• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan Manajemen Ilmiah Frederick Winslow Taylor

N/A
N/A
Elisabeth Nathania

Academic year: 2024

Membagikan " Perkembangan Manajemen Ilmiah Frederick Winslow Taylor"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH TUGAS 2

Nama Mahasiswa : Elisabeth Hikmah Nathania Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 054545663

Kode/Nama Mata Kuliah : EKMA4116/Manajemen Kode/Nama UT Daerah : 42/Semarang

Masa Ujian : 2024/2025 Ganjil ( 2024.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS TERBUKA

(2)

1. Soal : Dalam menghadapi perubahan dan kompleksitas struktur organisasi perusahaan semakin membutuhkan manajemen ilmiah. Menurut Anda bagaimana proses perkembangan dari manajemen ilmiah?

Jawab : Manajemen ilmiah atau Scientific Management adalah pendekatan manajemen yang dikembangkan oleh Frederick Winslow Taylor pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.

Manajemen ilmiah bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas di tempat kerja melalui pendekatan sistematis dan ilmiah terhadap pengelolaan tenaga kerja dan proses kerja. Perkembangan manajemen ilmiah terjadi dalam beberapa tahap, dengan fokus pada pengoptimalan tugas individu, pembagian kerja, dan penerapan metode ilmiah dalam pengambilan keputusan manajerial. Pada Era Prakemunculan atau sebelum Taylor sebelum manajemen ilmiah, organisasi umumnya dikelola menggunakan pendekatan yang lebih tradisional dan intuisi manajer. Tenaga kerja tidak memiliki metode standar untuk melakukan pekerjaan, dan sebagian besar proses manajemen bergantung pada keterampilan dan pengalaman individu. Produktivitas lebih bersifat informal, dan efisiensi kerja tidak diukur dengan sistematis. Pada awal 1900-an atau Era Frederick W. Taylor, Ia mengembangkan manajemen ilmiah. Taylor mengamati bahwa tenaga kerja sering kali bekerja kurang efisien karena tidak ada standar kerja yang baku. Dia percaya bahwa pekerjaan bisa dipecah menjadi tugas-tugas kecil yang spesifik dan setiap tugas bisa dianalisis secara ilmiah untuk menemukan cara terbaik melakukannya.

Prinsip-prinsip dasar Manajemen Ilmiah Taylor adalah:

- Studi Waktu dan Gerak - Seleksi Ilmiah Tenaga Kerja - Pelatihan dan Pengembangan

- Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab - Insentif Berbasis Produktivitas

Setelah Taylor ada Frank dan Lilian Gilbreth yang mengembangkan metode studi gerak yang lebih terperinci dari teori Taylor. Mereka menganalisis gerakan tubuh pekerja untuk menghilangkan gerakan yang tidak perlu dan meningkatkan efisiensi kerja. Mereka juga dikenal dengan konsep "Therbligs", unit gerakan dasar yang dapat diukur dan dianalisis untuk efisiensi. Selain itu Henry Gantt, Ia memperkenalkan Bagan Gantt, alat visual untuk merencanakan dan menjadwalkan proyek. Dia juga menekankan pentingnya memberikan insentif kepada pekerja berdasarkan kinerja dan pencapaian tujuan, yang mengarah ke peningkatan produktivitas. Pada awal abad 20 Manajemen ilmiah mulai diterapkan secara luas dalam industri manufaktur, khususnya di pabrik-pabrik di Amerika Serikat dan Eropa. Salah satu contoh terkenal adalah penerapan metode manajemen ilmiah di pabrik Ford Motor Company oleh Henry Ford, yang menciptakan lini produksi atau perakitan massal. Metode ini memungkinkan peningkatan besar dalam efisiensi dan produksi mobil.

Penerapan manajemen ilmiah dalam industri menyebabkan:

- Standarisasi proses produksi.

- Peningkatan efisiensi tenaga kerja melalui penugasan pekerjaan yang lebih terfokus.

- Pengurangan waktu produksi dan peningkatan produktivitas.

