PENDAHULUAN
Fokus dan Subfokus Penelitian
Fokus penelitian ini adalah peran Majelis Taklim dalam meningkatkan sikap religius ibu-ibu di plot Mekarjaya Bekasi. Apa saja faktor pendukung dan penghambat upaya peningkatan sikap religius ibu-ibu di Kavling Mekar Jaya Bekasi. Apakah ada peran majelis taklik dalam meningkatkan sikap keagamaan perempuan di Kavling Mekar Jaya Bekasi?
Perumusan Masalah
Kegunaan Penelitian
Sistematika Penulisan
TINJAUAN PUSTAKA
Majelis Taklim
Jika kita melihat kedua bentuk kelompok ini, maka majelis pertemuan termasuk dalam bentuk komunitas (gemeinschaft). Ada berbagai jenis majelis taklim yang tumbuh dan berkembang di masyarakat Indonesia, antara lain: Jemaah atau anggota majelis taklim ini hanya terdiri dari bapak-bapak, beragama Islam, laki-laki, dan tidak ada anggota perempuan.
Jemaah atau anggota majelis taklim ini terutama berusia muda atau muda, ada yang terpecah dan ada pula yang campuran. Misalnya Majelis Taklim Muslimat NU dan Majelis Taklim Aisyiah Muhammadiyah. e) Majelis Taklim yang berada di bawah orsospol. Majelis taklim ini berada di bawah naungan organisasi kemasyarakatan tertentu dan pengurusnya adalah aktivis pengurus organisasi kemasyarakatan tersebut.
Dilihat dari tempat yang digunakan untuk melaksanakan kegiatannya, ada beberapa jenis acara taklim, antara lain: 57. Acara taklim ini bertempat di masjid atau musala dan merupakan salah satu kegiatan dari masjid atau musala tersebut. . Silaturahmi taklim ini dilakukan di lingkungan kantor dan umumnya merupakan salah satu kegiatan organisasi kerohanian di kantor.
Misalnya saja Majelis Taklim Al-Hikmah di lingkungan PT Telekomunikasi Indonesia (PT Telkom) (Divre) divisi regional II Jakarta. Rapat taklim ini berlangsung di lingkungan hotel dan umumnya merupakan salah satu kegiatan organisasi kerohanian yang ada di hotel tersebut. Rapat taklim ini berlangsung di lingkungan pabrik dan pada umumnya merupakan salah satu kegiatan organisasi kerohanian yang ada di pabrik.
Misalnya saja Majelis Taklim Al-furqan di pabrik PT Toyota Astra Motor (TAM), Jakarta. e) Pertemuan taklim perumahan. Pertemuan taklim ini bertempat di sebuah kompleks perumahan yang dibentuk dan didirikan oleh keluarga-keluarga muslim yang tinggal di kompleks perumahan tersebut.
Hasil Penelitian yang Relevan
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Watktu Penelitan
Latar Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Masjid Nururrohim yang terletak di Kavling Mekar Jaya, Kelurahan Harapan Mulya, Kecamatan Medan Satria Bekasi. Terdapat empat masjid di Kecamatan Harapan Mulya dan kawasan Mekar Jaya yang dihuni sekitar 600 kepala keluarga. Majelis Taklim Ibu Nururrohim didirikan pada tahun 1988, awalnya bernama Majelis Taklim Al-Hidayah karena dulunya merupakan pengajian dari rumah ke rumah.
Dewan Taklim Ibu dibentuk karena perempuan muslim sebagai pembela pertama dan utama dalam pendidikan dan pengasuhan anak dalam keluarga, secara alamiah mempunyai banyak keterampilan (ilmu). Atas dasar itulah Majelis Taklim Nururrohim hadir untuk membantu pemerintah dalam menyelenggarakan pendidikan nonformal. Dalam majelis taklim ini, para muslimah dididik dan dikembangkan berbagai keterampilan dan pendidikan agama seperti fiqh, akidah, syariat dan akhlak serta membaca dan menulis Al-Quran.
