhrawi dalam konteks
beragama
B. Penelitian Terdahulu
Menurut penelitian yang dilakukan Mulyo, S.Pd, program PJJ FKIP UKSW dengan judul “Upaya peningkatan hasil belajar IPA menggunakan metode demonstrasi di SD Negeri Karang Anom 02 Kec. Kandeman Kab. Batang semester I Tahun pelajaran 2010/2011”, hipotesis tindakan dalam penelitian tersebut yang menyatakan bahwa pembelajaran dengan penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas II SD Negeri Karang Anom 02 semester I tahun pelajaran 2010/2011 ternyata didukung oleh kebenaran empirik yang berupa hasil tindakan kelas dalam dua siklus. Hasil penelitian siklus I dan siklus II dengan penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran lebih maksimal, maka hasil belajar siswa dapat meningkat. Terbukti dalam penelitian di SD Negeri Karang Anom 02 pada kelas II nilai rata-rata hasil belajar siswa apabila penyampaian materi tanpa menggunakan metode demonstrasi adalah 27,78% dan nilai rata- rata belajar siswa dengan menggunakan metode demonstrasi pada siklus I adalah 55, 56%
tuntas, tidak tuntas 44,44% dengan jumlah nilai 1088, rata-rata 60,44%. Pada siklus II 80%
tuntas, tidak tuntas 20% dengan jumlah nilai 1455, rata-rata 80,83.
Penelitian yang dilakukan oleh Darsim, Program PJJ PGSD FKIP UKSW tahun 2010 dengan judul “ Upaya peningkatan hasil belajar IPA tentang sifat-sifat cahaya dengan metode demonstrasi di SD negeri Kalisalak UPK Kebasun Banyumas”, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Pembelajaran IPA dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa
Kondisi awal
Tindakan
Menggunakan Model Discovery Learning dalam pelaksanaan pembelajaran Fiqih Materi qurban dan akikah.
Pra Siklus
Hasil belajar siswa rendah, dibawah KKM 70 Guru
Masih menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran Fiqih Materi qurban dan akikah.
Kondisi akhir
Melalui penerapan Model Discovery Learning hasil belajar siswa akan lebih baik dan memenuhi nilai KKM S 70.
dalam materi pokok sifat-sifat cahaya. Hal itu dapat dilihat dari hasil belajar siswa pada tes pembelajaran siklus I dan siklus II. Rata-rata nilai siswa saat kondisi awal adalah 55, 76. Saat siklus I rata-rata nilainya meningkat sebanyak 75, 45 dan saat siklus II rata-rata nilai siswa menjadi 85, 45 dan perbandingan ketuntasan siswa dari siklus I dan siklus II adalah sebanyak 53%.
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat digambarkan kerangka pikir yang disajikan pada gambar 2.1 berikut ini:
Gambar 2.1. Kerangka Pikir
Berdasarkan uraian dalam landasan teori dan kerangka pikir di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian tindakan kelas sebagai berikut: jika pembelajaran dengan Model Discovery Learning diterapkan dalam mata pelajaran Fiqih materi qurban dan akikah, maka dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X-IPA 1 MA Himmatul Ummah Kec. Tapung Kab.
Kampar semester I tahun pelajaran 2023/2024.
Siklus II
Hasil belajar siswa meningkat Siklus I
Hasil belajar siswa menjadi lebih baik
BAB III
PELAKSANAAN PENULISAN
A. Desain Prosedur Perbaikan Penulisan
Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas dengan Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran melakukan tahapan sebagai berikut:
Pengamatan, dengan melakukan identifikasi permasalahan, melalui observasi dan interview.
