• Tidak ada hasil yang ditemukan

pertimbangan hakim pengadilan agama - UNISMA Repository

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pertimbangan hakim pengadilan agama - UNISMA Repository"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PERTIMBANGAN HAKIM PENGADILAN AGAMA MEMUTUS PERKARA PERCERAIAN DISERTAI

HAK ASUH ANAK

Skripsi

Oleh

Albariq Ivan Nanda 21601021235

UNIVERSITAS ISLAM MALANG FAKULTAS HUKUM

2020

(2)

PERTIMBANGAN HAKIM PENGADILAN AGAMA MEMUTUS PERKARA PERCERAIAN DISERTAI

HAK ASUH ANAK

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Kesarjanaan Dalam Ilmu Hukum

Oleh

Albariq Ivan Nanda 21601021235

UNIVERSITAS ISLAM MALANG FAKULTAS HUKUM

2020

(3)

vii RINGKASAN

PERTIMBANGAN HAKIM PENGADILAN AGAMA DALAM MEMUTUS PERKARA PERCERAIAN DISERTAI

HAK ASUH ANAK

Albariq Ivan Nanda1

Fakultas Hukum Universitas Islam Malang

Masyarakat tidak bisa terlepas dari hukum, mulai dari norma, nilai, tata dan krama hingga hukum perundang-undangan dalam peradilan. Perceraian sendiri merupakan salah satu bentuk peristiwa hukum di masyarakat. Metode penelitian jurnal ini adalah yuridis normatif. Kesimpulan penelitian ini adalah Hakim Pengadilan Agama Malang dalam memutuskan perkara perceraian meski diluar alasan yang ada dalam undang-undang selalu berpatokan dalam peraturan perundang-undangan dan melihat faktor lain yang melatarbelakangi suatu perceraian tersebut. Serta pada putusan Hak Asuh Anak lebih mempertimbangkan kemampuan mendidik dan kasih sayang orang tua kepada anak.

Kata Kunci: Perceraian, Hak Asuh Anak, Hakim, Pengadilan Agama Malang.

1Mahasiswa Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Islam Malang

(4)

viii SUMMARY

JUDICIAL JUDGMENT CONSIDERATIONS

IN DECIDING THE COURT OF DIVORCE ACCOMPANIED CHILDREN'S RIGHTS

Albariq Ivan Nanda2

Fakultas Hukum Universitas Islam Malang

The Society is inseparable from the law, ranging from norms, values, manners and etiquette to the laws and regulations in the judiciary. Divorce itself is one form of legal events in the community. The research method of this journal is normative juridical. The conclusion of this study is that Malang City Religious Court judges in deciding divorce cases even though beyond the reasons stated in the law always refer to the laws and regulations and look at other factors

underlying the divorce.

As well as the Child Custody decision is more considering the ability to educate and affection of parents to children.

Keywords: Divorce, Child Custody, Judge, Religious Court of Malang City

2Mahasiswa Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Islam Malang

(5)

1

BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak terlepas dari hukum, mulai dari norma, nilai, tata dan krama hingga hukum perundang-undangan dalam peradilan. Hukum di Negara Indonesia masih kurang dalam penegakannya, terutama penegakan aturan hukum pada kalangan pejabat-pejabat dibandingkan dengan penegakan hukum dikalangan menegah ke bawah. Hal ini kerap terjadi karena di Negara kita hukum tidak merata dalam artian dalam upaya pengadilan hukum. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) secara tegas menyatakan bahwa Indonesia adalah negara hukum (rechtsstaat). Ide negara hukum sendiri selain terkait dengan konsep ‘rechtsstaat’ dan ‘the rule of law’, juga berkaitan dengan konsep ‘nomocracy’ yang berasal dari perkataan ‘nomos’

dan ‘cratos’. Perkataan nomokrasi itu dapat dibandingkan dengan ‘demos’

dan ‘cratos’ atau ‘kratien’ dalam demokrasi. ‘Nomos’ berarti norma, sedangkan ‘cratos’ adalah kekuasaan. Jadi yang dibayangkan sebagai faktor penentu dalam penyelenggaraan kekuasaan adalah norma atau hukum. Dalam paham negara hukum yang demikian, harus diadakan jaminan bahwa hukum dibangun dan ditegakkan menurut prinsip-prinsip demokrasi. Karena prinsip supremasi hukum dan kedaulatan hukum pada pokoknya berasal dari kedaulatan rakyat. Oleh sebab itu, prinsip negara hukum hendaklah dibangun dan dikembangkan menurut prinsip-prinsip

