• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP PEMBELAJARAN DARING SELAMA PANDEMI COVID-19

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan " PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP PEMBELAJARAN DARING SELAMA PANDEMI COVID-19 "

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

i

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP PEMBELAJARAN DARING SELAMA PANDEMI COVID-19

(STUDI KASUS PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI IPA BIOLOGI UIN MATARAM)

Oleh

YENI SUSIRARINI NIM 160104107

PROGRAM STUDI IPA BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

MATARAM 2022

(2)

ii

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP PEMBELAJARAN DARING SELAMA PANDEMI COVID-19

(STUDI KASUS PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI IPA BIOLOGI UIN MATARAM)

Skripsi

diajukan kepada Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram untuk Melengkapi Persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

YENI SUSIRARINI NIM 160104107

PROGRAM STUDI IPA BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

MATARAM 2022

(3)

iii

(4)

iv

(5)

vi

(6)

vii MOTTO

Hidup Seperti Berlari, Rasanya Tidak Nyaman Namun Harus Sampai ke Garis Finish

(Ach Dhofir Zuhry)

(7)

viii

PERSEMBAHAN

1. Kupersembahkan skripsi ini untuk Ibuku tercinta Baiq Widiarsih, bapakku tersayang Asma’i, almamater ku UIN Mataram, semua guru dan dosenku, Kakak-kakaku, Adik-adikku, serta sahabat-sahabatku.

2. Seluruh Keluarga Besar PMII Kota Mataram terlebih Rayon kebanggaan penulis, Rayon Ibnu Sina terkhusus kepada Sahabat Senior Muhammad Jun Fillqolbi Mujahidin, S.Pd., M.Kes. yang telah banyak berkontribusi dalam pembentukan karakter dan selesainya skripsi ini, Sahabat Muh. Izzudin Hadi, Kholil Bisri, M. Ripzi Abdul Latif, Thomi Satria G., Baiq Yeni Silalantari, Baiq Haenun Ertianingsih, Ahmad Multazam Heri, Ismail, Baiq Tyas serta Sahabat Senior Rian Al-Afghani yang dengan kesabaran serta ketulusan bantuannya, baik berupa moril dan materil.

3. Seluruh Keluarga Besar PCNU Kabupaten Lombok Tengah terkhusus Bapak Drs. L. Rupawan Jhoni yang telah banyak membantu penulis serta Bapak Habib Ma’ani, M.Ag dan Ibu Supiani, S.Pd., juga Rekanita PC IPNU-IPPNU Lombok Tengah 2019-2021.

(8)

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, Tuhan Semesta Alam, karena berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis bisa menyelesaikan tugas akhir ini dengan lancar. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW., juga kepada keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya.

Aamiin.

Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak akan berhasil dan memiliki nilai tambah tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak.

Oleh karena itu, penulis memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membimbing dan membantu, yaitu : 1. Bapak Dr. Ir. Edi M. Jayadi, MP sebagai pembimbing I yang telah banyak

mengajarkan kiat-kiat dalam proses penyusunan skripsi ini dan dengan kebaikan hatinya penulis dapat melewati tahap demi tahap dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Alwan Mahsul, M.Pd. sebagai pembimbing II yang banyak memberikan koreksi dan nasihat-nasihat kebaikan yang pada akhirnya penulis sadari bahwa semua tidak terlepas dari usaha dan do’a. Semua itu penulis jadikan pembelajaran yang sangat berharga.

3. Ibu Dr. Nurdiana, SP selaku Wali Dosen tecinta beserta Seluruh Jajaran Civitas Akademika Jurusan IPA Biologi UIN Mataram serta semua teman- teman jurusan yang ikut serta memberi arahan dan nasihat yang membangun.

(9)

x

4. Bapak Dr. M. Harja Efendi, M.Pd serta Ibu Dr. Nining Purwati, M.Pd. selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Prodi Tadris IPA Biologi yang turut serta dalam proses terselesainya skripsi ini.

5. Bapak Dr. Jumarim, M.H.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) UIN Mataram yang telah berupaya melancarkan setiap kebutuhan mahasiswanya.

6. Bapak Prof. Dr. TGH. Masnun Tahir, M.Ag. selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram yang telah banyak Penulis dengar cerita hidupnya dan banyak memotivasi serta seluruh Petugas Akademik yang telah berupaya untuk melancarkan setiap pemberkasan yang penulis butuhkan.

7. Serta seluruh pihak-pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini sangat jauh dari kata sempurna dan perlu banyak perbaikan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran guna kesempurnaan dan perbaikan. Sehingga memberikan manfaat bagi bidang pendidikan khususnya kepada penulis sendiri maupun pembaca pada umumnya.

Mataram, September 2022 Penulis,

Yeni Susirarini NIM.160104107

(10)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii

NOTA DINAS PEMBIMBING ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... v

LEMBAR PENGESAHAN ... vi

HALAMAN MOTTO ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

ABSTRAK PENELITIAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan dan Batasan Masalah ... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

D. Definisi Operasional... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 16

A. Kajian Pustaka ... 16

B. Kerangka Berpikir ... 28

BAB III Metode Penelitian ... 30

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian... 30

B. Populasi dan Sampel ... 31

C. Waktu dan Tempat Penelitian ... 33

D. Desain Penelitian ... 33

(11)

xii

E. Instrumen Penelitian/Alat dan Bahan Penelitian... 34

F. Teknik Pengumpulan Data/Prosedur Penelitian... 36

G. Teknik Analisis Data ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39

A. Hasil Penelitian ... 39

B. Data Hasil Penelitian ... 39

C. Pembahasan ... 52

BAB V PENUTUP ... 70

A. Kesimpulan ... 70

B. Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 72 LAMPIRAN

(12)

xiii

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Judul Tabel Halaman

Tabel 2.1 Definisi Operasional ... 15

Tabel 3.1 Jumlah Mahasiswa Semester (II, IV, VI) ... 31

Tabel 3.2 Bobot Penilaian Skala Likert ... 35

Tabel 3.3 Persentase Penilaian Angket ... ... 35

Tabel 4.1 Distribusi Partisipasi ... ... 43

Tabel 4.2 Persepsi Partisipasi ... 45

Tabel 4.3 Distribusi Aksesibilitas ... 46

Tabel 4.4 Persepsi Aksesibilitas ... 48

Tabel 4.5 Distribusi Materi Belajar ... 49

Tabel 4.6 Persepsi Materi Belajar ... 51

(13)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Tabel Judul Tabel Halaman Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ... 29 Gambar 4.1 Hasil Persepsi Mahasiswa ... 56

(14)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Tabel Judul Tabel Halaman

Lampiran 1. Instrumen Penelitian ... 87

Lampiran 2 Skor Angket ... 81

Lampiran 3. Hasil Validitas Tes ... 84

Lampiran 4. Data Hasil Penelitian ... 86

(15)

xvi

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP PEMBELAJARAN DARING SELAMA PANDEMI COVID-19 (Studi Kasus Pada Mahasiswa Tadris IPA

Biologi UIN Mataram)

Oleh :

Yeni Susirarini NIM. 160104107

ABSTRAK

Pada masa pandemi covid-19, proses pembelajaran daring menjadi solusi terbaik dalam menggantikan proses pembelajaran tatap muka. Jurusan Tadris IPA Biologi menjadi salah satu jurusan yang menerapkan sistem tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran daring yang meliputi aspek partisipasi, aksesibilitas, dan materi pembelajaran. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Populasi dalam penelitian ini mencakup seluruh mahasiswa Tadris IPA Biologi UIN Mataram dengan sampel penelitian menggunakan teknik Cluster Random Sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan pengisian angket melalui Google formulir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran daring selama masa pandemi covid-19 memperoleh persepsi yang berbeda-beda tergantung aspek yang diteliti.