Perencanaan, setelah menemukan masalah yang dihadapi kemudian menyusun rencana tindakan meliputi; menyiapkan instrumen input penelitian; melakukan wawancara singkat, menyiapkan angket beserta lembar pengamatan, kemudian instrumen proses penelitian berupa instrumen observasi guru terdiri dari organisasi kelas, respon siswa pada lingkungan kelas, dan catatan lapangan kegiatan belajar mengajar, observasi ini dilakukan di dalam kelas yang bertujuan untuk melengkapi data pada situasi yang sebenarnya menyiapkan instrumen pembelajaran yaitu menyiapkan perangkat dan media pembelajaran serta alat evaluasi. Instrumen penelitian pada kelas berupa catatan organisasi kelas, format kelas, check sheet, tes interview. Untuk instrumen output guru sebagai peneliti membuat instrumen output yang berhubungan dengan hasil kemampuan yang didasarkan pada kriteria-kriteria yang menjadi faktor pembanding yang jelas, sebagai contoh ketuntasan belajar minimal untuk individu dan kelas berdasarkan ketuntasan belajar.
Pelaksanaan, menetapkan indikator keberhasilan pembelajaran yang dapat diukur menggunakan test, interaksi siswa, motivasi untuk mengetahui proses pencapaian pembelajaran.
Observasi/pengamatan dilakukan oleh pengamat dan guru sebagai peneliti selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi, lembar angket dan lembar tes. Tujuan dari pengamatan ini adalah untuk mengetahui respon dan motivasi siswa terhadap pembelajaran serta hambatan/kesulitan belajar siswa.
Refleksi, pada tahap ini peneliti mengumpulkan data, baik data yang diperoleh melalui kegiatan observasi dari hasil pengamatan yaitu lembar observasi, angket maupun dari evaluasi hasil belajar siswa. Data-data tersebut selanjutnya dianalisa dan didiskusikan dengan teman sejawat, siswa dan kepala sekolah untuk mengetahui seberapa jauh tingkat keberhasilan pembelajaran
Tahapan-tahapan kegiatan Penelitian Tindakan Kelas dengan Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran diatas dilakukan secara online dengan melakukan tindakan berdasarkan kesepakatan bersama.
B. Setting Tindakkan/Siklus Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu guru melakukan kegiatan di dalam kelas dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses pembelajaran mengenai usaha meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Fiqih siswa kelas X MA Himmatul Ummah.
Adapun pelaksanaan penelitian ini dilakukan proses perbaikan terus menerus atau tindakan berulang (siklus), sehingga dari siklus pertama, kedua dan seterusnya dapat diperoleh hasil yang semakin baik untuk pencapaian tujuan penelitian.
C. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MA Himmatul Ummah.
D. Lokasi Penelitian dan Tempat
Lokasi penelitian ini di MA Himmatul Ummah, bertempatan di jalan lintas Petapahan Kota Garo Desa Sumber Makmur Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar.
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik sebagai berikut : a. Wawancara
Wawancara awal dilakukan pada guru dan siswa untuk menentukan tindakan. Wawancara dilakukan untuk mengetahui kondisi awal siswa.
b. Angket
Angket merupakan data penunjang yang digunakan untuk mengumpulkan informasi terkait dengan respon atau tanggapan siswa terhadap penerapan pembelajaran kooperatif.
c. Observasi
Observasi dilaksanakan untuk memperoleh data kemampuan berpikir siswa yang terdiri dari beberapa deskriptor yang ada selama pembelajaran berlangsung. Observasi ini dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disusun. Obsevasi dilakukan oleh 3 orang observer.
d. Test
Test dilaksanakan setiap akhir siklus, hal ini dimaksudkan untuk mengukur hasil yang diperoleh siswa setelah pemberian tindakan. Test tersebut berbentuk multiple choise agar banyak materi tercakup.
e. Catatan lapangan
Catatan lapangan digunakan sebagai pelengkap data penelitian sehingga diharapkan semua data yang tidak termasuk dalam observasi dapat dikumpulkan pada penelitian ini.
F. Instrumen Pengumpulan data
Menurut Arikunto (2000:134), instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Hadjar (1996:160) berpendapat bahwa instrumen merupakan
alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang variasi karakteristik variabel secara objektif.Instrumen pengumpul data menurut Suryabrata (2008:52) adalah alat yang digunakan ntuk merekam- pada umumnya secara kuantitatif-keadaan dan aktivitas atribut-atribut psikologis. Atibut-atribut psikologis itu secara teknis biasanya digolongkan menjadi atribut kognitif dan atribut non kognitif. Sumadi mengemukakan bahwa untuk atribut kognitif, perangsangnya adalah pertanyaan. Sedangkan untuk atribut non-kognitif, perangsangnya adalah pernyataan.Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan informasi kuantitatif tentang variable yang sedang diteliti. Di sini peneliti menggunakan instrument berupa kualitatif.
G. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 1. Kemampuan Berfikir
Kualitas pertanyaan dan jawaban siswa dianalisis dengan rubrik. Kemudian untuk mengetahui peningkatan skor kemampuan berfikir, pertanyaan dan jawaban yang telah dinilai dengan rubrik pada siklus I dibandingkan dengan pertanyaan dan jawaban yang telah dinilai dengan rubrik pada siklus II.
Rumus untuk mencari skor klasikal kemampuan bertanya siswa = Skor riil X 4
Skor maks Keterangan:
Skor riil : skor total yang diperoleh siswa
Skor maksimal : Skor total yang seharusnya diperoleh siswa
4 : Skor maksimal dari tiap jawaban ( pedoman penskoran lihat lampiran ) 2. Hasil Belajar
Hasil belajar pada aspek kognetif dari hasil test dianalisis dengan teknik analisis evaluasi untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa. Caranya adalah dengan menganalisis hasil test formatif dengan menggunakan kriteria ketuntasan belajar. Secam Aswirara indiIVdu, siswa dianggap telah belajar tuntas apabila daya serapnya mencapai 65 %, Secara kelompok dianggap tuntas jika telah belajar apabila mencapai 85 % dari jumlah siswa yang mencapai daya serap minimal 65 % (Dedikbud 2000 dalam Aswirda 2007).
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Wilayah Penelitian
1. Sejarah Singkat Terbentuknya MA Himmatul Ummah
SD Negeri 66 Kota Bengkulu merupakan sekolah dalam naungan Pemerintahan Kota Bengkulu yang lebih spesifiknya lagi di bawah naungan Dinas Pendidikan Kota Bengkulu. SD Negeri 66 Kota Bengkulu didirikan pada tahun 1984 atas wakaf tanah dari bapak Kadri dengan luas tanah 5000 m2. SD Negeri 66 Kota Bengkulu merupakan sekolah pindahan dari Tanjung Agung ke Jln. Pancur Mas II Sukarami Kec.Selebar Kota Bengkulu. SD Negeri 66 Kota Bengkulu Menerima siswa/siswi baru dimulai pada tahun 2006. Adapun tahun masa kepemimpinan dan kepala sekolah SD Negeri 66 Kota Bengkulu sebagai berikut :
Tabel 4.1
Masa Kepemimpinan SDN 66 Kota Bengkulu No Periode Tahun Kepala Sekolah
1 1996-2000 Kamsah
2 2001-2005 Nurhayati Siregar 3 2006-2010 Zetlawati, S.Pd.
4 2010-2011 Meri Yanti, S.Pd.
5 2011-2014 Nurmala Gultom, S.Pd.
6 2015-2017 Zetlawati, S.Pd.
7 2017 s.d. sekarang Gusminarti, M.Pd.