(6)

2

demokrasi atau kedaulatan rakyat (democratische rechtstaat). Hukum tidak boleh dibuat, ditetapkan, ditafsirkan, dan ditegakkan dengan tangan besi berdasarkan kekuasaan belaka (machtsstaat). Prinsip negara hukum tidak boleh ditegakkan dengan mengabaikan prinsip-prinsip demokrasi yang diatur dalam konstitusi. Karena itu, perlu ditegaskan pula bahwa kedaulatan berada ditangan rakyat yang dilakukan menurut konstitusi (constitutional democratie) yang diimbangi dengan penegasan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum yang berkedaulatan rakyat atau demokratis (democratische rechtstaat). Sedangkan penegakan hukum (law enforcement) merupakan usaha untuk menegakkan norma-norma hukum dan sekaligus nilai-nilai yang ada di belakang norma tersebut. Dengan demikian, para penegak hukum harus memahami benar spirit hukum (legal spirit) yang mendasari peraturan hukum yang harus ditegakkan dan hal ini akan berkaitan dengan pelbagai dinamika yang terjadi dalam proses pembuatan perundang-undangan (law making process). Sisi lain yang terkait dalam proses pembuatan peraturan perundang-undangan tersebut adalah keseimbangan, keselarasan dan keserasian antara kesadaran hukum yang ditanamkan dari, atas, dan oleh penguasa (legal awareness) dengan perasaan hukum yang bersifat spontan dari rakyat (legal feeling).

Dalam penegakan hukum (law enforcement) menurut Gustav Radbruch, ada tiga unsur yang harus selalu diperhatikan yaitu kepastian hukum, kemanfaatan, dan keadilan. Kepastian hukum terkait erat dengan adanya jaminan perlindungan kepada masyarakat atas tindakan sewenang- wenang yang bertujuan untuk ketertibat masyarakat, sementara kemanfaatan

(7)

3

adalah untuk menciptakan manfaat atau kebahagiaan yang sebesar-besarnya kepada masyarakat, sedangkan keadilan merupakan kebenaran, tidak memihak, dapat dipertanggung jawabkan dan memperlakukan setiap manusia pada kedudukan yang sama didepan hukum (equality before the law).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

A.Apa yang menjadi dasar pertimbangan Hakim Pengadilan Agama memutus perkara perceraian ?

B.Bagaimana putusan Hakim Pengadilan Agama memutus Perkara tentang hak asuh anak?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

A. Untuk mengetahui apa pertimbangan Majelis Hakim dalam memutus perkara.

B. Untuk mengetahui bagaimana implikasi yuridis.

(8)

4

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

A. Manfaat Teoritis

1. Memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu hukum, khususnya di bidang hukum perdata terkait dengan gugatan dan peceraian

2. Memperkaya referensi dan literatur dalam dunia kepustakaan, khususnya tentang pertimbangan hakim pengadilan agama dalam perkara perceraian disertai hak asuh anak sebagai upaya keadilan hukum.

B. Manfaat Praktis

1. Memberikan jawaban atas masalah yang diteliti yang kemudian dapat mengembangkan pola pikir, penalaran dan pengetahuan penulis dalam menyusun suatu penulisan hukum.

2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berguna bagi masyarakat pada umumnya dan para pembaca pada khususnya mengenai perkara perceraian disertai hak asuh anak sebagai upaya keadilan hukum.

1.5 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif karena penelitian ini dilakukan untuk mengkaji penerapan kaidah-kaidah atau norma norma dalam hukum positif. Dalam penelitian ini penulis akan

(9)

5

menganalisis kaidah-kaidah hukum yang hidup dalam masyarakat atau hukum positif yang tertulis yang berkaitan dengan gugatan perceraian.

