Puji dan puji penulis senantiasa panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PEMBANGUNAN NILAI BUDAYA, INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT”, kami selalu melimpahkan shalawat dan salam kepada nabi besar Muhammad SAW. Nilai moral merupakan bagian dari nilai, yaitu nilai yang berhubungan dengan baik atau buruknya tingkah laku manusia. Moralitas selalu berkaitan dengan nilai, namun tidak semua nilai merupakan nilai moral. Sedangkan hierarki nilai di Indonesia (khususnya pada dekade peningkatan P4) terbagi menjadi 3, yaitu: . a) Nilai-nilai dasar (landasan ontologis), yaitu hakikat, hakikat, hakikat atau makna terdalam dari nilai-nilai tersebut.
Nilai budaya adalah nilai-nilai yang disepakati dan tertanam dalam suatu masyarakat, lingkungan organisasi, lingkungan masyarakat, yang berakar pada kebiasaan, kepercayaan, simbol, dengan ciri-ciri tertentu yang dapat dibedakan satu sama lain sebagai acuan perilaku dan tanggapan terhadap suatu hal. apa yang akan terjadi atau sedang terjadi. Nilai-nilai budaya akan tampak dalam simbol, semboyan, semboyan, visi dan misi, atau sesuatu yang muncul sebagai acuan utama motto suatu lingkungan atau organisasi. Umumnya di negara-negara Barat (misalnya: Amerika, Eropa), masyarakat menginginkan nilai-nilai yang lebih tinggi, seperti kualitas hidup, pencapaian pribadi, dan makna pengalaman.
Pengertian Moral
Kehidupan di suatu tempat menetapkan hukum untuk mempelajari atau tidak mempelajari informasi tertentu, dan hal ini dikonfirmasi dan diperkuat oleh budaya di sana. Model perilaku (ide): bentuk budaya ideal, seperangkat ide, konsep, nilai, norma, aturan, dll. Pola tindakan dan perilaku (activities): Suatu bentuk budaya perilaku, suatu kompleks aktivitas dan tindakan yang berpola dari orang-orang dalam masyarakat, disebut juga organisasi.
Wujud kebudayaan sebagai benda yang diciptakan oleh manusia (fisik), disebut juga teknologi. orang atau orang lain dalam tindakan yang mempunyai nilai positif. Orang yang tidak mempunyai akhlak disebut maksiat, artinya tidak bermoral dan tidak mempunyai nilai positif di mata orang lain. Moralitas secara eksplisit berkaitan dengan proses sosialisasi individu. Tanpa moralitas, manusia tidak dapat menyelesaikan proses sosialisasi.
Moralitas adalah tindakan/perilaku/ucapan seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain. Apabila apa yang dilakukan seseorang sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat tersebut dan dapat diterima serta berkenan pada masyarakat, maka orang tersebut dianggap mempunyai akhlak yang baik, begitu pula sebaliknya. Individu adalah manusia yang tidak hanya mempunyai peran unik dalam lingkungan sosialnya saja, namun juga mempunyai kepribadian dan pola perilaku tersendiri. Ada 3 kemungkinan bagi individu untuk berperilaku sesuai dengan pola pribadinya: pertama, mereka menyimpang dari norma kolektif sehingga kehilangan individualitasnya, kedua, mereka tunduk pada kolektif dan ketiga, mereka mempengaruhi masyarakat.
Individu berusaha menjauhkan diri dan berusaha membentuk perilaku yang selaras dengan keadaan dan kebiasaan yang sesuai dengan perilaku yang sudah ada dalam dirinya. Ketika anak manusia dilahirkan, diperlukan proses interaksi dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan lahir dan batin yang membentuknya.
Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang juga merupakan kelompok kecil dari masyarakat. Anak-anak ini nantinya akan berkembang dan mulai dapat melihat dan mengetahui makna dari dirinya, kemudian belajar melalui pengenalan tersebut. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang tinggal dalam satu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Menurut Kementerian Kesehatan RI).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah kesatuan terkecil dari masyarakat yang terdiri dari dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah atau perkawinan, mereka hidup dalam satu keluarga, dibawah asuhan seorang kepala keluarga, saling berinteraksi di antara sesamanya. anggota keluarga, setiap anggota keluarga mempunyai perannya masing-masing, serta menciptakan dan memelihara suatu budaya. Peran anak : Anak melakukan peran psikososial sesuai dengan tingkat perkembangannya, seperti fisik, mental, sosial dan spiritual. Persiapan perkawinan yang harus dilakukan orang tua terhadap anaknya antara lain dapat berupa pengetahuan tentang kehidupan seksual suami istri, pengetahuan tentang pengurusan rumah bagi istri, tugas dan kewajiban suami, menjaga pendidikan bagi anak-anak. dan seterusnya.
