• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan Kognitif Remaja

N/A
N/A
Joki Tugas 1%

Academic year: 2024

Membagikan "Perkembangan Kognitif Remaja"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

KOGNITIF REMAJA

Tiya Arsetia Merrante1*, Ririanti Rachmayanie2

1Program Studi Bimbingan dan Konseling, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat, Jalan Hasan Basri Banjarmasin, Kalimantan Selatan, 70123, Indonesia

2Program Studi Bimbingan dan Konseling, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat, Jalan Hasan Basri Banjarmasin, Kalimantan Selatan, 70123, Indonesia

*Penulis koresponden, e-mail: [email protected] No. HP: 085705802058

Abstract: This article discusses the main aspects related to adolescent cognitive development by summarizing the leading theories, stages of cognitive development, and factors that influence this process. Adolescents' cognitive development reflects their thinking abilities, which are influenced by various factors such as heredity, environment, maturity, formation, interests, talents, and freedom. Piaget's theory of cognitive development is a basic framework for understanding how adolescents go beyond the limits of concrete thinking to more abstract and logical thinking. The stages of cognitive development from sensorimotor to formal operational describe the evolution of adolescents' thinking abilities as they get older. In this context, this article highlights the importance of understanding these factors in shaping and understanding changes in adolescent cognitive development, with the hope of contributing to a deeper understanding of this topic. In conclusion, it is hoped that the knowledge and insights obtained from this article can provide a basis for further development in understanding the dynamics of cognitive development during adolescence.

Keywords: Development; Cognitive Development; Teenager; Abstraction; and Teenage Logic.

Abstrak: Artikel ini membahas aspek-aspek utama yang terkait dengan perkembangan kognitif remaja dengan merangkum teori-teori terkemuka, tahapan-tahapan perkembangan kognitif, dan faktor-faktor yang memengaruhi proses ini. Perkembangan kognitif remaja mencerminkan kemampuan berpikir mereka, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti hereditas, lingkungan, kematangan, pembentukan, minat bakat, dan kebebasan. Teori perkembangan kognitif Piaget menjadi kerangka dasar untuk memahami bagaimana remaja melampaui batasan berpikir konkret menuju pemikiran lebih abstrak dan logis. Tahapan perkembangan kognitif dari sensorimotor hingga operasional formal menggambarkan evolusi kemampuan berpikir remaja seiring pertambahan usia. Dalam konteks ini, artikel ini menyoroti pentingnya pemahaman terhadap faktor-faktor tersebut dalam membentuk dan memahami perubahan-perubahan pada perkembangan kognitif remaja, dengan harapan dapat memberikan kontribusi pada pemahaman yang lebih mendalam terkait topik ini. Kesimpulannya, pengetahuan dan wawasan yang diperoleh dari artikel ini diharapkan dapat memberikan landasan untuk pengembangan lebih lanjut dalam memahami dinamika perkembangan kognitif pada masa remaja.

Kata kunci: Perkembangan; Perkembangan Kognitif; Remaja; Abstraksi; dan Logika Remaja.

PENDAHULUAN

Masa remaja merupakan fase transisi vital yang menandai perubahan-perubahan dalam aspek biologis, fisik, kognitif, dan sosioemosional. Papalia dan Olds (dalam Purwoko, 2012) menggambarkan perubahan biologis dan fisik sebagai pertumbuhan tinggi dan berat badan, perkembangan otak, serta kematangan organ seksual dan fungsi reproduksi. Sementara itu, perkembangan kognitif melibatkan perubahan dalam kemampuan mental seperti belajar, memori,

(2)

berpikir abstrak, dan bahasa. Menurut Piaget (dalam Purwoko, 2012), tahap operasi formal pada masa remaja menandai kematangan kognitif yang mungkin terjadi melalui interaksi antara otak yang matang dan lingkungan sosial yang mendukung eksperimentasi. Di samping itu, perkembangan sosioemosional mencakup perubahan dalam hubungan individu dengan dunia sekitar dan ekspresi emosi, sementara perkembangan sosial melibatkan perubahan dalam interaksi sosial.