Adapun metode yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini sebagai berikut:

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini hendak mengungkap tentang proses pemeriksaan perkara perceraian di Pengadilan Agama Malang adalah penelitian hukum metode yang digunakan adalah kajian normatif, yaitu dilakukan dengan menelaah secara mendalam terhadap peraturan perundang- undangan yang mengatur hukum keluarga.

B. Pendekatan

Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian normatif, disebut juga pendekatan konseptual (conceptual approach). Pada penelitian jenis ini, acap kali hukum dikonsepkan sebagai apa yang tertulis dalam peraturan perundang-undangan (law in books) atau hukum dikonsepkan sebagai kaidah atau norma yang merupakan patokan berperilaku manusia yang dianggap pantas. Dalam penelitian ini penulis akan menganalisis kaidah-kaidah hukum yang hidup dalam masyarakat atau hukum positif tertulis yang berkaitan dengan gugatan perceraian.

(10)

6

C. Jenis dan Sumber Hukum

Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan data penelitian kepustakaan sebagai berikut :

1. Penelitian kepustakaan

a. Bahan Hukum Primer Adapun bahan hukum primer penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Kitab Undang-undang Hukum Perdata.

2) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

3) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama.

4) Undang-undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman.

5) Undang-undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak.

6) Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

b. Bahan Hukum Sekunder Bahan-bahan kepustakaan tentang hak asuh anak karena perceraian, menurut hukum perdata.

c. Bahan Hukum Tersier

1) Kamus Hukum Indonesia.

2) Ensiklopedia Hukum Indonesia

(11)

7

D. Teknik Memperoleh Bahan Hukum

Guna mendapatkan data dalam penelitian ini dibutuhkan teknik pengumpulan data untuk mendapatkan data primer dan data sekunder yang keduanya akan dianalisis, teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Studi kepustakaan dilakukan dengan cara penelusuran terhadap dokumen-dokumen sebagai bahan hukum kemudian memberikan penjelasan atas hasil penelusuran bahan hukum primer, ditelusuri pula bahan-bahan hukum sekunder dan tersier yang ada.

2. Wawancara untuk pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian normatif telah diadakan wawancara secara terbatas untuk mendapatkan informasi dan data-data akurat dan relevan dengan tujuan penelitian ini.

E. Teknik Analisis Bahan Hukum

Teknik analisa data yang digunakan untuk mengkaji perkara perceraian dan entang hak asuh anak pada Pengadilan Agama Malang, adalah analisa kualitatif adalah cara analisis data melalui pemilihan data yang menghasilkan data deskriptif. Apa yang dinyatakan responden secara tertulis atau lisan dan juga perilaku nyata yang diteliti dipelajari secara utuh. Analisis dilakukan secara deskriptif kualitatif, yaitu dengan menggambarkan secara sistematis, terperinci dan menyeluruh perkara perceraian pada Pengadilan Agama Malang.

Analisis bahan hukum didasarkan pada prinsip konsistensi logis antara

(12)

8

asas-asas hukum yang kemudian dikaitkan dengan permasalahan yang ditulis dalam buku ini, dengan melihat kemungkinan terjadinya penyimpangan asas. Pengambilan kesimpulan dilakukan secara deduktif, yaitu ditarik dari ketentuan yang bersifat umum kemudian dikaitkan dengan ketentuan yang bersifat khusus. Dalam penelitian kualitatif, analisis data meliputi tiga langkah pokok yaitu:

1. Reduksi data

Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, membuang yang tidak perlu, yang akan memberikan gambaran yang lebih terarah tentang hasil pengamatan danjuga mempermudah peneliti untuk mencari kembali data itu apabila diperlukan. Display data merupakan upaya menyajikan data untuk melihat gambaran keseluruhan data atau bagian-bagian tertentu dari penelitian. Data yang dikumpulkan tidak semuanya valid dan reliabel, karenanya perlu dilakukan reduksi agar data yang akan dianalisis benar-benar memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi.