Perlengkapan fisik keluarga secara umum seperti meja, kursi, tempat tidur, lampu, dan lain-lain. Dimulai sejak anak mencoba belajar berjalan hingga usia sekolah dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, lingkungan keluarga yang berpusat pada ayah dan ibu secara intensif membentuk sikap dan kepribadian anak-anaknya. Lambat laun anak diajarkan untuk berperilaku dan berkata-kata yang baik dan pantas kepada teman sebayanya, orang tua dan orang yang ditunjuk kepadanya, orang tua akan langsung memarahinya dan memberitahukan kepada anaknya bahwa ada hal-hal yang menyimpang dari aturan yang tidak sopan.
Dalam kelompok sosial primitif, peran keluarga sangat penting sebagai penyampai budaya, meskipun ada mediator lain. Dalam lingkungan “keluarga besar” suku Batak Karo dan Simalungun Sumatera Utara, Huta atau Kuta mempunyai hak ulayat atas penguasaan tanah-tanah pertanian, baik berupa sawah maupun ladang…tanah pertanian yang dikuasai oleh pondok atau. kuta dapat dibudidayakan oleh anggota keluarga laki-laki. mereka bisa menggarap lahan pertanian seperti di lahan sendiri. Asuhan bertujuan untuk memelihara dan mengasuh anak, agar senantiasa terjaga kesehatannya, sehingga dapat menjadi anak yang sehat jasmani, rohani, sosial, dan rohani.
Keluarga siri adalah keluarga yang terdiri dari seorang perempuan dan seorang laki-laki yang telah menikah lebih dari satu kali dan membentuk satu keluarga inti.
Masyarakat
Djojogiguno mengatakan masyarakat adalah kesatuan seluruh peristiwa dalam kehidupan bersama antara manusia dan manusia. Jelaslah bahwa masyarakat adalah sekelompok orang yang mempunyai tatanan kehidupan, norma, dan adat istiadat yang sama-sama dianut dalam lingkungannya. Cara hidup, norma-norma yang dimilikinya menjadi landasan kehidupan sosial di lingkungannya, sehingga dapat membentuk suatu kelompok masyarakat yang mempunyai ciri-ciri kehidupan yang unik.
Linton: Seorang antropolog menyatakan bahwa masyarakat adalah sekelompok orang yang telah hidup dan bekerja bersama cukup lama sehingga mereka dapat mengorganisir dirinya dan menganggap dirinya sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu. Herskovist: menulis bahwa masyarakat adalah sekelompok individu yang terorganisir dan mengikuti cara hidup tertentu. Gillin: mengatakan bahwa masyarakat merupakan kelompok manusia terbesar dan mempunyai adat istiadat, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama.
Steinmetz: seorang sosiolog Belanda mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia terbesar yang mencakup kelompok-kelompok kecil orang-orang yang mempunyai hubungan dekat dan teratur. Hasan Shadily: mengartikan masyarakat sebagai sekelompok besar atau kecil orang-orang, dengan atau karena mereka sendiri tergabung dalam kelompok tersebut dan mempunyai pengaruh spiritual satu sama lain. Dari uraian di atas kita dapat melihat bahwa masyarakat dapat mempunyai arti luas dan arti sempit.
Dalam pengertian yang lebih luas, masyarakat berarti segala hubungan yang hidup berdampingan dan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa, dan sebagainya. Dalam arti sempit, masyarakat berarti sekelompok orang yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu, misalnya wilayah, bangsa, golongan, dan sebagainya.
Hubungan Individu, Keluarga dan Masyarakat
- Hubungan individu dengan keluarga
- Hubungan individu dengan lembaga
- Hubungan individu dengan komunitas
- Hubungan individu dengan masyarakat
Berhubungan dalam jangka waktu yang lebih lama memberikan orang-orang baru yang saling berkomunikasi dan menciptakan aturan-aturan dalam hubungan antar anggota masyarakat. Hubungan antara individu dengan masyarakat terletak pada sikap saling menghormati hak dan kewajiban masyarakat sebagai individu dan masyarakat sebagai makhluk sosial. Apa yang dimaksud dengan hak individu dan hak masyarakat hendaknya diketahui dengan mengedepankan hak masyarakat dibandingkan hak individu.
