• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE PANEL DAN METODE CURAH GAGASAN (BRAINSTROMING) DI KELAS V SDN JATIRANGGON II

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "View of PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE PANEL DAN METODE CURAH GAGASAN (BRAINSTROMING) DI KELAS V SDN JATIRANGGON II"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

186 PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE PANEL DAN METODE CURAH GAGASAN (BRAINSTROMING) DI KELAS V

SDN JATIRANGGON II Tomy Fernando, Ima Mulyawati

1,2PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka [email protected] , [email protected],

ABSTRACT

This study aims to find differences between the Panel Method and the Brainstorming Method on social studies learning outcomes of students. This research was conducted at SDN Jatiranggon 2 in semester 2 of the 2022-2023 school year. The population of this study was 62 students consisting of 32 students in class VA and 30 students in class 5 B. The sample used was a saturated sample. This study uses a Quasi design method. Before the research instrument is given to the research object, the instrument is tested first, namely the validity and reliability test. The validity test using the point biserial formula obtained 26 valid questions and 14 invalid questions, while the reliability test using the Kuder-Richardson formula (KR20) obtained rcount> 1.0348 (0.361> 1.0348). This means that the test has reliability. Hypothesis testing is done by calculating the t-test and obtaining tcount >

ttable (8.12 > 2.00), which means Ho is rejected. Therefore, the results of this study concluded that there is a difference between the Panel Method and the Brainstorming Method on social studies learning outcomes of students.

Keywords: Learning method, Panel, brainstorming, Learning’s result ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara Metode Panel dan Metode Brainstorming terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS.

Survey ini dilakukan di SDN Jatiranggon 2 pada semester genap tahun ajaran 2022- 2023. Populasi penelitian ini adalah 62 siswa, 32 siswa dari kelas VA dan 30 siswa dari kelas VB. Sampel yang digunakan adalah sampel jenuh. Penelitian ini menggunakan metode Quasi design. Sebelum menyampaikan instrumen penelitian kepada objek penelitian terlebih dahulu dilakukan pengujian instrumen yaitu uji validitas dan uji reliabilitas. Terdapat 26 soal yang valid dan 14 soal yang tidak valid pada uji validitas dengan rumus titik dua tingkat, dan uji reliabilitas dengan rumus Kuder-Richardson (KR20) diperoleh perhitungan > 1,0348 (0,361 > 1,0348).

Artinya, tes tersebut reliabel. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menghitung uji dan diperoleh thitung > ttabel (8,12 > 2,00), yang berarti Ho ditolak. Oleh karena itu, hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara Metode Panel dan Metode Brainstorming terhadap hasil belajar IPS siswa.

Kata Kunci:Metode panel, Metode curah gagasan (Brainstorming) A. Pendahuluan

Pendidikan adalah tujuan hidup kita. Pendidikan sangat penting bagi

kita, jika tidak ada pendidikan maka orang tersebut tidak memiliki tujuan sehingga cenderung mengalami

(2)

187 kegalauan dalam menjalani

kehidupannya. Pentingnya pendidikan yang termaktub dalam UUD 1945 dirumuskan oleh para seluruh peraturan perundang-undangan di Indonesia didasarkan pada prinsip- prinsip para pendiri negara Republik Indonesia. Menurut Pasal, “setiap warga negara Indonesia berhak atas pendidikan.” 31 UUD 45 yang menunjukkan pentingnya pendidikan bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia. (Almuzani, 2021).

Ada juga tujuan pendidikan kelembagaan, selain tujuan pencapaian setiap satuan pendidikan nasional. Tujuan kelembagaan ini dipecah menjadi lebih kecil, seperti tujuan kurikulum, pada setiap satuan atau jenjang pendidikan. Bidang studi dalam ilmu sosial, ilmu alam, bahasa, dan bidang lainnya termasuk dalam tujuan kurikulum. (Izza et al., 2020).

