Journal of Basic Education
e-ISSN : 2656-6702
Studies
Volume 4 No 1Persepsi Guru Pendidik Khusus Terhadap Asesmen Anak Berkebutuhan Khusus di SD Inklusi Se-
Kecamatan Pauh Kota Padang
Sumia Mulia Sari1, Jon Efendi2
1,2 Pendidikan Luar Biasa, Universitas Negeri Padang
ARTICLE INFO ABSTRACT
Keywords:
ABK, Assessment, Perception
Kata Kunci:
ABK, Asesmen, Persepsi
This study aims to analyze the perceptions of special educator teachers on the assessment of children with special needs. There are special educating teachers who do not have special educational backgrounds and only gain knowledge of special education through special teacher teacher training conducted by an agency. And also not all special educating teachers take part in the training, only representatives of special teaching teachers in each school which indeed if there are more than 1 (one) special teaching teacher available at the school. This research is a quantitative descriptive study with a total sampling technique. Data collection techniques using a Likert scale, namely by giving a score of 5-1 for the range of answers from strongly agree- strongly disagree for positive statements and give a score of 1-5 for the range of answers from strongly agree-strongly disagree for negative statements. The results showed that the perception of special educator teachers was positive. This is indicated by the respondent's perception value above the average score, which is 60.72% or as many respondents have a positive perception and the respondent's perception value is below the average score, which is 39.28% or as many as 11 respondents have negative perceptions. This is also shown in the assessment based on each dimension, namely the sensation dimension is positive, the attention dimension is positive, and the interpretation dimension is negative.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perpepsi guru pendidik khusus terhadap asesmen anak berkebutuhan khusus. Adanya guru pendidik khusus yang bukan berlatar belakang pendidikan luar biasa dan hanya memperoleh pengetahuan mengenai pendidikan khusus melalui pelatihan guru pendidik khusus yang dilaksanakan oleh suatu lembaga instansi. Dan juga tidak seluruh guru pendidik khusus yang mengikuti latihan tersebut, hanya perwakilan dari guru pendidik khusus disetiap sekolah yang memang jika disekolah tersebut tersedia lebih dari 1 (satu) orang guru pendidik khusus. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan teknik pengambilan sampel total sampling. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan skala Likert yaitu dengan memberikan skor 5-1 untuk rentang jawaban dari sangat setuju-sangat tidak setuju untuk pernyataan positif dan memberikan skor 1-5 untuk rentang jawaban dari sangat setuju-sangat tidak setuju untuk pernyataan
khusus adalah positif. Hal ini ditunjukkan pada nilai persepsi responden diatas skor rata-rata, yaitu sebesar 60,72% atau sebanyak responden memiliki persepsi positif dan nilai persepsi responden dibawah skor rata- rata, yaitu sebesar 39,28% atau sebanyak 11 responden memiliki persepsi negatif. Hal ini juga ditunjukkan pada penilaian berdasarkan tiap dimensi, yakni pada dimensi sensasi adalah positif, dimensi atensi adalah positif, dan dimensi interpretasi adalah negatif.
Corresponding author :
Sumiamuliasari@gmail.com JBES 2021
PENDAHULUAN
Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang menyandang kelainan atau cacat yang mengakibatkan anak yang bersangkutan terhambat dalam penggunaan fungsi-fungsi kognitif, fisik, motorik, sosial dan emosional. Dengan adanya kelainan pada anak berkebutuhan khusus, hal ini beriringan dengan kebutuhan layanan pendidikan yang berbeda dengan anak pada umumnya.
UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1, yang menyatakan bahwa, pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
Anak berkebutuhan khusus memiliki kebutuhan layanan pendidikan yang berbeda, hal ini di sebabkan karena anak berkebutuhan khusus memiliki hambatan baik kognitif, fisik, motorik, sosial dan emosional. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pemerintah menyediakan
beberapa model layanan pendidikan diantaranya yaitu segregasi, terpadu dan inklusi.