Gotong royong merupakan hak masyarakat, sedangkan rekreasi keluarga, hiburan dan belanja merupakan hak individu yang harus diutamakan di atas hak masyarakat.
Pandangan dan Nilai budaya Terhadap Individu, Keluarga dan Masyarakat 1. Pandangan dan nilai budaya terhadap Individu
Pandangan dan nilai budaya terhadap Keluarga
Keluarga merupakan suatu sistem yang terbuka sehingga dapat dipengaruhi oleh supra sistem yaitu lingkungan dan masyarakat, dan sebaliknya sebagai subsistem dari lingkungan (masyarakat), keluarga dapat mempengaruhi masyarakat (supra sistem). Oleh karena itu, betapa pentingnya peran dan fungsi keluarga untuk membentuk manusia sebagai anggota masyarakat yang mempunyai nilai-nilai budaya yang positif.
Pandangan dan nilai budaya terhadap Masyarakat
Dulu kita sering mendengar bahwa masyarakat kita menjunjung tinggi nilai-nilai gotong royong, namun kini nilai-nilai tersebut telah bergeser ke nilai-nilai yang mengarah pada individualisme, yang mana kepentingan pribadi lebih diutamakan daripada kepentingan bersama. Kita juga mempunyai nilai-nilai keterlibatan sosial yang tinggi, namun kini terjadi pergeseran ke arah 'ketidaktahuan adalah yang terbaik'. Jangan sampai keutuhan masyarakat terkoyak karena kita tidak mampu mengarahkan perkembangan atau perubahan nilai-nilai yang terjadi di masyarakat.
Perkembangan nilai budaya, sistem budaya dan sistem social terhadap individu, keluarga dan masyarakat
Pergeseran Nilai Budaya Dalam Masyarakat
Faktor Penyebab Pergeseran Nilai-Nilai Masyarakat a) Pendidikan
Dampak Positif Pegeseran Nilai masyarakat Tradisional ke Modern a) Arus Komunikasi Lancar
Terkait juga dengan industri maju adalah terbukanya industri yang menghasilkan peralatan komunikasi dan transportasi yang canggih, sebagai salah satu cara untuk mengurangi pengangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat. Berbekal pengetahuan, masyarakat siap menghadapi perubahan nilai yang mungkin terjadi di era global. Perubahan pandangan hidup masyarakat Indonesia dapat dilihat dari perubahan sikap, perilaku dan pekerjaan. Berkat pembangunan, berkembang pandangan tentang pentingnya keseimbangan kehidupan material dan spiritual, pembangunan yang ramah lingkungan.
Dampak Negatif Pergeseran Nilai masyarakat Tradisional ke Modern a) Timbulnya Sikap Individualistis
Dampak negatif pergeseran nilai masyarakat tradisional ke modern) Maraknya sikap individualistis. Hal ini dapat merugikan nilai-nilai kebhinekaan dan persatuan bangsa Indonesia. Hal ini juga akan menimbulkan prasangka sosial; Persaingan dalam hidup cenderung membuat masyarakat frustasi, sehingga masyarakat akan melakukan tindakan kriminal seperti pencurian hanya untuk memenuhi kebutuhannya. Masyarakat modern umumnya sudah sadar akan teknologi, seperti internet, telepon seluler, media televisi, dan teknologi lainnya yang terus-menerus ditiru.
Selain itu, apresiasi terhadap nilai-nilai budaya lokal akan memudar dan nilai-nilai keagamaan pun menurun. Penyebaran nilai-nilai politik Barat secara langsung maupun tidak langsung berupa demonstrasi, demonstrasi yang semakin berani dan terkadang mengabaikan kepentingan umum. Pengaruh internet atau telepon seluler yang ditiru secara ekstrim dapat menimbulkan kenakalan remaja, misalnya jika remaja membawa kamera telepon seluler maka mereka dapat menyimpan sesuatu yang bersifat pornografi di dalamnya sehingga suatu saat remaja tersebut pasti akan mencoba adegan tersebut, padahal adegan tersebut hanya untuk orang yang sudah menikah.
Penyakit masyarakat atau patologi sosial dapat muncul akibat adanya pergeseran nilai-nilai masyarakat, sebagaimana telah dijelaskan bahwa pergeseran nilai berdampak pada kesenjangan sosial.
PENUTUP
Kesimpulan
Saran