2. Sajian data

Sajian data adalah suatu rangkaian organisasi informasi yang memungkinkan kesimpulan riset dapat dilakukan. Sajian data diperlukan peneliti untuk lebih mudah memahami berbagai hal yang terjadi dan memungkinkan untuk mengerjakan sesuatu pada analisis ataupun tindakan lain berdasarkan pemahamannya.

(13)

9

3. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi.

Kesimpulan atau verifikasi adalah upaya untuk mencari makna terhadap data yang dikumpulkan dengan mencari pola, tema, hubungan, persamaan, dan mempertimbangkan yurisprudensi hal- hal lain yang sering timbul dan sebagainya.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi memberikan gambaran dan mengemukakan garis besar skripsi agar memudahkan dalam mempelajari seluruh isinya. Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai arah dan ruang lingkup skripsi ini, maka disajikan sistematika skripsi sebagai berikut:

Dalam Bab I Pendahuluan mengenai Latar belakang masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian yang digunakan dalam rangka memperoleh data dan bahan yang diperlukan, dan sebagai penutup diuraikan sistematika penulisan ini.

Dalam Bab II Tinjauan Pustaka mengenai Tinjauan tentang Perceraian, Proses Pemeriksaan Perkara, Tinjauan Tentang Penyelesaian Perkara, dan Asas-asas Umum Peradilan Agama.

Dalam Bab III Hasil Penelitian dan Pembahasan mengenai Pertimbangan hakim Pengadilan Agama dalam memutus perkara perceraian dan Putusan hakim Pengadilan Agama dalam memutus perkara tentang hak asuh anak, Hakim dalam memutuskan perkara ditinjau dari hukum Perdata di Pengadilan Agama Malang.

(14)

10

Dalam Bab IV berisikan Kesimpulan dan Saran yang merupakan jawaban dari pokok permasalahan sebagaimana yang telah diajukan berkaitan dengan hasil penelitian yang penulis tuangkan dalam skripsi ini.

(15)

113

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

A. Hakim Pengadilan Agama Malang dalam memutus suatu perkara perceraian dengan alasan-alasan perceraian di luar undang-undang, selalu diarahkan ke ketentuan pokok mengenai alasan-alasan perceraian yaitu ketentuan yang ada dalam undang-undang (Pasal 39 UU No.1 tahun 1974 dan Pasal 19 Peraturan Pemerintah No.9 tahun 1975). Alasan perselisihan dan pertengkaran secara terus menerus tersebut diatas bukan merupakan sebab utama, akan tetapi merupakan akibat dari sebab-sebab lain yang mendahuluinya yaitu perselisihan yang menyangkut hal-hal sehingga menimbulkan retaknya rumah tangga.

Untuk dapat dikabulkannya perkara perceraian harus dapat dibuktikan bahwa peristiwa yang merupakan alasan perceraian itu telah menyebabkan keretakan perkawinan yang tidak dapat dipulihkan kembali. Pembuktian dipersidangan melalui saksi-saksi dari pihak keluarga atau orang-orang yang terdekat dengan penggugat dan tergugat ataupun pemohon dan termohon. Dari pemeriksaaan saksi-saksi tersebut akan diketahui apakah perselisihan terus menerus dalam rumah tangga tersebut terbukti atau tidak yang selanjutnya akan dituangkan dalam pertimbangan keputusan.

(16)

114

B. Dalam pembahasan terkait penelitian Hakim Pengadilan Agama Malang dalam perkara perceraian mengoptimalkan pelayanan masyarakat untuk membantu pengadilan hukum sehingga perkara yang dialami oleh masyarakat bisa terselesaikan dengan baik dan tetap memperhatikan atau memegang teguh asas cepat, sederhana, dan biaya ringan. Serta pada Hak Asuh Anak Hakim Pengadilan Agama Malang memutus perkara dengan mempertimbangkan segala aspek terutama jaminan kasih sayang orang tua terhadap anak dan kemampuan mendidik anak tersebut.

4.2 SARAN

A. Masalah apapun dalam rumah tangga hendaknya ini dapat diselesaikan dengan baik sehingga tidak membawa akibat terhadap perkawinan tersebut.

