PERLINDUNGAN KONSUMEN ATAS CACAT TERSEMBUNYI DALAM TRANSAKSI JUAL BELI KENDARAAN LELANG
(Studi Putusan Nomor : 526/Pdt.G/2023/PN.Jkt.Brt)
PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi strata satu (S-1) pada program studi Ilmu Hukum
Disusun Oleh :
MUHAMAD MIFTAHUDIN
No. Pokok : 20200210100043
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2024
PERLINDUNGAN KONSUMEN ATAS CACAT TERSEMBUNYI DALAM TRANSAKSI JUAL BELI KENDARAAN LELANG
(Studi Putusan Nomor : 526/Pdt.G/2023/PN.Jkt.Brt)
PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Jakarta Guna memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)
Disetujui Untuk Diseminarkan :
Dra. Budi Astuti, S.H.,M.Si.
Ketua Bagian Hukum Privat
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2024
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pada dasarnya, manusia tidak terlepas dari kebutuhan sehari-hari. Kebutuhan merupakan apapun yang diperlukan manusia untuk memenuhi kesejahteraan.
Berdasarkan intensitasnya, kebutuhan dibagi menjadi tiga jenis yaitu primer, sekunder, dan tersier. Kebutuhan primer merupakan kebutuhan utama bagi manusia, disusul dengan kebutuhan sekunder yang merupakan kebutuhan yang menciptakan kebahagiaan, dan kebutuhan tersier yang digolongkan sebagai kebutuhan manusia pada barang dan jasa yang tergolong mewah. Pemakaian barang-barang mewah dianggap dapat menaikkan status seseorang. Salah satu kebutuhan tersier yang dibutuhkan oleh manusia adalah alat transportasi. Alat transportasi adalah sebuah benda yang digunakan untuk mengangkat maupun memindahkan segala sesuatu dari satu tempat ke tempat lain. Tidak hanya itu, transportasi sangat mempengaruhi gaya hidup, menjangkau suatu lokasi ke lokasi lainnya untuk kegiatan yang menghasilkan, dan lain sebagainya.1
Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki kodrat hidup bermasyarakat, serta saling membutuhkan satu dengan yang lain dalam rangka memenuhi kebutuhan mereka.
Dalam kehidupan, manusia sebagai makhluk sosial tidak akan lepas dari aktifitas sosial, di antaranya adalah aktifitas ekonomi. Aktifitas ekonomi sudah dilakukan manusia sejak
1 Nitama Yuliawati dan Gigih Pratomo, 2019, Analisis Pengaruh Kebutuhan Ekonomi Keluarga Terhadap Tenaga Kerja Wanita, Economie. Vol. 1 No.1, hlm. 79
mereka mulai lahir di muka bumi, walaupun model ekonominya terus berkembang dan mengalami perubahan pada setiap periode kehidupan. Di antara sekian banyak transaksi dalam aktifitas ekonomi manusia adalah praktik jual-beli. Jual beli merupakan suatu perjanjian di antara dua pihak atau lebih, di mana masing-masing pihak mengikatkan diri untuk menyerahkan hak milik atas suatu barang sementara pihak yang lain membayar harga yang telah dijanjikan.2
Membeli dan memiliki mobil bekas mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Kelebihannya adalah harga mobil bekas bisa bersaing dan terkadang jauh relatif lebih murah, bahkan seperti hal nya kita membeli mobil baru yaitu kitajuga mendapat bonus misalnya souvenir dari dealer. Sedangkan kekurangannya adalah kondisi mesin dan mekanik kendaraan yang tidak terinformasikan atau si penjual memang tidak menginformasikan kepada pihak pembeli yang bisa saja karena faktor kesengajaan atau memang si penjual tidak mengetahui hal tersebut. Meskipun demikian, dari tahun ketahun bursa mobil bekas semakin diminati dan pangsa pasarnya cukup menjanjikan, dengan pertambahan permintaan pada mobil bekas yang cenderung semakin meningkat dari tahun etahun menyebabkan membeli mobil bekas sebagai salah satu solusi untuk mendapatkan mobil layak pakai dengan harga yang terjangkau.3
Pertumbuhan tersebut tidak disertai dengan perkembangan perangkat peraturan secara memadai. Di Indonesia mengenai perjanjian jual beli mobil bekas ini belum diatur dalam suatu undang-undang tersendiri, sehingga dalam pelaksanaannya sering timbul
2 Subekti. 2001. Hukum Perjanjian. Jakarta: Intermasa, hlm 79.
3 “Memilih Motor Bekas”, melalui www.kulinet.com, diakses Selasa, 12 Februari 2024, Pukul 09.00 wib.
masalah-masalah yang berkaitan dengan proses perjanjian jual beli mobil bekas tersebut.
