• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Metode Kasus dalam Pembelajaran Teknik Instalasi Listrik Komersil

N/A
N/A
Biring Bre Iting

Academic year: 2025

Membagikan " Peran Metode Kasus dalam Pembelajaran Teknik Instalasi Listrik Komersil"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

CASE METHOD

TEKNIK INSTALASI LISTRIK KOMERSIL

DISUSUN OLEH :

Nama Anggota Kelompok : Lisbet Delviana br smb (Nim:5242131001) Dosen Pengampu :Mega Silfia Dewy ,M.Pd.T

Kelas :Pendidikan Teknik Elektro (A)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2025

(2)

KATA PENGANTAR

Kami mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala kesempatan dan kemudahan yang diberikan dalam penyusunan karya ini. Karya ini merupakan bagian dari mata kuliah Teknik Instalasi Listrik Komersil, yang disusun di bawah bimbingan Ibu Mega Silfia Dewy, M.Pd.T.

Dalam dunia pendidikan, penguasaan kompetensi teknis adalah hal yang krusial, terutama di bidang teknik instalasi listrik. Untuk itu, kami memilih pendekatan Case Method, Critical Book Review (CBR), dan Critical Journal Review (CJR) untuk mendalami materi ini.

Metode Case Method memungkinkan kami untuk menganalisis dan menyelesaikan masalah nyata yang sering muncul dalam instalasi listrik. Ini memberikan pengalaman praktis yang sangat berharga. Pendekatan CBR mendorong kami untuk melakukan analisis mendalam terhadap buku referensi, sehingga kami dapat memahami konsep-konsep dasar dengan lebih baik. Sementara itu, CJR memberi kesempatan untuk mengevaluasi dan mengkritisi artikel jurnal, yang memperluas wawasan dan pengetahuan kami tentang isu-isu terkini dalam teknik instalasi listrik.

Kami berharap karya ini dapat menjadi referensi yang berguna bagi mahasiswa dalam memahami teknik instalasi listrik komersil dan menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh dalam praktik. Terima kasih kepada Ibu Mega Silfia Dewy, M.Pd.T, atas bimbingan dan dukungan yang luar biasa selama proses belajar ini.

Akhir kata, semoga karya ini dapat menginspirasi dan memotivasi semua pembaca untuk terus belajar dan berinovasi di bidang teknik.

DAFTAR ISI

(3)

BAB 1

(4)

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Teknik instalasi komersil memainkan peran penting dalam pembangunan infrastruktur modern, tetapi terdapat sejumlah masalah yang sering dihadapi dalam praktiknya. Salah satu masalah utama adalah kompleksitas desain dan pemasangan sistem yang semakin beragam.

Dengan berkembangnya teknologi, sistem yang diinstal dalam bangunan komersial kini lebih canggih, mengintegrasikan berbagai elemen seperti sistem HVAC, kelistrikan, dan jaringan komunikasi. Kompleksitas ini memerlukan keterampilan dan pengetahuan yang mendalam dari para profesional, yang tidak selalu tersedia. Akibatnya, kesalahan dalam instalasi dapat terjadi, yang berpotensi menimbulkan masalah operasional dan keselamatan di kemudian hari.

Selain itu, tantangan lain yang dihadapi adalah kepatuhan terhadap regulasi dan standar keselamatan yang terus berubah. Dalam banyak kasus, para teknisi dan kontraktor mungkin tidak sepenuhnya memahami atau memperbarui diri dengan peraturan terbaru, sehingga berisiko melakukan pelanggaran yang dapat mengakibatkan denda atau masalah hukum. Hal ini juga dapat memengaruhi reputasi perusahaan yang terlibat dalam instalasi, serta keselamatan penghuni bangunan.

