• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perhitungan PPnBM Masukan dan PPnBM Keluaran

N/A
N/A
hghgh

Academic year: 2024

Membagikan "Perhitungan PPnBM Masukan dan PPnBM Keluaran"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

Perhitungan PPnBM Masukan dan PPnBM Keluaran

Disusun Oleh : Devy Rachmawati

C1C021114

Dosen Pengampu:

Dr. Wirmie Eka Putra, S.E., M.Si., CIQnR., CSRS.

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JAMBI

2022

(2)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Perhitungan PPNBM Masukan dan PPNBM Keluaran. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Perpajakan 2. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah ilmu dan wawasan tentang Perhitungan PPNBM Masukan dan PPNBM Keluaran bagi para pembaca dan juga penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr.Wirmie Eka Putra, S.E.,M.Si.

CIQnR selaku dosen pada mata kuliah Perpajakan 2 yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberi semangat dalam pengerjaan makalah sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari, bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang diberikan akan saya nantikan untuk kesempurnaan makalah ini.

Jambi, November 2022

Devy Rachmawati

(3)

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan ... 2

BAB II PEMBAHASAN ... 3

2.1 Definisi PPnBM ... 3

2.2 Karakteristik PPnBM ... 3

2.3 Objek PPnBM ... 4

2.4 Tarif PPnBM ... 4

2.5 Cara Perhitungan PPnBM ... 5

2.6 Pelaporan PPnBM ... 6

BAB III PENUTUP ... 7

Kesimpulan ... 7

Saran... 7

DAFTAR PUSTAKA ... 8

(4)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pajak merupakan sumber penerimaan Negara disamping penerimaan dari sumber migas dan non migas. Dengan posisi yang sedemikian itu pajak merupakan penerimaan strategis yang harus dikelola dengan baik . Dalam struktur keuangan Negara tugas dan fungsi penerimaan pajak dijalankan oleh Direktorat Jenderal Pajak dibawah Departemen Keuangan Republik Indonesia.

Dalam Undang-undang PPN 1984, sebenarnya terdapat dua jenis pajak yang dicakup yaitu Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan yang kedua adalah Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM). Kedua jenis pajak ini masuk ke dalam jenis pajak konsumsi dan memiliki legal karakter yang hampir sama. Mungkin karena itu kedua jenis pajak tersebut diatur dalam satu Undang-undang.

Berdeda dengan PPN yang dikenakan pada setiap mata rantai produksi dan distribusi, PPnBM hanya dikenakan satu kali saja yaitu pada saat impor atau pada saat penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) yang tergolong mewah oleh Pengusaha Kena Pajak pabrikan BKP tersebut. Tidak semua Barang Kena Pajak juga menjadi objek pengenaan PPnBM. Hanya Barang Kena Pajak yang tergolong mewah saja yang akan dikenai PPnBM.

Pajak Penjualan atas Barang Mewah merupakan jenis pajak yang merupakan satu paket dalam Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai. Namun demikian, mekanisme pengenaan PPnBM ini sedikit berbeda dengan Pajak Pertambahan Nilai. Berdasarkan Pasal 5 Ayat (1) UndangUndang PPN, Pajak Penjualan atas Barang Mewah dikenakan terhadap; (1) penyerahan Barang Kena Pajak yang tergolong mewah yang dilakukan oleh pengusaha yang menghasilkan Barang Kena Pajak yang tergolong mewah di dalam Daerah Pabean dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya. (2) impor Barang Kena Pajak yang tergolong mewah. Dengan demikian, Pajak Penjualan atas Barang Mewah hanya dikenakan pada saat penyerahan BKP mewah oleh pabrikan (pengusaha yang menghasilkan) dan pada saat impor BKP mewah. Pajak Penjualan atas Barang Mewah tidak dikenakan lagi pada rantai penjualan setelah itu.

(5)

2

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan PPnBM?