Partisipasi mahasiswa Tadris IPA Biologi memperoleh hasil yang menunjukkan persepsi positif dengan presentase 76,28%, aksesibilitas yang diperoleh mahasiswa menjadi kendala dalam pembelajaran daring dengan menghasilkan persepsi negatif memperoleh presentase 65,87%, dan terakhir materi belajar yang diterima mahasiswa ketika pembelajaran daring berlangsung berada persepsi negatif dengan presentase 66,8%. Maka, diperoleh kesimpulan bahwa persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran daring selama pandemi covid- 19 (studi kasus pada mahasiswa Tadris IPA Biologi UIN Mataram) termasuk dalam kategori Negatif. Adapun saran dari peneliti sebaiknya mahasiswa harus meningkatkan partisipasi belajar dengan memaksimalkan aksesibilitas yang dimiliki, dan dosen juga harus memberikan inovasi materi belajar yang interaktif dan komunikatif.

Kata Kunci: Persepsi Mahasiswa, Pembelajaran Daring, Covid-19.

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Wabah covid-19 adalah peristiwa nyata yang disebabkan oleh perpindahan penyakit, virus ini sangat cepat dan bersifat global. Terjadinya peristiwa ini dimulai dari adanya kasus dari Negara China pada tanggal 3 Januari 2020 dengan ditemukannya kondisi pertama yang terlihat pada penduduk Hubei. Pertambahan kasus yang terus meningkat secara eksponensial ini menjadi perhatian WHO (World Health Organisation), hingga pada tanggal 30 Januari 2020 WHO mengabarkan terjadinya darurat kesehatan masyarakat secara global. Pada tanggal 11 Februari 2020, secara resmi bahwa virus baru tersebut diberi nama SARS-COV 2 (Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2)1

Regulasi mengenai ditetapkannya covid-19 sebagai kegawatdaruratan nasional kesehatan masyarakat di Indonesia yang diumumkan pada tanggal 31 Maret 2020 melalui Keputusan Presiden (Kepres) RI No. 11 Tahun 2020.2 Hal tersebut dipertegas dengan beberapa kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah yang meliputi pelarangan semua penerbangan dari beberapa negara menuju ke Indonesia seperti Korea Selatan, Italia, dan Iran, dalam hal

1 Baskara, B., “Rangkaian peristiwa pertama COVID-19”, dalam https://bebas. kompas.

id/baca/riset/2020/04/18/rangkaian-peristiwa-pertama-covid-19, (2020), diakses tanggal 07 Januari 2021, pukul 19.20 WITA.

2 Telaumbanua, D., “Tinjauan Yuridis Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Akibat COVID-19”. Jurnal Education and development, Vol. 8, No. 2, (2020), h. 30-30.

(17)

2

ini pemerintah juga meliburkan sekolah maupun kampus disebagian besar wilayah Indonesia, beberapa kantor pemerintahan, selain itu perusahaan swasta dan pusat hiburan.

Dalam dunia pendidikan, untuk mencegah terjadinya pembelajaran tatap muka Kemendikbud mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 yang isinya pencegahan covid-19 dalam satuan pendidikan. Kebijakan ini telah sampai pada penerapan di tingkat satuan pendidikan, tidak terkecuali di Perguruan Tinggi3 Melihat hal tersebut, kampus sudah tidak lagi menerapkan pembelajaran tatap muka dan dampaknya mahasiswa akan mengalami pembelajaran daring.

Pembelajaran daring merupakan sebuah inovasi pendidikan yang melibatkan unsur teknologi informasi dalam pembelajaran. Menurut Mustofa, bahwa pembelajaran daring merupakan sistem pendidikan jarak jauh dengan sekumpulan metoda pengajaran dimana terdapat aktivitas pengajaran yang dilaksanakan secara terpisah dari aktivitas belajar.4 Pembelajaran daring diselenggarakan melalui jejaring internet dan web 2.05, artinya bahwa penggunaan pembelajaran daring melibatkan unsur teknologi sebagai sarana dan jaringan internet sebagai sistem. Pembelajaran daring telah banyak

3 Santosa, Ari Budi. "Potret pendidikan di tahun pandemi: dampak COVID-19 terhadap disparitas pendidikan di indonesia." CSIS Commentaries DMRU-079-ID, (2020): 1-5.

4 Mustofa, Mokhamad Iklil, et al,. "Formulasi model perkuliahan daring sebagai upaya menekan disparitas kualitas perguruan tinggi", Walisongo Journal of Information Technology, Vol. 1, No. 2 (2019), h. 151-160.

5 Brolpito, Alessandro, "Digital Skills and Competence, and Digital and Online Learning", European Training Foundation, (2018).

(18)

3

dilakukan dalam konteks perguruan tinggi, terbukti dari beberapa penelitian yang menjelaskan hal tersebut6, pembelajaran daring memberikan manfaat dalam membantu menyediakan akses belajar bagi semua orang, sehingga menghapus hambatan secara fisik sebagai faktor untuk belajar dalam ruang lingkup kelas.

Dalam upaya memutus mata rantai penyebaran covid-19. Perguruan Tinggi di Indonesia mulai menerapkan sistem perkuliahan daring. Salah satu Perguruan Tinggi di Indonesia yang dapat dikatakan berhasil dalam menerapkan kebijakan ini terjadi pada jurusan Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi. Kesimpulannya adalah, mahasiswa merasa senang ketika pembelajaran daring di laksanakan. Hal ini mengingat bahwa pembelajaran daring dengan mudah di jangkau dan bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja.

Dengan demikian, tenaga pendidik dapat melakukan proses pembelajaran secara virtual dimanapun dan kapanpun tidak bergantung pada ruang dan waktu. Hal ini membuat mahasiswa dapat dengan mudahnya mengakses pembelajaran mana yang perlu didahulukan serta tugas apa saja yang harus dikerjakan lebih awal.7 Dalam penelitiannya, Sun memberitahukan bahwa penyesuaian waktu, metode pembelajaran, dan tempat dalam

6 Crews, J., & Parker, J., “The Cambodian experience: Exploring university students' perspectives for online learning”, Issues in Educational Research, Vol. 27, No. 4, (2017), h. 697- 719.

7 Rahmadini, Dwi, “Analisis Kesulitan Belajar Mahasiswa dalam Mengikuti Pembelajaran Daring Selama Masa Pandemic Covid-19”, (S1 thesis, Universitas Jambi, 2021).

(19)

4

pembelajaran daring berpengaruh terhadap kepuasan mahasiswa terhadap suatu pembelajaran.8

Dari beberapa keberhasilan penerapan pembelajaran daring di masa pandemi, maka terdapat beberapa skill (keterampilan) yang bisa dikuasai mahasiswa dalam memanfaatkan inovasi pembelajaran tersebut yaitu menerapkan pembelajaran mandiri, karena hal ini dapat dilakukan hanya dengan memanfaatkan gawai yang rata-rata dimiliki oleh mahasiswa seperti telepon seluler, laptop, dan lainnya. Ketika pembelajaran daring berlangsung, tenaga pendidik dapat berperan sebagai penyedia materi. Dosen hanya perlu memberikan poin-poin penting yang dapat diakses sendiri oleh mahasiswa, sehingga mahasiswa dapat belajar virtual tanpa melalui tatap muka.

Kemudian manfaat yang di dapatkan dari proses pembelajaran daring adalah kemampuan mahasiswa dalam mengoperasikan teknologi. Sesuatu yang dilakukan berulang-ulang dapat membuat seseorang menjadi bisa karena terbiasa, begitu pula ketika mahasiswa semakin dekat dengan aplikasi penunjang belajar maka tidak menutup kemungkinan mahasiswa akan mahir menggunakannya. Mahasiwa dapat dengan leluasa menanggapi dan berpendapat dengan dosen ataupun dengan temannya. Keunggulan lainnya yaitu, meningkatkan keberanian untuk berbicara dan membuka cakrawala

8 Sun, Pei-Chen, et al., "What drives a successful e-Learning? An empirical investigation of the critical factors influencing learner satisfaction", Computers & education, Vol. 50, No. 4 (2008), h. 1183-1202.

