• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERHITUNGAN COST OF FUND UNTUK MENENTUKAN LANDING BASED RATE

N/A
N/A
Syefiah

Academic year: 2024

Membagikan "PERHITUNGAN COST OF FUND UNTUK MENENTUKAN LANDING BASED RATE "

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

PERHITUNGAN COST OF FUND UNTUK MENENTUKAN LANDING BASED RATE

Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah manajemen perbankan

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Suhartono S.E., M.M

Kelompok 4

NO NAMA NIM

1. Nurul Aisyah 2021610032

2. Azkiah Triyana 2021610111

3. Fachri Apriliyan Mutiyasnur 2021610116

4. Muhammad Raihan Fasha 2021610136

5. Syefiah 2021610248

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI BALIKPAPAN 2023

(2)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat dan karunia-nya , sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar.

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah manajemen perbankan sebagai salah satu penilaian terhadap proses pembelajaran mata kuliah manajemen perbankan.

Meski dalam penyusunan makalah ini, kami telah berusaha dengan maksimal, namun kami masih merasa memiliki kekurangan dalam makalah ini, maka dari itu kami meminta kritik dan saran pembaca makalah ini.

Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Amin

Balikpapan, 12 December 2023

Kelompok 4

(3)

DAFTAR ISI

PERHITUNGAN COST OF FUND UNTUK MENENTUKAN LANDING

BASED RATE ...1

KATA PENGANTAR...2

DAFTAR ISI ...3

BAB 1 ...4

PENDAHULUAN...4

A. Latar Belakang...4

B. Rumusan Masalah...5

C. Tujuan Penulisan...5

BAB 2 ...6

PEMBAHASAN ...6

1. Pengertian Cost Of Fund (Biaya Dana)...6

A. Unsur – unsur Cost Of Fund...8

B. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi besarnya cost of fund...8

C. Perhitungan Cost Of Fund / CFO...11

2. Base Lending Rate...14

A. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Base Lending Rate...16

B. Perhitungan Base Lending Rate...19

1. COST OF FUND (COF)...19

2. COST OF LOANABLE FUND (COLF)...20

3. Cost of money...21

4. OVERHEAD COST (OHC)...21

5. SPREAD (Laba yang diinginkan)...23

6. RISK ( Cadangan Risiko Kredit Macet)...23

7. TAX (Pajak)...25

BAB III ...26

PENUTUP ...26

A. Kesimpulan...26

DAFTAR PUSTAKA...27

(4)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bank sebagai Lembaga intermediasi mengelola sumber dana yang berhasil dihimpun oleh bank, kemudian disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit perbankan dengan mendapatkan imbalan atau laba pinjaman yang berguna untuk membayar bunga simpanan. Pada saat ini persaingan antar bank semakin ketat, maka dalam menarik minat masyarakat pada umumnya dalam menyimpan uang di bank, ada faktor penting yang perlu diperhatikan diantaranya penentuan harga (pricing) yaitu bunga. Besarnya bunga yang ditawarkan untuk bunga simpanan akan berpengaruh terhadap bunga pinjaman.

Kredit macet akhir-akhir ini telah memacu kalangan perbankan untuk lebih berhati-hati dalam mengatur alokasi dana kredit. Oleh karena itu, kalangan industri perbankan perlu mempertimbangkan alokasi dana yang dihimpun menjadi aset yang menghasilkan pendapatan bagi bank atau disalurkan kepada kreditur dengan tingkat suku bunga yang wajar

Untuk menetapkan tingkat suku bunga kredit (base lending rate), maka bank harus menghitung biaya dana (cost of fund) dan biaya - biaya lain terkait dengan perhitungan base lending rate. Perhitungan cost of funds dihitung berdasarkan pendekatan biaya dana rata-rata tertimbang / pendekatan Weighted Average Cost of Fund. Untuk menentukan tingkat suku bunga kredit (base lending rate) maka bank harus memperhitungkan cost of loanable funds ditambah dengan komponen lainnya seperti overhead cost, risk factor, spread dan tax.

(5)

B. Rumusan Masalah

1. Pengertian Cost Of Fund (COF) 2. Base Lending Rate (BLR) C. Tujuan Penulisan

1. Untuk dapat Mengidentifikasi dan mendefinisikan dan Menjelaskan pengertian dan perhitungan Cost Of Fund (CFO)

2. Menjelaskan Base Landing Rate (BLR)

(6)

BAB 2

PEMBAHASAN

1. Pengertian Cost Of Fund (Biaya Dana)

Biaya dana atau sering disebut dengan Cost of fund adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh bank untuk setiap rupiah dana yang dihimpunnya dari berbagai sumber sebelum dikurangi dengan likuiditas wajib (reserve requirement). Tinggi rendahnya biaya dana bagi setiap bank sangat tergantung dari struktur dana yang dapat dihimpun oleh bank tersebut.