Guru menghadapi kesulitan dalam hubungan mereka dengan siswa mereka ketika datang ke proses belajar mengajar, terutama di sekolah dasar. Semakin tinggi tingkat prestasi belajar seorang siswa, semakin besar kemungkinan mereka akan termotivasi untuk belajar, ingin tahu, dan tertarik untuk berpartisipasi aktif

dalam pembelajaran. (Syamsuar &

Reflianto, 2018).

Di sekolah dasar, pendidikan IPS harus memperhatikan kebutuhan anak. Ilmu-ilmu sosial yang dipelajari selama ini adalah studi-studi konkrit, bukan prediksi masa depan. (Hadi, 2017). Meskipun materi IPS mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik, pembelajaran IPS saat ini sangat monoton dan membosankan, dan siswa mengikutinya secara pasif. Siswa baru menjadi aktif ketika diberi tugas atau disuruh oleh guru. Pembelajaran IPS pada saat ini sangat dibutuhkan oleh siswa dalam menghadapi perkembangan zaman yang terus berkembang (Siska et al., 2021).

Hal ini berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru kelas V SDN Jatiranggon II Bekasi. Sepanjang proses pembelajaran, ada masalah.

adalah guru masih menggunakan metode ceramah hal ini menyebabkan minat siswa rendah dalam pembelajaran. Serta hasil belajar SDN Jatiranggon II Bekasi bahwasannya masih dibilang relatif rendah Hal ini ditunjukkan dengan

(3)

188 nilai siswa yang masih jauh dari

standar ketuntasan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Khususnya dalam bidang ilmu sosial Hal ini bisa terjadi karena sekolah dasar belum menggunakan metode pembelajaran terkini seperti metode panel dan brainstorming yang belum diterapkan di sekolah..

B. Metode Penelitian

Pendekatan eksperimen merupakan strategi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.

Desain penelitian ini berbentuk kuasi eksperimen. (Prasetyo, 2014).

Sampel dalam riset ini berjumlah 62 orang, Teknik analisis data yang diterapkan yaitu menguji persyaratan analisis dan menguji homogenitas.

teknik pengumpulan data dan instrument penelitain yang digunakan adalah uji tes

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan Setiap manusia, dari konsepsi hingga kematian, melalui proses pembelajaran yang kompleks.

Interaksi seseorang dengan

lingkungannya adalah apa yang terjadi selama proses belajar mengajar. Pembelajaran dapat terjadi kapan saja dan dari lokasi mana saja. Perubahan perilaku seseorang sebagai akibat dari perubahan pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya merupakan salah satu indikasi bahwa ia telah belajar (Bintoro, 2021).

Dapat disimpulkan bahwa belajar adalah bukan hanya tentang mendapatkan ilmu pengetahuan yang cukup untuk kehidupanya, melainkan proses keterampilan dan sikap yang terdapat dalam diri seseorang juga diperlukan.

Sebelum proses dilaksanakan dan dikendalikan pelaksanaannya, pembelajaran merupakan upaya pendidikan yang disengaja dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. (Mana’a et al., 2018).

Menurut Oemar Hamalik yang dikutip dalam (Teni Nurrita ,2018), Setelah siswa menyelesaikan kegiatan belajar, hasil belajar berupa perubahan tingkah laku, pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dialami siswa.

Keterampilan yang diperoleh anak setelah menyelesaikan kegiatan

(4)

189 belajar disebut sebagai hasil belajar

siswa. karena belajar itu sendiri adalah suatu proses dimana seseorang mencoba melakukan perubahan tingkah laku yang kurang lebih permanen.

Program pendidikan IPS mendapat banyak perhatian di tingkat dasar dan menengah.

Integrasi berbagai bidang ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya dikenal dengan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). (pindo hutauruk, 2018).

Menurut sanjaya yang dikutip oleh (Dewi & Handayani, 2021), Siswa berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran kooperatif dalam kelompok. Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, metode pembelajaran

kelompok memerlukan

serangkaian kegiatan

pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok yang berbeda-beda.