Masalah efisiensi energi juga menjadi sorotan utama dalam teknik instalasi komersil. Dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya keberlanjutan dan pengurangan jejak karbon, banyak bangunan yang diharapkan untuk menggunakan teknologi hemat energi. Namun, tidak semua instalasi memenuhi standar efisiensi yang diharapkan, sering kali karena kurangnya pemahaman tentang teknologi terbaru atau biaya awal yang tinggi. Ini dapat mengakibatkan konsumsi energi yang tidak efisien dan biaya operasional yang lebih tinggi bagi pemilik gedung.

Di samping itu, tantangan dalam manajemen proyek juga sering muncul. Koordinasi antara berbagai pihak, seperti arsitek, kontraktor, dan pemasok, dapat menjadi rumit, terutama ketika jadwal proyek yang ketat dan anggaran terbatas. Komunikasi yang buruk dan kekurangan kolaborasi dapat menyebabkan keterlambatan dan peningkatan biaya, yang pada akhirnya merugikan semua pihak yang terlibat.

Dengan mempertimbangkan berbagai masalah ini, penting untuk mengembangkan pendekatan yang lebih terintegrasi dan berkelanjutan dalam teknik instalasi komersil. Hal ini mencakup peningkatan pelatihan dan pendidikan bagi para profesional, penerapan teknologi terbaru, serta penegakan regulasi yang lebih ketat untuk memastikan bahwa instalasi

(5)

dilakukan dengan aman dan efisien. Hanya dengan mengatasi masalah- masalah ini, kita dapat mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan dan menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi semua pengguna bangunan.

1.2 Tujuan dan Manfaat Teknik Instalasi Komersil

Tujuan:

1. Meningkatkan Kualitas Instalasi: Menjamin sistem terpasang dengan baik.

2. Meningkatkan Efisiensi Energi: Mengurangi konsumsi energi dan biaya operasional.

3. Menjamin Keamanan: Mematuhi standar keselamatan untuk melindungi penghuni.

4. Mendukung Keberlanjutan: Mengintegrasikan praktik ramah lingkungan.

5. Mengadaptasi Teknologi Modern: Menerapkan solusi inovatif dan otomatisasi.

6. Meningkatkan Keterampilan Tenaga Kerja: Menyediakan pelatihan bagi profesional.

Manfaat:

1. Kenyamanan Penghuni: Menciptakan lingkungan yang nyaman.

2. Penghematan Biaya: Mengurangi biaya energi dan pemeliharaan.

3. Peningkatan Nilai Properti: Meningkatkan daya tarik dan nilai pasar.

4. Keamanan yang Lebih Baik: Melindungi penghuni dan aset.

5. Dampak Lingkungan yang Minim: Mengurangi jejak karbon.

6. Kepuasan Pengguna: Meningkatkan pengalaman dan produktivitas.

(6)

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Identifikasi Pembahasan

Teknik instalasi listrik komersil merupakan aspek krusial dalam pembangunan infrastruktur modern yang bertujuan untuk menyediakan pasokan listrik yang aman, efisien, dan sesuai dengan standar yang berlaku. Pembahasan ini dimulai dengan dasar-dasar instalasi listrik, yang mencakup pengertian, tujuan, serta standar dan regulasi yang harus diikuti.

Memahami regulasi ini sangat penting untuk memastikan bahwa setiap instalasi memenuhi persyaratan keselamatan dan kinerja yang ditetapkan oleh lembaga terkait.

Selanjutnya, komponen utama dari instalasi listrik menjadi fokus. Ini mencakup sumber energi, seperti jaringan listrik dan generator, serta panel distribusi yang berfungsi untuk mendistribusikan daya ke seluruh bangunan. Selain itu, kabel dan konektor juga memiliki peran vital dalam menghubungkan seluruh sistem, sementara penerangan dan peralatan listrik mendukung fungsionalitas ruang komersial. Desain sistem instalasi listrik merupakan tahap penting yang melibatkan perencanaan dan analisis kebutuhan daya. Dalam tahap ini, penempatan komponen harus dirancang untuk efisiensi dan keamanan, serta pemilihan material dan peralatan yang sesuai sangat mempengaruhi hasil akhir.