Dalam menjalankan tugasnya sebagai guru pendidik khusus, tentunya pengetahuan mengenai pelayanan untuk anak berkebutuhan khusus harus dikuasai sepenuhnya oleh guru pendidik khusus, terutama dalam melaksanakan asesmen bagi anak dan penyusunan program layanan khususnya. Sementara itu berdasarkan hasil virtual grand tour pada 18 april 2020 peneliti mendapatkan informasi tentang jumlah GPK di kecamatan Pauh sebanyak 16 orang GPK dari 12 sekolah inklusi di kecamatan Pauh, kota Padang. Grand tour yang telah peneliti lakukan di SDN 01 Limau Manis, peneliti mendapatkan informasi bahwa di kecamatan Pauh terdapat GPK yang berasal dari non PLB. Guru pendidik khusus yang bukan berlatar belakang pendidikan luar biasa dan hanya memperoleh pengetahuan mengenai pendidikan khusus melalui pelatihan guru pendidik khusus yang dilaksanakan oleh suatu lembaga instansi. Dan juga tidak
Journal of Basic Education Studies / Vol 4 No 1(Januari-Juni 2021) seluruh guru pendidik khusus yang
mengikuti latihan tersebut, hanya perwakilan dari guru pendidik khusus disetiap sekolah yang memang jika disekolah tersebut tersedia lebih dari 1 (satu) orang guru pendidik khusus.
METODOLOGI PENELITIAN
Sesuai dengan latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah rumusan masalah dan tujuan penelitian maka jenis penelitian yang akan digunakan yaitu penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang bertujuan mengungkap suatu apa adanya. Variabel penelitian ini adalah persepsi guru pendidik khusus terhadap asesmen anak berkebutuhan khusus di sekolah dasar penyelenggara pendidikan inklusif.
Populasi dalam penelitian ini adalah Sekolah Dasar inklusi se-Kecamatan Pauh Kota Padang yang terdiri dari 12 sekolah dengan jumlah guru pendidik khusus sebanyak 16 orang.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling ( Juliansyah Noor , 2011). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan memperoleh data empiris terhadap persepsi mahasiswa dengan menggunakan skala Likert yang menggunakan lima jawaban, yaitu sangat setuju, setuju, cukup setuju, kurang setuju, dan tidak setuju ( Sugiyono , 2011).
Teknik analisis data dalam penelitian
kuantitatif merupakan kegiatan pengolahan data yang sudah dikumpulkan dari responden/sumber data.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan menyajikan hasil pengolahan data penelitian dalam bentuk deskripsi data dan analisis data. Penyajian data pada bab ini adalah tentang persepsi guru pendidik khusus terhadap asesmen anak berkebutuhan khusus di sekolah dasar inklusi. Pernyataan terdiri dari 28 butir pernyataan yang telah dijawab oleh 16 responden dalam bentuk tabel.
Data diperoleh dengan menganalisis setiap indikator pernyataan. Analisis data dilakukan dengan dua cara, yaitu berdasarkan jawaban keseluruhan responden tiap pernyataan dan berdasarkan dimensi-dimensi terhadap responden yang terdiri dari sensasi, atensi, dan interpretasi.
Berdasarkan skor hasil penyebaran angket diperoleh skor tertinggi 707 dan terendah 475. Terlihat skor rata-rata sebesar 60,25 sehingga data jumlah nilai diatas rata-rata sebanyak 11 responden atau sebesar 60,25% dari hasil skor penyebaran angket, sedangkan data jumlah nilai dibawah rata- rata sebanyak 6 responden atau sebesar 39,75%. Sedangkan berdasarkan penilaian tiap dimensi, yaitu dimensi sensasi adalah positif, dimensi atensi adalah positif, dan dimensi interpretasi adalah negatif.
Berikut data analisis dari pernyataan beberapa soal berdasarkan aspek asesmen
Tabel 4 Analisis Pernyataan 1 Rata-Rata Prestasi Belajar Selalu Rendah
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid
4 10 62.5 62.5 62.5
5 6 37.5 37.5 100.0
Total 16 100.0 100.0 Berdasarkan data pada tabel di
atas, dapat diambil kesimpulan bahwa sebesar 62.5 % responden menyatakan kurang setuju atau sebanyak atau sebanyak 10 responden. Dan yang
menyatakan tidak setuju sebesar 37.5 %.
Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa guru pendidik khusus memiliki pengetahuan dalam melakukan penelitian terhadap anak berkebutuhan khusus.
Tabel 5 Analisis Pernyataan 2 Anak Berkebutuhan Khusus Adalah Anak Yang Memiliki Cacat Fisik
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
3 4 25.0 25.0 25.0
4 7 43.8 43.8 68.8
5 5 31.3 31.3 100.0
Total 16 100.0 100.0
Berdasarkan tabel diatas sebesar 25.% responden menyatakan cukup setuju atau sebanya 4 orang, sementara itu yang menjawab kurang setuju sebesar 43,8 % atau sebanyak 7 orang, dan yang menjawab tidak setuju adalah sebesar 31.3% atau 5 responden. Hal ini berarti hampir seluruh responden telah memiliki pengetahuan dasar tentang anak berkebutuhan khusus.