Menurut joni yang dikutip oleh (Rawung, 2019), Metode adalah pendekatan umum terhadap pekerjaan yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan tertentu.

Pembelajaran teoretis dan praktis

adalah dua kategori utama di mana metode pengajaran dan pembelajaran termasuk.

Explanatory learning tidak sama dengan pembelajaran teoritis, misalnya: kerja kelompok, sesi brainstorming, diskusi panel, simulasi, bermain peran, seminar, dan learning to do., misalnya : Eksperimen, observasi, penelitian sederhana dan pemecahan masalah.

Diskusi panel adalah pengaturan di mana sekelompok orang menyajikan masalah yang telah ditentukan sebelumnya di depan sekelompok orang dan bertukar pikiran tentangnya.

(Muhammad Fuad Zaini, 2020).

Panel adalah diskusi tentang suatu topik yang dilakukan di depan audiens dan biasanya dipimpin oleh 4-5 panelis. Jenis diskusi lain lebih disukai dalam diskusi panel.

Penonton hanya mengamati panelis yang memimpin diskusi dan tidak terlibat langsung dalam diskusi. Akibatnya, metode atribusi dan diskusi panel harus digunakan bersama agar berhasil. Siswa bertanggung jawab untuk merumuskan hasil diskusi.

(Muhammad Fuad Zaini, 2020).

(5)

190 Secara individu atau

kelompok, brainstorming dapat digunakan untuk memecahkan masalah. Ini termasuk menangkap ide yang datang kepada Anda tanpa nilai apa pun. (Amin, 2017).

1. Deskirpsi data hasil penelitian Data SDN Jatiranngon 2 yang terletak di Jl. Kelurahan keaadaan dikumpulkan dari observasi. Dua belas ruang kelas, satu ruang guru, satu ruang kepala sekolah, satu ruang tata usaha, satu perpustakaan, satu lab IPA, satu toilet guru, enam toilet siswa, satu musala, dan dapur melengkapi SDN Jatiranggon 2..

Di depan sekolah terdapat lapangan yang biasanya digunakan untuk melaksanakan upacara setiap hari senin.

Lapangan tersebut juga digunakan sebagai sarana dan prasarana mata pelajaran jasmani atau olahraga.

a) Uji Validitas

Nilai koefisien korelasi yang dihitung untuk setiap item diperoleh dari hasil perhitungan. Koefisien korelasi titik biserial kemudian dibandingkan dengan rtabel

dengan n = 30 pada taraf signifikansi = 0,05 untuk menentukan apakah pertanyaan yang diajukan valid atau tidak valid. Soal uji coba instrument penelitian dibuat sebanyak 40 soal.

Setelah di uji coba terdapat 26 soal yang valid dan layak digunakan dalam penelitian.

Tabel 1 Klasifikasi Butir Soal Uji Coba Instrument Penelitian

Klasifik asi

Juml ah

Item No Item

Valid 26

2,4,5,7,9,12,13,14,15,17,18, 19,22,

23,24,25,27,29,30,31,32,33, 35,36,,37,39 Tidak

Valid 14 1,3,6,8,10,11,16,20,21,26,28 ,34,38,40

b) Uji Reliabilitas

Nilai koefisien relibilitas hitung diperoleh hasil 1,019.

Instrument dikatakan reliable jika rhitung > rtabel (1,019 >

0,361). Maka dapet disimpulkan bahwa instrument tersebut reliable.

2. Data Hasil Belajar IPS Siswa yang Menggunakan Metode Panel

Data hasil penelitian ini, data skor hasil belajar siswa menggunakan metode Panel diperoleh rentangan skor antara 46 samapi 100 dengan jumlah sampel 32 siswa dengan rata-

(6)

191 rata 85,93; median 91,24; modus

95,27 dan simpangan baku 12,84.

