• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Menggunakan Model Discovery Learning dan Problem Based Learning

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Perbandingan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Menggunakan Model Discovery Learning dan Problem Based Learning"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Identifikasi Masalah

Batasan Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

LANDASAN TEORI

  • Kajian Teori
    • Discovery Learning
    • Problem Based Learning
    • Kemampuan Pemecahan Masalah
  • Kajian Penelitian yang Relevan
  • Kerangka Berpikir
  • Hipotesis Penelitian

Dan tujuan dari Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) adalah untuk mengajarkan siswa bagaimana memecahkan setiap masalah yang dihadapinya. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan, memotivasi siswa untuk terlibat dalam kegiatan pemecahan masalah yang dipilih. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang relevan, melakukan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan memecahkan masalah.

Guru membantu siswa merefleksikan atau mengevaluasi penelitian dan proses yang mereka gunakan. Guru memotivasi siswa untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah pada aktivitas pemecahan masalah tertentu atau dunia nyata. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan, melakukan percobaan dan penyelidikan untuk memperoleh penjelasan dan memecahkan masalah.

Dengan demikian diharapkan kedua model pembelajaran ini dapat memberikan pengaruh positif terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Kedua model tersebut dikatakan mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap peningkatan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika.

METODE PENELITIAN

  • Metode dan Desain Penelitian
  • Tempat dan Waktu Penelitian
  • Populasi dan Sampel Penelitian
  • Variabel Penelitian
  • Instrumen Penelitian
  • Prosedur Pelaksanaan Penelitian
  • Analisis Data

H0 : Keterampilan pemecahan masalah matematis siswa yang menerima pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning sama dengan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang menerima pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa data tes kemampuan pemecahan masalah dengan menggunakan model Discovery Learning dan model Problem Based Learning berada pada tingkat distribusi Normal. Uji homogenitas dilakukan antara hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematis menggunakan model pembelajaran penemuan dan model pembelajaran berbasis masalah.

Uji Independent Sample T-test dilakukan untuk mengetahui perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis antara model Discovery Learning dan Problem Based Learning. Perbedaan kemampuan pemecahan masalah antara siswa yang memperoleh model Discovery Learning dan model Problem Based Learning. Diketahui nilai probabilitas kemampuan pemecahan masalah matematis antara siswa yang memperoleh model pembelajaran Discovery Learning dan model pembelajaran berbasis masalah adalah (Sig.) 0,033.

Artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh model pembelajaran Discovery Learning dan model pembelajaran berbasis masalah. Berdasarkan hasil pengolahan tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika dengan menggunakan model Discovery Learning mempunyai perbedaan yang signifikan. Dalam penelitian ini model pembelajaran penemuan mempunyai pengaruh yang lebih baik dibandingkan model pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis.

Hal ini dibuktikan dengan rata-rata nilai tes kemampuan pemecahan masalah menggunakan model Discovery Learning berada di atas 60. Ketiga, terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis antara model Discovery Learning dengan model Problem Based Learning. siswa kelas X Mia 1 dan X Mia 2. Artinya hasil kemampuan pemecahan masalah dengan menggunakan model pembelajaran penemuan lebih baik dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.

Model Discovery Learning dan Problem Based Learning sama-sama memberikan pengaruh positif terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Terdapat perbedaan hasil keterampilan pemecahan masalah matematis siswa yang menggunakan model pembelajaran Discovery dan model pembelajaran berbasis masalah pada siswa kelas X Mia 1 dan X Mia 2. Dan keterampilan pemecahan masalah dengan menggunakan model pembelajaran Discovery mempunyai perbedaan. rata-rata nilai ujiannya lebih tinggi dibandingkan siswa yang memiliki kemampuan pemecahan masalah matematis dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.

HASIL PENELITIAN

Hasil Penelitian

  • Deskripsi Data
  • Uji Normalitas
  • Uji Homogenitas
  • Hasil Pengujian Hipotesis

Data yang dihasilkan dari pembelajaran menggunakan model yaitu penggunaan model Discovery Learning dan Problem Based Learning dengan menggunakan indikator kemampuan pemecahan masalah yang terdiri dari (1) Mendemonstrasikan pemahaman terhadap masalah. Hasil yang diperoleh berupa angka dari dua kelompok sampel yaitu kelompok model Discovery Learning dan kelompok model Problem Based Learning. Dalam uraian data kemampuan pemecahan masalah matematis ini, penulis menyajikan gambaran umum data penelitian.

Hasil deskripsi data kemampuan pemecahan masalah matematika dengan menggunakan model Discovery Learning dan Problem Based Learning yang diperoleh dengan menggunakan tes deskriptif sebagai instrumen tes dapat dilihat pada Tabel 4.1. Pada kelompok sampel yang menggunakan model Discovery Learning, dengan jumlah sampel 47 subjek diperoleh rerata skor tes kemampuan pemecahan masalah, dan dengan jumlah sampel 47 subjek diperoleh rerata skor kemampuan pemecahan masalah sebesar 63,8 dengan standar deviasi sebesar 16,9 dan varians sebesar 285,7, serta skor terendah 30 dan skor tertinggi 100. Sedangkan pada kelompok sampel yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dengan jumlah sampel 45 orang, rata-rata tes kemampuan pemecahan masalah skornya adalah 56,3 s dengan standar deviasi 13,1 dan varians 171,4, dengan skor minimum 27 dan skor maksimum 87.