Dalam kondisi dimana persaingan antar bank yang semakin tajam, ditambah dengan semakin transparannya informasi yang bisa didapat oleh semua pihak, baik nasabah, bank pesaing maupun lembaga- lembaga lainnya yang berhubungan dengan bank, maka dalam kondisi seperti ini manajemen bank dituntut untuk setiap saat dapat mengetahui pergerakan biaya atas dana-dana beban bank dengan tingkat keuntungan yang diharapkan oleh suatu bank.

Berdasarkan pada kondisi tersebut maka perhitungan biaya dana atau cost of fund menjadi sangat penting karena pada akhirnya hal ini akan sangat terkait dengan perhitungan yang dipinjamkan kepada masyarakat dalam bentuk loan atau kredit, biasa disebut dengan Cost of Loanable Funds. Besarnya Legal Reserve Requirment (LRR) atau Giro Wajib Minimum (GWM) yang ditetapkan oleh Bank Sentral akan sangat berpengaruh terhadap cost of fund yang akan dihitung oleh suatu bank, selain itu juga bank harus memperhatikan besarnya kas minimum yang harus dipelihara untuk kepentingan likuiditasnya, besar kecilnya kas yang harus dipelihara oleh suatu bank juga akan berpengaruh langsung

(7)

pada penentuan besarnya cost of fund. Pada akhirnya akan mempengaruhi pricing atas dana yang akan dipinjamkan dalam bentuk kredit kepada para nasabah bank yang bersangkutan.

Cost of fund adalah biaya yang harus dibayarkan oleh lembaga keuangan atas uang yang digunakan dalam bisnis lembaga keuangan tersebut. Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), cost of fund adalah penetapan suku bunga kredit yang diharapkan termasuk biaya administrasi dan biaya lainnya. Biaya ini merupakan salah satu biaya input yang paling signifikan bagi lembaga keuangan sebab pengembalian yang lebih tinggi akan dihasilkan dari penetapan harga yang lebih rendah. Hal ini disebabkan karena uang tersebut digunakan oleh peminjam untuk pinjaman jangka pendek dan jangka panjang.

Cost of fund sendiri dapat diartikan sebagai biaya yang dikeluarkan oleh suatu lembaga keuangan dalam memperoleh dana. Biaya ini dihitung berdasarkan rata-rata suku bunga yang diberikan pada sumber dana yang dimiliki. Sebagai contoh, bank yang mengumpulkan dana dari nasabah melalui deposito atau tabungan akan memiliki cost of fund.

Menurut Kasmir (2007), biaya dana atau cost of fund adalah total biaya bunga yang dikeluarkan oleh bank untuk memperoleh dana simpanan baik dalam bentuk simpanan giro, tabungan maupun deposito.

Total biaya dana ini harus dikurangi dengan cadangan wajib atau Reserve Requirement (RR) yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

(8)

A. Unsur – unsur Cost Of Fund

Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), biaya dana dalam suatu bank terdiri dari beberapa unsur, yaitu:

1. Sumber Dana: Jenis-jenis dana yang dapat dihimpun bank, baik berasal dari diri sendiri maupun dari luar, yang mana dalam perhitungannya sumber ini dibagi dua, yaitu dana berbiaya dan tidak berbiaya.

2. Jumlah Dana: Jumlah semua uang yang dapat dihimpun bank baik dana dari dalam maupun dari luar.

3. Loanable Fund: Jenis uang yang dapat dialokasikan baik untuk pemberian kredit atau untuk pembelian surat-surat berharga.

Pengalokasian ini ditujukan untuk memperoleh penghasilan yang menguntungkan.

4. Reserve Requirement: Uang yang ditahan oleh pihak bank untuk kepentingan likuiditas. Besarnya penahanan uang ini ditentukan oleh Bank Indonesia sebagai bank sentral.

B. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi besarnya cost of fund Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi besarnya cost of fund (COF), antara lain:

1. Tingkat suku bunga yang dibayar

Faktor ini merupakan faktor yang paling utama yang mempengaruhi COF. Semakin tinggi tingkat suku bunga yang dibayar oleh bank kepada nasabah untuk memperoleh dana, maka semakin tinggi pula COF-nya.

2. Komposisi dari portofolio sumber dana

Komposisi sumber dana bank terdiri dari dua jenis, yaitu sumber dana murah dan sumber dana mahal. Sumber dana murah adalah

(9)

sumber dana yang tidak dikenakan bunga, atau dikenakan bunga yang relatif rendah, seperti tabungan dan giro. Sumber dana mahal adalah sumber dana yang dikenakan bunga yang relatif tinggi, seperti deposito dan pinjaman antar bank.

Bank yang komposisi dananya didominasi oleh sumber dana murah akan memiliki COF yang lebih rendah. Hal ini karena bank tidak perlu mengeluarkan biaya bunga yang tinggi untuk memperoleh dana. Sebaliknya, bank yang komposisi dananya didominasi oleh sumber dana mahal akan memiliki COF yang lebih tinggi.