Transisi perkembangan remaja mencakup tugas-tugas perkembangan yang mendorong mereka untuk mempersiapkan diri menghadapi tantangan masa depan. Perubahan dalam diri remaja, yang berkaitan dengan pengalaman dan usia, menjadi bagian integral dari proses pematangan kepribadian (N. P. Sari & Jamain, 2019). Konflik antara sifat-sifat yang muncul dan rangsangan eksternal merupakan bagian dari tugas perkembangan yang harus dihadapi remaja dalam lingkungannya. Sejalan dengan tugas perkembangan masa remaja, kemandirian menjadi kunci penting. Tanpa kemandirian, remaja cenderung bergantung pada orang lain, menghambat pencarian identitas mereka. Oleh karena itu, kemandirian menjadi aspek esensial dalam perjalanan pencarian identitas remaja (Jamain et al., 2022).

Berdasarkan pemahaman atas latar belakang tersebut, rumusan masalah, tujuan, dan manfaat penulisan artikel ini dapat diidentifikasi. Pertanyaan-pertanyaan dalam rumusan masalah mencakup definisi perkembangan kognitif, teori kognitif dalam perkembangan remaja, tahapan perkembangan kognitif, dan faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan kognitif remaja.

Tujuan penulisan mengarah pada pemahaman mendalam terkait definisi, teori, tahapan, dan faktor- faktor tersebut. Dengan demikian, artikel ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dengan meningkatkan pemahaman, wawasan, dan pengetahuan tentang perubahan perkembangan kognitif remaja, khususnya dalam konteks pendidikan, serta memberikan gambaran yang berguna bagi mereka yang tertarik memahami perkembangan kognitif pada masa remaja.

METODE

Dalam proses penulisan, artikel ini menerapkan metode studi literatur yang melibatkan pengumpulan beragam sumber bacaan yang dapat diakses melalui media online, termasuk e-book, jurnal, dan buku yang relevan dengan topik yang dibahas. Pendekatan studi literatur memungkinkan penulis untuk menyusun kerangka teoritis yang kokoh dan mendalam berdasarkan pemahaman terhadap penelitian sebelumnya. Dengan memanfaatkan sumber-sumber tersebut, artikel ini bertujuan memberikan landasan yang kuat dan informasi yang terperinci mengenai perkembangan kognitif pada masa remaja, mencakup definisi, teori, tahapan, dan faktor-faktor yang memengaruhinya (Fakhrurrazi, 2019).

(3)

PEMBAHASAN

Definisi Perkembangan Kognitif Remaja Perkembangan Kognitif dan Fokus pada Remaja

Perkembangan merupakan proses evolusi bertahap yang melibatkan pertumbuhan dan perubahan pada berbagai aspek kehidupan individu, organisasi, atau masyarakat. Dalam konteks remaja, perkembangan kognitif merujuk pada perubahan positif yang terus menerus terjadi pada kemampuan berpikir mereka. Menurut Susanto dan Patmodewo (dalam Nur et al., 2017), kognitif menggambarkan proses berfikir manusia yang melibatkan kemampuan membuat hubungan, mengevaluasi, dan menimbang kejadian. Aspek ini berkaitan dengan derajat kecerdasan, mencirikan minat dan ide dalam pembelajaran, serta kemampuan berfikir dan mengamati suatu kejadian. Sari (2015) menjelaskan bahwa kognitif adalah proses internal di otak ketika individu memproses informasi, mengetahui, dan menggunakan pengetahuan yang diperolehnya

Proses kognitif manusia, terkadang aktif dalam sistem saraf pusat, berkembang seiring waktu dan bergantung pada perkembangan fisik serta lokasi sistem saraf pusatnya. Kemampuan berpikir seseorang, terkait dengan tingkat kecerdasan dan minat pada ide-ide pembelajaran, mencerminkan perubahan dalam cara individu memperoleh, memproses, menyimpan, dan menggunakan informasi seiring waktu. Istilah "kognitif" merujuk pada berbagai aspek mental, termasuk proses berpikir, pemahaman, retensi memori, fokus perhatian, bahasa, dan kemampuan pemecahan masalah.