Oleh karena tidak diatur dalam perundang-undangan, baik Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata) maupun Kitab Undang Undang Hukum Dagang (KUHD) keduanya didasarkan pada praktek sehari-hari dan putusan pengadilan (jurisprudensi).
Menanggung barang adalah bahwa penjual harus menjamin 2 (dua) hal yaitu penguasaan barang yang dijual secara aman dan tenteram (tidak ada gangguan dari pihak ketiga), dan tidak ada cacat tersembunyi atas barang tersebut (Pasal 1491 KUHPer). Jadi apabila tidak memperjanjikan sebaliknya, maka penjual berkewajiban menanggung cacat tersembunyi pada mobil tersebut, baik penjual mengetahui akan cacat tersembunyi tersebut atau penjual sendiri tidak menyadari adanya cacat tersembunyi itu (Pasal 1504 jo. Pasal 1506 KUHPer). Oleh karena itu, penjual wajib menanggung cacat tersembunyi yang membuat barang tersebut tidak dapat dipakai sebagaimana mestinya, atau apabila pembeli mengetahui cacat tersebut, maka ia tidak akan membelinya selain dengan harga yang lebih murah dari harga awal.4
Terkait perkara putusan Nomor : 526/Pdt.G/2023/PN.Jkt,Brt. diketahui bahwa Penjual mobil bekas telah menjual kepada mobil kepada korban dan diketahui mobil tersebut mengalami cacat tersembunyi. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Perlindungan Konsumen Atas Cacat Tersembunyi Dalam Transaksi Jual Beli Kendaraan Lelang (Studi Putusan Nomor : 526/Pdt.G/2023/PN.Jkt.Brt)”
4 “Tanggung Jawab Penjual atas Cacat Tersembunyi”, melalui www.hukumonline.com/, diakses Selasa,12 Februari 2024, Pukul 16.00 wib.
B. Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah, Rumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Untuk mengetahui permasalahan yang berkaitan dengan tema yang dibahas maka peneliti mengidentifikasi masalah yang muncul sebagai berikut :
1. Tidak adanya tanggung jawab dari para pelaku usaha
2. Pelaku usaha tidak memberikan informasi yang sesuai dengan obyek kendaraan lelang tersebut sehinga menimbulkan kerugian terhadap konsumen
3. Adanya cacat tersembunyi dari kendaraan tersebut
2. Pembatasan Masalah
Untuk mempermudah pembahasan dalam penulisan penelitian ini, peneliti melakukan pembatasan masalah yang akan dibahas sehingga dapat membuat penelitian ini lebih jelas dan terarah. Adapun pembahasan pada penelitian ini, penulis lebih berfokus kepada perlindungan konsumen atas adanya cacat tersembunyi sehingga menimbulkan kerugian serta bagaimana tanggungjawab dari para pelaku usaha dan tinjauan hukumnya.
3. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan penjelasan mengenai alasan mengapa masalah yang dikemukakan dalam penelitian dipandang menarik, penting, dan perlu diteliti. Rumusan masalah juga merupakan usaha yang menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan penelitian yang perlu dijawab dan dicarikan pemecahannya.
Rumusan masalah juga merupakan suatu penjabaran dari identifikasi masalah dari pembatasan. Berdasarkan uraian latar belakang
permasalahan tersebut, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perlindungan konsumen dalam pembelian kendaraan mobil yang terdapat cacat tersembunyi?