3. Ketentuan mengenai cadangan wajib minimum (reserve requirement)

Ketentuan mengenai cadangan wajib minimum (reserve requirement) yang ditetapkan oleh bank sentral juga dapat memengaruhi COF. Bank yang memiliki kewajiban cadangan wajib minimum yang tinggi akan memiliki COF yang lebih tinggi. Hal ini karena bank perlu menyisihkan sebagian dananya untuk memenuhi ketentuan cadangan wajib minimum.

4. Biaya pelayanan untuk mendapatkan dana (service cost)

Biaya pelayanan untuk mendapatkan dana (service cost) adalah biaya yang dikeluarkan oleh bank untuk memperoleh dana, seperti biaya marketing, biaya promosi, dan biaya administrasi.

Biaya pelayanan untuk mendapatkan dana yang tinggi akan meningkatkan COF bank.

5. Pajak atas bunga

Pajak atas bunga yang dikenakan oleh pemerintah juga dapat memengaruhi COF. Bank yang dikenakan pajak atas bunga yang tinggi akan memiliki COF yang lebih tinggi.

(10)

6. Tingkat efisiensi

Tingkat efisiensi bank dalam mengelola dana juga dapat memengaruhi COF. Bank yang memiliki tingkat efisiensi yang tinggi akan memiliki COF yang lebih rendah. Hal ini karena bank dapat mengelola dananya dengan lebih efektif dan efisien, sehingga dapat mengurangi biaya-biaya yang tidak perlu.

Faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua kategori utama, yaitu:

1. Faktor-faktor internal bank

Faktor-faktor internal bank adalah faktor-faktor yang dapat dikendalikan oleh bank, seperti komposisi sumber dana, biaya pelayanan untuk mendapatkan dana, dan tingkat efisiensi.

2. Faktor-faktor external bank

Faktor-faktor eksternal bank adalah faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh bank, seperti tingkat suku bunga pasar, ketentuan mengenai cadangan wajib minimum, dan pajak atas bunga.

Bank dapat melakukan berbagai upaya untuk mengelola COF, seperti:

- Meningkatkan komposisi sumber dana murah

Bank dapat meningkatkan komposisi sumber dana murah dengan menawarkan produk dan layanan perbankan yang menarik bagi nasabah, seperti tabungan dan giro.

- Meningkatkan efisiensi

Bank dapat meningkatkan efisiensi dengan menggunakan teknologi informasi, mengurangi biaya-biaya yang tidak perlu, dan meningkatkan produktivitas karyawan.

- Memanfaatkan kebijakan moneter

(11)

Bank dapat memanfaatkan kebijakan moneter yang dikeluarkan oleh bank sentral untuk menurunkan COF. Misalnya, bank dapat memanfaatkan penurunan suku bunga acuan untuk menurunkan suku bunga deposito yang ditawarkan kepada nasabah.

C. Perhitungan Cost Of Fund / CFO

Metode perhitungan cost of fund (COF) adalah cara menghitung biaya dana yang dikeluarkan oleh bank untuk memperoleh dana dari berbagai sumber, seperti giro, tabungan, deposito, dan pinjaman antar bank. COF merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi suku bunga dasar kredit (SBDK) atau landing based rate (LBR), terdapat 3 metode perhitungan COF sebagai berikut:

1. Metode Biaya Dana Rata – Rata Historis

Metode biaya dana rata-rata historis (historical weighted average cost of fund) adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya dana bank berdasarkan biaya dana historis. Metode ini merupakan metode yang paling umum digunakan oleh bank.

Dalam metode ini, biaya dana dihitung dengan cara menjumlahkan seluruh biaya dana yang dikeluarkan bank selama periode tertentu, kemudian dibagi dengan total dana yang diperoleh selama periode tersebut.

Rumus untuk menghitung biaya dana dengan metode rata-rata historis adalah sebagai berikut:

COF = (Biaya Dana 1 + Biaya Dana 2 + ... + Biaya Dana n) / Total Dana

(12)

Keterangan:

- COF = Biaya dana

- Biaya Dana 1, Biaya Dana 2, ..., Biaya Dana n = Biaya dana yang dikeluarkan bank selama periode tertentu

- Total Dana = Total dana yang diperoleh bank selama periode tertentu

Metode biaya dana rata-rata historis memiliki beberapa kelebihan, yaitu:

- Sederhana dan mudah diterapkan

- Memberikan gambaran yang akurat tentang biaya dana bank Namun, metode ini juga memiliki beberapa kekurangan, yaitu:

- Tidak dapat mencerminkan perubahan biaya dana yang terjadi secara tiba-tiba

- Tidak dapat digunakan untuk memprediksi biaya dana di masa depan

Oleh karena itu, bank perlu menggunakan metode lain untuk memprediksi biaya dana di masa depan, seperti metode biaya dana prorata.

