• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN PERTUMBUHAN WAJIB PAJAK DAN PENERIMAAN PPH PASAL 4 AYAT (2) TERHADAP PENERAPAN PP 46 TAHUN 2013 DAN PP 23 TAHUN 2018 KPP PRATAMA SENAPELAN PEKANBARU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PERBEDAAN PERTUMBUHAN WAJIB PAJAK DAN PENERIMAAN PPH PASAL 4 AYAT (2) TERHADAP PENERAPAN PP 46 TAHUN 2013 DAN PP 23 TAHUN 2018 KPP PRATAMA SENAPELAN PEKANBARU"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN PERTUMBUHAN WAJIB PAJAK DAN PENERIMAAN PPH PASAL 4 AYAT (2) TERHADAP PENERAPAN PP 46 TAHUN 2013 DAN PP 23 TAHUN

2018 KPP PRATAMA SENAPELAN PEKANBARU

SKRIPSI

Oleh

ROSSY HANDAYANI

1762201117 Akuntansi

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS LANCANG KUNING PEKANBARU

2021

(2)
(3)

ABSTRAK

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah salah satu sektor perekonomian yang berpengaruh besar sebagai sumber pendapatan negara melalui pemungutan pajak. Untuk itu pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah yang mengatur tarif Pajak Penghasilan yang bersifat final kepada UMKM. Penelitian ini dilakukan di KPP Pratama Senapelan Pekanbaru. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penurunan tarif pajak terhadap peningkatan Wajib Pajak dan penerimaan PPh Pasal 4 ayat (2).

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, dengan pendekatan deskriptif. Data yang diolah adalah total wajib pajak pada tahun 2017 sampai dengan 2019 dan jumlah penerimaan Pph Pasal 4 ayat (2) tahun 2017- 2019. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Wajib Pajak Non Karyawan/Kegiatan usaha bebas yang terdaftar di KPP Pratama Senapelan Pekanbaru. Wajib Pajak UMKM yang memiliki penghasilan dibawah 4.8 M dalam satu tahun pajak yang tercatat pada KPP Pratama Senapelan dengan periode tahun juni 2017 s/d juli 2019. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Purposeive Sampling. Jenis data dalam penelitian ini yaitu kualitatif dan kuantitatif, sedangkan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Observasi Non-Partisipan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peralihan dari PP 46 Tahun 2013 ke PP 23 Tahun 2018 tingkat pertumbuhan wajib pajak terus mengalami peningkatan. Presentase rasio pertumbuhan Wajib Pajak juga dinilai cukup baik dan pada saat penerapan PP 23 rasio pertumbuhan lebih tinggi daripada saat menggunakan PP 46. Berkebalikan dengan penerimaan Pph Pasal 4 ayat (2) terus mengalami penurunan dan hanya sedikit terjadinya kenaikan penerimaan yang dihasilkan dari PPh Pasal 4 Ayat (2) ini.

Kata Kunci: Pajak Penghasilan; Pertumbuhan Wajib Pajak; UMKM

ABSTRACT

(4)

Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs) are one of the economic sectors that have a big influence as a source of state revenue through tax collection. For this reason, the government issues a Government Regulation that regulates income tax rates that are final for MSMEs. This research was conducted at KPP Pratama Senapelan Pekanbaru. This study aims to analyze the effect of decreasing tax rates on increasing taxpayers and income income tax Article 4 paragraph (2).

This study uses quantitative research methods, with a descriptive approach. The data processed is the total taxpayers in 2017 to 2019 and the amount of income from Income Tax Article 4 paragraph (2) for the years 2017- 2019. The population in this study were all non-employee taxpayers/free business activities registered at KPP Pratama Senapelan Pekanbaru. MSME Taxpayers who have income below 4.8 billion in one tax year recorded at KPP Pratama Senapelan for the period from June 2017 to July 2019. The sampling technique uses the Purposeive Sampling technique. The types of data in this study are qualitative and quantitative, while the data sources used in this study are primary data and secondary data. The data collection technique in this research is Non- Participant Observation.

The results of the study show that the transition from PP 46 of 2013 to PP 23 of 2018 the growth rate of taxpayers continues to increase. The percentage growth ratio of taxpayers is also considered quite good and at the time of application of PP 23 the growth ratio was higher than when using PP 46. In contrast to Income Tax Article 4 paragraph (2), it continued to decline and only a slight increase in revenue resulted from Income Tax Article 4 Paragraph (2) of this.