2. Bagaimana tanggung jawab penjual kendaraan bekas dalam hal adanya cacat tersembunyi?
3. Bagaimana analisis putusan No. 526/Pdt.G/2023/PN.Jkt,Brt. terkait kendaraan bekas dalam hal adanya cacat tersembunyi?
C. Landasan Teori dan Definisi Operasional
1. Landasan Teori
Dapat dipahami bahwa maksud dari penelitian yang membahas mengenai Perlindungan Hukum terhadap Konsumen yang dirugikan oleh penjual yang tidak bertanggung jawab dalam hal menindak perbuatan adanya hukum, sangat perlu untuk menciptakan suatu kepastian hukum. Hukum harus dilaksanakan dan ditegakkan.
Setiap orang mengharapkan dapat ditetapkannya hukum dalam hal terjadi peristiwa yang konkrit. Adapun landasan teori pada penelitian sebagai berikut :
1) Teori Perlindungan Hukum
Hukum diciptakan sebagai suatu sarana atau instrumen untuk mengatur hak-hak dan kewajiban-kewajiban subyek hukum. Di samping itu, hukum juga berfungsi sebagai instrumen perlindungan bagi subyek hukum. Menurut Sudikno Mertokusumo hukum berfungsi sebagai perlindungan kepentingan manusia agar kepentingan manusia terlindungi, hukum harus dilaksanakan.5
5 Sudikno Mertokusumo, Bab-bab tentang Penemuan Hukum, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1993), hlm. 140.
Menurut Muchsin perlindungan hukum merupakan kegiatan untuk melindungi individu dengan menyerasikan hubungan nilai-nilai atau kaidah- kaidah yang menjelma dalam sikap dan tindakan dalam menciptakan adanya ketertiban dalam pergaulan hidup antar sesama manusia.6
Perlindungan hukum adalah suatu upaya perlindungan yang diberikan kepada subjek hukum tentang apa-apa yang dapat dilakukannya untuk mempertahankan atau melindungi kepentingan dan hak subjek hukum tersebut.7 Sedangkan perlindungan sendiri adalah hal atau perbuatan melindungi. Dalam penelitian ini penulis mengambil teori perlindungan hukum mengkaji dari Konsumen sebagai subjek hukum yang berhak mendapatkan perlindungan hukum atas permasalahan cacat tersembunyi yang dilakukan oleh penjual yang tidak bertanggung jawab yang mengakibatkan kerugian bagi konsumen. Dan mengkaji dari keberadaan antara konsumen dengan penjual sebagai pihak yang saling melakukan perbuatan dan hubungan hukum. Dengan kata lain, Konsumen dengan penjual memiliki hak dan kewajiban yang harus ditepati.
2) Teori Perjanjian
Definisi perjanjian telah diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1313, yaitu bahwa perjanjian atau persetujuan adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. Perjanjian terjadi apabila syarat pertama dari Pasal 1320 yaitu toestemming (yang berarti izin atau persetujuan) atau dalam literature disebut sebagai wilsovereenstemming (kesesuaian kehendak) yang berkaitan
6 Muchsin, Perlindungan dan Kepastian Hukum bagi Investor di Indonesia, (Surakarta; Magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, 2003), hlm. 14.
7 Wirjono Projodikoro, Asas-asas Hukum Perjanjian, (Bandung: Sumur) ,1993, hlm.20.
dengan asas konsensualisme (kesepakatan). Perjanjian yang terjadi belumlah sah karena masih ada tiga syarat lain yang harus dipenuhi. Toestemming berkait dengan persesuaian kehendak untuk mengikatkan diri dan persesuaian kehendak untuk memperoleh hak atas prestasi dan kewajiban sebagai prestasi pihak lainnya. Ada kemungkinan, bahwa pernyataan (verklaring) seseorang tidak sesuai dengan kehendaknya (wils).8
Soerjono Soekanto mengatakan bahwa masalah pokok pada penegakan hukum sebenarnya terletak pada faktor-faktor yang mungkin mempengaruhinya.
Faktor-faktor tersebut, meliputi:9 a. Faktor hukumnya sendiri;
b. Faktor penegak hukum, yakni pihak-pihak yang membentuk maupun menerapkan hukum;
c. Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum;
d. Faktor kesadaran masyarakat, yakni lingkungan di mana hukum tersebut berlaku atau diterapkan.
Oleh karena itu, untuk membangun kesadaran hukum masyarakat maka tentu pandangan di atas dapat menjadi parameter dalam penegakan hukum.