2. Metode Biaya Dana Rata – Rata Tertimbang

Konsep biaya dana rata-rata tertimbang; konsep yang paling menggambarkan biaya dana bank sesungguhnya. Perhitungan biaya dana menurut konsep biaya dana rata-rata tertimbang dilakukan dengan cara menghitung biaya dana masing-masing jumlah dana yang berbiaya untuk mengetahui besarnya tingkat bunga efektif, yaitu tingkat bunga setelah memperhitungkan ketentuan reserve requirement.

(13)

3. Metode Biaya Dana Marginal

Konsep biaya dana marginal; konsep ini memperhitungkan biaya dana menurut tingkat bunga pasar saat itu. Perhitungan biaya dana menurut konsep ini relatif sederhana dan umumnya digunakan untuk menentukan tingkat bunga kredit kepada nasabah utamanya.

(14)

2. Base Lending Rate

Base lending rate merupakan proses pelaksanaan dari manajemen pendanaan bank. Dalam industri perbankan yang semakin kompetitif, bank dituntut untuk memberikan penawaran base lending rate yang rendah. Namun, di sisi lain bank mempunyai motivasi untuk memaksimalkan pendapatannya.

Dalam penentuan Base Lending Rate, biaya merupakan hal yang menjadi pertimbangan utama bank dalam memperoleh net interest income. Hal ini dikarenakan bank harus mengeluarkan sejumlah biaya baik secara langsung maupun tidak langsung seperti biaya operasional dan biaya non- operasional yang berkaitan dengan kegiatan usaha bank.

Biaya dana adalah biaya bunga atas dana yang berhasil dihimpun oleh bank dari masyarakat.

Penentuan suku bunga kredit (base lending rate) merupakan kebijakan yang strategis bagi bank dalam memenangkan persaingan.

Suku bunga kredit yang rendah dapat menurunkan biaya modal yang ditanggung oleh para pelaku bisnis. Oleh karena itu, para pelaku bisnis mencari bank yang menawarkan kredit dengan suku bunga kredit yang rendah. Georgievska et al. (2011) mengemukakan bahwa faktor yang paling sering disebutkan sebagai alasan utama untuk tingkat suku bunga adalah rendahnya tingkat tabungan yang menyebabkan rendahnya kredit yang disalurkan, persaingan dalam sistem perbankan, efisiensi dan profitabilitas bank komersial yang tidak memuaskan, ketidakpastian dalam lingkungan ekonomi, rendahnya kualitas portofolio kredit dan kendala kelembagaan. Oleh karena itu, perlu menerapkan pendekatan yang lebih kuantitatif untuk mendeteksi faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan suku bunga bank.

Penentuan tingkat suku bunga kredit yang akan ditawarkan tergantung pada tingkat suku bunga simpanan yang diperoleh bank

(15)

tersebut. Dimana tingkat suku bunga simpanan merupakan biaya dana, yaitu biaya yang harus dikeluarkan oleh bank untuk setiap rupiah dana yang berhasil dihimpunnya. Dari berbagai sumber sebelum dikurangi dengan giro wajib minimum. Sedangkan untuk menentukan suku bunga kredit, biaya dana harus dikurangi dengan likuiditas wajib yang harus dipelihara oleh bank.

Biaya dana merupakan harga pokok bank dalam menentukan harga jual produknya. Dengan mengetahui besarnya biaya dana yang sesungguhnya dikeluarkan bank, maka bank akan dapat melakukan perhitungan suku bunga kredit yang wajar sehingga bank tetap dapat memperoleh keuntungan. Penetapan tingkat suku bunga kredit Base Lending Rate (BLR) harus tepat agar dapat menarik masyarakat untuk melakukan pinjaman. Mengingat pentingnya biaya dana Cost of Fund (COF) dalam penetapan tingkat suku bunga kredit Base Lending Rate (BLR).

Dasar Pemberian tingkat suku bunga kredit atau Base Lending Rate (BLR) tidak dilakukan secara serta merta atau ditentukan begitu saja, namun dalam penentuan tersebut terdapat metode khusus yang perlu diterapkan. Pemberian suku bunga yang dilakukan berdasarkan penetapan langsung tanpa memperhatikan unsur biaya, risiko dan lain sebagainya akan berdampak pada ketidakseimbangan antara pendapatan dan beban yang dikeluarkan. Oleh karena itu dalam penetapan suku bunga ini, terdapat beberapa indikator yang menjadi pertimbangan di dalamnya diantaranya adalah COLF, OC, RC, SPREAD dan TAX.