Meskipun manajemen ilmiah berhasil meningkatkan produktivitas, pendekatan ini tidak lepas dari kritik:

(3)

- Dehumanisasi Tenaga Kerja - Kurangnya Fleksibilitas

- Konflik antara Manajemen dan Pekerja

Akibat kritik ini, muncul pendekatan baru yang lebih humanistik terhadap manajemen, yang menekankan kesejahteraan pekerja dan pentingnya komunikasi serta motivasi. Pada abad 20 sampai sekarang konsep manajemen ilmiah masih memiliki pengaruh besar dalam dunia bisnis modern, meskipun pendekatannya telah berkembang untuk memasukkan unsur-unsur lain yang lebih komprehensif. Seperti Lean Manufacturing, Total Quality Management (TQM) dan Penggunaakn Teknologi dan Data

2. Soal : Manajer memiliki keistimewaan, yaitu dapat memerintah karyawan karena memiliki wewenang tertentu. Menurut Anda, Bagaimana sudut pandang wewenang berdasarkan pandangan penerimaan? Berikan contoh dari pandangan penerimaan.

Jawab : Pandangan penerimaan terhadap wewenang adalah konsep yang menekankan bahwa wewenang seorang manajer tidak otomatis diterima hanya karena posisi atau jabatan formalnya, melainkan karena karyawan menerima dan mengakui otoritas tersebut. Menurut teori ini, wewenang hanya efektif ketika bawahan bersedia untuk mematuhi perintah yang diberikan, bukan semata-mata karena manajer memiliki posisi otoritas struktural, tetapi karena karyawan mengakui keabsahan dan kepentingan dari instruksi tersebut.

Contoh Pandangan Penerimaan

Misalkan ada seorang CEO atau Pemilik Usaha yang meminta pekerjanya untuk bekerja lembur untuk menyelesaikan Pesanan . Berikut adalah contoh bagaimana pandangan penerimaan bekerja dalam situasi ini:

- Jika perintah lembur diterima: Karyawan mungkin setuju untuk bekerja lembur karena mereka memahami bahwa ada pesanan penting yang harus dipenuhi (dapat dipahami), lembur tersebut membantu mencapai target produksi yang penting bagi kelangsungan perusahaan (sesuai dengan tujuan organisasi), mereka diberi kompensasi yang adil (tidak bertentangan dengan kepentingan pribadi), dan kondisi fisik serta kemampuan mereka memungkinkan untuk melakukannya (dapat dilakukan). Dalam hal ini, wewenang manajer efektif karena karyawan menerima perintah tersebut.

- Jika perintah lembur ditolak: Di sisi lain, jika lembur diminta secara tiba-tiba tanpa penjelasan yang jelas (tidak dapat dipahami), karyawan mungkin merasa bahwa manajer hanya ingin meningkatkan keuntungan perusahaan tanpa memperhatikan kesejahteraan mereka (tidak sesuai dengan kepentingan pribadi), atau mereka merasa sudah terlalu lelah setelah bekerja seharian sehingga tidak mampu melakukan pekerjaan tambahan (tidak dapat dilakukan).

Dalam situasi ini, karyawan mungkin tidak akan mematuhi perintah manajer, dan wewenang manajer dianggap tidak efektif.

Referensi

Dokumen terkait

Proses manajemen strategis dapat diuraikan sebagai pendekatan yang obyektif, logis, sistematis untuk membuat keputusan besar dalam suatu organisasi. Proses ini

Dengan demikian PENELITIAN merupakan Proses penemuan jawaban yang ilmiah atas masalah yang terjadi melalui pendekatan yang sistematis, logis, kritis yang terkontrol oleh

demikian PENELITIAN merupakan Proses penemuan jawaban yang ilmiah atas masalah yang terjadi melalui pendekatan yang sistematis, logis, kritis yang terkontrol oleh bukti

Smith menyimpulkan bahwa pembagian kerja dapat meningkatkan produktivitas dengan meningkatnya keterampilan dan kecekatan tiap-tiap pekerja, menghemat waktu yang terbuang

memberikan prinsip­prinsip dasar (filsafat) penerapan pendekatan ilmiah pada manajemen, dan 

Perbedaan mendasar dengan manajemen ilmiah adalah cara pandang terhadap peningkatan produktifitas organisasi tidak hanya dapat dicapai ketika produktivitas

LEMBAR HASIL PENILAIAN SEJAWAT SEBIDANG ATAU PEER REVIEW KARYA ILMIAH : PROSIDING Judul karya ilmiah paper : Manajemen Pemeliharaan dan Produktivitas Domba Wonosobo di Kabupaten

18  Peran Sumber Daya Manusia Proses manajemen produktivitas yang efektif tidak layak tanpa komitmen dan pelibatan pekerja pada semua tingkatan organisasi tidak dapat menciptakan