Keywords: Income Tax; Taxpayer Growth; MSME

(5)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Indonesia merupakan negara berkembang dengan wilayah yang luas.

Tentu saja itu menjadi tolak ukur banyaknya dana yang harus dikeluarkan oleh pemerintah indonesia. Oleh karena itu pemerintah membuat kebijakan-kebijakan yang dapat mengatasi masalah tersebut diantaranya adalah kebijakan dalam pemungutan pajak. Sebagian besar pengeluaran negara indonesia bersumber dari pajak terutama dalam hal pelaksanaan pembangunan negara.

Menurut UU no 16 tahun 2009 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan pasal 1, pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang Undang, dengan tidak mendapat timbal balik secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dengan kata lain pajak dapat diartikan dengan oleh rakyat dan untuk rakyat.

Perekonomian nasional Indonesia dipengaruhi cukup besar oleh peran Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Jumlah tersebut mencapai 99,9%.

Menurut Iskandar Simongkir (Deputi Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Kementrian Koordinasi Bidang Perekonomian, Juli 2018), jumlah usaha kecil di Indonesia mencapai 93,4%, kemudian usaha menengah 5,1% dan yang besar hanya 1% saja. Dengan banyaknya jumlah UMKM di Indonesia, seharusnya pendapatan pajak dari wajib pajak juga besar, namun dalam beberapa tahun belakangan

(6)

2

pendapatan pajak dari wajib pajak UMKM tidak mengalami peningkatan yang signifikan.

Pada tanggal 12 Juni 2013, Pemerintah menerbitkan kebijakan baru dalam PP No 46 Tahun 2013 dimana wajib pajak yang memiliki omset dibawah Rp. 4,8 Milyar dalam satu tahun pajak akan dikenakan PPh Final dengan tarif 1%

dari jumlah omset mereka. Kebijakan ini mulai berlaku sejak 1 Juli 2013.

Kebijakan ini diharapkan pemerintah dapat mempermudah wajib pajak untuk melakukan perhitungan, penyetoran dan pelaopran pajak penghasilan yang terutang sehingga akan meningkatkan kesadaran wajib pajak untuk membayar pajaknya dan sejalan dengan itu diharapkan juga dapat meningkatkan pendapatan negara. Pengenaan pajak dalam kebijakan ini adalah Wajib pajak UMKM diantaranya Orang Pribadi dan Wajib pajak badan berbentuk koperasi, persekutuan komanditer, firma, atau perseroan terbatas dengan ketentuan bukan usaha tetap.

Namun, sejak berlakunya kebijakan PP 46 tahun 2013 banyak sekali menimbulkan kontroversi. Para wajib pajak dengan omset dibawah Rp. 4,8 sebagian mengatakan itu tidak adil dan memberatkan. Sebagian lagi menganggap kebijakan baru ini membantu dalam administrasi pembayaran dan pelaporan.

Menurut Jelly dkk dalam jurnal risetnya yang berjudul “Analisa Penerapan Peraturan Pemerintah No 46 Tahun 2013 Terhadap Pertumbuhan Jumlah Wajib Pajak dan Penerimaan PPh Pasal 4 Ayat (2) tahun 2017, dengan data yang terdapat pada KPP Pratama Luwuk didapatkan kesimpulan bahwa tujuan PP 46 Tahun 2013 ini belum tercapai dengan baik karena tingkat pertumbuhan wajib

(7)

3

pajak yang menurun dan penerimaan pajak untuk PPh pasal 4 ayat (2) yang masih kurang peningkatannya.

Banyaknya kontraversi membuat pemerintah kembali memikirkan kebijakan yang lebih efektif lagi. Sehingga pada tanggal 8 Juni 2018 diterbitkanlah PP 23 Tahun 2018 untuk menggantikan PP 46 tahun 2013.

Pemerintah tentu saja sudah belajar dari kekurangan sebelumnya. PP 23 tahun 2018 memiliki cakupan yang lebih luas terhadap wajib pajak dan objek serta perhitungan tentang dasar pengenaan pajaknya lebih jelas lagi seperti : jika pada PP 46 Tahun 2018 kebijakan tersebut hanya mengatakan dasar pengenaan dari pajak tersebut adalah penghasilan bruto saja namun di PP 23 Tahun 2018 dasar pengenaan pajak dijelaskan lebih detail lagi.