Keseluruhan indikator tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

BLR = COLF + OH + RC + SPREAD + TAX Dimana:

BLR = Base Lending Rate

(16)

COLF = Cost Of Loanable Fund OHC = Overhead Cost

RC = Risk Cost

SPREAD = Besarnya Laba Yang Diharapkan TAX = Pajak Atas Pendapatan

A. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Base Lending Rate 1) Bunga yang ditetapkan untuk memperoleh dana

Faktor bunga sangat dominan menentukan biaya/harga dana yang diperoleh dari masyarakat, oleh karena itu sering menjadi ukuran besarnya tingkat bunga dalam transaksi bisnis umum yang berlaku di pasar dikaitkan dengan tingkat bunga yang berlaku di bank. Dapat dimengerti bahwa tingkat bunga sangat mempengaruhi sektor perdagangan dan perekonomian secara menyeluruh. Pengusaha dan pedagang dalam transaksi yang pembayarannya dilakukan kemudian, telah memperhitungkan nilai yang harus dibayar kemudian itu lebih besar dari nilai jika dibayar dengan cash itu memperhitungkan dengan bunga bank yang berlaku dihubungkan dengan jangka waktu pembayaran kemudian tersebut dan disepakati kedua belah pihak. Tingkat suku bunga selalu berfluktuasi berpengaruh langsung tinggi rendahnya biaya dana bank. Cost of borrowing ini mempengaruhi variable cost terbesar dalam struktur biaya dana bank.

2) Cadangan Wajib Yang Ditentukan Bank Indonesia

Biaya dana adalah biaya yang biaya yang harus dikeluarkan oleh bank untuk dana yang dihimpun sebelum dikurangi likuiditas wajib minimum (legal reserve requirement). Dalam hal ini dapat dijelaskan bahwa legal reserve requirement dihimpun juga memerlukan biaya, sedangkan dana yang dihimpun yang

(17)

menjadi likuiditas wajib minimum tersebut sepenuhnya harus disimpan di Bank Indonesia. Jadi biaya dana adalah biaya seluruh dana yang diperoleh termasuk dana yang disimpan sebagai legal reserve requirement. Pengaruh reserve requirement terhadap biaya dana akan sangat terasa apabila dalam dalam suatu kondisi bank harus menarik dana dari sumber dana mana saja, dalam rangka memenuhi kewajiban likuiditas wajib minimum tersebut. Likuiditas minimum, adalah jumlah tertentu yang ditetapkan Bank Indonesia untuk setiap bank yang senantiasa harus ada pada rekening giro bank yang bersangkutan yang ditata usahakan pada Bank Indonesia.

3) Komposisi jenis dana

Perlunya setiap bank melakukan penghitungan biaya dana yang diperolehnya antara lain:

a. Mengetahui komposisi dana yang mahal dan dana yang murah. Biaya dana yang ditetapkan untuk setiap produk penghimpunan dana adalah tidak sama. Deposito on call, misalnya lebih mahal dari deposito biasa. Giro lebih murah dari tabungan. Tabungan lebih murah dari deposito. Secara keseluruhan harga dana akan jatuh lebih murah jika komposisi dana yang murah dalam volume yang besar.

Sebaliknya dana secara keseluruhan akan menjadi mahal bila volume dana mahal yang lebih banyak dalam komposisi dana yang ada.

b. Tingkat keuntungan yang dikehendaki. Setiap periode, manajemen bank membuat perencanaan keuntungan yang akan diperoleh, dalam kaitan tersebut ditentukan kebijakan yang akan diambil dalam pengerahan dana. Ditentukan policy pengerahan dana dari sumber dana yang mana lebih diutamakan diikuti dengan langkah konkrit yang harus dijabarkan oleh operasional pengerahan dana. Sumber-

(18)

sumber ini dikomposisikan sedemikian rupa dalam rangka menyesuaikan dengan target keuntungan yang dikehendaki.

4) Persaingan

Dalam memperebutkan dana simpanan, maka di samping faktor promosi, yang paling utama pihak perbankan harus memperhatikan pesaing. Dalam arti jika untuk bunga simpanan rata-rata 16% per tahun, maka jika hendak membutuhkan dana cepat sebaiknya bunga simpanan kita naikkan di atas bunga pesaing misalkan 17% per tahun. Namun sebaliknya, untuk bunga pinjaman kita harus berada di bawah bunga pesaing.

5) Kebijakan Pemerintah

Dalam kondisi tertentu pemerintah dapat menentukan batas maksimal atau minimal suku bunga, baik bunga simpanan maupun bunga pinjaman. Dengan ketentuan batas minimal atau maksimal bunga simpanan maupun bunga pinjaman bank tidak boleh melebihi batas yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.

6) Target Laba Yang Diinginkan

Target laba yang diinginkan, merupakan besarnya keuntungan yang diinginkan oleh bank. Jika laba yang diinginkan besar, maka bunga pinjaman ikut besar dan demikian pula sebaliknya.

Oleh karena itu, pihak bank harus hati-hati dalam menentukan persentase laba atau keuntungan yang diinginkan.