Teknik pemasangan dan pengujian juga menjadi bagian integral dari proses instalasi.

Metode yang tepat dalam pemasangan kabel dan komponen sangat penting untuk memastikan tidak terjadi kesalahan yang dapat berpotensi menimbulkan risiko. Pengujian sistem dilakukan untuk memastikan bahwa semua komponen berfungsi dengan baik, serta sesuai dengan standar keselamatan. Prosedur pengoperasian dan pemeliharaan yang baik penting untuk menjaga kinerja sistem dalam jangka panjang.

Aspek keamanan dan kesehatan kerja tidak dapat diabaikan dalam instalasi listrik.

Identifikasi risiko yang mungkin terjadi selama proses instalasi, serta penerapan protokol keselamatan kerja, menjadi langkah penting untuk melindungi pekerja. Penanganan situasi darurat, termasuk kebakaran, harus dipersiapkan untuk meminimalkan dampak yang mungkin terjadi.

(7)

Dalam era digital, penggunaan teknologi modern menjadi sangat relevan. Penerapan sistem otomatisasi dan konsep smart building membantu meningkatkan efisiensi dan kenyamanan pengguna. Integrasi energi terbarukan, seperti panel surya, juga menjadi bagian dari solusi yang mendukung keberlanjutan. Oleh karena itu, tantangan dan solusi dalam teknik instalasi listrik komersil perlu dicermati, termasuk masalah umum seperti kepatuhan terhadap regulasi dan biaya yang mungkin timbul. Strategi yang tepat untuk mengatasi tantangan ini, serta inovasi dan tren terbaru, akan sangat membantu dalam meningkatkan kualitas dan efisiensi instalasi listrik komersil.Dengan pembahasan yang komprehensif ini, diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih dalam mengenai teknik instalasi listrik komersil, serta pentingnya setiap aspek dalam memastikan sistem yang aman, efisien, dan berkelanjutan.

2.2 Metode Pelaksanaan

Pelaksanaan teknik instalasi listrik komersil adalah proses yang kompleks dan memerlukan pendekatan yang terencana serta sistematis untuk memastikan bahwa seluruh sistem listrik berfungsi dengan baik, aman, dan efisien. Langkah pertama dalam proses ini adalah perencanaan awal, di mana tim proyek melakukan analisis mendalam terhadap kebutuhan daya untuk semua peralatan dan sistem yang akan dipasang. Di tahap ini, penting untuk melakukan penghitungan beban listrik secara akurat, yang meliputi identifikasi jenis peralatan yang akan digunakan serta estimasi daya yang dibutuhkan. Hal ini akan membantu menentukan kapasitas sistem kelistrikan yang diperlukan, termasuk pemilihan jenis kabel, pemutus sirkuit, dan panel distribusi yang sesuai.

Setelah analisis kebutuhan selesai, langkah berikutnya adalah desain sistem. Pada tahap ini, tim insinyur listrik akan membuat desain sistem kelistrikan yang mencakup skema tata letak dan rute kabel. Desain ini harus mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk efisiensi, keamanan, serta kemudahan akses untuk pemeliharaan di masa mendatang. Selain itu, desain ini juga harus mematuhi semua regulasi dan standar keselamatan yang ditetapkan oleh lembaga terkait, seperti Pusat Standardisasi dan Sertifikasi. Penggunaan perangkat lunak desain khusus dapat membantu memvisualisasikan sistem dan meminimalkan potensi kesalahan di lapangan.

Setelah desain sistem disetujui, tahap berikutnya adalah penyusunan rencana kerja yang lebih rinci. Dalam fase ini, dokumentasi yang mencakup jadwal pelaksanaan, anggaran, dan sumber daya yang diperlukan akan disusun. Rencana kerja ini sangat penting untuk menjaga agar proyek tetap pada jalurnya dan sesuai anggaran.