(20)

5

berpikir karena tidak adanya interaksi langsung yang membuat seseorang merasa malu.9

Beberapa keunggulan lain yang dimiliki pembelajaran daring yaitu dapat meningkatkan tanggung jawab belajar.10 Hal ini di dukung oleh adanya akses pembelajaran daring yang mampu menumbuhkan kemandirian dalam memahami materi secara personal. Akibat dari terhindarnya pembelajaran tatap muka, mahasiswa menjadi lebih mandiri dengan menanfaatkan akses belajar yang telah disediakan oleh dosen.11 Dalam prosesnya, mahasiswa bisa memanajemen sendiri segala keperluan yang dapat menunjang pembelajaran daring. Sobron & Bayu, menyatakan bahwa kelebihan lainnya adalah dapat menguatkan kecendrungan mahasiswa terhadap pembelajaran, terlebih pada mahasiswa perlu memiliki keterampilan mengenai cara belajar, proses berpikir, hingga memotivasi diri untuk mencapai tujuan belajar.12

Dari berbagai kelebihan tersebut terdapat berbagai kekurangan pembelajaran daring yaitu dibuktikan dengan berbagai penelitian. Baru-baru ini ditemukan sebanyak 92% mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati dan Universitas Telkom Bandung memilih serta lebih menyukai

9 Misran, M., & Yunus, U. I. "Persepsi Mahasiswa Terhadap Pembelajaran Online Selama Pandemi Covid-19", Journal of Islamic Education Management,, Vol. 5, No. 2, (2020), h. 125- 136.

10 Oknisih, N., & Suyoto, S., “Penggunaan Aplen (Aplikasi Online) Sebagai Upaya Kemandirian Belajar Siswa”, In Seminar Nasional Pendidikan Dasar, Vol. 1, No. 01, (2019).

11 Kuo, Yu-Chun, et al., “Interaction, Internet self-efficacy, and self-regulated learning as predictors of student satisfaction in online education cources”, The internet and higher education 20, (2014), h. 35-5-.

12 Sobron, A. N., & Rani Bayu. "Persepsi siswa dalam studi pengaruh daring learning terhadap minat belajar ipa", SCAFFOLDING: Jurnal Pendidikan Islam Dan Multikulturalisme, Vol. 1, No. 2, (2019), h. 30-38.

(21)

6

perkuliahan tatap muka dibandingkan perkuliahan online.13 Penelitian pada mahasiswa kesehatan dari beberapa provinsi di Indonesia terkait pembelajaran daring menyatakan bahwa 40,2% mahasiswa stress disebabkan tidak dapat bertatap muka, 55,8% merasa stres selama pandemi, dan proses pembelajaran daring yang mulai membosankan, serta 70,29% merasa stres karena tugas pembelajaran.14

Pembelajaran daring menyisakan sejumlah masalah yang akhirnya menjadikannya kurang diminati. Seperti kurangnya jaringan, lalu kurangnya perangkat pembelajaran ponsel dan laptop, kondisi tempat tinggal, serta kondisi di wilayahnya masing-masing yang tidak mendukung secara penuh.

Permasalahan terbesar yang terjadi adalah kurangnya fokus mahasiswa dalan proses penyerapan materi, hal ini disebabkan karena metode belajar pada setiap mahasiswa berpengaruh terhadap materi yang di perolehnya. Faktanya bahwa pembelajaran daring yang dilaksanakan secara penuh dianggap kurang dapat mengakomodasi seluruh kebutuhan psikologis pembelajaran15.

Sebagaimana yang dialami mahasiswa UIN Mataram Program studi IPA Biologi. Dengan penerapan pembelajaran daring dirasakan menuai beberapa kendala dikarenakan pembelajaran tidak melulu menyampaikan

13 Kusnayat, “Pengaruh Teknologi Pembelajaran Kuliah Online Di Era Covid-19 dan Dampaknya Terhadap Mental Mahasiswa”, Jurnal Edukasi dan Teknologi Pembelajaran, Vol. 1, No. 2, (2020).

14 Livana, P. H., Mubin, M. F., & Basthomi, Y. “Tugas Pembelajaran Penyebab Stress Mahasiswa Selama Pandemi Covid-19”, Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, Vol. 3, No. 2, (2020), h.

203-208.

15 Tuncay, N., Uzunboylu, H., & Teker, N, “Student Evaluation of Edu 2.0: a Case Study”, Journal of Procedia – Social and Behavioral Sciences, (28), (2011), h. 948 – 956.

(22)

7

bahan ajar saja tetapi dibutuhkan adanya pengamatan seperti adanya praktikum baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan. Dalam prosesnya, praktik yang mestinya dilakukan, tidak dapat terlaksana dengan baik.

Berdasarkan uraian di atas, dipandang perlu dilakukan penelitian terhadap keberhasilan dari pelaksanaan proses pembelajaran daring yang ditinjau dari sudut pandang mahasiswa itu sendiri. Melalui keunggulan dan kekurangan pembelajaran daring tersebut, peneliti menjadi tergugah untuk melihat lebih jauh persepsi mahasiswa Tadris IPA Biologi di Universitas Islam Negeri Mataram terkait pembelajaran daring di masa pandemi covid-19 yang mencakup beberapa aspek seperti partisipasi mahasiswa ketika pembelajaran daring, aksesibilitas pembelajaran daring, serta materi pembelajaran berbasis daring. Untuk itu penulis tertarik meneliti tentang

Persepsi Mahasiswa Terhadap Pembelajaran Daring Selama Pandemi Covid-19(Studi Kasus Pada Mahasiswa Tadris IPA Biologi UIN Mataram.) B. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat diidentifikasi beberapa masalah di antaranya:

a. Bagaimana persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran daring di masa pandemi covid-19 melalui pendekatan partisipasi?

b. Bagaimana persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran daring di masa pandemi covid-19 melalui pendekatan aksesibilitas?

(23)

8

c. Bagaimana persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran daring selama masa pandemi covid-19 melalui materi pembelajaran?

2. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka perlu diadakan pembatasan masalah agar dalam penelitian ini lebih efektif dan efisien serta terarah, maka peneliti membatasi masalah di antaranya:

a. Subjek Penelitian

Mahasiswa Tadris IPA Biologi UIN Mataram Semestrer II, IV, dan VI pada pembelajaran Gasal Tahun Ajaran 2021/2022

b. Objek Penelitian

Persepsi mahasiswa Tadris IPA Biologi terhadap pembelajaran daring di masa pandemi Covid 19 meliputi pendekatan partisipasi, aksesibilitas, dan materi belajar/kuliah.

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari rumusan masalah yang telah disususun, adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu:

a. Untuk mengetahui persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran daring di masa pandemi Covid-19 melalui pendekatan partisipasi.

b. Untuk mengetahui persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran daring di masa pandemi Covid-19 melalui pendekatan aksesibilitas.

(24)

9

c. Untuk mengetahui persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran daring di masa pandemi Covid-19 melalui pendekatan materi pembelajaran/kuliah.

2. Manfaat Penelitian a. Manfaat teoritis

1) Menyumbangkan ide pemikiran pada saat pembelajaran online yang memperlihatkan persepsi mahasiswa Tadris IPA Biologi UIN Mataram terhadap pembelajaran daring selama pandemi covid-19.

2) Sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya terkait persepsi mahasiswa Tadris IPA Biologi UIN Mataram terkait pembelajaran daring selama pandemi covid-19.

b. Manfaat praktis 1) Bagi penulis

Memperkaya pengetahuan dan wawasan mengenai persepsi Mahasiswa terhadap pembelajaran daring selama pandemi covid-19.

2) Bagi mahasiswa

Mahasiswa sebagai subjek penelitian dapat mengetahui gambaran mahasiswa terkait pembelajaran daring serta dapat mengetahui sisi positif yang dapat dikembangkan dalam diri masing-masing, sehingga dapat beradaptasi dengan baik terhadap perubahan lingkungan.