Sumber:Arsip MA Himmatul Ummah 2023 2. Keadaan Guru MA Himmatul Ummah Tahun 2023
Tabel 4.2
Daftar Nama Guru dan Staf Administrasi SDN 66 Kota Bengkulu Tahun Ajaran 2018/2019
No Nama Jabatan
1 Gusminarti,M.Pd. Kepala Sekolah
2 Ari Listiani,S.Pd. Guru Kelas
3 Risma Zuhada, S.Pd. Guru Kelas 4 Dina Tri Mayasari,A.Md. Guru Kelas 5 Dewi Anjas Pupitan Sari,S.Pd Guru Bahasa Inggris 6 Endang Sulpiana,S.Pd Guru Kelas 7 Eni Dasuri,A.Ma.Pd. Guru Kelas
8 Ertin Novriani, A.Md. Staf TU 9 Fenti Febriyani, S.Pd Guru Kelas
10 Hamidah,A.Ma.Md. Guru Kelas
11 Jamilawati, S.Pd Guru Kelas
12 Kusnayati, A.Ma.Pd,S.Pd. Guru Kelas 13 Marlis,A.Ma.Pd, S.Pd. Guru Kelas 14 Minatun, A.Ma.Pd, S.Pd. Guru Kelas 15 Nihi Asli, A.Ma.Pd, S.Pd. Guru Agama 16 Novry Jaya,A.Md. S.Pd Guru Penjas
17 Saleha, S.Ag. Guru Agama
18 Samsurizal,S,Pd. Guru Penjas/UKS 19 Semminar Panjaitan, S.Pd. Guru Kelas
20 Yuli Hartati,S.Pd Staf TU
21 Yulianis.M,Dipl.-Ing., S.Pd. Guru Kelas 22 Marselina Ama, S.Kep. Staf Perpustakaan
23 Agus Sairi Penjaga Sekolah
Sumber: Arsip MA Himmatul Ummah Tahun 2023 3. Keadaan Siswa MA Himmatul Ummah Tahun 2023
Tabel 4.3
Daftar Jumlah Siswa-Siswi MA Himmatul Ummah Tahun Ajaran 2023/2024
No Kelas Banyak Siswa
Jumlah Laki-laki Perempuan
1. Kelas X –
IPA 1 26 30 56
2. Kelas X-
IPA 2 27 24 51
3. Kelas X-
IPS 1 33 25 58
4. Kelas X-
IPS 2 41 43 84
5. Kelas XI-
IPA 1 35 34 69
6. Kelas XI-
IPA 2 31 30 61
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
JUMLAH
4. Keadaan Sarana Prasarana MA Himmatul Ummah Tahun 2023
Tabel 4.4
Data Sarana dan Prasarana MA Himmatul Ummah Tahun Ajaran 2023/2024
No Jenis Ruangan Jumlah Keterangan
1 Ruang kepala sekolah 1 Baik
2 Ruang guru 1 Baik
3 Ruang TU 1 Baik
4 Ruang kelas 11 Baik
5 Ruang perpustakaan 1 Baik
6 Ruang UKS 1 Baik
7 WC Siswa 6 Baik
8 WC Guru 2 Baik
9 Rumah Dinas 2 Baik
10 Musholah 1 Baik
11 Tempat parkir motor 1 Baik
12 Computer 1 Baik
13 Printer 1 Baik
14 Meja siswa 317 Baik
15 Kursi Siswa 404 Baik
16 Meja guru di kelas 11 Baik
17 Kursi guru yang dikelas 11 Baik
18 Meja dan kursi guru di kantor 36 Baik
19 Microphone 2 Baik
20 Alat olahraga a. Matras b. Bola futsal c. Kaset senam d. Gawang futsal
4 2 1 2
Baik
21 Kursi/meja tamu 1 Baik
22 Lemari kelas 11 Baik
23 Lemari dokumen ruang TU 4 Baik
24 Lemari arsip guru 2 Baik
25 Papan pengumuman 2 Baik
26 Lemari UKS 1 Baik
27 Meja/kursi UKS 4 Baik
28 Tempat Tidur UKS 1 Baik
29 Meja/kursi bagian TU 5 Baik
30 Jam dinding 13 Baik
31 Tempat sampah 11 Baik
32 Rak buku perpustakaan 6 Baik
33 Meja/kursi perpustakaan 35 Baik
34 Papan tulis 11 Baik
Sumber: Arsip MA Himmatul Ummah Tahun Pelajaran 2023/2024 5. Visi, Misi dan Tujuan MA Himmatul Ummah
a. Visi MA Himmatul Ummah
“Terwujudnya peserta didik yang beriman, Berakhlak Mulia, cerdas, terampil, bertanggung jawab, dan berwawasan global”
b. Misi MA Himmatul Ummah
Dalam rangka mencapai visi di atas, sekolah menetapkan misi sebagai berikut : c. Tujuan MA Himmatul Ummah
Gambar 4.1
Struktur OrganisasiKepengurusan MA Himmatul Ummah Tahun Ajaran 2023/2024
(Sumber: Arsip MA Himmatul Ummah)
B. Deskripsi Kondisi Awal
Sebelum digunakan pembelajaran kooperatif Discovery Learning pada kondisi awal terdapat kekurangan pada pembelajaran Fiqih. Kekurangan itu terlihat pada proses pembelajaran yang diterapkan selama ini masih bersifat verbalistis, disamping itu kurangnya
media pembelajaran dan interaksi antara guru dengan siswa tidak terjadi. Hal ini menjadikan suasana belajar yang kurang menyenangkan sehingga membuat siswa tidak bergairah pada saat pembelajaran.