Setelah rencana disusun, penting untuk mendapatkan persetujuan dari semua pihak terkait, termasuk manajer proyek, pemilik bangunan, dan tim teknik, sebelum melanjutkan ke tahap pengadaan material.

(8)

Tahap berikutnya adalah pengadaan material dan peralatan.

Pada tahap ini, pemilihan material berkualitas tinggi sangat penting untuk memastikan daya tahan dan keamanan sistem. Semua material yang diperlukan untuk instalasi, seperti kabel, panel distribusi, pemutus sirkuit, dan perangkat pencahayaan, harus diperoleh dari pemasok yang terpercaya. Proses pengadaan ini harus dilakukan secara efisien untuk menghindari keterlambatan dalam pelaksanaan proyek.

Setelah semua material siap, langkah selanjutnya adalah persiapan lokasi. Pada tahap ini, area kerja harus dibersihkan dan disiapkan agar semua akses mudah dijangkau. Pemasangan penanda lokasi untuk panel, soket, dan komponen lainnya akan dilakukan sesuai dengan desain yang telah direncanakan. Ini adalah langkah krusial untuk memastikan bahwa semua komponen dipasang di tempat yang tepat dan sesuai dengan rencana.

Dengan lokasi yang sudah siap, tim kemudian akan melanjutkan ke tahap pemasangan sistem. Pada tahap ini, pemasangan kabel dilakukan sesuai dengan rute yang telah ditentukan. Penting untuk mengikuti aturan pemasangan yang benar, termasuk penggunaan conduit untuk melindungi kabel dari kerusakan fisik dan gangguan elektromagnetik. Panel distribusi juga akan dipasang di lokasi yang telah ditentukan, dengan mempertimbangkan akses yang mudah untuk pemeliharaan di masa mendatang. Semua peralatan listrik, seperti soket, lampu, dan sistem HVAC, akan dipasang dengan cermat agar sistem dapat berfungsi dengan baik.

Setelah semua pemasangan selesai, tahap selanjutnya adalah pengujian dan verifikasi. Pada tahap ini, pengujian awal dilakukan untuk memastikan bahwa semua komponen berfungsi dengan baik dan sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan dalam desain. Pengujian ini mencakup pemeriksaan sambungan, pemutus sirkuit, dan sistem pencahayaan. Verifikasi keamanan juga dilakukan untuk memastikan bahwa semua instalasi mematuhi standar keselamatan yang berlaku. Ini termasuk pemeriksaan terhadap isolasi, grounding, dan sistem perlindungan dari risiko kebakaran.

Setelah semua pengujian berhasil dilalui, langkah berikutnya adalah pelatihan pengguna dan serah terima proyek. Tim proyek akan memberikan pelatihan kepada pengguna atau pemilik bangunan tentang cara menggunakan dan merawat sistem listrik yang telah dipasang. Ini sangat penting agar pengguna dapat memanfaatkan sistem dengan baik dan memahami cara melakukan perawatan dasar. Pada tahap ini, semua dokumentasi lengkap, termasuk panduan pemeliharaan, garansi, dan

(9)

catatan pengujian, juga akan diserahkan kepada pemilik. Hal ini bertujuan untuk memberikan transparansi dan memastikan bahwa pemilik memiliki semua informasi yang diperlukan untuk mengelola sistem dengan baik.

Sebagai langkah terakhir, pemeliharaan dan monitoring menjadi bagian penting dari siklus hidup sistem instalasi listrik. Pemeliharaan berkala harus dijadwalkan untuk memastikan bahwa semua komponen beroperasi dengan efisien dan aman. Pemeliharaan ini termasuk pemeriksaan rutin terhadap semua instalasi, penggantian komponen yang aus, dan pembersihan sistem. Selain itu, penggunaan sistem monitoring dapat membantu memantau penggunaan energi serta mendeteksi masalah sejak dini, sehingga tindakan perbaikan dapat segera dilakukan.