B. Alasan perceraian walaupun tidak termuat dalam undang-undang hendaknya dapat dijadikan alasan utama untuk mengajukan gugatan perceraian, mengingat bahwa masyarakat Indonesia yang komplek sehingga tidak hanya alasan yang tecantum dalam undang-undang saja yang bisa menyebabkan retaknya rumah tangga. Banyak alasan- alasan lain yang kalau diarahkan ke alasan perceraian yang termuat dalam undang-undang kurang sesuai dan selama ini Hakim Pengadilan Agama khususnya Hakim Pengadilan Agama Malang selalu mengarahkan alasan perceraian di luar undang-undang ke dalam alasan yang termuat dalam undang-undang.

(17)

115

C. Hakim-hakim dari Pengadilan Agama baik dari tingkat pertama, banding maupun kasasi serta pakar hukum islam dari berbagai kalangan hendaknya menggalakkan lebih lanjut tentang hukum acara islam sehingga umat Islam di Indonesia mempunyai hukum acara Islam yang telah terkodifikasi.

(18)

116

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Perundang-undangan

Undang-undang RI No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Undang-undang RI No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Undang-undang RI No. 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak Undang-undang RI No. 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman

Undang-undang RI No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama Disahkan melalui Lembaran Negara Republik Indonesia

Undang-undang RI. No. 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas Undang-undang RI No. 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama, dalam Undang-undang terbaru ini kewenangan Pengadilan Agama ditambah infaq dan ekonomi syari‟ah Disahkan melalui lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 No. 22 dan tambahan Lembaran Negara Negara Republik Indonesia No. 4611

Peraturan Pemerintah RI. No. 9 Tahun 1975 Tentang Pelaksanaan Undang- Undang No.1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Disahkan melalui Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1975 Nomor 12.

Instruksi Presiden RI. No. 1 Tahun 1991 Pasal 139 ayat (1) dan (2) Tentang Putusnya Perkawinan, Kompilasi Hukum Islam.

Buku

A. Rasyid Roihan, Hukum Acara Peradilan Agama (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996).

Djalil Basiq, Peradilan Agama di Indonesia (Jakarta: Kencana, 2006).

HIR

Mahkamah Agung, Pedoman Pelaksanaan Tugas Dan Administrasi Pengadilan, Buku II Edisi Revisi (Jakarta: Mahkamah Agung, 1998).

Manan Abdul, Penerapan Hukum Acara Perdata Di Lingkungan Peradilan Agama, Edisi Revisi, (Jakarta : Kencana, 2005).

(19)

117

Mertokusumo Sudikno, Hukum Acara Perdata Indonesia (Yogyakarta: Liberty, 1993).

Subekti, Hukum Acara Perdata, (Bandung : Binacipta, 1989).

Subekti, Kitab Undang-undang Hukum Perdata (Jakarta : Balai Pustaka, 2013).

Sulikin Lubis dkk, Hukum Acara Perdata Peradilan Agama Indonesia (Jakarta : Kencana dan Badan Penerbit Fak. Hukum UI, 2005).

Trijono Rachmat, Kamus Hukum Indonesia.

Internet

http://makalahmajannaii.blogspot.com/2012/05/kewenangan-peradilan-agama-di- indonesia.html (di akses pada tanggal 12 Juni 2020).

http://masalahperceraian.blogspot.com/2009/01/mediasi-di-pengadilan- agama.html (diakses pada 21 Juni 2020)

http://www.badilag.net/ (diakses pada tanggal 27 Juni 2020)

http://www.pakudus.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=518 :kedudukan-kewenangan-dan-hukum-acara-peradilan-

agama&catid=30:artikel-peradilan-agama&Itemid=25 (diakses pada tanggal 09 Juni 2020).

https://www.pa-malangkota.go.id/ (diakses pada tanggal 21 Juni 2020).

Jurnal

Zuhriah Erfaniah, PERADILAN AGAMA INDONESIA Sejarah Pemikiran dan Realita (Malang: Uin-Malang Press, 2009).

Referensi

Dokumen terkait

Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES) menjadi pedoman bagi hakim Pengadilan Agama dalam menyelesaikan perkara sengketa ekonomi syariah. Namun, terdapat Pengadilan Agama yang