Hal ini menunjukkan bahwa di lapangan, pengetahuan guru pendidik khusus terhadap anak berkebutuhan khusus sudah baik sehingga diharapkan guru pendidik khusus sebagai calon
pendidik mampu memahami anak berkebutuhan khusus di sekolah dasar penyelenggara pendidikan inklusi
SIMPULAN
Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa persepsi 16 guru pendidik khusus terhadap asesmen anak berkebutuhan khusus di sekolah dasar inklusi adalah positif. Hal ini ditunjukkan pada nilai persepsi responden diatas skor rata-rata, yaitu sebesar 50,72% atau sebanyak responden memiliki persepsi positif dan
Journal of Basic Education Studies / Vol 4 No 1(Januari-Juni 2021) nilai persepsi responden dibawah skor
rata-rata, yaitu sebesar 49,28% atau sebanyak 11 responden memiliki persepsi negatif.
Hal ini juga ditunjukkan pada penilaian berdasarkan tiap dimensi, yakni pada dimensi sensasi adalah positif, dimensi atensi adalah positif, dan dimensi interpretasi adalah negatif
REFERENSI
Abdullah, N. (2013). Mengenal anak berkebutuhan khusus. Magistra, 25(86), 1.
Arikunto. (2013). Prosedur Penelitian:
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Desiningrum, D. R. (2017). Psikologi anak berkebutuhan khusus. Yogyakarta:
Psikosain.
Hasan, H. (2017). Persepsi guru sekolah dasar terhadap pelaksanaan uji kompetensi guru (UKG) di Kabupaten Aceh Utara (suatu penelitian di Kecamatan Lhoksukon). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2(2). Diunduh dari http://www.jim.unsyiah.ac.id/pgsd/arti cle/view/4849.
Hidayat, S. (2017). Pengembangan Guru Profesional. In Bandung: Remaja Rosdakarya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Ika, M. M. (2019). Perbedaan Persepsi Guru Sekolah Dasar Berdasarkan
Lama Mengajar Tentang Kurikulum 2013. Elementary Journal, 1(2), 12–
21. Diunduh dari
http://journals.ukitoraja.ac.id/index.p hp/ej/article/view/498
Ilahi, M. T. (2013). Pendidikan Inklusif:
Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media.
Jalaludin Rakhmat.(2011). Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.
Juliansyah Noor (2011), Metode Penelitian.Jakarta: Kencana.
Kumalasani, M. P., & Kusumaningtyas, D.
I. (2018). Analisis Persepsi Guru Sd Kota Malang Terhadap Kandungan Mi Pada Buku Siswa Kurikulum 2013. JP2SD (Jurnal Pemikiran Dan Pengembangan Sekolah Dasar), 6(2),
144–152. Diunduh dari
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/j p2sd/article/view/7153
Kurniawati, Desi;, Kasiyati;, A. (2014).
Persepsi Guru Kelas Terhadap Anak Berkebutuhan Khusus Di Sd Payakumbuh. Volume 3, 10. Diunduh dari
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/ju pekhu
Marlina, M. (2015). Asesmen Anak Berkebutuhan Khusus: Pendekatan Psikoedukasional Edisi Revisi.
Padang: UNP Press.
Nasehudin, T. S. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: CV
Pustaka Setia.
Sarwono, S. W. (2017). Pengantar Psikologi Sosial. Dalam Psikologi sosial. Salemba Humanika.
Siregar, S. (2010). Statistika deskriptif untuk penelitian. Jakarta: Rajawali Pers.
S. Nasution.(2008). Metode Research (Penelitian Ilmiah).Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Sobur, A. (2003). Psikologi umum.
Bandung: Pustaka Setia.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D .Bandung: Alfabeta.
Sumekar, G. (2009). Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Padang: UNP Presss.
Suparno, Heri Purwanto, Edi Purwanto, (2007). Modul Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus, Jakarta: PJJ PGSD.
Wahyuni, N. (2014). Persepsi Guru Sekolah Dasar Tentang Implementasi Pendidikan Karakter Di Wilayah Iii Kecamatan Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Jipsindo, 2(1). Diunduh dari https://journal.uny.ac.id/index.php/jip sindo/article/view/2884