Perkembangan Kognitif pada Masa Remaja

Perkembangan kognitif remaja, menurut teori J.J. Piaget (dalam Sari, 2015), terfokus pada tahap Formal Operasional. Pada tahap ini, remaja mampu berpikir secara hipotetis, logis, abstrak, dan ilmiah. Mereka dapat menerapkan kemampuan berpikir ini pada konsep verbal yang bersifat abstrak dan situasi hipotetis. Dalam konteks perkembangan kognitif, penelitian menunjukkan perbedaan konsisten antara kemampuan anak-anak dan remaja. Remaja lebih mampu berfikir hipotetis dan logis, serta dapat memproses beberapa konsep abstrak secara simultan. Ini menandai peralihan dari keterbatasan berpikir pada objek konkret ke kemampuan berpikir pada tingkat abstraksi yang lebih tinggi selama masa remaja.

Teori Kognitif dalam Perkembangan Remaja Teori Perkembangan Kognitif Piaget

Menurut Piaget (dalam Fakhrurrazi, 2019), teori perkembangan kognitifnya menekankan bahwa remaja pada tahap Formal Operasional tidak terikat pada realitas dan fakta semata, melainkan mampu memperhatikan kemungkinan-kemungkinan di masa depan. Mereka mampu memproyeksikan serangkaian peristiwa, seperti rencana pendidikan dan karier, dan mempertimbangkan perubahan potensial dalam hubungan dengan orang tua serta konsekuensi dari

(4)

tindakan mereka, seperti dikeluarkan dari sekolah. Kemampuan mental remaja memungkinkan mereka untuk memanipulasi lebih dari dua kategori variabel sekaligus, seperti menghubungkan kecepatan, jarak, dan waktu dalam merencanakan perjalanan. Dalam pandangan Piaget, anak-anak aktif dalam membangun dunia kognitif mereka dengan menggunakan skema, yaitu struktur kognitif untuk menjelaskan pengalaman. Dua proses utama dalam teori Piaget adalah asimilasi, di mana informasi baru ditambahkan ke dalam skema yang sudah ada, dan akomodasi, di mana skema diubah atau digantikan oleh informasi baru yang tidak sesuai.

Teori Perkembangan Kognitif Lev Vygotsky

Teori Vygotsky menyoroti bahwa anak-anak aktif dalam menyusun pengetahuan mereka, dengan menekankan keterkaitan fungsi mental dengan interaksi sosial. Konsep kunci Vygotsky meliputi Zona Perkembangan Proksimal (ZPD), yang merupakan rentang tugas yang terlalu sulit untuk dikuasai sendiri oleh seorang anak, namun dapat dipelajari dengan bantuan orang dewasa atau teman sebaya. ZPD mencerminkan celah antara perkembangan aktual dan potensial, di mana interaksi sosial berperan dalam memfasilitasi perkembangan anak. Scaffolding, konsep lain dari Vygotsky, merujuk pada perubahan tingkat dukungan selama pembelajaran, di mana individu yang lebih terampil mengadaptasi bimbingan sesuai dengan tingkat kemampuan anak. Bahasa memainkan peran sentral dalam perkembangan kognitif menurut Vygotsky, di mana anak menggunakan bahasa untuk merencanakan, membimbing, dan memonitor perilaku mereka. Vygotsky meyakini bahwa bahasa dan pikiran awalnya berkembang secara terpisah dan kemudian menyatu, dengan bahasa menjadi alat utama dalam interaksi sosial dan pemecahan masalah anak.

Tahapan Perkembangan Remaja

Piaget menguraikan perkembangan kognitif anak ke dalam empat periode utama yang bersesuaian dengan tingkat usia, menunjukkan progresivitas canggihnya pemikiran seiring pertambahan usia (Fakhrurrazi, 2019).

Tahap Sensorimotor (Lahir - 2 Tahun)

Pada tahap ini, anak memperoleh pengalaman melalui gerakan fisik dan koordinasi sensorik.

Awalnya, objek dianggap ada jika terlihat, namun seiring waktu, anak mulai mencari objek yang tidak terlihat saat perpindahannya. Akhir tahap ini menandai kemampuan anak mencari objek yang hilang tanpa harus melihat perpindahannya, menandakan matangnya konsep objek dalam struktur kognitif. Kemampuan berbicara dan menggunakan simbol-simbol juga mulai berkembang.

Tahap Praoperasional (2 - 7 Tahun)

Pada tahap ini, pemikiran anak didasarkan pada pengalaman konkret daripada logika.

Mereka belum memahami konsep kekekalan (conservation) dan masih sulit memproses dua aspek atau lebih secara bersamaan. Pemikiran anak lebih dipengaruhi oleh pengalaman visual daripada pemikiran logis.