Pada kondisi awal nilai rata-rata siswa pada pelajaran Fiqih khususnya pada materi qurban dan aqiqah sangat rendah, hanya mencapai 61 dengan ketuntasan belajar hanya sebesar 45% . Dengan adanya kekurangan-kekurangan yang ditemukan pada saat awal penelitian, maka peneliti memilih pembelajaran kooperatif Model Discovery Learning sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
C. Hasil Tindakan Siklus I
Pada siklus I, terlihat bahwa dari catatan peneliti dan pengamat suasana kelas belum begitu kondusif. Siswa banyak terlihat kurang bergairah. Hal ini terjadi karena penelitian pada siklus I ini masih banyak siswa yang belum memahami cara menyelesaikan soal yang berkaitan dengan materi qurban dan aqiqah. Peneliti sudah berusaha membangkitkan gairah siswa dengan bertanya, menggali ide, menyuruh siswa kedepan kelas, dan memberikan soal- soal yang lebih banyak agar siswa terlatih menyelesaikan tugas. Hasil yang diperoleh pada siklus I ini masih kurang memuaskan karena dari 26 siswa, yang tuntas hanya 10 siswa saja (38,46%) sedangkan nilai rata-rata nya hanya 70,63 dari KKM 70.
Berdasarkan hasil observasi peneliti dengan pengamat atas hasil belajar siswa, maka peneliti dan pengamat kembali merencanakan untuk melanjutkan pada tindakan siklus II dengan terlebih dahulu melakukan perbaikan. Dengan demikian kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus I mengenai siswa yang tidak memahami materi qurban dan aqiqah, dengan baik dapat ditindaklanjuti. Maka direncanakan pada siklus II akan di tingkatkan lagi dengan penekanan materi qurban dan aqiqah. Dengan demikian siswa dapat pengertian Aqiqah dan dalilnya, dalam menjelaskan syarat-syarat binatang yang dapat dipakai untuk Aqiqah.
D. Hasil Tindakan Siklus II
Pada siklus II, terlihat bahwa dari catatan peneliti dan pengamat suasana kelas sudah mulai kondusif. Siswa banyak terlihat mulai bergairah. Hal ini terjadi karena penelitian pada siklus II ini sudah banyak siswa yang memahami cara menyelesaikan soal yang berkaitan dengan materi qurban dan aqiqah. Peneliti sudah berusaha membangkitkan gairah siswa dengan metode Discovery Learning dan memberikan soal- soal (berfikir Koqnitif) yang lebih banyak agar siswa terlatih menyelesaikan tugas. Hasil yang diperoleh pada siklus II ini sudah cukup memuaskan karena dari 26 siswa, yang tuntas ada 20 siswa saja (76,93%) sedangkan nilai rata-rata nya hanya 78,63.
Berdasarkan hasil observasi peneliti dengan pengamat atas hasil belajar siswa, maka peneliti dan pengamat kembali merencanakan untuk melanjutkan pada tindakan siklus III agar lebih insten hasilnya (konkrit). Dengan demikian kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus I, siklus II mengenai siswa yang tidak memahami materi qurban dan aqiqah, dengan baik dapat ditindaklanjuti. Maka direncanakan pada siklus III akan di tingkatkan lagi dengan penekanan materi qurban dan aqiqah. Dengan demikian seluruh siswa dapat memahami pengertian Aqiqah dan dalilnya, dalam menjelaskan syarat-syarat binatang yang dapat dipakai untuk Aqiqah.
