• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pinisi Journal PGSD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Pinisi Journal PGSD"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

e-ISSN: 2798-9097

944

Peningkatan Hasil Belajar Melalui Penerapan Model Problem Based Learning Siswa Kelas V SD Negeri 1 Seboto

Widiantoro¹, Musfirah², Dwi Pita Reski ³

¹ Pendidikan Guru Sekolah Dasar SD Negeri 1 Seboto

Email: [email protected]

2 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Makasar Email: [email protected]

3 Pendidikan Guru Sekolah Dasar SD Negeri Bontocinde Email: [email protected]

©2020 –Pinisi Journal PGSD. This article open acces licenci by

CC BY-NC-4.0 (https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/)

Abstract

The low learning outcomes of fifth graders of SD Negeri 1 Seboto, Gladagsari District, Boyolali Regency in learning Theme 5 Ecosystem Material sub-theme 1 Ecosystem Components became the background of this research. Where the purpose of the study was to determine the increase in learning outcomes of fifth grade students of SD Negeri 1 Seboto by using the Problem Based Learning (PBL) learning model. The research subjects were fifth grade students of SD Negeri 1 Seboto with a total of 15 students. Data collection techniques in this study using observation, tests and documentation. Analysis of research data used descriptive qualitative and quantitative analysis. The criteria for the success of the research set for student learning outcomes were 70 for a rating scale of 1-100 according to the completeness criteria (KKM). This study consisted of 2 (two) cycles. The results showed that the results learning has increased each cycle.

learning outcomes obtained in the pre-cycle average of only 33.33%. After applying the PBL learning model in the first cycle, the average value increased to 73.33% and in the second cycle it increased to 93.33%. Based on the results of the research that has been carried out, it can be concluded that learning using the Problem Based Learning model can improve the learning outcomes of fifth graders at SD Negeri 1 Seboto for the academic year 2021/2022.

Keywords: Learning Outcomes; Problem Based Learning

Abstrak

Rendahnya hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Seboto, Kecamatan Gladagsari Kabupaten Boyolali pada pembelajaran Tema 5 Materi Ekosistem subtema 1 Komponen Ekosistem menjadi latar belakang penelitian ini. Dimana Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Seboto dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Seboto dengan jumlah 15 siswa. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan observasi, tes dan dokumentasi. Analisis data penelitian menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif Kriteria keberhasilan penelitian yang ditetapkan untuk hasil belajar siswa adalah 70 untuk skala penilaian 1-100 sesuai dengan kriteria ketuntasan (KKM) Penelitian ini terdiri dari 2 (dua) siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar mengalami peningkatan tiap siklusnya. hasil belajar diperoleh rata-rata pada pra siklus hanya sebesar 33,33%. Setelah diterapkan model pembelajaran PBL pada siklus I rata-rata nilai meningkat menjadi sar 73,33% dan pada siklus 2 meningkat menjadi 93,33%. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Seboto tahun pelajaran 2021/2022.

Kata Kunci: Hasil Belajar; Problem Based Learning

(Received: 05-11-2021; Reviewed: 20-11-2021; Revised: 25-11-2021; Accepted: 26-01-2022; Published: 01-11-2022)

(2)

945 PENDAHULUAN

Guru sebagai tenaga pendidik berperan penting dalam memberikan pengetahuan kepada siswasehingga memiliki penguasaan pengetahuan dan keterampilan hidup yang dibutuhkan dalam menghadapi kehidupan nyata. Guru memiliki kewajiban untuk melahirkan generasi muda yang berkualitas baik dari segi intelektual maupun dari segi moralnya. Hal ini dapat dilakukan dengan menciptakan pembelajaran yang efektif. Dalam kegiatan pembelajaran terjadi interaksi antara dengan siswa, interaksi guru dengan siswa, maupun interaksi siswa dengan sumber belajar.

Peningkatan kualitas pendidikan merupakan hal yang tidak akan habis dibicarakan dan diupayakan. Salah satu upaya peningkatan kualitas pendidikan tersebut adalah mengubah paradigma pendidikan khususnya di sekolah dasar (SD) dari pengajaran yang berpusat pada guru (teacher cen- tered) ke arah pembelajaran yang ber-pusat pada siswa (student centered). Paradigma ini menuntut para guru agar lebih kreatif dalam mengembangkan pembelajaran, sehingga memungkinkan siswa dapat berprestasi melalui kegia-tan-kegiatan nyata yang menyenangkan dan mampu mengembangkan potensi siswa secara optimal.

Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari kurikulum KTSP dan dijadikan patokan oleh setiap satuan pendidikan mulai dari tingkat dasar hingga menengah. Penerapan kurikulum 2013 pada tingkat sekolah dasar sangat terlihat pada proses pembelajarannya. Proses pembelajaran dengan menggunakan kurikulum ini lebih diarahkan dalam penyajian materi yang berbasis tema atau tematik integratif (Lisbiyaningrum, 2019: 162).