(5)

Tahap Operasional Konkret (7 - 11 Tahun)

Anak-anak pada tahap ini telah memahami operasi logis melalui benda-benda konkret.

Mereka dapat memahami konsep kekekalan, mengklasifikasikan, dan memandang suatu objek secara objektif dari sudut pandang yang berbeda. Meskipun sudah cukup matang untuk menggunakan pemikiran logika, mereka masih kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugas logika tanpa objek fisik di depan mereka.

Tahap Operasional Formal (11 - 15 Tahun)

Pada tahap ini, remaja mampu melakukan penalaran dengan menggunakan hal-hal yang abstrak dan logika tanpa bergantung pada benda konkret. Tahap ini dibagi menjadi dua: tahap awal di mana pemikiran operasional formal mengalahkan realitas dan tahap akhir di mana keseimbangan intelektual terjadi. Ciri-ciri pemikiran operasional formal meliputi kemampuan berpikir abstrak, idealistis, dan logis. Remaja dapat membuat hipotesis, menguji secara sistematis, dan berpikir logis serta rasional.

Perkembangan kognitif remaja tidak hanya dipengaruhi oleh pertumbuhan fisik, namun juga oleh cara mereka memproses informasi, meningkatkan daya ingat, dan menggunakan pengetahuan dalam menyelesaikan masalah. Latihan dan upaya untuk memperbaiki cara belajar dan mengorganisasi memori dapat meningkatkan tingkat kematangan kognitif. Pentingnya adalah bagaimana remaja menggunakan informasi yang dimilikinya untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi, bukan sebatas pada jumlah pengetahuan yang dimiliki.

Faktor-faktor Perkembangan Kognitif Remaja

Menurut Sujiono (2006:25), terdapat beberapa faktor yang berperan dalam perkembangan kognitif remaja, yang dapat diuraikan sebagai berikut:

Faktor Hereditas atau Keturunan

Tingkat kecerdasan individu diyakini telah ditentukan sejak lahir. Faktor genetik memainkan peran penting dalam menentukan potensi kognitif seseorang.

Faktor Lingkungan

Lingkungan tempat remaja berada memiliki dampak signifikan pada perkembangannya.

Pengalaman dan rangsangan dari lingkungan sekitar menjadi kontributor utama dalam membentuk kognisi remaja.

Kematangan

Kematangan, baik fisik maupun psikis, menjadi faktor penting dalam perkembangan kognitif. Organ tubuh yang telah matang secara optimal mampu menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik.

(6)

Pembentukan

Faktor eksternal yang memengaruhi perkembangan kecerdasan remaja disebut sebagai pembentukan. Hal ini mencakup semua kondisi di luar diri remaja yang memengaruhi perkembangan kecerdasannya.

Minat dan Bakat

Minat menjadi pengarah tindakan remaja, sementara bakat diartikan sebagai potensi bawaan yang perlu dikembangkan. Kedua faktor ini turut memengaruhi perkembangan kognitif.

Kebebasan

Kebebasan dalam berpikir diartikan sebagai kebebasan manusia dalam mengembangkan kognisinya. Faktor ini memainkan peran penting dalam membentuk perkembangan kognitif remaja.

Sementara itu, perspektif Piaget yang dijelaskan oleh Yanuarita (2014:70) menyebutkan empat faktor yang mempengaruhi proses perkembangan kognitif:

Hereditas

Faktor genetik tidak hanya memberikan fasilitas adaptasi individu yang baru lahir, tetapi juga mengatur laju perkembangan pada masa mendatang.

Pengalaman

Interaksi dengan lingkungan fisik bersama dengan faktor genetik menjadi dasar bagi perkembangan struktur kognitif. Hal ini sering disebut sebagai pengalaman fisik dan logika matematis.

Transmisi Sosial

Transmisi sosial mencerminkan pengaruh budaya terhadap pola berpikir remaja.

Pengalaman yang ditransmisikan melalui nilai-nilai dan norma-norma sosial juga memainkan peran penting.

Ekuilibrasi

Ekuilibrasi merujuk pada suatu keadaan di mana setiap individu mengalami proses penyelarasan yang mengintegrasikan faktor hereditas, pengalaman, dan transmisi sosial.