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS Metode Panel

Berdasarkan table frekuensi Hasil Belajar IPS dengan Metode Panel terlihat bahwa sebagaian besar siswa memperoleh skor IPS 91-99 sebanyak 12 siswa atau sebesar 37,5% skor tertinggi antara 100- 108 sebanyak 5 siswa atau sebesar 15,63% sedangkan skor terendah antara 46-54 sebanyak 1 siswa sebesar 3,12%.

3. Data Hasil Belajar IPS Siswa

yang Menggunakan Metode Curah Gagasan (Brainstorming)

Data hasil penelitian ini, data skor Hasil Belajar siswa yang menggunakan Metode Curah Gagasan (Brainstorming) diperoleh rentangan skor antara 78,86; median 76,5; modus 72,5 dan simpangan baku 11,52.

Data yang telah diperoleh dibuat tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS Metode Curah Gagasan

(Brainstorming)

No Kela Inters val

Nilai Teng ah

Batas Nyata

Frekuansi A

b s ol ut

K u mul at if

Relatif

1 53-

60 56,5 52,5-

60,5 1 1 3,33 % 2 61-

68

64,5 60,5- 68,5

5 6 16,66 % 3 69-

76 72,5 68,5-

76,5 9 1

5 30 % 4 77-

84 80,5 76,5-

84,5 5 2

0 16,66 % 5 85-

92 88,5 84,5-

92,5 7 2

7 23,33 % 6 93-

100

96,5 92,5- 100,5

3 3 0

10 %

Jumlah 100 %

Distribusi frekuensi Hasil Belajar IPS dengan Metode Brainstorming dapat dilihat pada tabel dan grafik. Antara 67 dan 76, ada 9 siswa atau 30%; antara 93 dan 100, ada 3 siswa, atau 10%; dan antara 53 dan 60 hanya ada 1 siswa atau 3,33 persen.

No Kela

s Inter

val Nil

ai Te ng ah

Batas Nyata

Frekuansi Abs

olut Ku mu lati f

Rel atif 1 46-

54 50 45,5-

54,5 1 1 3,1

2 % 2 55-

63 59 54,5-

63,5 1 2 3,1

2 % 3 64-

72 68 63,5-

72,5 2 4 6,2

5 % 4 73-

81

77 72,5- 81,5

7 11 21, 88

% 5 82-

90 86 81,5-

90,5 4 15 12,

5 % 6 91-

99 95 90,5-

99,5 12 27 37, 5 % 7 100-

108

104 99,5- 108,5

5 32 15, 63

%

Jumlah 100

%

(7)

192 4. 4. Data Perbedaan Hasil

Belajar IPS Siswa KelasV A ( metode panel) dengan Kelas IV B (Metode Curah Gagasan (Brainstorming)

Tabel 4 Data Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V A Dibandingkan dengan

Siswa Kelas V B Hasil Data Kelas

V A

Kelas V B Nilai

Terendah 61 53

Nilai

Tertinggi 100 96 Rata-rata 85,93 78,86 Simpangan

Baku 12,84 1,52 Selisih Nilai

Terendah

8 (61 - 53 = 8) Selisih Nilai

Tertinggi 4

(100 – 96= 4)

Perbedaan rerata hasil belajar IPS untuk kelas VB dan VA dapat dilihat pada tabel 4 di atas. Data tertinggi menunjukkan bahwa, ketika data kelas VA dianalisis menggunakan metode Panel learning, data tertinggi lebih banyak ditemukan dibandingkan ketika data kelas 5 B dianalisis menggunakan Metode Brainstorming (Brainstorming).

5. Uji Normalitas dan Uji Homogenitas

Dengan jumlah sampel 32 siswa dan taraf signifikansi = 0,05, uji normalitas metode panel learning menghasilkan

Lhitung sebesar 0,156 dan Ltabel sebesar 0,156. Dapat disimpulkan bahwa metode panel berasal dari populasi yang berdistribusi normal karena Lhitung = 0,1379 < 0,156 = Ltabel.