Ketaatan hukum tidaklah lepas dari kesadaran hukum, dan kesadaran hukum yang baik adalah ketaatan hukum, dan ketidaksadaran hukum yang tidak baik adalah ketidaktaatan. Pernyataan ketaatan hukum harus disandingkan sebagai sebab dan akibat dari kesadaran dan ketaatan hukum. Sebagai hubungan yang
8 https://gatutwijayajombang.blogspot.co.id/2011/04/apa-itu-teori-perjanjian-gatutwijaya.html, diakses, Kamis, 13 Februari 2024.
9 Soerjono Soekanto, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, (Jakarta: Raja Grafindo 2014), hlm. 5.
tidak dapat dipisahkan antara kesadaran hukum dan ketaataan hukum maka beberapa literatur yang diungkap oleh beberapa pakar mengenai ketaatan hukum bersumber pada kesadaran hukum, hal tersebut tercermin dua macam kesadaran, yaitu :10
a. Legal consciouness as within the law, kesadaran hukum sebagai ketaatan hukum, berada dalam hukum, sesuai dengan aturan hukum yang disadari atau dipahami;
b. Legal consciouness as against the law, kesadaran hukum dalam wujud menentang hukum atau melanggar hukum.
Teori perlindungan hukum dan penegakan hukum di atas dapat digunakan untuk mengemukakan penjelasan terhadap gejala sekaligus sebagai alat untuk menganalisis pembahasan dalam penelitian ini. Faktor-faktor tersebut mempunyai arti yang netral, sehingga dampak positif atau negatifnya terletak pada isi faktor-faktor itu. Keempat faktor tersebut di atas, saling berkaitan erat, oleh karena itu merupakan esensi dari penegakan hukum dan bagian yang tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lainnya karena sangat mempengaruhi dalam penegakan hukum sekaligus menjadi tolak ukur dari efektivitas penegakan hukum11 dalam memahami kesadaran dan ketaatan hukum.
2. Definisi Operasional
Definisi operasional atau kerangka konsep adalah kerangka yang menggambarkan hubungan antara definisi-definisi/konsep-konsep khusus yang akan
10 Ibid.
11 Riduan Syahrani, Rangkuman Intisari Ilmu Hukum, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2008), hlm. 193.
diteliti. Sesuai dengan judul penelitian yang diajukan yaitu “Perlindungan Konsumen Atas Cacat Tersembunyi Dalam Transaksi Jual Beli Kendaraan Lelang (Studi Putusan Nomor : 526/Pdt.G/2023/PN.Jkt.Brt)”, maka dapat diterangkan definisi operasional penelitian, yaitu:
1. Perlindungan hukum terhadap konsumen yang mengalami kerugian dari adanya cacat tersembunyi.
2. Tanggung jawab adalah keadaan dimana wajib menanggung segala sesuatu, sehingga berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.12
3. Penjual adalah orang yang menjual hasil dari produsen.13
4. Kendaraan bekas adalah kendaraan yang telah digunakan oleh orang lain.14 5. Konsumen dalam Pasal 1 Angka 2 UUPK adalah “setiap orang pemakai barang
dan/jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan’’.
6. Cacat tersembunyi adalah setiap produk yang tidak dapat memenuhi tujuan pembuatannya, baik karena kesengajaan, atau kealpaan dalam proses produksinya maupun disebabkan hal-hal lain yang terjadi dalam peredarannya, atau tidak menyediakan syarat-syarat keamanan bagi manusia atau harta benda mereka dalam penggunaannya, sebagai layaknya diharapkan orang.15
12 “Tanggung Jawab”, melalui www.kompasiana.com, diakses Selasa, 5 Maret 2024, Pukul 12.34 wib.
13 “Penjual”, melalui www.brainly.co.id, diakses Selasa, 5 Maret 2024, Pukul 13.00 wib.
14 “Kendaraan Bekas”, melalui www.apaarti.com, diakses Selasa, 5 Maret 2024, Pukul 14.40 wib.
15 “Cacat Tersembunyi”, melalui www.andi-asrianti.blogspot.co.id, diakses Sabtu, 16 Maret 2024, Pukul 12.34 wib.
