• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perspektif Biologi

N/A
N/A
UPTD P5A TENGAHTANI

Academic year: 2024

Membagikan " Perspektif Biologi"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

PENGENALAN PEREMPUAN DALAM KAJIAN MULTIPERSPEKTIF Oleh : Angela Lovendra Naingalis, S.ST.,M.Keb

PERAN WANITA Peran Tradisi Menempatkan perempuan dalam fungsi reproduksi Peran Transisi Mempolakan peran tradisi lebih utama dari peran yang lain Peran Kontemporer Dampak pilihan perempuan untuk mandiri dalam kesendirian

PEREMPUAN DALAM KAJIAN BIOLOGIS Perempuan adalah istilah untuk jenis kelamin manusia yang berbeda dengan laki laki. Dimana pada jenis kelamin perempuan yaitu memiliki alat reproduksi seperti rahim dan saluran untuk melahirkan, memiliki sel telur, memiliki vagina dan mempunyai payudara. Jalan yang menjadikan kita feminism dan

maskulin adalah gabungan blok blok bangunan biologis dasar dan interpretasi biologis oleh kultur kita.

Perbedaan secara biologis antara laki-laki dengan perempuan senantiasa digunakan untuk menentukan dalam relasi gender, seperti pembagian status, hak-hak, peran, dan fungsi di dalam masyarakat. Karena dalam pranata sosial yang berkembang, pemahaman tentang kodrat, secara khusus perempuan, lebih banyak bersifat pelarangan-pelarangan atau pembatasan-pembatasan peran-peran sosial-budaya perempuan.

Atas dalih “sudah kodratnya”, perempuan diasumsikan sebagai pemikul beban atas kerja di sektor rumah tangga (domestik) secara penuh, dan peluang untuk berkarir secara lebih luas dalam sektor publik dikesampingkan. Kodrat perempuan sudah sarat dengan muatan- muatan budaya lokal. Kodrat merupakan sesuatu yang didasarkan pada faktor biologis.

Kodrat bukan lagi sesuatu yang given (berkah) dari Tuhan, tetapi ada unsur-unsur konstruksi sosial-budaya masyarakat

PEREMPUAN DALAM KAJIAN PSIKOLOGI Pada umumnya perempuan dicitrakan atau

mencitrakan dirinya sendiri sebagai makhluk yang emosional , mudah menyerah (submisif), pasif, subjektif, mudah terpengaruh, lemah fisik dan dorongan seksnya rendah. Sementara laki laki dicitrakan dan mencitrakan dirinya sebahai mahluk yang rasional, logis, mandiri, agresif, kompetetif, objektif, senang berpetualang, aktif, memiliki fisik dan dorongan seks yang kuat. Ketidakstabilan hormonal yang mempengaruhi mood dan emosional perempuan menjadi stereotip yang dikembangkan dimasyarakat hingga saat ini bahwa perempuan lemah dan tidak stabil, sehingga membatasi ruang gerak perempuan untuk terlibat dalam berbagai bidang, seperti politik, ekonomi, kemiliteran maupun eksplorasi ruang angkasa.

Kondisi tersebut menimbulkan pengkotakan mana area yang pantas dan tidak pantas untuk perempuan.

Akibat ada faktor predisposisi biologis dan perbedaan fisik, kemudian mempengaruhi ekspektasi dan tekanan sosialisasi yang kuat dari masyarakat, perempuan cenderung mengembangkan sifat-sifat feminin dan laki-laki mengembangkan sifat-sifat maskulin.

Semua citra itu kemudian dipertahankan sebagai norma masyarakat. Dalam area kognitif,

(2)

perempuan umumnya lebih ekspresif dan secara nonverbal lebih sensitif, sedangkan laki- laki cenderung menyelesaikan tugastugas visual dan spasial yang lebih baik. Perempuan umumnya lebih bersedia mengasuh dan merawat anak-anak, namun tidak sedikit laki-laki yang mencintai dan merawat keluarganya. Perempuan dan laki-laki mengembangkan sejumlah tendensi feminin dan maskulin lain, tergantung pada lingkungan dan keadaan masyarakat.

PEREMPUAN DALAM KAJIAN AGAMA Dalam peradaban Romawi, wanita sepenuhnya berada dalam kekuasaan ayahnya. Setelah kawin, kekuasaan tersebut pindah ke tangan suami.

Kekuasaan ini mencakup kewenangan menjual, mengusir, menganiaya dan membunuh.