(25)

10 3) Bagi Program Studi

Sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun metode pembelajaran online yang inovatif dengan memperhatikan persepsi mahasiswa selama pandemi covid 19.

D. Definisi Operasional 1. Persepsi

Persepsi adalah proses pembacaan rangsangan yang dilihat, didengar, dan di rasakan oleh panca indera yang diolah menjadi suatu pengertian tersendiri. Hasilnya adalah terjadinya perilaku mahasiswa yang dapat memanajemen dan mengatur dirinya agar perkuliahan daring dapat berjalan sesuai prosedur yang telah ditetapkan. Untuk menunjang hal tersebut, mahasiswa dapat mempersiapkan dirinya melalui gaya belajar, cara berpikir, sampai menyemangati dirinya agar mencapai hasil yang diinginkan.16 Pada penelitian ini, persepsi terhadap manfaat pembelajaran daring diukur melalui 3 parameter yaitu: (1) Partisipasi, (2) Aksesibilitas, dan (3) Materi Pembelajaran/kuliah yang diberikan oleh dosen.

Dalam penelitian ini, persepsi yang ingin diukur oleh penulis adalah proses internal pada seorang individu dalam memberikan respon terhadap kondisi yang diterima yang berbeda dengan kondisi sebelumnya.

16 Gusstiawan Raimanu, “Persepsi Mahasiswa Terhadap Implementasi Pembelajaran Daring Pada Masa Pandemi Covid-19 (Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sintuwu Maroso)”, Jurnal EKOMEN, Vol. 19, No. 2, September (2020), h. 1-9.

(26)

11

Hasil akhir yang diterima dalam penelitian ini adalah melihat persepsi mahasiswa tersebut ditinjau dari segi positif atau negatifnya.

a. Partisipatif

Partisipasi belajar merupakan partisipasi mahasiswa dalam pembelajaran yang memperlihatkan sikap jasmani dan psikologinya.

Hal ini dapat memunculkan tanggungjawab dalam proses tercapainya tujuan pembelajaran.17 Nana menyebutkan, jika keikutsertaan mahasiswa dapat dimulai dari proses perencanaan, impelementasi, sampai pada tahapan evaluasi.

Pendekatan partisipatif yang ingin ditunjukkan pada penelitian ini adalah mengetahui tingkat partisipasi/keikutsertaan mahasiswa Tadris IPA Biologi ketika pembelajaran daring di masa pandemi berlangsung. Tujuannya adalah untuk mengetahui peran serta atau keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran, yang dapat dilihat dari aktivitas mahasiswa seperti mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, dan lain-lain.

17 Nana Sudjana. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2006).

(27)

12 b. Aksesibilitas

Aksesibilitas merupakan proses sederhana dalam mencapai tujuan yang nantinya bisa memudahkan pengguna dalam memanfaatkan akses yang ada.18 Akesesibilitas merupakan pengaruh terkuat dalam memudahkan mahasiswa dalam belajar. Dalam kaitannya dengan media, akses memberikan peluang lebih dalam memanfaatkan teknologi dan informasi pada proses pembelajaran daring.19

Pendekatan aksesibilitas yang ingin ditunjukkan pada penelitian ini adalah mengetahui tingkat aksesibilitas berupa sarana dan prasarana yang dapat menunjang pembelajaran daring berlangsung berupa media belajar yang dapat menjadi alat untuk mengakses pembelajaran daring seperti HP/PC, jaringan kuota atau internet, jenis aplikasi yang digunakan, kehadiran dosen, dan lain-lain.

c. Materi Belajar/Kuliah

Materi belajar merupakan sekumpulan alat atau hal-hal yang dapat menunjang pembelajaran, di dalamnya terdapat bahan ajar, prosedur yang digunakan, yang hasilnya adalah menjangkau kompetensi dan subkompetensi sesuai dengan yang diharapkan. Materi

18 Widyonarso, E. S., & Yuliastuti, N., “Tingkat Aksesibilitas Fasilitas Sosial Berdasarkan Konsep Unit Lingkungan Di Perumnas Banyumanik Semarang”, Jurnal ruang, Vol. 2, No. 4, 2014, h. 351-360.

19 Susanti, S., "Pengaruh Faktor Internal Mahasiswa Terhadap Partisipasi Mahasiswa Dalam Tutorial Online", Jurnal Pendidikan Terbuka Dan Jarak Jauh, Vol. 8, No. 1, (2007), h. 68- 82.

(28)

13

belajar adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai mahasiswa dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan. 20

Pendekatan materi belajar yang ingin ditunjukkan pada penelitian ini adalah mengetahui materi belajar yang sesuai dan dapat menunjang pembelajaran daring di masa pandemi berlangsung, seperti kesesuaian indikator pembelajaran, dan lain-lain.

2. Pembelajaran Daring

Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang menggunakan jaringan internet dengan aksesibilitas, konektivitas, fleksibilitas, dan kemampuan untuk memunculkan berbagai jenis interaksi pembelajaran.

Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang mampu mempertemukan mahasiswa dan dosen untuk melaksanakan interaksi pembelajaran dengan bantuan internet yang memanfaatkan beberapa aplikasi sebagai media belajar.21

Menghadapi pandemi covid-19 yang disertai dengan kebijakan social distancing mengharuskan para pendidik dan mahasiswa di UIN Mataram untuk melaksanakan pembelajaran daring. Walaupun pembelajaran tatap muka memiliki banyak kelebihan, para pendidik harus

20 Widodo, C. S., & Jasmadi, S. T. P,. Panduan menyusun bahan ajar berbasis kompetensi, (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2008).

21 Kuntarto, E., "Keefektifan Model Pembelajaran Daring Dalam Perkuliahan Bahasa Indonesia Di Perguruan Tinggi", Indonesian Language Education and Literature, Vol. 3, No. 1, (2017), h. 99-110.

(29)

14

tetap memaksimalkan pembelajaran daring sehingga proses belajar tetap terlaksana. Sistem pembelajaran daring biasanya dilakukan melalui group Whatsapp, Zoom, Google Clasroom, Youtube, dan lainnya.

3. Pandemi COVID 19

Menurut WHO (World Health Organization), pandemi adalah penyebaran penyakit baru ke seluruh dunia.22 Pandemi Covid-19 ini memiliki penyebaran yang begitu cepat dan tidak terduga sehingga menyebabkan terhambatnya beberapa sektor di Indonesia. Salah satunya yang di bahas dalam penelitian ini yaitu sektor pendidikan. Universitas Islam Negeri Mataram, sebagai salah satu perguruan tinggi di NTB juga mengalami dampak penerapan pembelajaran daring.23

22 World Health Organization (2020), “WHO | What is a pandemic?‟, World Health Organization.

23 Rita Komalasari, “Manfaat Teknologi Informasi dan Komunikasi di Masa Pandemi Covid-19.” TEMATIK, no. 1 (2020), h. 38-39

(30)

15

Tabel 2. Definisi Operasional

No. Aspek Definisi Operasional Skala

Pengukuran

Cara (alat ukur)

Hasil Pengukuran 1. Persepsi Proses internal pada seorang individu

dalam memberikan makna terhadap sesuatu yang dilihat dan dirasakan disekelilingnya (Suratno, 2010) atau respon terhadap kondisi yang diterima yang berbeda dengan kondisi

sebelumnya

Nominal Angket 1. Positif

2. Negatif

2. Partisipasi Peran serta atau keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan

pembelajaran, yang dapat dilihat dari aktivitas mahasiswa selama

pembelajaran seperti mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaam dll

Nominal Angket 1. Sangat baik

2. Baik

3. Kurang baik 4. Tidak baik

3. Aksesibilitas Media belajar yang dapat menjadi alat untuk mengakses pembelajaram daring seperti HP/PC, jaringan/kuota internet, jenis aplikasi yang digunakan,

kehadiran dosen, dll

Nominal Angket 1. Sangat baik

2. Baik

3. Kurang baik 4. Tidak baik 4. Materi belajar Materi atau ilmu pengetahuan yang

hendak ditransfer dari pengajar (dosen) kepada mahasiswa (mahasiswa) yang berkaitan dengan kesesuaian indikator