E. Hasil Tindakan Siklus III
Pada siklus II, terlihat bahwa dari catatan peneliti dan pengamat suasana kelas sudah kondusif. Siswa terlihat bergairah. Hal ini terjadi karena penelitian pada siklus III ini sudah seluruh siswa yang memahami cara menyelesaikan soal (berfikir Koqnitif) yang berkaitan dengan materi qurban dan aqiqah. Peneliti sudah berusaha membangkitkan gairah siswa dengan metode Discovery Learning dan memberikan soal- soal (berfikir Koqnitif) yang lebih banyak agar siswa terlatih menyelesaikan tugas. Hasil yang diperoleh pada siklus III ini sudah memuaskan karena dari 26 siswa, yang tuntas ada 25 siswa (96,15%) sedangkan nilai rata-rata nya hanya 90,50.
Berdasarkan hasil observasi peneliti dengan pengamat atas hasil belajar siswa dan melebihi indikator keberhasilan maka dinyatakan bahwa perbaikan pembelajaran ini telah berhasil dan selesai.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat penulis simpulkan dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning pada mata pelajaran Fiqih siswa kelas X meningkat sesuai dengan harapan. Keberhasilan ini di sebabkan dengan penerapan model pembelajaran discovery learning dengan aktivitas siswa menjadi aktif dan senang mengikuti pembelajaran. Melalui model pembelajaran discovery learning yang digunakan dalam proses pembelajaran penguasaan materi dapat meningkat hal ini terbukti dari hasil belajar siswa yang terus meningkat dari siklus I mendapatkan hasil belajar siswa 38,46% yang meraih ketuntasan dan di siklus II 76,93%, sedangkan di siklus III 96,15%.
Dengan adanya peningkatan yang terjadi pada siswa yang telah mencapai 96,15% siswa telah tuntas dan melebihi indikator keberhasilan maka dinyatakan bahwa perbaikan pembelajaran ini telah berhasil.
B. Saran
Agar pelaksanaan model pembelajaran Discoveri Learning dapat mencapai hasil yang optimal maka terdapat beberapa hal penting yang harus diperhatikan, diantaranya:
1. Guru dapat mengembangkan model pembelajaran Discoveri Learning yang tidak hanya mengembangkan kemampuan kognitif siswa akan tetapi juga meningkatkan dan melatih kemampuan berpikir siswa.
2. Guru diharapkan dapat menerapkan dan mengembangkan model pembelajaran Discoveri Learning dengan baik di dalam kelas. Hal ini dapat dilakukan apabila guru siap dengan segala fasilitas yang dibutuhkan untuk model pembelajaran Discoveri Learning.
3. Siswa hendaknya bisa lebih aktif serta kondusif dalam diskusi kelompok.
DAFTAR PUSTAKA
Arif, A, 2002, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers Dimyati. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud
Hasanah, Z. 2021. Model pembelajaran kooperatif dalam menumbuhkan keaktifan belajar siswa,
IRSYADUNA: Jurnal Studi Kemahasiswaan, 1 (1): 6.
Lie, A, 2008. Cooperative Learning. Jakarta : PT. Gramedia.
Marimba, 2004. Pengukuran Keberhasilan Belajar. Jakarta: Rineksa Cipta Muhaimin, 2012. Studi Hukum Islam dalam Ragam Dimensi dan Pendekatan.
Jakarta: Kencana
S KHARIJAH · 2018 BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Discovery Learning ...
Epriliana Rifanty Keaktifan belajar, Model pembelajaran kooperatif tipe make a match,IPS Lk 11 b
INSTRUMEN
A. OBSERVASI
LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA DALAM BELAJAR Tujuan :
Merekam data berapa banyak siswa di suatu kelas aktif belajar 1. Merekam data kualitas aktivitas belajar siswa
2. skor
Banyak siswa : 0 sampai > 20% ; 2 bila 20% sampai > 40% ; 3 bila 40% sampai > 60% skor4 bila 60% sampai 80% ; skor 5 bila 80%
sampai 100% aktif.