7) Jaminan Pihak Ketiga

Dalam hal ini pihak yang memberikan jaminan kepada bank untuk menanggung segala risiko yang dibebankan kepada penerima kredit. Biasanya pihak yang memberikan jaminan bonafid, baik dari segi kemampuan membayar, nama baik maupun loyalitasnya terhadap bank, sehingga bunga yang dibebankan pun berbeda. Demikian pula, sebaliknya jika penjamin pihak ketiganya kurang bonafid atau tidak dapat

(19)

dipercaya, maka mungkin tidak dapat digunakan sebagai jaminan pihak ketiga oleh ketiga perbankan.

(20)

B. Perhitungan Base Lending Rate

Menurut Kasmir, (2002: 121) suku bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Sadomo Sukimo (2006:375) menyatakan suku bunga adalah bunga yang dinyatakan sebagai persentase dari modal. Dalam kegiatan perbankan sehari-hari ada 2 macam bunga yang diberikan kepada nasabahnya, yaitu:

1. Bunga Simpanan

Bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa bagi nasabah yang menyimpan uangnya di bank. Bunga simpanan merupakan harga yang harus dibayar kepada nasabahnya. Sebagai contoh: jasa giro, bunga tabungan, bunga deposito.

2. Bunga pinjaman

Bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank. Sebagai contoh bunga kredit.

Sedangkan penentuan tingkat suku bunga kredit akan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu sebagai berikut:

1. COST OF FUND (COF)

Cost of Fund merupakan biaya dana yang dikeluarkan bank untuk memperoleh sejumlah dana tertentu dari nasabahnya baik untuk simpanan giro, tabungan maupun deposito berjangka.

Besarnya cost of fund ini sangat bergantung pada besar suku bunga yang dibebankan kepada nasabah penyimpan dana. Semakin tinggi suku bunga dana, maka akan semakin tinggi pula biaya dana dan demikian pula sebaliknya.

Cost Of Money = Total Biaya Dana

Total Dana Pi h ak Ketigax100 %

(21)

2. COST OF LOANABLE FUND (COLF)

Menurut (Erisandi, 2017) Cost of Loanable Fund (COLF) yaitu Biaya Dana yang harus dibayar oleh bank untuk setiap rupiah dana setelah dikurangi dengan bagian dana yang harus dipelihara bank sebagai cadangan wajib. Jika Cost of Loanable Fund pada suatu bank rendah maka secara tidak langsung akan mengakibatkan turunnya besaran Base Lending Rate.

COLF adalah biaya atas dana yang yang diterima untuk memperoleh pendapatan atau biaya dana setelah dikurangi dengan cadangan likuiditas. Besarnya cadangan likuiditas didasarkan pada kisaran Giro Wajib Minimum (GWM) dengan kisaran 5% - 8%.

Tujuan bank menghitung COLF adalah mencari tahu dana yang memang efektif dapat digunakan dalam menyalurkan kredit kepada nasabah, oleh karena itu bank dapat mengoptimalkan antara keuntungan yang diharapkan dengan biaya yang harus dikeluarkan.

Tahapan perhitungan cost of loanable fund, dapat dikemukakan sebagai berikut:

a. Tampilan dana menurut jenisnya b. Hitung persentase komposisi dana

c. Tampilkan tingkat suku bunga dana yang akan dibayarkan.

d. Gunakan reserve requirement (RR) sesuai ketentuan Bank Indonesia, misalnya 5% (idealnya adalah RR yang efektif terjadi pada bank masing-masing).

e. Hitung biaya bunga efektif, dengan rumus:

Biaya Dana Efektif = 100 %

100 %−5 % x tingkat bunga rill(%)

f. Hitung kontribusi biaya dana, dengan rumus:

(22)

Komposisi Biaya Dana x Biaya Dana Efektif

g. Hitung cost of loanable funds dengan menjumlahkan seluruh seluruh kontribusi masing-masing dana.

COLF = TOTAL BIAYA DANA

LOANABLE FUND X 100%

3. Cost of money

Cost of Money pada dasarnya adalah cost of loanable fund setelah ditambah dengan overhead cost (biaya operasi).

Cost of money = Biaya Dana+¿h ead Cost Total Dana

4. OVERHEAD COST (OHC)

Menurut Kasmir (2008) Overhead cost yakni sejumlah biaya yang dibayarkan bank untuk kegiatan operasinya. Overhead cost meliputi biaya pengelolaan usaha dari bank secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi biaya kredit, seperti biaya pengelolaan sarana prasarana bank, biaya sumber daya manusia, biaya promosi, biaya gaji, biaya pengelolaan aset bank, serta biaya operasional.

Menurut (Wasilah, 2015) Overhead cost merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam melaksanakan kegiatan operasinya.