Dengan pendekatan yang sistematis dan terencana dalam semua tahap pelaksanaan ini, proyek instalasi listrik komersil dapat dilakukan dengan lebih terstruktur, aman, dan efisien, memberikan kenyamanan dan keamanan bagi semua pengguna serta memastikan keberlanjutan operasional dalam jangka panjang.

BAB III CJR,CBR 3.1 CJR

1. Judul “Analisis Sistem Instalasi Listrik Rumah Tinggal dan Gedung untuk Mencegah Bahaya Kebakaran”

Penulis :Indra Z dan Ikhsan Kamil

Jurnal : JURNAL ILMIAH ELITE ELEKTRO, VOL. 2, NO. 1 Tahun:2011

Pembahasan: Dari hasil penelitian mengenai dampak kerugian, bila instalasi listrik rumah dan gedung tidak standar, maka: 1) Kebakaran nyata yang timbul karena kelalaian dan pemakaian listrik yang salah, yang dapat mengakibatkan kerusakan material yang cukup besar dan juga dapat mengakibatkan hilangnya nyawa; 2) Salah satu penyalah gunaan dalam pemanfaatan instalasi listrik yang khas adalah penggunaan yang tidak tepat terhadap penginstalasian listrik, dan merupakan masalah yang umum di kalangan masyarakat pengguna listrik di Indonesia; 3) Instalasi listrik harus diadakan pemeriksaan dan pengujian

(10)

secara teratur oleh instansi yang berwenang terhadap penyalahgunaan, kerusakan atau pelaksanaan pemasangan yang tidak standar; 4) Peralatan yang dipilih untuk dipasang dalam instalasi listrik harus memenuhi standar yang berlaku dan mentaati ketentuan PUIL 2000, serta harus cocok pemakaiannya terhadap lingkungannya, dan mengikuti instruksi pabrik pembuat peralatan tersebut; 5) Mengigat vitalitas dan strategisnya fungsi dan peranan listrik, bagi yang menyediakan maupun yang memanfaatkannya, maka ketersediaannya harus memenuhi azaz andal, aman dan akrab lingkungan.

Kelebihan:Potensi Penghematan Biaya Awal: Mungkin ada anggapan bahwa menggunakan komponen yang lebih murah atau tidak mengikuti standar dapat menghemat biaya instalasi awal. Namun, ini adalah penghematan semu yang akan berujung pada masalah yang lebih besar di kemudian hari.

Kekurangan: Risiko Kebakaran Tinggi: Penggunaan komponen yang tidak sesuai standar dan pemasangan yang tidak benar sangat meningkatkan risiko kebakaran. Korsleting, panas berlebih, dan percikan api dapat dengan mudah terjadi, menyebabkan kerusakan properti yang besar dan bahkan hilangnya nyawa.

2. Judul:Analisis Instalasi Listrik Menggunakan Pembangkit Listrik Surya Skala Rumah Tangga”

Penulis : Retno Aita Diantari

Jurnal: JURNAL ILMIAH SUTET Tahun: 2018

Pembahasan: Perancangan PLTS: Diperlukan 6 modul surya 100 Wp dan 2 baterai 24 V × 200 Ah untuk kebutuhan daya 2876 Wh.Faktor Cuaca: Operasional PLTS dipengaruhi oleh cuaca;

intensitas sinar matahari berkurang saat mendung dan meningkat saat cerah.Pengaruh Beban:

Beban rendah memungkinkan PLTS beroperasi lebih lama, sedangkan beban tinggi mengurangi durasi operasional.

Kelebihan:

 Energi Terbarukan: Sumber energi ramah lingkungan.

 Biaya Operasional Rendah: Pemeliharaan yang minim setelah instalasi.

 Independensi Energi: Mengurangi ketergantungan pada jaringan listrik.

 Pengurangan Emisi Karbon: Mengurangi jejak karbon.