Kualitas : 1 = sangat kurang;
2 = kurang;
3 = cukup;
4 = baik;
5 = baikseka A. Identitas
mata pelajaran : fiqih
materi pelajaran : qurban dan aqiqah
kelas x
No Nama Siswa Aspek skor
keaktifan
partisipan Bertanya menjawap
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Panduan penilaian no Kegiatan
pembelajaran
Tehnik Alat Kriteria
penilaian 1 Tanya jawap Observasi keaktifan
1. Bertanya 2. Menjawab 3. berpartisipas
skor 1 – 5 1= sangat
kurang 2 =kurang 3 = cukup 4 = baik 5 = baik sekali
Alat Penilaian tes 1. Identitas
namasiswa :
kelas x mata pelajaran: fiqih
materi : qurban danaqiqah 2. Petunjuk
Siapkan alat tulis pensil dan penghapus
bacalah dan pahami soal dengan seksama
jawaplah soal dengantepat
1. Apa artinya qurban secara bahasa?
a. Dekat b. Jauh c. Tinggi d. Lebar 2. Apa pengertian qurban secara istilah?
a. Menyembelih hewan sesuai syariat Islam
b.Menyembelih hewan yang telah memenuhi syarat tertentu pada waktu ibadah qurban
c.Menyembelih hewan pada waktu ibadahqurban
d.Menyembelih hewan yang telah memenuhi syarat tertentu pada waktu bulan Muharram
3. Apa hukumnya berqurban?
a.Sunnah b.Fardhu kifayah c.Fardhuain d.Sunnah Muakkad.
4. Manakahyang dilarang berkaitandengan
dagingqurban? a.Membagikan ke fakir miskin b.Memberikan kepada anak yatim
c.Menjualnya secara online d.Memakannyaberamai-ramai 5.
ayat atau hadits di bawah ini yang menjadi dasar hukum berkurban? .5 Manakah
ع ل ي ه ا نيل م ع ﻼ و ني ك س م ﻼ و ء ا ر قفل ل تق د ص ﻼ ا من ا a .
ة ع ب ر ا ﻻ ه ذ ه ن م ا ةق د صص ﻼ ذ خ ا ت ا ل b .
م ك ل ة ن س و ه و ر ح نل ا ب ت ر م ا c .
ع ا ة نا
ل ر تاراو
ا ر d .
6. Bagaimana ketentuan hewan qurban jenis domba?
a. Berumur minimal 2 tahun atau telah tanggal giginya.
b. Berumur minimal 3 tahun atau telah tanggal giginya.
c. Berumur minimal 1 tahun atau telah tanggal giginya.
d. Tidak ada batasanumur.
7. Bagaimana ketentuan hewan qurban jenis Unta?
a. Berumur minimal 2 tahun atau telah tanggal giginya.
b. Berumur minimal 3 tahun atau telah tanggal giginya.
c. Berumur minimal 1 tahun atau telah tanggal giginya.
d. Berumur minimal 5 tahun.
8. Kapankah waktu menyembelih hewan qurban?
a. Sepanjang tahun bulanhijriah b. Pada bulan Muharram
c.Pada tanggal 10 Dzulhijjah sampai 13 Dzulhijjah.
d. Pada tanggal 7 Dzulhijjah sampai 10 Dzulhijjah
9. Manakah di bawah ini yang bukan Sunnah menyembelih hewan qurban?
a. Membaca sholawat
b. Menghadapkan hewan ke arah kiblat c. Membaca takbir
d. Menyanyikan lagu Nissasabyan 10. Apa artinya Aqiqah?
a. Rambut yang tumbuh di kepala anak
b. Rambut yang tumbuh di kaki anak
c. Rambut yang tumbuh di tangan anak
d. Rambut yang tumbuh di ketiak ana
INSTRUMEN WAWANCARA DENGAN PESERTA DIDIK Nama Peserta Didik :
Hari/Tanggal :
Tempat :
1. Apakah anda mengetahui metode belajar kelompok ?
2. Apakah anda merasa senang dengan adanya metode belajar kelompok dalam pelajaran fiqih?
3. Apakah anda merasa mudah menerima materi dengan diterapkannya metode belajar kelompok pada pelajaran fiqih ?
4. Apakah anda merasakan kesulitan dalam pelajaran fiqih dengan diterapkannya metode belajar kelompok ?
5. Apa manfaat yang anda dapat dari metode belajar kelompok dalam pelajaran fiqih ?
6. Bagaimana kesan anda setelah diterapkannya metode belajar kelompok dalam pelajaran fiqih?