Overhead cost digunakan untuk memperhitungkan biaya operasional yang akan dikeluarkan oleh bank. Bank harus memperkirakan pendapatan dari asetnya cukup untuk menutup biaya operasional

(23)

bank, sehingga bank harus meramalkan overhead cost sebelum melakukan pricing pada aset

Menurut Hermanto dan Susanti (2014), overhead cost merupakan biaya yang meliputi biaya administrasi dan umum, biaya penurunan atas nilai produktif, biaya personalia, biaya iklan dan promosi atau biaya lain-lain yang dihitung melalui perbandingan dari biaya overhead bank dengan aset produktif. Biaya operasional yang meningkat akan berpengaruh’ terhadap tingkat suku bunga, apabila suku bunga kredit tidak dapat bersaing dengan suku bunga pasar, maka sejumlah dana untuk kredit bank tidak dapat tersalurkan oleh pasar sehingga bank akan terancam rugi karena menanggung biaya yang terlalu tinggi.

Overhead Cost digunakan untuk memperhitungkan biaya operasional yang akan dikeluarkan oleh bank. Bank harus memperkirakan pendapatan dari asetnya cukup untuk menutupi biaya operasional bank sehingga bank harus meramalkan overhead cost sebelum melakukan pricing pada aset. Dalam menentukan overhead cost tiap bank menetapkan persentase overhead cost yang berbeda-beda karena sangat tergantung pada kebijakan masing- masing bank. Tinggi rendahnya overhead cost suatu bank sangat tergantung efisiensi pada masing-masing bank dan kemampuan bank dalam mengendalikan penggunaan biaya dalam mengelola earning assets.

Meningkatnya biaya operasional, terutama overhead cost mempengaruhi besarnya tingkat suku bunga, jika tingkat suku bunga kredit suatu bank tidak dapat bersaing dengan tingkat suku bunga pasar maka alokasi dana perkreditan bank tersebut tidak dapat diserap oleh pasar sehingga dapat dipastikan bahwa bank tersebut akan menanggung biaya yang besar sehingga pada akhirnya akan merugikan bank tersebut.

(24)

Overhead Cost = Totalbiaya

h ead(non bunga) Total Earning Asset

X 100%

Tiap bank dalam menetapkan persentase overhead cost akan berbeda, karena sangat tergantung pada kebijakan masing- masing bank. Tinggi rendahnya overhead cost suatu bank sangat tergantung efisiensi pada masing-masing dan kemampuan bank dalam mengendalikan penggunaan biaya dalam mengelola earning assets.

5. SPREAD (Laba yang diinginkan)

Spread (laba yang diinginkan) Merupakan laba atau keuntungan yang ingin diperoleh bank dan biasanya dalam persentase tertentu.

(Kasmir, 2006:202).

Spread adalah persentase besarnya keuntungan yang diharapkan dari pinjaman yang diberikan. Besarnya bunga pinjaman tersebut dapat dibedakan antara bunga pinjaman untuk anggota dengan bunga pinjaman untuk non anggota. Bunga pinjaman untuk non anggota dapat ditetapkan lebih tinggi dari pada bunga pinjaman untuk anggota tetapi tetap dengan mempertimbangkan persaingan dengan lembaga keuangan lain.

Tingkat Spread = proyeksi spread

loanable funds x100 %

6. RISK ( Cadangan Risiko Kredit Macet)

Risk merupakan salah satu komponen dalam menentukan base lending rate suatu bank. Kemungkinan resiko yang dihadapi bank dalam penyaluran kredit tidak dapat dihindarkan berupa risiko gagal bayar dari nasabah tertentu sehingga dalam menentukan besarnya

(25)

base lending rate yang dibebankan kepada nasabah. Faktor ini perlu diperhitungkan sebagai salah satu komponen penentu terhadap bunga kredit dan risiko ini dapat terjadi baik disengaja maupun tidak disengaja. Premi risiko yang akan diperhitungkan ini dapat diperoleh dari pengalaman bank dalam mengelola kredit, yaitu dengan melakukan penilaian atas kualitas aktiva produktif (termasuk kredit).

Semakin besar jumlah kredit yang tergolong kredit bermasalah, maka semakin tinggi pula risiko yang dihadapi bank sehingga Bank Indonesia mewajibkan bank untuk membentuk cadangan penyisihan penghapusan kredit terhadap jumlah kredit bermasalah.

Penentuan besar risk dimaksudkan sebagai tindakan berjaga-jaga terhadap kemungkinan terjadinya risiko kredit risk di kemudian hari, meskipun dalam praktiknya mungkin saja pada nasabah tertentu (prime customer), risk tidak diperhitungkan dalam menetapkan base lending rate. Premi risiko ini dibebankan dengan persentase tertentu dalam base lending rate, dengan perhitungan cadangan (penyisihan) penghapusan sebagai berikut:

a. Cadangan Umum yaitu 1% dari total aktiva produktif (dalam hal ini kredit).

b. Cadangan Khusus:

1. 25% dari kredit dalam perhatian khusus (special mention).