Dengan tarif 0,5% diharapkan dapat lebih mengurangi beban pajak sehingga pelaku usaha bisa meningkatkan kemampuan ekonomi mereka untuk mengembangkan usahanya masing-masing. Menurut Menteri Keuangan Indonesia (Sri Mulyani, 2018), Tarif yang rendah juga diharapkan dapat membuat masyarakat semakin terdorong terjun ke dunia usaha, tarif rendah juga bisa mendorong kepatuhan perpajakan meningkat sehingga basis data perpajakan Direktorat Jenderal Pajak semakin kuat.

Tetapi penurunan 0,5% tarif pajak bukan satu-satunya point penting dalam kebijakan PP 23 Tahun 2018. Kebijakan ini memiliki batasan waktu (grace periode) penggunaan bagi wajib pajak, Sifatnya yang opsional dan kosekuensi bahwa Wajib Pajak diwajibkan menyetorkan pajak meski dalam keadaan rugi.

Seperti pada tabel I.1 & I.2 dibawah ini yang memperlihatkan perkembangan

(8)

4

Pertumbuhan WP dan Penerimaan PPh Pasal 4 ayat (2) UMKM di KPP Pratama Senapelan Pekanbaru yang terus menurun dari bulan ke bulan pada saat penerapan PP no. 46 Tahun 2013.

Tabel I.1

Data penerimaan PPh Pasal 4 Ayat (2) dalam Penerapan PP. No. 46/2013 dan PP. No. 23/2018 pada KPP Pratama Senapelan Pekanbaru

2018

PP. No. 46 Tahun 2013 Penerimaan PPh Pasal 4

Ayat (2)

Januari 2.723.035.660

Februari 2.430.138.129

Maret 4.325.956.299

April 3.769.365.917

Mei 2.566.896.050

Juni 2.461.562.455

Total 18.276.954.510

Sumber : KPP Pratama Senapelan Pekanbaru

Berdasarkan data pada tabel I.1, dapat dilihat bahwa sebelum diterapkannya PP. No. 23 Tahun 2018, penerimaan PPh Pasal 4 Ayat (2) mengalami penurunan. Penurunan tersebur paling terlihat jelas pada bulan Maret sebesar Rp. 4.325.956.299 menjadi Rp. 3.769.365.917 dan penerimaan Pajak terus berkurang hingga bulan juni 2018.

Hal ini dibuktikan dengan pernyataan Presiden Jokowi saat sedang melakukan kunjungan kepada pelaku usaha UMKM, seharusnya tarif 1% itu digunakan bagi pelaku usaha yang sudah besar penghasilannya (Hendra, 2018). Pengambilan keputusan tentang penurunan tarif melewati perdebatan yang cukup panjang. Pada awalnya Presiden ingin perubahan tarif dari 1% menjadi 0,25% dari omzet, namun itu tidak disetujui oleh Menkeu dikarenakan nantinya

(9)

5

mempengaruhi penerimaan dan pendapatan pemerintahan (Supriatin, 2018).

Penurunan penerimaan Pajak ini juga beriringan dengan kecilnya pertumbuhan wajib pajak pada tahun 2018 dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Ini dapat dilihat dari tabel II.2 dibawah ini

Tabel I.2

Data Pertumbuhan wajib pajak UMKM PPh Pasal 4 Ayat (2) dalam Penerapan PP.

No. 46/2013 dan

PP. No. 23/2018 pada KPP Pratama Senapelan Pekanbaru No Tahun Wajib Pajak UMKM Pertumbuhan

1 2015 2.799 -

2 2016 3.650 23%

3 2017 4.664 21%

Sumber : KPP Pratama Senapelan Pekanbaru

Berdasarkan data table I.2 dapat dilihat bahwa sebelum diterapkannya PP No 23 Tahun 2018, pertumbuhan wajib pajak dari tahun 2015 ke tahun 2016 tidak terjadi pertumbuhan sama sekali, namun pada tahun 2016 pertumbuhan wajib pajak mencapai angka 23% dan turun kembali sebesar 2% dari tahun sebelumnya.

Undang-undang tentang perpajakan dengan jelas mencantumkan kewajiban para wajib pajak membayar pajak, jika tidak memenuhi kewajiban tersebut maka sanksi yang dikenakan jelas. Sanksi diperlukan untuk memberikan pelajaran bagi yang melanggar pajak. Oleh karena itu, diharapkan agar peraturan perpajakan dipatuhi oleh para wajib pajak. Membayar pajak bukanlah tindakan yang semudah dan sesederhana membayar untuk mendapatkan sesuatu bagi masyarakat. Pada dasarnya tidak seorangpun yang menikmati kegiatan membayar pajak seperti menikmati kegiatan berbelanja (Hardaya, 2013).