Nominal Angket 1. Sangat baik

2. Baik

3. Kurang baik 4. Tidak baik

(31)

16 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka

1. Kajian Pustaka a. Persepsi

1) Pengertian Persepsi

Manusia ketika dilahirkan sudah bersinggungan dengan hal- hal di luar dirinya. Stimulus seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaannya menjadi informasi baru dalam proses penginterpretasian di dalam dirinya. Rangsangan yang diterimanya dapat di olah menjadi sebuah persepsi tergantung pada objek yang diterimanya. Pada awalnya, informasi awal di dapat oleh panca inderanya.24

Persepsi adalah gejolak perasaan seseorang yang paling mendasar, muncul dalam bidang pendidikan, selain ingatan, pikiran, pengetahuan, dan keinginannya. selain memori, berfikir, inteligensi, emosi, dan motivasi. Sugihartono, menyebutkan bahwa:

“…perilaku manusia diawali dengan adanya pengindraan atau sensasi. Pengindraan atau sensasi adalah proses masuknya stimulus atau rangasngan kedalam alat indra manusia. Setelah stimulus masuk ke alat indra manusia, maka otak akan menerjemahkan stimulus tersebut.

Kemampuan otak dalam menerjemahkan stimulus disebut

24 Bimo, Walgito, Pengantar Psikologi Umum. (Yogyakarta: C.V Andi, 2010), h. 99.

(32)

17 dengan persepsi.”25

Adapun persepsi adalah suatu proses pemikiran yang ada dalam otak manusia. Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan hal yang berkenaan pada proses penerimaan individu di dalam proses berpikirnya terhadap kondisi yang terjadi dan ditransformasikan sebagai wujud sebuah peristiwa melewati sebuah penglihatan dengan memakai indra-indra yang ada pada dirinya. Hal tersebut merupakan proses penginterpretasian, penggambaran, terhadap objek yang amati.26

Selanjutnya, dipaparkan sebelumnya bahwa proses persepsi biasanya di awali oleh panca indera yakni penerimaan rangsangan melalui penglihatan, dan pendengaran yang akhirnya dilanjutkan ke syaraf penerima dan diteruskan ke otak sebagai pembaca dan penginterpretasian stimulus yang nanti outputnya memberikan sebuah individu tersebut pemahaman atas apa yang terjadi pada dirinya melalui alat indra yang digunakan di awal.27

Kesimpulannya adalah persepsi merupakan sebuah rangsangan individu ketika mendapatkan suatu objek yang dibantu oleh alat inderanya lalu menyesuaikan dengan keadaan yang dialami oleh individu tersebut. Dapat diartikan bahwa persepsi

25 Sugihartono, dkk, Psikologi Pendidikan. (Yogyakarta: UNY PERS, 2007), H. 7-8.

26 Slameto, B., Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h. 104.

27 Thoha, M., Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya, Cetakan ke- 21, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), h. 141.

(33)

18

yakni suatu tanggapan seseorang terhadap suatu objek dengan bantuan alat indranya sesuai dengan situasi dan kondisi yang dialami oleh masing-masing individu. Adanya persepsi ini dapat memberian tanggapan yang berbeda-beda.

2) Proses Terjadinya Persepsi

Persepsi biasanya tidak terjadi begitu saja terhadap individu melainkan harus dengan proses yang memang harus dilalui.

Adapun Menurut Bimo, bahwa individu dapat memberikan persepsi, tetapi harus melewati beberapa kriteria yang harus dilalui, yaitu sebagi berikut:

a) Harus ada objek persepsi

Objek ini akan memberikan ransangan maupun stimulus yang bisa mengenai alat indra, sehingga stimulus dapat memberikan ransangan dari luar indra ataupun ransangan dari luar indra yang mengenai saraf sehngga bisa bekerja seperti reseptor.

b) Alat indra (reseptor)

Alat supaya bisa mendapatkan stimulus atau ransangan.

Selain itu harus mempunyai alat sensoris sebgai alat yang digunakan unruk meneruskan stimulus yang diterima reseptor sehingga bisa langsung menegenai saraf.

b) Harus adanya perhatian

Perhatian adalah suatu langkah yang harus ada untuk sebuah persepsi. Karena tanpa ada perhatian maka persepsi itu tidak aka nada pada individu.28

Dalam kehidupan multikompleks seperti saat ini, terdapat banyak faktor yang mendororong seseorang dalam menginterpretasikan suatu peristiwa, salah satunya adalah

28 Bimo, W., Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: C.V Andi, 2010), h. 101.

(34)

19

lingkungan. Akan tetapi tidak semua hal yang dapat diberikan persepsi oleh individu, karena setiap individu akan memberikan persepsi apabila ada suatu hal yang dirasakan sehingga ada persesuaian pada sarafnya. Oleh sebab itu, persepsi erat kaitannya dengan rangsangan yang diterima yang berhubungan dengan kondisi seseorang tersebut. Beberapa faktor yang bisa membuat individu menampilkan persepsi yang berbeda, diantaranya yakni perhatian.

3) Indikator Persepsi

Seperti pemaparan sebelumnya, bahwa persepsi seseorang bukan saja disebabkan oleh satu rangsangan saja, namun dikenal juga denngan banyak stimulus yang dipengaruhi oleh lingkungannya. Sehingga individu dapat memberikan persepsi apabila ada suatu hal yang mengenak terhadap stimulus yang langsung ke sarafnya. Bimo Walgito menerangkan bahwa factor- faktor yang berpengaruh terhadap persepsi seseorang adalah :

a) Penerimaan stimulus dari eksternal seseorang

Stimulus yang dihasilkan dari eksternal diri seseorang akan dimasukkan baik secara pribadi ataupun berkelompok. Organ tubuh yang menerima rangsangan tertentu akan memberikan kesan berupa penjelasan terhadap sesuatu, respon, atau bayangan di dalam pikiran seseorang.

b) Definisi atau penjelasan terhadap fakta yang sebenarnya Selanjutnya, hal yang terjadi ketika sudah mendapatkan bayangan terhadap suatu rangsangan adalah pikiran akan berupaya mencocokkan dengan memberikan pengertian serta pemahaman terkait hal tersebut.

(35)

20

c) Kesimpulan terhadap hal yang di persepsikan

Selanjutnya, akumulasi dari definisi dan penjelasan tersebut, nantinya akan berakhir pada sebuah kesimpulan.

Disini terdapat proses menyamakan pengertian yang telah diperoleh dengan bayangan terhadap suatu hal yang pernah terjadi sebelumnya.29

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa ada 3 indikator untuk sebuah persepsi, diantaranya adalah penyerapan objek yang didapatkan dari eksternal seseorang, pemberian arti maupun pemahaman terhadap peristiwa, dan penilian setiap orang pada sebuah peristiwa tersebut. Pada aspek pertama akan memberikan tanggapan yang diperoleh oleh panca indera sehingga dapat memberikan pemahaman, pada aspek kedua, pemahaman di dalam pikiran di interpretasikan yang efeknya dapat memberikan pemahaman kepada individu, dan pada aspek yang ketiga ini selanjutnya dari dalam pikiran tersebut akan muncul penilaian atau evaluasi.