D. Metodologi Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui perlindungan konsumen dalam pembelian kendaraan mobil yang terdapat cacat tersembunyi.
b. Untuk mengetahui tanggung jawab penjual kendaraan bekas dalam hal adanya cacat tersembunyi.
c. Untuk mengetahui analisis putusan No. 526/Pdt.G/2023/PN.Jkt.Brt terkait kendaraan bekas dalam hal adanya cacat tersembunyi.
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu berupa Pendekatan Undang- Undang (Statue Approach) dan Pendekatan Kasus (Case Approach). Hal ini dikarenakan dalam penelitian ini penulis menelaah tentang Undang-Undang Perlindungan Konsumen serta Kitab Undang-Undang Hukum Perdata terkait dengan permasalahan cacat tersembunyi pada produk otomotif yang dijual oleh pelaku usaha.
3. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang akan dicapai, maka pada penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat sebagai berikut:
a.
Manfaat Teoritis Menambah pemahaman serta pengetahuan dalam perspektif bidang ilmu hukum terkait dengan pelindungan konsumen yang diatur dalam UndangUndang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen terhadap tanggung jawab yang harus dilakukan oleh pelakuusaha akibat adanya cacat tersembunyi pada produk kendaraannya dan baru diketahui oleh konsumen setelah kendaraan tersebut digunakan.
b.
Manfaat Praktis1. Bagi konsumen, diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi konsumen untuk menuntut haknya dengan melakukan upaya hukum agar mendapatkan kendaraan sesuai dengan yang diharapkannya.
2. Bagi penegak hukum, diharapkan penelitian ini dapat memberikan penegasan dalam melaksanakan peraturan yang berlaku dan memberikan sanksi yang sesuai pada pelaku usaha agar bertanggung jawab atas kerugian yang dialami oleh konsumen atas adanya kecacatan tersembunyi yang tidak diperiksa secara detail oleh pelaku usaha.
4. Metode Penelitian
Penelitian merupakan suatu proses, yaitu suatu rangkaian langkah yang dilakukan secara terencana dan sistematis untuk memperoleh pemecahan masalah atau jawaban terhadap pertanyaan tertentu. Penelitian pada dasarnya merupakan suatu upaya pencarian dan bukannya sekedar mengamati dengan teliti terhadap suatu obyek yang mudah terpegang di tangan.16 Hal ini disebabkan oleh karena penelitian bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran secara sistematis, metodologis, dan konsisten.
Melalui proses penelitian tersebut diadakan analisa dan kontruksi terhadap data yang telah dikumpulkan dan diolah.17 Agar mendapatkan hasil yang maksimal.
16 Bambang Sunggono. 2010. Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Rajawali Pers, hlm 27.
17 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji. 2011. Penelitian Hukum Normatif. Jakarta: Raja Grafindo, hlm1.
5. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis yang menggunakan jenis penelitian yuridis normatif. Melalui penelitian deskriptif, peneliti berusaha mendiskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakuan khusus terhadap peristiwa tersebut.
6. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah suatu metode dalam penelitian untuk mengumpulkan informasi atau data penelitian yang sudah ditemukan. Hal ini diperlukan dalam penelitian karena penulis mendapatkan data yang bisa diteliti dan kemudian diambil kesimpulan. Teknik yang digunakan pada penelitian ini yaitu:
a.
Studi Pustaka (Library Research)Studi Pustaka merupakan metode pengumpulan data yang mengarah pada pencarian data serta informasi melalui dokumen tertulis, foto, gambar, dan elektronik yang dapat membantu menyusun penelitian.
7. Teknik Pengelolaan Data
Dalam penelitian ini, pengumpulan data juga akan dilakukan dalam bentuk kegiatan mengumpulkan data pustaka, membaca, dan mengolah bahan penelitian yang bersumber dari jurnal, buku yang berkaitan dengan permalasahan yang diteliti pada kasus dengan perkara No. 526/Pdt.G/2023/PN.Jkt.Brt.
8. Teknik Penarik Kesimpulan
Teknik penarikan kesimpulan terdiri dari dua modul prosedur penalaran, yakni pemikiran analitis deduktif dan pemikiran analitis kualitatif. Dalam konteks penelitian hukum yang menerapkan strategi penelitian studi kasus, penulis memilih untuk
menggunakan pendekatan kesimpulan deduktif. Dalam prosedur deduktif, suatu proposisi umum yang kebenarannya telah diketahui menjadi dasar, dan kemudian diarahkan menuju kesimpulan yang bersifat lebih khusus sebagai bentuk pengetahuan baru.