(10)

6

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian-penelitian sebelumnya yaitu Analisis Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak UMKM Sebelum dan Sesudah Penerapan PP No 23 Tahun 2018 dalam Rangka Peningkatan Penerimaan PPH Final (Studi Empiris Kanwil Dirjen Pajak Jawa Tengah II) dengan Variabel Konstanta, Perubahan Tarif, Kemudahan Membayar Pajak dan Sosialisasi PP No 23 Tahun 2018 oleh Kusumawati (2019), penelitian ini memiliki hasil Pengaruh Penerapan PP 23 Tahun 2018 tidak memiliki konsistensi terhadap Pertumbuhan Wajib Pajak UMKM dan Penerimaan PPH Final. Penelitian ini berfokus pada peningkatan penerimaan Pph Final sebelum dan sesudah penerapan PP No 23 Tahun 2018.

Berdasarkan dari latar belakang di atas maka Penulis ingin mengetahui apakah ada perbedaan ketika penerapan PP 46 Tahun 2013 dan PP 23 Tahun 2018 tersebut meski dengan penetapan-penetapan yang bertolak belakang pada KPP Pratama Senapelan Pekanbaru yang Pertumbuhan wajib pajak dan Penerimaan Pajak UMKMnya sebagian besar menurun dari waktu ke waktu. Maka penelitian ini hasilnya akan dituangkan dalam bentuk skripsi yang berjudul “Perbedaan Pertumbuhan Wajib Pajak Dan Penerimaan Pph Pasal 4 Ayat (2) Terhadap Penerapan Pp 46 Tahun 2013 Dan Pp 23 Tahun 2018 Kpp Pratama Senapelan Pekanbaru.”

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perlu diterangkan dalam suatu rumusan masalah yang jelas untuk memberikan arah terhadap pembahasan

(11)

7

bab selanjutnya. Rumusan masalah dalam penelitian yang membandingkan satu variabel atau lebih dengan variabel lainnya. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagi berikut :

1. Bagaimana perbedaan pertumbuhan wajib pajak terhadap penerapan pp 46 tahun 2013 dan pp 23 tahun 2018 kpp pratama senapelan pekanbaru?

2. Bagaimana perbedaan penerimaan pajak terhadap penerapan pp 46 tahun 2013 dan pp 23 tahun 2018 kpp pratama senapelan pekanbaru?

1.3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1.3.1 TUJUAN PENELITIAN

Secara umum tujuan dari penelitian skripsi adalah untuk memperoleh pengetahuan atau penemuan baru. Sebagai pembuktian atau pengujian tentang kebenaran dari pengetahuan yang sudah ada sebelumnya.

Sebagai pengembangan pengetahuan suatu bidang keilmuan yang sudah ada.

Berdasarkan dengan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan wajib pajak terhadap penerapan pp 46 tahun 2013 dan pp 23 tahun 2018 KPP Pratama Senapelan Pekanbaru.

2. Untuk mengetahui perbedaan penerimaan pajak terhadap penerapan pp 46 tahun 2013 dan pp 23 tahun 2018 KPP Pratama Senapelan Pekanbaru.

(12)

8

1.3.2 MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini juga diharapkan mampu memberikan manfaat bagi segi teoritis maupun praktis, diantaranya sebagai berikut :

1. Bagi Peneliti

Sebagai syarat menyelesaikan studi S1. Sebagai motivasi untuk dapat menyelesaikan tugas seberat apapun bentuknya. Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat menambah wawasan pemikiran bagi peneliti terkait permasalahan yang diteliti dan dapat dijadikan bahan referensi bagi penelitian-penelitian berikutnya.

2. Bagi Pemerintah dan Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu berbagai pihak seperti pemerintah, wajib pajak dengan omset dibawah Rp. 4,8 Miliyar dan masyarakat memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan masalah pengalihan kebijakan terkait penelitian ini di Pekanbaru.