Kekurangan:

 Ketergantungan Cuaca: Efisiensi berkurang saat cuaca buruk.

 Biaya Instalasi Tinggi: Investasi awal yang cukup besar.

 Penyimpanan Energi: Memerlukan baterai yang menambah biaya.

(11)

3. Judul: PERENCANAAN DAN PEMASANGAN INSTALASI LISTRIK BANGUNAN RUMAH TINGGAL BERTINGKAT DI GRAHA FAMILY BLOK I NOMOR 33 SURABAYA

Penulis : Budiawan Hendratno Tahun: 2020

Pembahasan: Perencanaan dan pemasangan instalasi listrik untuk rumah tinggal bertingkat di Surabaya memiliki daya keseluruhan 30,802 VA, terbagi menjadi 15,804 VA untuk lantai 1 dan 14,998 VA untuk lantai 2. Sistem distribusi menggunakan 3 fase, 4 kawat (220/380 V, 50 Hz) dengan pentanahan sistem TT dan elektroda batang. Saluran utama menggunakan kabel Supreme NYY 4 × 25 mm², dengan saluran cabang ke lantai 1 dan 2 menggunakan kabel yang sesuai. Dilengkapi dengan genset 30 kVA dan sistem Automatic Transfer Switch (ATS) untuk pasokan listrik otomatis.

Kelebihan:

 Daya Memadai: Total daya 30,802 VA untuk kebutuhan listrik.

 Sistem Tiga Fase: Distribusi daya stabil dan efisien.

 Keamanan Pentanahan: Sistem pentanahan yang baik.

 Genset Terintegrasi: Pasokan listrik kontinu saat pemadaman.

 Kabel Berkualitas: Penggunaan kabel tahan lama dan aman.

Kekurangan:

 Biaya Instalasi Tinggi: Investasi awal yang besar.

 Kompleksitas Sistem: Membutuhkan pemahaman teknis.

 Ketergantungan pada Genset: Risiko jika genset rusak.

 Ruang untuk Genset: Memerlukan ruang tambahan.

 Pemeliharaan Rutin: Perlu perawatan berkala.

4. Judul: “PERANCANGAN INSTALASI LISTRIK PADA RUMAH TOKO TIGA LANTAI DENGAN DAYA 12 KW”

Penulis : Joslen Sinaga

Jurnal: JURNAL TEKNOLOGI ENERGI UDA Tahun: 2019

Pembahasan: Daya total pada rumah ini mencapai 11,252 Watt, dengan daya terpasang sebesar 9,020 VA setelah diperhitungkan dengan faktor keserempakan (0,8). Pada panel utama lantai 3, digunakan pengaman Air Circuit Breaker (ACB) dalam kondisi non-kembali, yang secara otomatis akan mati saat suplai dari PLN terputus, mengingat panel ini tidak terhubung dengan genset. Untuk memudahkan proses maintenance, instalasi listrik penerangan dan daya dipisahkan. Selain itu, untuk meningkatkan keandalan pengaman, beberapa ruangan dilengkapi dengan Earth Leakage Circuit

(12)

Breaker (ELCB) yang memiliki sensitivitas 30 mA, khususnya pada area seperti pompa air, heater, dan mesin cuci. Pemakaian arus listrik diatur dengan tepat guna untuk mengurangi pemborosan energi.

Kelebihan:

 Daya Sesuai Kebutuhan: Efisien dengan faktor keserempakan.

 Sistem Pengaman Baik: ACB otomatis mati saat PLN putus.

 Kemudahan Pemeliharaan: Instalasi penerangan dan daya dipisah.

 Proteksi Tambahan: ELCB meningkatkan keamanan di area berisiko.

 Penggunaan Arus Efisien: Meminimalkan pemborosan energi.

Kekurangan:

 Biaya Instalasi Tinggi: Meningkatkan biaya awal.

 Kompleksitas Sistem: Memerlukan pemahaman teknis.