Metode dan Prosedur Penelitian
Jenis penelitian lapangan ini dimaksudkan untuk memperoleh fakta, data dan informasi yang lebih obyektif dan akurat mengenai peran majelis taklim dalam meningkatkan sikap religius ibu-ibu di pekarangan Mekar Jaya Bekasi. Penulis melakukan penelitian kepustakaan dengan cara mempelajari atau meneliti dan mengkaji buku-buku yang erat kaitannya dengan permasalahan yang akan dibahas yaitu bagaimana peran majelis taklim dalam meningkatkan sikap religius ibu-ibu di Mekar Jaya Bekasi alur 2. Prosedur penelitian yang dilakukan yang dilakukan peneliti dimulai dengan merumuskan dan menjelaskan masalah sebelum terjun ke lapangan, dan berlanjut hingga menuliskan hasil penelitian.
Data dan Sumber Data
Data yang digunakan adalah tertulis dan lisan, sedangkan sumber data dalam penelitian ini menggunakan sumber primer dan sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau melalui dokumen.1. Narasumber utamanya adalah Ustadzah Rohaya, guru Majelis Taklim Nururrohim di Kavling Mekar Jaya Bekasi.
Sedangkan narasumber sekundernya adalah 10 orang perempuan yang mengikuti kegiatan Majelis Taklim Nururrohim di Kavling Mekar Jaya Bekasi.
Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data
Observasi langsung yaitu observasi yang dilakukan tanpa perantara (langsung) terhadap objek yang diminati. Observasi tidak langsung yaitu observasi yang dilakukan terhadap suatu objek dengan menggunakan suatu instrumen atau metode. Partisipasi, yaitu observasi yang dilakukan dengan cara ikut serta atau melibatkan diri dalam situasi objek yang diteliti.
Untuk memperoleh informasi dan mengambil data dari responden, penulis mengamati secara langsung baik kondisi kehidupan masyarakat sekitar khususnya ibu-ibu maupun perkembangan kepribadian dan sikap keagamaan ibu yaitu jemaah Majelis Taklim Nururrohim Kavling Mekar. Jaya Bekasi, pada kegiatan pertemuan Taklim. Instrumen yang penulis gunakan dalam pengamatannya adalah checklist. Data yang diperoleh dari checklist akan diteliti dan diperiksa. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data ketika peneliti atau pengumpul data mengetahui secara pasti informasi apa yang akan diperoleh.
Oleh karena itu, dalam melakukan wawancara, pengumpul data menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan tertulis yang juga disiapkan alternatif jawabannya. Kekuatan wawancara terletak pada ketrampilan pewawancara dalam menjalankan tugasnya, ia harus menciptakan suasana tenang, nyaman dan bersahabat agar sumber data memberikan informasi yang jujur. Pewawancara harus terpancing untuk memberikan informasi yang akurat tanpa merasa terpaksa, seolah-olah informasi tersebut keluar seperti air yang mengalir deras.
Penulis memilih wawancara agar informasi dapat diperoleh dari berbagai sumber tanpa dibatasi oleh usia atau kemampuan membaca dan untuk memperoleh informasi langsung dari sumber data yang diharapkan sehingga dapat diperoleh hasil yang baik. Data wawancara berkaitan dengan latar belakang plot Mekar Jaya, serta pendirian Masjid Jamik Nururrohim dan pembentukan Majelis. Taklim Nururrohim diminta dari ketua RT sebelumnya yang tinggal di komplek tersebut, mantan ketua DKM masjid Nururrohim yang merupakan ketua pertama sejak berdirinya masjid, ketua majelis taklim dan para ibu-ibu yang turut serta. dalam kegiatan Majelis Taklim Nururrohim, sebagaimana terlampir.
Dokumen yang berbentuk tulisan, misalnya catatan harian, kisah hidup, sejarah, biografi, peraturan, kebijakan, dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan sebagainya.6. Penulis menggunakan metode ini untuk memperoleh data mengenai latar belakang tempat penelitian yaitu Majelis Taklim Nururrohim, Kavling Mekar Jaya Bekasi, identitas majelis taklim, kegiatan majelis taklim, sejarah berdirinya serta fasilitas dan infrastruktur milik Nururrohim Taklim- Majelis, Kavling Mekar Jaya Bekasi.