Dengan mempertimbangkan pandangan para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa perkembangan kognitif remaja dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Kesadaran akan faktor-faktor ini menjadi penting bagi orang tua dan guru, karena faktor-faktor ini dapat menjadi dasar untuk memahami mengapa perkembangan kognitif remaja dapat berlangsung dengan cepat atau lambat (N.

P. Sari & Jamain, 2019).

SIMPULAN

Perkembangan kognitif mencerminkan kemajuan dalam kemampuan berpikir anak, termasuk keterampilan mereka dalam menggunakan metode-metode untuk menyelesaikan masalah, yang

(7)

berperan dalam perkembangan intelektual dari masa anak-anak hingga dewasa. Teori perkembangan kognitif Piaget menjelaskan bahwa pada masa remaja, individu tidak lagi terbatas pada pemahaman kenyataan dan aktual, yang merupakan ciri periode berpikir konkret. Mereka mulai memperhatikan kemungkinan yang mungkin terjadi. Piaget membagi perkembangan kognitif anak menjadi empat periode utama yang berkorelasi dengan dan semakin kompleks seiring bertambahnya usia. Faktor- faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif pada remaja, seperti hereditas, lingkungan, kematangan, pembentukan, minat bakat, dan kebebasan, juga turut membentuk jalannya perkembangan ini. Sebagai saran, peartikel menyarankan agar isi artikel ini dapat dikembangkan dan dilengkapi lebih lanjut, sehingga dapat memberikan wawasan dan pengetahuan yang lebih mendalam mengenai perubahan dalam perkembangan kognitif remaja. Peartikel juga meminta maaf atas kesalahan yang mungkin ada dalam kata-kata atau kalimat, dan mengharapkan kritik serta saran untuk meningkatkan kesempurnaan artikel ini.

DAFTARRUJUKAN

Fakhrurrazi. (2019). Karakteristik Anak Usia Murahiqah. Al-Ikhtibar: Jurnal Ilmu Pendidikan, 6(1), 573–580. https://doi.org/10.32505/ikhtibar.vol6i1.pp60

Jamain, R. R., Sugianto, A., & Riyadi, S. (2022). Emotive Behavior Therapy to Overcome Anxiety Post-Flood Disaster. Jurnal Konseling Dan Pendidikan, 10(1).

Nur, Y., Sary, E., Hafshawaty, S., & Hasan, Z. (2017). Perkembangan Kognitif Dan Emosi Psikologi Masa Remaja Awal. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(1), 6–12.

Purwoko, S. B. (2012). Psikologi Remaja. LCH.

Sari, N. P., & Jamain, R. R. (2019). Pengaruh Kecerdasan dan Minat Pribadi Sosial terhadap Penyesuaian Diri Mahasiswa Bimbingan dan Konseling. Jurnal Kajian Bimbingan Dan Konseling, 4(2), 75. https://doi.org/10.17977/um001v4i22019p075

Sari, S. S. (2015). Pengaruh Permainan Angka Terhadap Kemampuan Berhitung Permulaan Pada Usia 4-5 Tahun di TK Al-Azhar 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014-2015. Universitas Lampung.

Referensi

Dokumen terkait

Dari teori-teori di atas faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku makan pada remaja putri adalah (1) tahap perkembangan yang dilalui individu, (2) faktor sosial ekonomi budaya

Setelah menyelesaikan pertemuan ini, mahasiswa diharapkan dapat mendiskripsikan teori perkembangan kognitif oleh Jean Piaget, tahap-tahap perkembangan kognitif

Observasi yang saya analisis berdasarkan aspek-aspek pada masa remaja yang meliputi tugas-tugas perkembangan, perkembangan fisik. Perkembangan kognitif,

sebagai reaksi atas perubahan yang terjadi pada diri remaja. Perkembangan kognitif. Berdasarkan teori Piaget mengenai perkembangan

Tahap Pengukuran Perkembangan Anak Pengukuran perkembangan anak usia 5-6 tahun dilakukan dengan melihat lima aspek perkembangan anak, yaitu aspek motorik, aspek bahasa, aspek kognitif,

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor utama yang mempengaruhi perkembangan kognitif anak adalah faktor kematangan dan pengalaman yang berasal dari

Makalah ini membahas mengenai perkembangan bahasa pada

Makalah ini membahas tentang perkembangan jiwa keagamaan pada masa