Dengan jumlah sampel 30 siswa dan taraf signifikansi = 0,05, uji normalitas metode brainstorming menghasilkan nilai Lhitung sebesar 0,0948 yang sesuai dengan Ltabel sebesar 0,161. Metode brainstorming diturunkan dari populasi yang berdistribusi normal karena Lhitung = 0,0948 < 0,161 = Ltabel.

Tabel 5 Nilai Hasil Uji Normalitas Kelom

pok Lhit ung

Lt abe

l

Kri teri a

Kete rang an Metod

e Panel

0,1 37 9

0, 15 6

Lhitu ng

<Lt abel

Norm al Metod

e Curah Gagas

an (Brain stormi ng)

0,0 94 8

0, 16 1

Norm al

Uji Fisher digunakan untuk melakukan uji homogenitas dua varian antara metode panel dan metode brainstorming. Dapat ditarik kesimpulan bahwa varian kedua kelompok adalah homogen berdasarkan hasil uji

(8)

193 homogenitas, Fhitung = 1,24 dan

Ftabel = 1,85 pada taraf signifikansi = 0,05 dengan dk quantifier = 31 dan dk penyebut

= 29 karena Fhitung tidak tidak melebihi Ftabel..

Tabel 6 Nilai Hasil Uji Homogenitas

6. Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan data yang diperoleh setelah melakukan penelitian,didapat rata-rata pada hasil belajar pada pebelajaran IPS menggunakan metode Panel adalah 85,93 : median 91,247: modus 95,27, dan simpangan baku 12,84.

Berdasarkan data yang diperoleh etelah melakukan penelitian, didapat rata-rata pada hasil belajar IPS menggunakan metode Curah Gagasan (Brainstorming) adalah 78,86 : median 76,5 : modus 72,5 dan simpangan baku 11,52

Setelah didapat rata-rata dan skor varians total, maka dilakukan analisi Uji-t. Nilai thitung adalah 8,12 berdasarkan hasil perhitungan.. Dengan dk (derajat kebebasan) sebesar 60 kemudian, ditemukan ttabel dengan tingkat signifikansi 0,05 dari 2,00.

Hasil analisis data diketahui bahwa rata-rata skor hasil belajar IPS siswa kelas V A yang dibelajarkan dengan metode panel adalah 85,93, sedangkan rata-rata skor siswa di kelas V B yang dibelajarkan dengan metode Brainstorming adalah 78,86. Hasil tersebut dengan thitung = 8,12 dan ttabel 2,00 menunjukkan bahwa metode panel dan metode curah pendapat memiliki pengaruh yang berbeda terhadap hasil belajar IPS. kelas V SDN Jatinranggon 2.

D. Kesimpulan

Dari hasil temuan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan Metode Panel dan Metode Brainstorming berkontribusi terhadap peningkatan hasil belajar IPS. Siswa mampu

Kelo mpo k

Var ian s

Fhit ung

Ftab

el Kreteria Ketera ngan Meto

de Pane

l

164 ,89

1,2 4

1,8

5 Fhitung<Ftabel Homo gen Meto

de Cura

h Gag asan (Brai msto rmin g)

132 ,80

(9)

194 bekerja sama karena beberapa faktor,

antara lain meningkatnya minat mereka untuk mengikuti kegiatan pendidikan. dengan sesama teman, melatih kemandirian serta keberanian siswa untuk tampil didepan kelas serta meningkatkan keaktifan siswa.

Hal ini mengandung implikasi bahwa untuk menumbuhkan minat dalam belajar siswa dan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang maksimal, guru diharapkan mampu untuk memilih dan menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan.

DAFTAR PUSTAKA

Almuzani, S. (2021). Urgensi Filsafat Pendidikan dan Hubungannya terhadap Pengembangan Kurikulum 2013. Pensa, 3(1l), 46–66.

Amin, D. (2017). Penerapan Metode Curah Gagasan (Brainstorming)

Untuk Meningkatkan

Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa. Jurnal Pendidikan Sejarah, 5(2), 1.

https://doi.org/10.21009/jps.052.