 Ketergantungan pada PLN: Panel lantai 3 tidak terhubung dengan genset.

 Pemeliharaan Rutin Diperlukan: ELCB dan ACB perlu pemeriksaan berkala.

 Ruang untuk Panel: Memerlukan ruang tambahan untuk perangkat pengaman.

5. Judul: “PERANCANGAN INSTALASI LISTRIK PADA GEDUNG MARKAS KOMANDO DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN DAN UDARA KEPOLISIAN DAERAH SULAWESI TENGAH DI DESA WANI”

Penulis : Mohammad Agrimansyah Jurnal: Jurnal Ilmiah Foristek Tahun: 2020

Pembahasan: Dari penelitian perencanaan instalasi Gedung Markas Komando Direktorat Kepolisian Perairan dan Udara di Desa Wani, dapat disimpulkan bahwa sistem instalasi listrik menggunakan suplai 3 fase dari PLN. Total daya aktif pada gedung ini adalah 88,089.39 Watt, dengan arus sebesar 167.3 ampere, dan daya yang dibutuhkan dari PLN untuk penyambungan adalah 131,000 VA. Rencana Anggaran Biaya (RAB) total untuk gedung ini mencapai Rp 522,717,250. Kabel yang digunakan dalam instalasi adalah jenis NYY dan NYM, dengan ukuran yang bervariasi sesuai perhitungan. Pengaman yang diterapkan terdiri dari MCB dan NFB dengan rating yang berbeda-beda. Selain itu, tahanan pentanahan untuk satu elektroda adalah 13.215 Ohm; untuk memenuhi standar yang berlaku, diperlukan pemasangan 7 batang elektroda yang dipasang secara paralel.

Kelebihan:

 Sistem Suplai 3 Fase: Distribusi daya stabil dan efisien.

 Daya Aktif Tinggi: Mendukung berbagai kebutuhan operasional.

 RAB Terperinci: Gambaran jelas tentang biaya pembangunan.

 Kabel Berkualitas: Menjamin keamanan dan daya tahan instalasi.

 Sistem Pengaman Memadai: Meningkatkan keselamatan listrik.

 Penanganan Tahanan Pentanahan yang Baik: Mengurangi risiko kebocoran arus.

(13)

Kekurangan:

 Biaya Awal Tinggi: Hambatan untuk proyek dengan dana terbatas.

 Kompleksitas Instalasi: Memerlukan keahlian teknis.

 Pemeliharaan Rutin Diperlukan: Untuk menjaga keandalan sistem.

 Ketergantungan pada Suplai PLN: Gangguan dapat mempengaruhi operasional.

 Risiko Kegagalan Sistem: Masalah besar jika pengaman gagal.

3.2 CBR

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi program sekolah bertaraf internasional di program keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMKN 2 Yogyakarta adalah: (1)

Hasil belajar siswa kelas XI Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMK Negeri 2 Siatas Barita yang diajar dengan model pembelajaran Konvensional pada mata pelajaran Instalasi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Hasil Belajar mata pelajaran Instalasi Penerangan Listrik dari siswa Yang Diajar Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Pengembangan Media Pembelajaran Menggunakan Adobe Flash CS6 Pada Mata Pelajaran Pemasangan Instalasi Bangunan Sederhana Siswa Kelas XI Teknik Instalasi Tenaga

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar Instalasi Penerangan Listrik menggunakan strategi pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi program Sekolah Bertaraf Internasional di program keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMKN 2 Yogyakarta adalah:

Berdasarkan tujuan pengembangan media pembelajaran berupa Bahan Ajar Berbasis Website Untuk Mata Kuliah Workshop Instalasi Penerangan Listrik di Jurusan Teknik

Penelitian pengembangan yang dilakukan pada mengembangkan modul mata pelajaran Instalasi Penerangan Listrik untuk siswa kelas XI di SMK Negeri 1 Pariaman dengan responden 24 siswa dan 2