2. Apa saja yang termasuk dalam karakteristik PPnBm?

3. Apa saja yang termasuk dalam objek PPnBM?

4. Berapa besar tarif yang digunakan untuk menghitung PPnBM?

5. Bagaimana cara menghitung besarnya PPnBM?

6. Bagaimana cara perlaporan PPnBM?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi dari PPnBM.

2. Untuk mengetahui apa saja yang termasuk karakteristik PPnBM.

3. Untuk mengetahui apa saja yang termasuk objek PPnBM.

4. Untuk mengetahui besar tarif yang digunakan untuk menghitung PPnBM.

5. Untuk mengetahui cara menghitung besarnya PPnBM.

6.

Untuk mngetahui cara pelaporan PPnBM.

(6)

3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi PPnBM

Berdasarkan undang-undang PPnBM atau pajak penjualan atas barang mewah merupakan pajak yang dikenakan pada barang yang tergolong mewah yang dilakukan oleh produsen (pengusaha) untuk menghasilkan atau mengimpor barang tersebut dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya. Sesuai dengan nama pajak ini, objek PPnBM merupakan Barang Kena Pajak (BKP) yang termasuk dalam kategori barang mewah. Jika Anda membeli sebuah barang mewah maka Anda diwajibkan membayar PPnBM.

PPnBM ini merupakan pajak yang dikenakan oleh Pemerintah untuk menjalankan fungsi keseimbangan pembebanan pajak antara konsumen yang berpenghasilan rendah dan konsumen berpenghasilan tinggi, serta pengendalian pola konsumsi atas barang kena pajak yang tergolong mewah.

Kebijakan fiskal menjadi gambaran atas tindakan yang diambil pemerintah untuk mempengaruhi ekonomi negara dan sebagai bentuk pendapatan negara yang dikumpulkan dari masyarakat dan oleh pemerintahan dianggap sebagai pendapatan yang dapat digunakan sebagai kebutuhan Negara. Di dalam pengenalan pajak penjualan atas barang mewah ini memiliki karakteristik yang sama dengan pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yaitu pajak yang dikenakan atas konsumsi barang atau jasa di dalam daerah pabean.

2.2 Karakteristik PPnBM

Berikut ini terdapat beberapa karakteristik pajak penjualan barang mewah, yaitu antara lain:

a. PPnBM salah satu pungutan tambahan yang dikenakan pada barang mewah disamping PPN. Maksud dari PPnBM ini agar setiap konsumen yang membeli barang mewah dan yang memiliki daya beli yang sangat tinggi, maka mereka juga harus memiliki beban tambahan pajak dibandingkan dengan konsumen yang berdaya beli rendah.

b. Pajak penjualan barang mewah hanya dipungut sekali saja, yakni pada saat impor BKP yang termasuk mewah atau saat penyerahan BKP

(7)

4

mewah yang dilakukan oleh PKP pabrikan.

c. PPnBM tidak dapat dilakukan pengkreditannya dengan PPN. Namun demikian, apabila eksportir mengekspor BKP yang tergolong mewah, maka PPnBM yang telah dibayar pada saat perolehan dapat diizinkan.

d. Dalam penyerahan BKP yang tergolong mewah tidak memerhatikan apakah suatu bagian dari BKP tersebut telah dikenakan atau tidak dikenakan PPnBM pada transaksi sebelumnya.

2.3 Objek PPnBM

Menurut UU Nomor 8 Tahun 1984 yang sekarang sudah mengalami perubahan dalam UU Nomor 42 Tahun 2009 tentang perubahan ketiga pajak pertambahan nilai barang dan jasa dan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM), adapun terdapat beberapa objek PPnBM adalah sebagai berikut:

a. PPnBM bukan merupakan barang kebutuhan pokok.

b. Objek PPnBM hanya dikonsumsi demi status atau untuk menunjukkan status sosialnya.

c. PPnBM hanya dikonsumsi oleh orang-orang atau masyarakat tertentu.

d. Objek PPnBM umumnya hanya dikonsumsi oleh orang-orang yang memiliki penghasilan tinggi.