Dalam proses pembelajaran tematik guru menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan dalam pelaksanaan pembelajaran. Permasalahan yang dihadapi saat ini berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di kelas V SD Negeri 1 Seboto Kecamatan Gladagsari Kabupaten Boyolali tahun pembelajaran 2021/2022 pada pembelajaran Tema 5 Ekosistem subtema 1 Komponen Ekosistem dimana pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher cen-tered). Pembelajaran yang dilakukan guru masih di level kognitif C1-C3 (mengingat, memahami, menerapkan). Guru selalu menyampaikan materi dengan ceramah dan tidak memberikan kesempatan untuk siswa melakukan tanya jawab.

Proses pembelajaran tanpa memberi kesempatan siswa untuk berdiskusi dengan kelompok maka cenderung kurangnya siswa dalam pemahaman konsep. Menjadikan siswa kurang aktif dan kreatif. Permasalahan ini menjadi penyebab utama ketidakberhasilan pembelajaran tematik di kelas V SD Negeri 1 Seboto Kecamatan Gladagsari Kabupaten Boyolali sehingga hasil belajar siswa cenderung rendah. Hal ini juga dikuatkan dengan hasil dokumentasi pada tema 5 “Ekosistem”

menunjukkan hasil belajar siswa masih rendah. Persentase siswa tuntas memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) hanya 33,33% dari 15 siswa.

Beberapa permasalahan yang muncul diatas, perlu mendapatkan perhatian khusus untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui desain pembelajaran yang membelajarkan siswa. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa (Mulyadin, 2016; Ulinnuha, Budi Waluya, Rohmad, 2021). Salah satu pembelajaran yang diterapkan supaya siswa dapat mengkonstruksikan pemehamannya sendiri adalah dengan Problem Based Learning (PBL) (Phungsuk, Viriyavejakul, & Ratanaolarn, 2017; Wyness & Dalton, 2018). Penggunaan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) pada pembelajaran Tema 5 Ekosistem Subtema 1 Komponen Ekosistem Pembelajaran 1 Mupel IPA dan Bahasa Indonesia, mampu mempermudah siswa dalam memahami pembelajaran.

Model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) adalah pembelajaran yang memberikan masalah kepada siswa dan siswa diharapkan untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan melaksanakan pem-belajaran yang aktif. Sehingga pada pembelajaran ini siswa yang selalu aktif, guru hanya sebagai fasilitator.

Menurut Sugiyanto (2008: 140 – 141) mengemukakan ada 5 tahapan yang harus dilaksanakan dalam PBL, yaitu: 1) Memberikan orientasi tentang permasalahannya kepada siswa, 2) Mengorganisasikan siswa untuk meneliti, 3) Membantu investigasi mandiri dan kelompok, 4) Mengembangkan dan mempresentasikan hasil, 5) Menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah.

(3)

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui peningkatan hasil belajar melalui penerapan model pembelajaran Problem based Learning siswa kelas V SD Negeri 1 Seboto Kecamatan Gladagsari Kabupaten Boyolali pada pembelajaran tematik tema 5 Ekosistem subtema 1 Komponen Ekosistem Mupel IPA dan Bahasa Indonesia. melalui model pembelajaran Problem Based Learning. Diharapkan dengan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Seboto.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, dapat dirumuskan suatu masalah yang menjadi fokus perbaikan pembelajaran, antara lain sebagai berikut: Bagaimanakah penerapan Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Seboto Kecamatan Gladagsari Kabupaten Boyolali Tahun pelajaran 2021/2022.

METODE

Penelitian ini menggunakan jenis penilitian penelitian Tindakan kelas (PTK). Pelaksanaan penelitian terdiri dari 4 tahapan yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi (Arikunto, dkk., 2010:16). Tujuannya adalah untuk memperbaiki proses pembelajaran di dalam kelas sehingga hasil belajar siswa meningkat dan mutu pendidikan pada satuan pendidikan juga meningkat (Tampubolon, 2014: 18)

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 1 Seboto Kecamatan Gladagsari Kabupaten Boyolali.

Subyek penelitian yaitu siswa kelas V dengan jumlah siswa sebanyak 15 siswa, yang terdiri dari 9 siswa perempuan dan 6 siswa laki-laki. Penelitian dilakukan Dengan Pembelajaran Tematik materi Tema 5 Ekositem Subtema 1 Komponen Ekosistem pada pembelajaran 1. Obyek dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning.

Sedangkan waktu pelaksanaan penelitian di rencanakan bulan Oktober hingga bulan Desember 2021.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini melalui lembar observasi dan tes hasil belajar.

Lembar observasi digunakan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar selama penelitian. Adapun tes hasil belajar digunakan untuk memperoleh informasi kemampuan awal siswa sebelum proses pembelajaran serta penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan.

Selanjutnya data yang telah terkumpul akan dianalisis dan hasilnya digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan kesimpulan.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, tes dan dokumentasi pada pelaksanaan proses pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

Adapun jenis tes dalam penelitian ini adalah tertulis secara individu dan kelompok. Tes yang digunakan terdiri dari 1) Pretest yang berfungsi untuk menilai sampai dimana siswa menguasai kemampuan yang dimilikinya sebelum dilakukan penelitian. 2) Posttest yang berfungsi untuk menilai kemampuan siswa mengenai materi setelah dilakukan penelitian. Hasil pretest kemudian akan dibandingkan dengan hasil posttest yang akan diberikan kepada siswa setelah dilakukan penelitian.