4) Faktor Yang Bisa Mempengaruhi Persepsi

Proses terjadinya persepsi yang terjadi pada setiap individu dapat dipengaruhi oleh stimulus yang diterina oleh panca indra sehingga dapat memberikan sudut pandang seorang individu kepada sebuah objek yang dilihatnya. Adapun menurut Thoha, faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang berbeda antara satu dengan yang lainnya yaitu sebagai berikut:

29 Ibid, h. 102-104.

(36)

21 a) Faktor Eksternal

Faktor internal ini terdiri atas intensitas, ukuran, pengulangan Gerakan, hal yang baru, familiar, dan informasi yang diperoleh dari kedaan kebudayaan di sekitarnya.

b) Faktor Internal

Dilihat dari proses memahami, kejiwaan, perilaku, kepribadian, personal, pendugaan, harapan, fokus, kondisi fisik, gangguan mental, nilai, dan keperluan, dan motivasi dari dalam.30

Dapat disebutkan bahwa ada beberapa aspek yang dapat menyebabkan persepsi menurut Fatah Syukur, yaitu:

a) Faktor Internal adalah faktor yang bersumber dari dalam diri seseorang baik faktor fisiologis (ciri-ciri tubuh) dan faktor psikologis yang tampak seperti perilaku dan mental seseorang.

b) Faktor Eksternal adalah faktor yang bersumber dari luar diri seseorang yang diisi oleh lingkungan tempat seseorang tersebut tinggal baik berupa pendidikan, budaya, dan lain sebagainya.

c) Satu hal lagi yang merupakan faktor penting adanya persepsi adalah informasi, merupakan sekumpulan data atau fakta yang didapatkan dari luar individu.31

Hal tersebut di dukung oleh penelitian Pakde Sofa, yaitu dua faktor yang ikut andil dalam proses pembentukan persepsi yaitu faktor eksternal yang merupakan faktor yang dapat di amati secara langsung dalam bentuk fisik seperti kata-kata yang dikeluarkan secara lisan maupun tidak langsung atau tertulis.

Sedangkan, faktor selanjutnya yaitu faktor personal yang terdapat

30 Thoha, M., Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya, Cetakan ke 21, (Jakarta. Raja Grafindo Persada, 2011), h. 149.

31 Syukur, Fatah, Manajemen Pendidikan, (Semarang: Fakultas Tarbiyah dan PMDC, 2006).

(37)

22

di dalam diri seseorang seperti hal-hal yang pernah di alami, dorongan yang timul, dan karakter dari seseorang tersebut.32

Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor yang lebih menekankan untuk membentuk persepsi individu adalah faktor internal, sedangkan dari faktor ekternal dapat memberikan objek kepada individu yang dipemgaruhi oleh lingkungan dimana tempat seorang individu itu berada. Dari kedua faktor inilah yang bisa memberikan objek yang akan tetapi dapat memberikan persepsi yang berbeda dari setiap individu.

Adapun menurut Djaali, minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan terhadap suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu yang berada diluar diri akan menjadi semakin kuat.33 Sedangkan menurut Bimo Walgito, perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu maupun sekumpulan objek.34

32 Sofia, Pakde, “Pendekatan Inquiry dalam Mengajar (Online)”, dalam http://massofa.wordpress.com, diakses tanggal 12 Februari 2021, (2008).

33 Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2007).

34 Bimo, Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: C.V Andi. 2010), h. 108.

(38)

23 b. Pembelajaran Daring

Untuk mencegah penyebaran Covid-19, WHO memberikan himbauan untuk menghentikan acara-acara yang dapat menyebabkan massa berkerumun. Maka dari itu, pembelajaran tatap muka yang mengumpulkan banyak mahasiswa di dalam kelas ditinjau ulang pelaksanaannya. Perkuliahan harus diselenggarakan dengan skenario yang mampu mencegah berhubungan secara fisik antara mahasiswa dengan dosen maupun mahasiswa dengan mahasiswa.35 Penggunaan teknologi digital dapat memungkinkan mahasiswa dan dosen melaksanakan proses pembelajaran walaupun mereka ditempat yang berbeda.36

Bentuk perkuliahan yang dapat dijadikan solusi dalam masa pandemi covid-19 adalah pembelajaran daring. Menurut Moore, et.

al.,pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang menggunakan jaringan internet dengan aksesibilitas, konektivitas, fleksibilitas, dan kemampuan untuk memunculkan berbagai jenis interaksi pembelajaran.37 Penelitian yang dikakukan oleh Zhang menunjukkan bahwa penggunaan internet dan teknologi multimedia mampu merombak cara penyampaian pengetahuan dan dapat menjadi

35 Firman, F., & Rahayu, S., “Pembelajaran Online di Tengah Pandemi Covid19”

Indonesian Journal of Educational Science (IJES), Vol. 2, No. 2, (2020), h. 81-89.

36 Milman, N. B., ”Distance Education. In International Encyclopedia of the Social &

Behavioral Sciences: Second Edition,” (2015), h. 567-570, https://doi.org/10.1016/B978-0-08- 097086- 8.92001-4

37 Moore, J. L., Dickson-Deane, C., & Galyen, K., “E-Learning, online learning, and distance learning environments: Are they the same?” Internet and Higher Education, (2011).

(39)

24

alt ernatif pembelajaran yang dilaksanakan dalam kelas tradisional.38 Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang mampu mempertemukan mahasiswa dan dosen untuk melaksanakan interaksi pembelajaran dengan bantuan internet.39

Penggunaan teknologi mobile mempunyai sumbangan besar dalam lembaga pendidikan, termasuk di dalamnya adalah pencapaian tujuan pembelajaran jarak jauh. Berbagai media juga dapat digunakan untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran secara daring. Misalnya kelas-kelas virtual menggunakan layanan Google Classroom, Edmodo, dan Schoology40 dan aplikasi pesan instan seperti WhatsApp, pembelajaran secara daring bahkan dapat dilakukan melalui media sosial seperti Facebook dan Instagram.41 Pembelajaran daring menghubungkan mahasiswa dengan sumber belajarnya (database, pakar/instruktur, perpustakaan) yang secara fisik terpisah atau bahkan berjauhan namun dapat saling berkomunikasi,

38 Zhang, D., Zhao, J. L., Zhou, L., & Nunamaker, J. F., Can e-learning replace classroom learning? Communications of the ACM, (2004), https://doi.org/10.1145/986213.986216

39 Kuntarto, E., “Keefektifan Model Pembelajaran Daring dalam Perkuliahan Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Indonesian Language Education and Literature”, Vol. 3, No. 1, (2017), h. 9-110.

40 Enriquez, M. A. S. “Student’s Perception on the Effectiveness of the Use of Edmodo as a Supplementary Tool for Learning.” DLSU Research Congress. Vol. 2. No. 6. (2014)

41 Kumar, Vikas, and Pooja Nanda. “Social media in higher education. A framework for continuous engagement.” International Journal and Communication Technology Education (IJICTE) Vol. 15. No. 1. (2019). H. 97-108

(40)

25

berinteraksi atau berkolaborasi (secara langsung/synchronous dan secara tidak langsung/asynchronous).42

Dengan pembelajaran daring, mahasiswa tidak terkendala waktu dan tempat dimana mereka dapat mengikuti perkuliahan dari rumah masing-masing maupun dari tempat dimana saja. Dengan pembelajaran daring, dosen memberikan perkuliahan melalui kelas- kelas virtual yang dapat diakses di mana pun dan kapan pun tidak terikat ruang dan waktu. Kondisi ini membuat mahasiswa dapat secara bebas memilih mata kuliah yang dikuti dan tugas mana yang harus dikerjakan lebih dahulu. Penelitian Sun, menginformasikan bahwa fleksibilitas waktu, metode pembelajaran, dan tempat dalam pembelajaran daring berpengaruh terhadap kepuasan mahasiswa terhadap pembelajaran.43

Beberapa penelitian telah dilaksanakan untuk mengetahui persepsi mahasiswa terkait pelaksanaan pembelajaran daring, khususnya semasa perkuliahan daring di masa pandemi Covid-19.

Beberapa penelitian sebelumya yang dimaksud adalah sebagai berikut:

42 Molinda, Michael, "Instructional Technology and Media for Learning New Jersey Colombus", (2005).

43 Sun, Pei-Chen, et al., "What drives a successful e-Learning? An empirical investigation of the critical factors influencing learner satisfaction", Computers & education, Vol. 50, No. 4 (2008), h. 1183-1202.