Berdasarkan apa yang sudah disampaikan di atas, maka kita dapat melihat dari contoh PPnBM mobil dan motor yang tergolong mewah, orang yang memiliki barang tersebut akan membayar pajak penjualan barang mewah yang mungkin jumlah nya tidaklah sedikit.

2.4 Tarif PPnBM

Setelah mengetahui perbedaan PPN dan PPnBM serta barang yang tergolong mewah, berikut adalah tarif PPnBM menurut Undang-Undang (UU) Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).

a. Pengenaan tarif PPnBM paling rendah adalah 10% dan maksimum 20%

b. Adanya perbedaan pengenaan tarif PPnBM didasarkan atas klasifikasi barang tergolong mewah yang terkena PPnBM

c. Berdasarkan konsultasi dengan DPR

(8)

5

Namun guna memacu transaksi ekspor produk dalam negeri, PPnBM bisa bernilai 0% bila produsen mengekspor barang mewah tersebut. Selain itu, tarif PPnBM mobil dan barang mewah lainnya diberlakukan dengan cara mengalikan nilai dasar pengenaan pajak terhadap besaran tarif PPnBM.

a. Tarif pajak 10% berlaku untuk kendaraan umum kategori tertentu, alat rumah tangga, alat pendingin, hunian mewah, televisi, dan minuman non- alkohol.

b. Tarif pajak 20% berlaku untuk kendaraan bermotor kategori tertentu, alat fotografi, berbagai jenis permadani, peralatan olahraga impor, dan barang.

c. Tarif pajak 25% berlaku untuk kendaraan bermotor berat dan berbahan bakar solar.

d. Tarif pajak 35% berlaku untuk minuman bebas alkohol, bahan berbahan kulit impor, batu kristal, bus, dan barang pecah belah.

2.5 Cara Perhitungan PPnBM

Salah satu rumus mudah untuk menghitung PPN adalah:

PPN = Tarif PPN x (Harga Barang – PPnBM)

Tarif khusus Pajak Penjualan atas Barang Mewah atas ekspor BKP tergolong mewah = 0%.

Andi merupakan seorang pengusaha di bidang tekstil, pada suatu saat Andi membeli sebuah mobil sport mewah 2.500cc dengan harga Rp2.000.000.000.

Berdasarkan DPP, mobil tersebut terkena tarif PPnBM sebesar 40%. Lalu, berapakah nilai uang yang harus dibayarkan Bapak Ahmad untuk membawa masuk mobilnya ke Indonesia?

Cara perhitungannya sebagai berikut:

PPN = Tarif PPN x (Harga Barang – PPnBM)

PPN = 10% x (Rp2.000.000.000 – (Rp2.000.000.000 x 40%)) PPN = 10% x (Rp2.000.000.000 – 800.000.000)

PPN = 10% x Rp1.200.000.000 = Rp120.000.0000 Jadi, total harga mobil yang harus dibayarkan Andi adalah:

=Harga Mobil + PPN + PPnBM

(9)

6

=Rp2.000.000.000 + Rp120.000.000 + Rp800.000.000

=Rp2.920.000.000

2.6 Pelaporan PPnBM

Untuk membuat laporan PPnBM harus menggunakan formulir SPT Masa PPN. Selama masih berada dalam satu periode pajak yang sama, Pajak Penjualan atas Barang Mewah tersebut dapat dilaporkan bersama dengan PPN dan PPN Impor. Pelaporan pajak barang mewah ini harus segera dilakukan paling lama pada akhir bulan berikutnya setelah tanggal faktur dibuat dengan jasa konsultan pajaknesia akan lebih mempermudah pelaporan wajib pajak.

(10)

7

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

PPnBM merupakan jenis pajak yang merupakan satu paket dalam Undang- undang Pajak Pertambahan Nilai yang hanya dikenakan pada saat penyerahan BKP Mewah oleh pabrikan (pengusaha yang menghasilkan) dan pada saat impor BKP Mewah. PPN tergolong sebagai pajak yang obyektif, karena penekanannya mula-mula kepada obyeknya terlebih dahulu, baru kemudian kepada subyeknya.