Keadaan tersebut berlangsng sampai abadVI M. Segala hasil usaha wanita menjadi hak milik keluarganya yang laki-laki. Pada zaman Kaisar Constantine terjadi sedikit perubahan yaitu diundangkannya hak pemilikan terbatas bagi wanita, dengan catatan bahwa setiap transaksi harus disetujui oleh keluarga (suami atau ayah). Begitu pula peradaban Hindu dan Cina

Ajaran Yahudi, mengajarkan martabat wanita sama dengan pembantu. Ayah berhak menjual anak perempuan kalau ia tidak mempunyai saudara lakilaki. Ajaran mereka menganggap wanita sebagai sumber laknat karena dialah yang menyebabkan Nabi Adam as. terusir dari syurga (Yafie, 1996 : 60) Pada abad V M. diselenggarakan suatu konsili yang membicarakan apakah wanita mempunyai ruh atau tidak ? Akhirnya terdapat kesimpulan bahwa wanita tidak mempunyai ruh yang suci. Bahkan pada abad VI M. diadakan suatu pertemuan untuk membahas apakah wanita manusia atau bukan? Sepanjang abad

pertengahan, nasib wanita masih tetap sangat memprihatinkan, bahkan sampai tahun 1805 perundang-undangan Inggris mengakui hak suami untuk menjual istrinya (Yafie, 1996 : 60).

Selama ini ada anggapan bahwa dunia politik identik dengan dunia lakilaki. Anggapan ini muncul akibat adanya “image” yang tidak sepenuhnya tepat tentang kehidupan politik; yaitu bahwa politik itu kotor, keras, penuh intrik, dan semacamnya, yang diidentikkan dengan karakteristik laki-laki. Akibatnya, jumlah perempuan yang terjun di dunia politik kecil, termasuk di negara-negara yang tingkat demokrasinya dan persamaan hak asasinya cukup tinggi. PEREMPUAN DALAM KAJIAN POLITIK

Selain itu, kesan semacam itu muncul karena secara historis, khususnya pada tahap awal perkembangan manusia, kaum pria selalu identik dengan “lembaga” atau aktivitas kerja di luar rumah, sementara perempuan bertugas menyiapkan kebutuhan keluarga di dalam rumah seperti memasak, mengasuh anak, dan melayani suami

Setengah total jumlah penduduk di Indonesia adalah perempuan, maka mengabaikan perempuan Indonesia dalam pembuatan keputusan politik sama artinya dengan meminggirkan mayoritas penduduk Indonesia dari proses politik. Alasan lain yang tidak kalah pentingnya tentang masuknya perempuan ke sektor politik adalah untuk mengetahui lebih jauh terjadi perluasan cakupan politik ke arah masalah-masalah yang semula dianggap bukan isu politik seperti kesejahteraan anak, perlindungan terhadap reproduksi perempuan dan sebagainya

(3)

...

Read more content Author

Angela Naingalis

https://fliphtml5.com/thhie/vgfv

Share

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk memberkan gambaran profil soal Ujian Nasional biologi tingkat SMA tahun ajaran 2014-2016 berdasarkan perspektif Higher Order

An-Nisa ayat 34 membahas mengenai kedudukan laki-laki sebagai kepala keluarga dan menunjukkan porsi serta peran perempuan dan laki-laki dalam keluarga.. Penelitian

Hasil dari kajian menunjukkan bahawa terdapat banyak ayat yang telah diwahyukan oleh Allah s.w.t ini memberi isyarat terhadap keunikan banyak bidang dalam ilmu biologi,

Dalam penelitian mengenai eksistensi hukuman mati di Indonesia dalam Perspektif Teori pemidanaan, bahan hukum sekunder diperoleh dari buku-buku teks yang membahas

Welch mengklasifikasi kecenderungan kajian keislaman dalam tiga bidang, yaitu studi teks al-Qur’an itu sendiri (eksegesi), sejarah interpretasinya dan peran al-Qur’an dalam

membahas tentang perspektif Pembaruan Pemikiran dalam

Kajian disertasi yang berjudul “Hukuman Fisik Terhadap Anak Dalam Pendidikan Perspektif Hukum Pidana Islam” karya Agus Basuki, yang membahas tentang paradigma hukuman fisik bagi anak dalam pendidikan dan problematikanya dalam perspektif hukum pidana

Daftar Revisi validator Isi Aspek yang divalidasi Komentar Saran Tindak lanjut Topik teks bacaan sesuai dengan kajian Biologi Sudah sesuai, tetapi ada satu topik yang kurang