Teknik Analisis Data
Reduksi data artinya merangkum, memilih hal yang paling penting, memusatkan perhatian pada hal yang penting, mencari tema dan pola. Reduksi data merupakan suatu analisis yang mempertajam, mengkategorikan, mengarahkan, menghilangkan yang tidak penting dan mengorganisasikan data agar terstruktur secara sistematis dan memudahkan dalam menarik kesimpulan. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya.
Teks narasi, berisi data hasil observasi, wawancara dan dokumentasi mengenai peran majelis pertemuan dalam meningkatkan sikap religius ibu-ibu di Plot Mekar Jaya Bekasi. Langkah terakhir dalam kegiatan analisis data kualitatif adalah menarik kesimpulan dari data yang ada dengan bukti-bukti yang valid dan konsisten sehingga kesimpulan yang diambil konsisten dengan rumusan masalah. Data yang diperoleh dari observasi dan wawancara kemudian dianalisis untuk mendeskripsikan peran majelis pertemuan dalam meningkatkan sikap religius ibu-ibu di Kavling Mekar Jaya Bekasi.
Dari hasil analisis tersebut kemudian diambil kesimpulan akhir setelah data-data yang dibutuhkan telah lengkap.
Validitas Data
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Temuan Penelitian
Untuk menyelesaikan permasalahan penelitian mengenai peran Majelis Taklim dalam meningkatkan sikap keagamaan ibu-ibu, penulis melakukan penggalian data dengan melakukan wawancara terhadap sumber data primer yaitu Ustdzah yang mengajar Majelis Taklim, dan data sekunder gereja ibu-ibu. sebagai observasi dan dokumentasi di Majelis Taklim Kavling Nururrohim, Mekar Jaya Bekasi. Kegiatan majelis taklim dilaksanakan secara rutin dan berkala, mempunyai kurikulum tersendiri dan diikuti oleh pemerintah kota. Gurunya adalah seorang Ustadzah dan santrinya merupakan komunitas.
Kalimasada Harapan Mulya, Bekasi, mempunyai 3 Ustadzah dan 1 Ustadz anggota Majelis, dan satu Ustadz tersebut hanya menyelesaikan pengajian bulanan malam Jum’at pertama Majelis Taklim Nururrohim, dengan adanya Ustadz Ustadzah jamaah dapat menimba ilmu darinya dan di mampu mencerminkan tatanan normatif dalam kehidupan sehari-hari.9. Kegiatan Majelis Taklim Nururrohim dilaksanakan pada hari Jumat sore mulai pukul 13.00 WIB hingga selesai, biasanya berakhir pada pukul 14.30 WIB. Kegiatan yang kedua adalah membaca Al-Quran, seorang jamaah dapat memimpin pembacaan Al-Quran dan hal ini dapat ditiru secara bersama-sama oleh seluruh jamaah, hal ini dilakukan secara bergantian per pertemuan.
Kegiatan ketiga adalah pengajaran ayat-ayat yang telah dibaca, dan pengajaran ini dilakukan oleh pengawas majelis taklim. Ustadzah menyampaikan materi dengan metode ceramah, mengajak jamaah untuk tetap menyimak. Jika jamaah terlihat bosan mendengarkan, ustadz langsung bertanya kepada jamaah dan menyebutkan hal-hal yang terbilang lucu dan membangun untuk mencairkan suasana.
Jika ada ayat yang disampaikan oleh Ustadzah, barulah jamaah membacakan ayat tersebut bersama-sama. Sedangkan jika ada jamaah yang merasa ada kesalahan, ustadzah tidak sekadar menyalahkannya, namun menawarkan solusi terbaik sesuai syariat Islam. Kegiatan kelima yaitu penarikan kesimpulan Pembimbing rapat taklim menjelaskan kesimpulan tausiyah Ustadzah.
Kegiatan keenam adalah Aneka, kegiatan ini dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Adapun pengajian bulanan setiap jumat malam pertama ada ustadz yang berisi pembahasan masalah agama, keluarga dan masyarakat, usulan program kerja pimpinan, sedangkan setiap jumat sore ada materi fiqih. Dan apabila ada jamaah yang merasa kurang paham, tanyakan kepada ustaj dan ustaj akan menjawab pertanyaan jamaah.
Pembahasan Temuan Penelitian
KESIMPULAN DAN SARAN
Saran