E. SISTEMATIKA PENELITIAN
Penulisan skripsi ini disusun secara sistematis menjadi lima bab yang terdiri dari beberapa sub bab sesuai dengan pembahasan dan materi yang diteliti guna penulisan skripsi yang terarah dan tidak mengembang. Adapun sistematika penulisan skripsi dengan rincian sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini bagian pendahuluan yang memuat secara keseluruhan yaitu Latar Belakang, Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah, Rumusan Masalah, Landasan Teori, Definisi Operasional, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini merupakan bagian yang berisikan teori yang berupa pengertian dan definisi yang diambil dari kutipan buku dan jurnal serta beberapa review studi terdahulu yang berhubungan dengan penelitian. Dengan adanya kajian pustaka akan memperkuat data dan informasi dari
penelitian dalam landasan teori.
BAB III : PEMBAHASAN
Pada bab ini menjelaskan mengenai perlindungan konsumen dalam pembelian kendaraan mobil yang terdapat cacat tersembunyi dan bagaimana tanggung jawab penjual kendaraan bekas dalam hal adanya cacat tersembunyi.
BAB IV : DESKRIPSI HASIL TEMUAN
Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai analisis dan Pembahasan dari peneliti yang merujuk kepada salah satu kasus yang terjadi dengan perkara No.
526/Pdt.G/2023/PN.Jkt.Brt.
BAB V : SARAN DAN PENUTUP
Pada bab ini berisi Kesimpulan berupa pernyataan singkat dan akurat yang merupakan intisari dari penelitian dan Saran sebagai masukan bagi semua pihak yang terkait serta memuat daftar pustaka dan lampiran.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Bambang Sunggono. 2010. Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Rajawali Pers, hlm 27.
Nitama Yuliawati dan Gigih Pratomo, 2019, Analisis Pengaruh Kebutuhan Ekonomi Keluarga Terhadap Tenaga Kerja Wanita, Economie. Vol. 1 No.1, hlm 79.
Riduan Syahrani, Rangkuman Intisari Ilmu Hukum, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2008), hlm.193.
Subekti. 2001. Hukum Perjanjian. Jakarta: Intermasa, hlm 79.
Sudikno Mertokusumo, Bab-bab tentang Penemuan Hukum, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1993), hlm 140.
Soerjono Soekanto, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, (Jakarta: Raja Grafindo 2014), hlm 5.
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji. 2011. Penelitian Hukum Normatif. Jakarta: Raja Grafindo, hlm1.
Wirjono Projodikoro, Asas-asas Hukum Perjanjian, (Bandung: Sumur) ,1993, hlm 20.
Undang-undang
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Jurnal/Karya Ilmiah/Artikel
Muchsin, Perlindungan dan Kepastian Hukum bagi Investor di Indonesia, (Surakarta;
Magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret,
2003), hlm. 14.
Website
“Memilih Motor Bekas”, melalui www.kulinet.com, diakses Selasa, 12 Februari 2024, Pukul 09.00 wib.
“Tanggung Jawab Penjual atas Cacat Tersembunyi”, melalui www.hukumonline.com/, diakses Selasa, 12 Februari 2024, Pukul 16.00 wib
https://gatutwijayajombang.blogspot.co.id/2011/04/apa-itu-teori-perjanjian- gatutwijaya.html, diakses, Kamis, 13 Februari 2024.
“Tanggung Jawab”, melalui www.kompasiana.com, diakses Selasa, 5 Maret 2024, Pukul 12.34 wib.
“Penjual”, melalui www.brainly.co.id, diakses Selasa, 5 Maret 2024, Pukul 13.00 wib.
“Kendaraan Bekas”, melalui www.apaarti.com, diakses Selasa, 5 Maret 2024, Pukul 14.40 wib.
“Cacat Tersembunyi”, melalui www.andi-asrianti.blogspot.co.id, diakses Sabtu, 16 Maret 2024, Pukul 12.34 wib.