Kepanjangan PPnBM adalah Pajak Penjualan atas Barang Mewah. PPnBM ialah pajak yang dibebankan kepada produsen barang mewah atas kegiatan produksi atau impor barang tersebut. PPnBM biasanya dimasukkan ke dalam harga jual produk dan dibayarkan oleh konsumen atas transaksi pembelian produk. Perlu diketahui, dalam pemungutan PPnBM tidak memperhatikan subjek pajaknya. Karena PPnBM termasuk dalam salah satu jenis pajak objektif, yang mana pengenaan pajaknya didasarkan pada objek pajaknya. Jadi, nilai pajak didasarkan pada nilai barang yang tergolong mewah tersebut. Pengenaan tarif PPnBM paling rendah adalah 10% dan maksimum 20%. Dampak pengenaan tarif PPnBM di Indonesia ialah dari sisi penerimaan negara, mengendalikan konsumsi, peningkatan penjualan mobil bekas, kenaikan nilai saham mobil dan menurunkan emisi gas buang mobil

3.2 Saran

Adapun saran yang bisa saya berikan dari makalah ini yaitu pentingnya memperbarui pengetahuan tentang perpajakan khususnya Pajak Pertambahan Nilai ini. Selain itu, dengan adanya makalah ini mahasiswa dapat mengerti dan mengimplementasikan hal-hal mengenai perhitungan PPN. Saya harap, teman teman selalu mempelajari ilmu–ilmu Akuntansi dan Perpajakan dengan baik dan mengaplikasikannya dikehidupan sehari-hari serta dunia kerja maupun di lingkungan masyarakat agar kita selalu bermanfaat bagi nusa, bangsa, dan agama.

(11)

8

DAFTAR PUSTAKA

Admin ZF. 2021. Mengenal ketentuan PPnBM Pajak atas Barang Mewah. Web:

https://flazztax.com/2021/07/13/mengenal-ketentuan-ppnbm-pajak-atas- barang- mewah/. Diakses pada 13 mei 2022.

tax center. 2021. Konsep dasar PPN dan PPnBM. Web:

https://taxcenterfeunesa.com/read/20/konsep-dasar-ppn-dan-ppnbm Diakses pada 13 mei 2022.

Prof. Dr. Mardiasmo, MBA., Akt., QIA., CFrA., CA., Perpajakan , 2019, Yogyakarta :CV. Andi Offset

Referensi

Dokumen terkait

kena pajak tidak berwujud dari luar Daerah Pabean dan atau Pemanfaatan.. Jasa Kena Pajak dari luar daerah pabean dan atau impor Barang Kena Pajak. Akan tetapi tidak

Penggantian adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh pengusaha karena penyerahan Jasa Kena Pajak, ekspor Jasa Kena

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang dikenakan terhadap penyerahan atauimpor Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak,

Karena PPN serba tidak adil—pajak objektif maka bagi orang berduit yang mengkonsumsi barang mewah dikenakan pungutan tambahan yaitu PPnBM sehingga ketimpangan itu

Sesuai dengan UU PPN Pasal 1 angka 15 Pengusaha Kena Pajak adalah Pengusaha yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang dikenakan pajak berdasarkan

Pengertian PPN menurut Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai adalah Pajak Pertambahan Nilai (PPN) merupakan pajak yang dikenakan atas penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) di

Penyerahan barang atau jasa akan dikenakan PPN apabila memenuhi syarat-syarat kumulatif, yaitu: barang atau jasa yang diserahkan merupakan Barang Kena Pajak dan/atau

Instansi Pemerintah ditunjuk sebagai pemungut PPN atau PPN dan PPnBM yang terutang atas penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak oleh PKP Rekanan Pemerintah