(41)

26

1) Penelitian yang dilakukan oleh Idad Suhada, Tuti Kurniati, Ading Pramadi dan Milla Listiawati berjudul “Pembelajaran Daring Berbasis Google Classroom Mahasiswa Pendidikan Biologi Pada Masa Wabah COVID-19.” Beberapa tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini yaitu : (1) Melihat reaksi mahasiswa ketika mengakses google classroom; (2) memahami kedalaman bahan ajar dalam penggunaannya; (3) menampilkan keberhasilan dalam menggunakan aplikasi tersebut; serta (4) keefektifan penggunaan aplikasi tersebut ketika diterapkan pada uji pengamatan dan percobaan yang dilaksanan di luat ataupun di laboratorium. Untuk mendapatkan data yang terjadi pada masa lampau ataupun saat ini, dalam hal ini peneliti menggunakan teknik survey serta untuk memberikan gambaran jelas tentang hasil penelitian, maka peneliti menggunakan metode deskriptif. Pengunaan google classroom dalam penelitian ini menunjukkan hasil yang memuaskan, hanya saja perlu adanya kombinasi dari platform digital lainnya agar hasil pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai dengan maksimal.44

2) Penelitian yang dilakukan oleh Mojibur Rohman, Marji, Swi Agus Sudjimat, R. Machmud Sugandi, dan Didik Nurhadi,

44 Suhada, Idad, et al., "Pembelajaran daring berbasis Google Classroom mahasiswa pendidikan biologi pada masa wabah Covid-19", Digital Library UIN Sunan Gunung Djati, (2020), h. 1-10.

(42)

27

berjudul “Online Leraning in Higher Education Daring COVID- 19 Pandemic: Student’s Perceptions.” Sama halnya dengan penelitian penulis, penelitian ini berfokus pada persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran daring di masa pandemi covid-19. Sama dengan hasil penelitian yang pertama, metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survey dengan menyajikan gambaran lengkap (pendekatan deskriptif).

Dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan instrument berupa angket berbasis internet yang dilakukkan lewat google form dengan mahasiswa sebagai objek penelitian. Dalam penelitian ini, terlihat mahasiswa kurang menikmati pembelajaran online. Aspek-asepek yang dilihat yaitu : (1) Kenyamanan; serta (2) keterlibatan dan keefektivitasan pembelajaran daring. Solusi yang dapat diberikan pada penelitian ini adalah cara mengelola (manajemen), desain pembelajaran, serta tenaga pendidik yang harus memperhatikan cara efektiv agar pembelajaran daring dapat berlangsung secara interaktif dan tidak membosankan.45

3) Penelitian oleh La Ode Anhusadar dengan judul “Persepsi Mahasiswa PIAUD terhadap Kuliah Online di Masa Pandemi Covid-19.” Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ; persepsi

45 Rohman, Mojibur, et al., "Online learning in higher education during covid-19 pandemic:

students’ perceptions", Journal of Talent Development and Excellence, Vol 12, No. 2, (2020), h.

3644-3651.

(43)

28

mahasiswa, aplikasi-aplikasi yang dapat digunakan untuk menunjang pembelajaran daring, serta sebab-sebab penunjang serta masalah-masalah dalam pembelajaran berbasis internet.

Penelitian ini menggunakan metode survey dengan penjelasan deskriptif. Kesimpulannya adalah mahasiswa menyatakan lebih baik pembelajaran dilakukan dengan sistem kuliah tatap muka dibandingkan kuliah online. Mahasiswa berpendapat bahwa beberapa tujuan dalam perkuliahan daring tidak dapat menggantikan interaksi langsung di dalam kelas yang selama ini telah dilaksanakan.46

Melihat hasil penelitian-penelitian sebelumnya, tentu memiliki kesamanaan yang dikaji dengan penelitian yang akan dilakukan saat ini, yaitu sama-sama meneliti tentang pembelajaran daring sehingga menghasilkan persepsi yang berbeda di setiap indvidu. Selain itu, kesamaan yang dimiliki yaitu berupa sisi pendekatan yang digunakan. Namun, yang membedakannya adalah, penelitian ini lebih menjurus dan berfokus pada sampel yang diteliti yakni berupa Mahasiswa Tadris IPA Biologi yang membutuhkan praktikum di dalam pembelajarannya.

46 Anhusadar, Laode, "Persepsi mahasiswa PIAUD terhadap kuliah online di masa pandemi Covid 19", KINDERGARTEN: Journal of Islamic Early Childhood Education, Vol. 3, No. 1 (2020): 44-58.

(44)

29 B. Kerangka Berpikir

Munculnya pandemi Covid-19 berdampak pada dunia pendidikan, salah satunya adalah perubahan metode pembelajaran tatap muka menjadi pembelajaran online. Hal tersebut tentunya mempengaruhi persepsi mahasiswa dalam proses adaptasinya. Persepsi individu merupakan tolak ukur seseorang dalam mempertimbangkan lebih dan kurangnya suatu perlakuan, peristiwa, objek, dan lain-lain.

Persepsi merupakan istilah yang digunakan untuk mencerminkan perkembangan kesejahteraan mental individu (dalam hal ini mahasiswa).

Aksesibilitas, partisipasi, dan materi belajar yang diberikan dosen dapat memengaruhi persepsi mahasiswa, sehingga perlu dikaji apakah ketigat hal tersebut berhubungan terhadap persepsi mahasiswa yang melakukan pembelajaran online di era pandemi Covid-19.

Munculnya Pandemi covid-19 pada bulan Maret 2020

Berdampak pada dunia pendidikan

Persepsi Mahasiswa

Perubahan

pembelajaran tatap muka menjadi pembelajaran online

Mempengaruhi mindset berpikir

1. Partisipasi 2. Aksesibilitas 3. Materi Belajar

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

(45)

30 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Berbicara tentang metode penelitian pada dasarnya merupakan “cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.”Ilmiah

berarti kegiatan yang penelitian itu bersifat rasional (masuk akal), empiris (nyata), dan sitematis (terstruktur).47

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini yaitu penelitian deskriptif dimana penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran atau deskripsi tentang suatu kondisi yang sebenarnya. Jenis penelitian ini berkaitan dalam mencari atau menerangkan hambatan yang terjadi di kondisi saat ini. Penelitian ini dilaksanakan dengan mengumpulkan pengamatan pada hal-hal terkait yang kerapkali memperlihatkan keterkaitan antara aspek satu dengan aspek lainnya.48

2. Pendekatan Penelitian

Berdasarkan hal tersebut di atas, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metode statistika. Pada dasarnya, pendekatan kuantitatif dilakukan pada penelitian inferensial (dalam

47 Sugiyono, Dr., Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D", (Bandung: PT. Alfabeta, 2013).

48 Soendari, Tjutju, Metode Penelitian Deskriptif, (Bandung:UPI. Stuss, Magdalena &

Herdan, Agnieszka 17, 2012).

(46)

31

rangka pengujian hipotesis) dan menyandarkan kesimpulan hasilnya pada suatu probabilitas kesalahan penolakan hipotesis nihil.49

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

a) Populasi

Populasi memiliki arti yaitu sebuah pemberian ruang yang di lakukan secara menyeluruh, terbagi atas objek ataupun subjek dan memiliki kualitas serta ciri-ciri menurut aturan yang nantinya dapat menghasilkan sebuah kesimpulan. Pengambilan populasi pada penelitian ini yaitu Mahasiswa aktif Tadris IPA Biologi periode genap tahun 2022/2023 meliputi semester II (enam kelas), IV (lima kelas), dan VI (enam kelas).

Tabel 3.1 Jumlah Mahasiswa Semester II, IV, & VI No.