01

Bintoro, H. S. (2021). Dampak Penggunaan Gadget terhadap Hasil Belajar dan Minat Belajar Siswa Sekolah Dasar. 9(2), 254–

259.

Dewi, F. F., & Handayani, S. L. (2021).

Pengembangan Media

Pembelajaran Video Animasi En- Alter Sources Berbasis Aplikasi Powtoon Materi Sumber Energi Alternatif Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 5(4), 2530–2540.

Hadi, S. (2017). Efektivitas Penggunaan Video Sebagai Media. Prosiding TEP & PDs, Tema: 1 No, 96–102.

Izza, A. Z., Falah, M., & Susilawati, S.

(2020). Studi literatur:

problematika evaluasi pembelajaran dalam mencapai tujuan pendidikan di era merdeka belajar. Konferensi Ilmiah Pendidikan Universitas Pekalongan 2020, 10–15.

https://proceeding.unikal.ac.id/in dex.php/kip

Mana’a, S., Saneba, B., & Palimbong, A. (2018). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Pembelajaran Koperatif Tipe Numbered Heads Together. Jurnal Kreatif Tadulako Online, 3(3), 1–12.

Muhammad Fuad Zaini, M. H. P.

(2020). pengertian metode panel.

3(1), 1–9.

pindo hutauruk, rinci

simbolonSlameto (2013:2).

(2018). MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN ALAT PERAGA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SDN NOMOR 14 SIMBOLON PURBA.

Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode Role Play Pada Pelajaran Ips Kelas Iv Sd Swasta Xaverius Padang Sidimpuan, 8(2), 112.

Prasetyo, I. (2014). Teknik Analisis

(10)

195 Data Dalam Research and

Development. Teknik Analisis Data Dalam Research And Development, 6, 11.

Rawung, I. Y. (2019). Strategi Pembelajaran Aktif Bagi Guru Sekolah Dasar di SD GKST II Poso Kota Utara. Jurnal Strategi Pembelajaran Aktif Bagi Guru Sekolah Dasar, 1(1), 49–55.

Siska, Y., Yufiarti, Y., & Japar, M.

(2021). Nilai Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Ips Di Sekolah Dasar. Journal Of Elementary School Education (JOuESE), 1(1), 1–11.

https://doi.org/10.52657/jouese.v 1i1.1324

Syamsuar, & Reflianto. (2018).

Pendidikan dan Tantangan Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi di Era Revolusi Industri 4.0. Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 6(2), 1–13.

Teni Nurrita. (2018). Kata Kunci :Pengembangan media

pembelajaran untuk

meningkatkan hasil belajar siswa.

Jurnal Misykat, 03(01), 171.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan: (1) skor rata-rata hasil belajar IPS siswa yang diajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual adalah 18,85; (2) skor rata-rata basil

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan metode brainstorming pada mata pelajaran IPS pokok bahasan perjuangan dalam

Pada indikator kesiapan siswa diperoleh rata-rata skor pada pertemuan I adalah 3,4, pada pertemuan II adalah 3,7, dan pada pertemuan III adalah 3,7, sehingga rata-rata

Dengan demikian hipotesis kedua yang menyatakan bahwa hasil belajar IPS Dengan demikian dapat disimpulkan pembelajaran IPS bagi kelompok yang memiliki motivasi

1) Jumlah skor rata-rata aktivitas siswa sebesar 81 dengan kategori sangat aktif. 2) Jumlah skor rata-rata aktivitas guru sebesar 78 dengan kategori sangat baik. 3) Ketuntasan

Perbedaan nilai rata-rata ini juga didukung dengan hasil penelitian dari Maya Putri 2016 bahwa hasil penelitiannya menunjukkan nilai rata- rata hasil belajar siswa yang mengikuti

2 hasil belajar signikan sebab rata-rata hasil belajar posttest murid berada pada tingkat penguasaan dengan kualifikasi penilaian yang “sangat memuaskan”;3 ada pengaruh positif dan

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka metode simulasi dapat menjadi salah satu alternatif solusi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa dalam upaya