2. 50% dari kredit kurang lancar (substandart).

3. 75% dari kredit diragukan (doubtful).

4. 100% dari kredit macet (loss).

Resiko kredit adalah risiko paling tinggi yang harus dihadapi oleh perbankan, sebab hampir seluruh struktur aset berbentuk penyaluran kredit. Kredit yang dikeluarkan oleh bank selalu memiliki risiko tak terbayar. Semakin tinggi risiko kredit maka semakin tinggi dana yang harus dicadangkan bank untuk menutup

(26)

risiko tersebut.Terdapat 3 manfaat pengukuran terhadap risiko kredit, yaitu:

a. membantu mengambil keputusan dalam penyaluran kredit;

b. membantu melakukan alokasi portofolio secara optimal; dan c. membantu manajemen permodalan.

Rumus =

biaya penyisihancadangan penghapusan kredit

kredit yang diberikan x100 %

7. TAX (Pajak)

Yaitu pajak yang dibebankan pemerintah kepada bank yang memberikan fasilitas kredit kepada nasabahnya. (Kasmir, 2006:202).

Rumus untuk menghitung tax rate adalah:

Biaya Pajak = Tax x Spread

Dapat disimpulkan dari variable diatas, bahwa dalam penetapan suku bunga pinjaman atau Base Lending Rate dirumuskan sebagai berikut:

BLR = COLF + OHC + RISK COST + SPREAD + TAX

(27)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

kesimpulan bahwa untuk memperoleh dana dari sumbernya, bank tersebut harus mengeluarkan sejumlah biaya, biaya itu merupakan harga riil dari sumber dana yang dapat dihimpun bank. Dengan diketahuinya jumlah biaya dana sesungguhnya yang dikeluarkan bank untuk sumber dana, maka bank akan memperoleh kepastian laba rugi dalam pemasaran dana dalam bentuk kredit yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan.

COF merupakan faktor penting dalam penetapan LBR. Memahami COF dan menerapkan strategi yang tepat untuk mengoptimalkannya akan membantu bank dalam mencapai profitabilitas dan berkontribusi pada stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan.

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi besarnya suku bunga kredit. Faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua kategori utama, yaitu faktor-faktor internal bank dan faktor-faktor external bank.

Bank perlu mengelola suku bunga kredit secara hati-hati dengan mempertimbangkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhinya.

Pengelolaan suku bunga kredit yang tepat akan dapat meningkatkan keuntungan bank.

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Bank Indonesia. (1998). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan.

Bank Indonesia. (2023). Peraturan Bank Indonesia Nomor 22/12/PBI/2023 tentang Landing Based Rate. Jakarta: Bank Indonesia.

Bank Indonesia. (2023). Statistik: Perbankan, Indonesia. Jakarta: Bank Indonesia.

Erisandi. (2017). pengaruh cost of loanable fund (COLF) dan tingkat suku bunga sertifikat Bank Indonesia (SBI) terhadap jumlah kredit yang diberikan (studi kasus pada PT.Bank Mandiri, Tbk periode januari 2000 - desember 2012). jurnal perspective business

Kasmir. 2006. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 22/12/PBI/2023 tentang Landing Based Rate, 2023, Otoritas Jasa Keuangan.

Rachmat Firdaus. (2001). Manajemen Bank. Edisi Kedua. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Supardi, M. (2015). Manajemen Perbankan. Jakarta: Salemba Empat.

undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan

Referensi

Dokumen terkait

Tingkat inflasi juga berpengaruh negatif terhadap kinerja reksa dana pendapatan tetap, hal ini disebabkan adanya efek terhadap peningkatan tingkat suku bunga

Perkembangan Biaya Dana (Cost of Fund) Terhadap Pendapatan Bunga Pada PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk.. (bank bjb) Cabang Medan

untuk mengetahui perbedaan antara perhitungan cost of goods manufacture dalam hubungannya dengan akurasi penentuan overhead melalui metode konvensional jika

Pemodelan tingkat suku bunga SBI berdasarkan data fuzzy time series multivariat mempunyai kelebihan dibandingkan pemodelan dengan neural network sebab proses pemodelan data

Teknik analisis menghitung unit cost menggunakan metode ABC dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu (1) mengelompokkan biaya operasional rumah sakit, (2)

Perkembangan Biaya Dana (Cost of Fund) Terhadap Pendapatan Bunga Pada PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk. (bank bjb) Cabang Medan

Tingkat suku bunga yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat suku bunga pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang ditetapkan oleh Bank Rakyat Indonesia (2016)

Bank Rakyat Indonesia Persero Cabang Makassar selam setahun, antara lain laporan tingkat suku bunga deposito dan jumlah dana yang dikeluarkan untuk setiap rupiah dana yang dihimpun dari