Semester

Ketentuan

Total Kelas Jumlah/Org

1. II 6 89 89

2. IV 4 91 88

3. VI 6 131 131

Total 308

49 Azwar, Saifudin., Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), h. 5.

(47)

32 b) Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh peneliti tertentu.50 Prosedur pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Probilitay Sampling dengan teknik Cluster Random Sampling. Teknik ini dilakukan karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut.51

Adapun kriteria inklusi sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1) Mahasiswa aktif Tadris IPA Biologi periode gasal 2021/2022

2) Mengikuti kelas secara daring selama pandemi Covid-19 pada periode gasal 2021/2022

Adapun kriteria eksklusi sampel dalam penelitian ini sebagai berikut:

1) Mahasiswa aktif Tadris IPA Biologi priode gasal 2021/2022 namun telah menyelasaikan beban SKS selain tugas akhir

2) Mahasiswa Tadris IPA Biologi priode gasal 2021/2022 namun tidak mengikuti perkuliahan secara daring (tidak/jarang mengikuti perkuliahan)

3) Menolak untuk menjadi responden atau berpartisipasi mengisi angket

50 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif R&D, (Bandung: PT Alfabeta, 2010, h. 118.

51 Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung: cv. Alfabeta, 2007, h. 93

(48)

33

Dalam penelitian ini menggunakan 3 kelas/semester yaitu semester II (a, b, e) yang berjumlah 28 mahasiswa, semester IV (a, b, c) yang berjumlah 36 mahasiswa, dan terakhir semester VI (b, c, f) yang berjumlah 42 orang mahasiswa. Total sampel yang akan diteliti adalah sebanyak 105 sampel dengan menggunakan teknik Cluster Random Sampling.

C. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram, khususnya pada mahasiswa Tadris IPA Biologi dengan tujuan untuk mendapatkan informasi tentang hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran daring di masa pandemi. Pengumpulan data akan dilakukan pada bulan Mei - Juni 2022.

D. Aspek Penelitian

Aspek Dependen : Pembelajaran Daring

Aspek Independen : Partisipasi, Aksesibilitas, dan Materi Belajar E. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah prosedur yang harus dijalani berupa gambaran awal dan nantinya masuk pada tahap pelaksanaan penelitan. Agar hasil dari penelitian ini bisa menggambarkan persepsi dari masing-masing individu maka jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan data yang diolah merupakan data berbentuk numerik, maka pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Sugiyono, menjelaskan bahwa

(49)

34

penelitian deskriptif berguna dalam menerangkan data penelitian menjadi suatu gambaran yang apa adanya tanpa ada unsur menyimpulkan yang mengarah pada generalisasi atau umumnya. Oleh sebab itu, penelitian ini didasarkan pada runtut dan akurasi fakta serta ciri-ciri suatu populasi.

Karakteristik yang dapat dilihat pada penelitian deskriptif yaitu : (1) berkaitan dengan kejadian saat ini, (2) hanya menjelaskan satu aspek saja, dan jika lebih maka tetap dijelaskan satu persatu, serta (3) tidak mencoba merekayasa aspek yang diteliti.52

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis serta memberikam penjelasan tentang persepsi mahasiswa terhadap pembelajran daring selama Pandemi Covid-19 (studi kasus mahasiswa IPA Biologi) secara deskriptif dan didukung oleh angka persentase. Adapun penelitian ini menggunakan metode survey yang dilakukan dengan cara menggunakan instrumen angket online lewat google formulir.

F. Instrumen/Alat dan Bahan Penelitian

Penelitian perlu didukung oleh instrumen untuk memudahkan dalam pengumpulan data penelitian, dalam hal ini peneliti akan menggunakan angket online melalui google form sebagai instrumen penelitian. Lembar angket akan berisi data identitas responden, kesediaan menjadi responden, dan pernyataan terkait pendekatan persepsi yang meliputi partisipasi, aksesibilitas, dan materi

52 Kountur, Ronny, Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, (Jakarta: PPM).

(50)

35

belajar/kuliah. Instrumen akan disebarkan melalui media online, yaitu whatsapp group.

Tabel 2. Bobot Penilaian skala likert53

Pilihan jawaban Kode Skor

Sangat setuju Setuju

Tidak setuju

Sangat Tidak Setuju

SS S TS STS

4 3 2 1

Skor dari hasil angket dihitung dengan statistik persentase dengan rumus sebagai berikut:

𝑃 = 𝐹

𝑁𝑋100 Keterangan:

P : Nilai persentase jawaban responden F : Frekuensi jawaban responden N : Jumlah responden

Jumlah persentase angket akan dinyatakan kedalam bentuk kategori hasil penilaian. Kategori hasil penilaian tersebut digunakan untuk mengetahui kategori aspek dependen dan independent dalam penelitian ini, dapat menggunakan tabel berikut:

Tabel 3. Persentase penilaian angket54

Interval persentase Kategori

86% - 100%

60% - 85%

50% - 59%

38% - 53%

Sangat Baik Baik Kurang Baik

Tidak Baik

53 Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta, Rineka Cipta, 2010). h. 245.

54 Kamelta, Edno, "Pemanfaatan internet oleh mahasiswa jurusan teknik sipil fakultas teknik universitas negeri padang", Jurnal CIVED ISSN 2302 3341. Vol. 1, No. 2 (2013), h.144.

(51)

36

Pada pengukuran aspek persepsi dikategorikan menjadi dua kategori yaitu persepsi positif dan persepsi negatif terhadap pembelajaran daring. Persepsi positif mahasiswa terhadap pembelajaran daring apabila hasil perhitungan penilaian angket responden menjawab sangat baik dan baik, sedangkan jawaban responden yang menjawab kurang baik dan sangat tidak baik dikategorikan menjadi persepsi negatif. Sedangkan pada aspek partispasi, aksesibilitas, dan materi belajar dikelompokan menjadi empat kategori yaitu sangat baik, baik, kurang baik dan tidak baik.

G. Teknik Pengumpulan Data/Prosedur Penelitian

Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan total sampling yaitu sampel dalam populasi yang akan digunakan dalam penelitian dengan memberikan kesempatan yang sama pada mahasiwa yang memenuhi kriteria penelitian.

Adapun prosedur penelitian yang akan dilakukan dalam penelitan ini meliputi:

1. Menentukan sampel penelitian.

2. Membuat angket penelitian yang menggambarkan pendekatan partisipatif, aksesibilitas, dan materi yang diajarkan sehingga dapat memberikan gambaran persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran daring di masa pandemi covid-19.

3. Uji validitas dan reabilitas instrumen (angket penelitian).

Gambar

Tabel 2. Definisi Operasional
Tabel 3.1 Jumlah Mahasiswa Semester II, IV, & VI  No.
Tabel 2. Bobot Penilaian skala likert 53
Gambar 4.2 Hasil Persepsi Mahasiswa Terhadap Pembelajaran Daring [VALUE]
+5

Referensi

Dokumen terkait

Model bimbingan kelompok dengan art therapy untuk mereduksi stres akademik mahasiswa mengikuti perkuliahan daring dalam kondisi pandemi (Covid-19).. Linda Fitria *) , Ananda

Pengalaman mahasiswa selama masa pandemi Covid-19 di STIKes Santa Elisabeth Medan berdasarkan beberapa kali pertemuan dalam pelaksanaan diskusi daring, terpantau

Komponen yang terdapat dalam wawancara terdiri atas beberapa pertanyaan yaitu (1) Dimanakah anda biasanya mengikuti perkuliahan daring selama wabah pandemi Covid-

Safira Muslimah Qothrunnada (1808107103) “Pengaruh Pembelajaran Daring menggunakan Media Microsoft Teams selama Pandemi Covid-19 terhadap Keterampilan Berhitung Siswa

Media Sosial WhatsApp pada Pembelajaran Secara Daring di Masa Pandemi Covid-19?”) serta pembahasan yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa persepsi siswa

Jurnal Pendidikan Tambusai 3470 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pelajaran PJOK Saat Pembelajaran Daring Selama Pandemi Covid-19 Rahayu Prasetiyo 1, Ilmul Ma’arif2 12Program

Perkuliahan secara daring membuat mahasiswa baru mengalami kesulitan dalam beradaptasi sehingga memicu stres dari culture shock yang ia alami selama perkuliahan daring.. Penelitian ini

SIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah disampaikan terkait Implementasi Dan Pelatihan Pembelajaran Daring Dimasa Pandemi Covid-19,peneliti mengambil kesimpulan yaitu ,