3. Bagi Akademi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan yang dapat digunakan sebagai bahan bacaan dan arahan bagi peneliti selanjutnya yang ingin menambah wawasan terkait pajak pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

1.4 SISTEMATIKA PENELITIAN

Sistematika penulisan merupakan sebuah metode atau urutan dalam menyelesaikan sebuah riset, penelitian, maupun karya tulis. Sistematika penulisan

(13)

9

Skripsi ini terdiri dari enam bab yaitu pendahuluan, telaah pustaka & kerangka pemikiran, metode penelitian, gambaran umum objek penelitian, hasil penelitian

& pembahasan dan kesimpulan dan saran. Berikut uraian sistematika penulisan pada proposal ini :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini membahas hal yang berhubungan dengan apa yang menjadi latar belakang penelitian, perumusan masalah penelitian, tujuan dan manfaat dari penelitian, serta sistematika penulisan Skripsi ini.

BAB II TELAAH PUSTAKA, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Bab ini membahas teori-teori yang berhubungan dengan pengertian pajak, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), Peraturan Pemerintah no 46 tahun 2013 dan no 23 tahun 2018, pertumbuhan pajak, serta PPh Pasal 4 ayat (2). Selain itu juga diuraikan mengenai kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menjabarkan secara sederhana variable penelitian dan definisi secara operasional, penentuan sampel, jenis data dan sumber data, metode pengumpulan data serta metode analisis data yang digunakan dalam penelitian.

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

Bab ini membahas secara singkat tentang penjelasan sejarah singkat, struktur organisasi dan aktifitas umum dari KPP Pratama Senapelan.

(14)

10

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN

Bab ini penulis akan menerangkan tentang deskripsi objek penelitian, analisis data, dan pembahasan hasil penelitian.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini penulis menyajikan kesimpulan dan saran-saran yang dianggap perlu.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(15)

viii

DAFTAR PUSTAKA

Adiman Sumardi, 2020, Pengaruh Penerapan PP No 23 Tahun 2018 Terhadap Peningkatan Kepatuhan Pembayaran Pajak Pada Pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah), Vol. 1 No 2 Januari, hal 68-81, ISSN:2685-5674

Aneswari, Y. R., Darmayasa, I. N., & Yusdita, E. E. (2015). Perspektif Kritis Penerapan Pajak Penghasilan 1% Pada UMKM. Simposium Nasional Perpajakan, 1-22

Cahyani, L. G., & Noviari, N. (2019). Pengaruh Tarif Pajak, Pemahaman Perpajakan, dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 1885-1911.

Damayanti Novia P, 2019, Dampak Peralihan PP 46/2013 menjadi PP 23/2018 Pada Pertumbuhan UMKM Kabupaten Magetan, SIMBA Vol. 1 hal.

115-123

Forum Pajak Indonesia. PPh Final UMKM: Perbedaan PP 46 Tahun 2013 dengan PP 23 Tahun 2018, www.forumpajak.org/pph-final- umkmperbedaan-pp-46-tahun-2013-dengan-pp-23-tahun-2018/

Hakim, F., & Nangoi, G. B. (2015, Maret 01). Analisis PP No. 46 Tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan UMKM Terhadap Tingkat Pertumbuhan Wajib Pajak dan Penerimaan PPh Pasal 4 Ayat (2) Pada KPP Pratama Manado. Jurnal EMBA, Vol 3(No 1), 787-795

Hastuti Puji, DKK, 2020, Kewirausahaan dan UMKM, E-book: Yayasan Kita Menulis

Koesrianti, DKK, 2019, Pedoman Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), Sidoarjo : Zifatama Jawara

Kumaratih Cinantya, DKK, 2020, Pengaruh Kebijakan Perubahan Tarif PPH Final Terhadap Kepatuhan WAjib Pajak Pelaku UMKM, Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia, Vol.02 No.02, hal. 158-173

Kusuma Hendra. 22 Juni 2018. Kata Dirjen Pajak Soal Tarif Pajak UKM yang Dipangkas0,5%.https://finance.detik.com/berita-ekonomi-

bisnis/d4078243/diluncurkanjokowipajak-umkm-05-berlaku-1-juli-2018 Kusumawati, 2019, Analisis Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak UMKM Sebelum

dan Sesudah Penerapan PP No 23 Tahun 2018 dalam Rangka

(16)

ix

Peningkatan Penerimaan PPH Final (Studi Empiris Kanwil Dirjen Pajak Jawa Tengah II), Universitas Muhammadyah Surakarta, hal. 1-13 Mahpudin Endang, DKK, 2020, Perpajakan (Pajak Terapan Brevet A & B),

Karawang : Putra Galuh Publisher

Mawadah, Sokhikhatul. (2019). Studi Ekonomi Perubahan PP Nomor 46 Tahun 2013 Ke PP Nomor 23 Tahun 2018. Jurnal Ekonomi Syariah EQUILIBRIUM Vol. 7, No 1, 112-128.