Dari tabel diatas diperoleh hasil uji normalitas menggunakan Shapiro-Wilk sebagai berikut: Hasil uji kemampuan pemecahan masalah dengan model Discovery Learning, nilai probabilitas (Sig.) sebesar 0,056, dan hasil uji normalitas menggunakan Shapiro-Wilk adalah sebagai berikut: tes kemampuan pemecahan masalah dengan model pembelajaran berbasis masalah diperoleh nilai probabilitas (Sig.) sebesar 0,163. Diketahui nilai probabilitas (Sig.) data tes kemampuan pemecahan masalah model Discovery Learning diperoleh nilai probabilitas (Sig.) sebesar 0,056 lebih besar dari 0,05, dan tes akhir awal kemampuan pemecahan masalah kemampuan model pembelajaran berbasis masalah memperoleh nilai probabilitas (Sig.) 0,163 lebih besar dari 0,05. Berdasarkan skor statistik Lavene hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematis sebesar 2,955 dengan nilai probabilitas (Sig.) sebesar 0,010.

0,010 > 0,05 (Tidak homogen) Diketahui nilai probabilitas (Sig.) hasil tes kemampuan pemecahan masalah sebesar 0,010 kurang dari 0,05. Mengacu pada kriteria keputusan, maka dapat disimpulkan bahwa data hasil tes kemampuan pemecahan masalah mempunyai varians tidak sama yang artinya data tersebut. Dengan demikian pengujian data kemampuan pemecahan masalah dapat menggunakan pengujian statistik nonparametrik karena data berdistribusi normal dan tidak homogen.

Untuk melihat perbedaan pengaruh antara model Discovery Learning dan model Problem Based Learning dilakukan dengan menguji perbedaan data antara kedua kelompok, dalam hal ini dilakukan dengan menggunakan uji sampel independen (non parametrik). . H0: Keterampilan pemecahan masalah matematis siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran penemuan sama dengan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. H1: Keterampilan pemecahan masalah matematis siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran Discovery Learning tidak sama dengan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.

Table 4.4  Uji Statistik
Table 4.4 Uji Statistik

Pembahasan

Model pembelajaran Discovery Learning berpengaruh positif terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa Kelas X Mia 1 SMA Swasta Persiapan Stabat. Model pembelajaran berbasis masalah berpengaruh positif terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa Mia 2 Kelas X SMA Swasta Persiapan Stabat. Bagi sekolah, sebaiknya lebih ditekankan pada persoalan-persoalan yang dapat menunjang model pendidikan yang sesuai bagi peserta didik, salah satunya adalah penggunaan model pembelajaran penemuan dan model pembelajaran berbasis masalah.

Bagi guru pendidikan matematika hendaknya lebih memperhatikan model pembelajaran yang digunakan pada saat proses belajar mengajar, hal ini dikarenakan pembelajaran matematika menuntut pendidik untuk lebih kreatif dalam pemilihan model pengajaran, sehingga penentuan model perlu mendapat perhatian yang besar. agar tujuan pembelajaran tercapai. Bagi siswa agar lebih semangat dalam mengikuti pembelajaran matematika, hal ini karena dengan melakukan pembelajaran tersebut pemahaman kemampuan pemecahan masalah meningkat, sehingga pengetahuan terhadap materi yang dipelajari dapat lebih mudah dipahami. Salah satu sumber pendapatan yang diperoleh klub sepak bola adalah penjualan tiket penonton saat timnya bermain.

Suatu klub menyatakan besarnya pendapatan yang diterima klub dari penjualan tiket penonton mengikuti fungsi f(x) = 500x + 20.000, dimana x adalah banyaknya penonton yang menonton pertandingan. Jika dalam suatu pertandingan, klub menerima dana hasil penjualan tiket penonton sebesar Rp berapa penonton yang menyaksikan pertandingan tersebut. Jika pendapatan dari penjualan tiket penonton sebesar Rp, maka banyak penonton yang menyaksikan pertandingan tersebut.

Melakukan prosedur yang benar dan mungkin memberikan jawaban yang benar tetapi perhitungannya salah/solusinya tidak lengkap.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan analisis data yang telah penulis lakukan, maka dapat diambil kesimpulan dari hasil penelitian.

Saran

Gambar

Table 4.4  Uji Statistik

Referensi

Dokumen terkait

Instrumen tes dianalisis menggunakan uji statistik berupa uji normalitas (uji Shapiro Wilk) dan uji kesamaan dua rata-rata (uji Mann-Whitney). Sedangkan lembar

Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima sehingga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima kebenarannya dimana terdapat perbedaan yang signifikan

Tujuan dari penelitian ini yaitu: (1) Untuk menganalisis perbedaan rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa yang memperoleh pembelajaran model Problem Based Learning

dengan model problem based learning memiliki nilai rata-rata kelas

Berdasarkan hasil penelitian, pengolahan data, analisis data, dan pengujian hipotesis diperoleh simpulan bahwa peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik

Hasil penelitiannya adalahterdapat perbedaan rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematika siswa menggunakan pembelajaran model guided discovery learninguntuk video

Hasil penelitian pengujian hipotesis menunjukkan hasil sebagai berikut, pertama, berdasarkan hasil analisis dua jalur menunjukkan, bahwa terdapat

Berdasarkan hasil analisis data siswa secara statistik terhadap hasil tes yang telah dilakukan di salah satu SMP Negeri di Kuningan tentang perbandingan kemampuan