Ni Made, Heppy Pramandari, Nyoman Putra Yasa, dan Nyoman Trisna Herawati.2018. Mengungkapkan Persepsi Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) tentang Penerapan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha, Volume 9, Nomor 1.

Norsain, dan Abu Yasid. Pengaruh Perubahan Tarif, Kemudahan Membayar Pajak, dan Sosialisasi PP Nomor 46 Tahun 2013 Terhadap Persepsi Wajib Pajak UMKM. Jurnal PERFORMANCE. Vol. IV No. 2 September 2014.Hal. 1-13.

Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018 tentang Pajak Penghasilan Dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu.

Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu.

Republik Indonesia, Undang-Undang No 7 Tahun 1983 tentang PajakPenghasilan

Republik Indonesia, Undang-Undang No.20 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Resmi, Siti . (2017). Perpajakan Teori dan Kasus Edisi 10. Salemba Empat.Jakarta.

Safrina Noor, 2018, Kajian Dampak Penerapan PPH Final 0,5% Terhadap UMKM Dalam Rangka Pencapaian Target Penerimaan Pajak Tahun 2018, SINTT-Politeknik Negeri Balikpapan 2018, hal. 136-147, ISBN:978-602-51450-1-8

Saribu, Astri. C.N.D., dan Akie. Rusaktiva. R.. 2014. Pengaruh Penerapan PP No. 46 Tahun 2013 terhadap Tingkat Pertumbuhan Wajib Pajak

(17)

x

UMKM dan Penerimaan PPh Pasal 4 Ayat (2) (Studi Kasus pada KPP Pratama Malang Selatan). Jurnal Ilmiah mahesa FEB Vol. 2 No. 2.

Sugiyono, 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, CV.

Alfabeta: Bandung.

Sukrisno dan Estralita. 2012. Akuntansi Perpajakan. Edisi 2 Revisi.

Jakarta:Salemba Empat

Sularsih, H. (2018). Dampak Penerapan Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2018 terhadap Peningkatan Pajak UMKM di Kota Malang. Jurnal Akuntansi dan Manajemen.

Suryani Wahyu, 2019, Pengaruh Pengalihan PP 46 2013 Menjadi PP 23 2018 Terhadap Tingkat Pertumbuhan Wajib Pajak UMKM dan Penerimaan PPh Pasal 4 Ayat (2) di KPP Pratama Pasuruan, E-JRA Vol.08 No. 02 Februari, hal. 32-40

Yani Suryani, DKK, 2020, Panduan Penyusunan Laporan Keuangan UMKM, :Yayasan Kita Menulis

Referensi

Dokumen terkait

Ho : tidak ada perbedaan pertumbuhan jumlah Wajib Pajak pada Wajib UMKM Pajak yang terdaftar di KPP Surakarta sebelum dan setelah Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013..

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dampak penerapan Peraturan Pemerintah No 46 Tahun 2013 terhadap jumlah Wajib Pajak UMKM tidak dapat dijelaskan apabila

“Pengaruh Sosialisasi, Tarif Pajak, dan Pemahaman Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi pada UMKM yang Terdaftar sebagai Wajib Pajak di Kantor

Tarif, Kemudahan Membayar Pajak, Sanksi Pajak, dan Sosialisasi PP Nomor 46 Tahun 2013 Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Pelaku UMKM (Studi Empiris Pada

Penelitian ini bertujuan untuk menguji perilaku kepatuhan Wajib Pajak, pemahaman Wajib Pajak, dan kemudahan Wajib Pajak UMKM terhadap Peraturan Pemerintah Nomor

Berdasarkan apa yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini diberi judul “ Analisis Sebelum dan Sesudah Pelaksanaan PP No.46 Tahun 2013 Terhadap Pertumbuhan Jumlah

Bersumber pada hasil penelitian, terdapat beberapa hal yang bisa dijadikan pembahasan yaitu: 1) Kepatuhan wajib pajak UMKM pada KPP Pratama Bojonagara mengalami peningkatan

xi Pengaruh Pemahaman, Presepsi Wajib Pajak Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018 Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Studi Kasus UMKM yang Terdaftar di KPP Pratama Sidoarjo