Sementara hasil posttest inilah yang menggambarkan berhasil atau tidaknya model pembelajaran Problem Based Learning yang telah diterapkan saat melakukan penelitian

Penelitian ini terdiri dari 2 (dua) siklus dimana terdapat satu kali pertemuan kegiatan pembelajaran pada tiap siklusnya. dengan tindakan meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Hal tersebut dikarenakan peneliti memperhatikan efisiensi waktu yang digunakan untuk penelitian. Jika di siklus I nantinya tujuan yang diharapkan telah tercapai maka kegiatan dihentikan. Namun jika pada siklus tersebut belum berhasil, maka peneliti melanjutkan ke siklus II dengan memperbaiki kinerja pembelajaran pada perlakuan berikutnya sesuai tujuan/ kriteria yang telah ditetapkan. Dimana kriteria keberhasilan penelitian yang ditetapkan untuk hasil belajar siswa adalah 70 untuk skala penilaian 1-100 sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM).

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di SD Negeri 1 Seboto, Kecamatan Gladagsari, Kabupaten Boyolali. Dimana subjek penelitiannya adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Seboto yang berjumlah 15 siswa, 9 siswa Laki-laki dan 6 siswa perempuan.Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa pada Pembelajaran Tema 5 Ekosistem Subtema 1 Komponen Ekosistem Pembelajaran 1 Sedangkan waktu pelaksanaan penelitian di rencanakan bulan Oktober

(4)

947 hingga bulan Desember 2021.Untuk itu direncanakan penelitian dalam upaya meningkatkan kemampuan hasil belajar laporan hasil pengamatan melalui metode pembelajaran langsung (Direct Intruction).

Sebelum dilaksanakan tindakan siklus I, terlebih dahulu peneliti melakukan pra tindakan dengan memberikan pre tes yang berisi soal-soal terkait materi tema 5 Ekosistem subtema 1 Komponen Ekosistem pembelajaran 1. Pre tes ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik sebelum diterapkannya tindakan pada siklus I. berikut adalah hasil pre tes peserta didik pada materi tema 5 Ekosistem subtema 1 Komponen Ekosistem pembelajaran 1

Tabel 1.1 Presentase Hasil Ketuntasan Belajar siswa kelas V pada Pra Siklus

No Jumlah Siswa Jumlah siswa

Tuntas

Jumlah siswa Tidak Tuntas

Presentase Ketuntasan

1 15 5 10 33,33%

Dari tabel 1.1 tersebut maka dapat diketahui hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Seboto sebagian besar masih di bawah KKM yaitu 70. Dari 15 siswa, 5 anak mencapai ketuntasan diatas KKM dengan presentase 33,33%dan 10 anak belum tuntas dengan presentase 46,67%.

Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti ingin memperbaiki hasil belajar siswa supaya dapat memperoleh hasil yang lebih baik, dengan melaksanakan pembelajaran siklus I.

Tabel 1.2 Presentase Hasil Ketuntasan Belajar siswa kelas V pada Siklus I

No Jumlah Siswa Jumlah siswa

Tuntas

Jumlah siswa Tidak Tuntas

Presentase Ketuntasan

1 15 11 4 73,33%

Berdasarkan table 1.2 di atas, peneliti menguraikan beberapa hal yaitu hasil belajar siswa dapat terlihat dari penilaian formatif untuk mengukur ketuntasan belajar. Pada siklus I ini tercatat 11 siswa telah mendapatkan nilai lebih atau sama dengan 70. Hasil tersebut menunjukkan bahwa 73,33%

siswa kelas V telah tuntas dalam pembelajaran tema 5 subtema 1 pembelajaran 1. Sedang 4 siswa belum tuntas hasil belajarnya. Capaian hasil belajar siswa pada siklus I yaitu 73,33%. Hasil ini masih belum mencapai indicator keberhasilan, karena belum mencapai rata – rata 80 maka dilanjutkan pada siklus ke II.

Tabel 1.3 Presentase Hasil Ketuntasan Belajar siswa kelas V pada Siklus II

No Jumlah Siswa Jumlah siswa

Tuntas

Jumlah siswa Tidak Tuntas

Presentase Ketuntasan

1 15 14 14 93,33%

Berdasarkan table 1.3 di atas, peneliti menguraikan beberapa hal yaitu hasil belajar siswa dapat terlihat dari penilaian formatif untuk mengukur ketuntasan belajar. Pada tiap siklus dilaksanakan penilaian secara formatif untuk mengukur ketuntasan belajar. Tercatat 12 siswa mendapatkan nilai lebih atau sama dengan 70. Hasil tersebut menunjukkan bahwa 93,33% siswa kelas V telah tuntas dalam pembelajaran tema 5 subtema 1 pembelajaran 1 . Capaian prestasi hasil belajar siswa pada siklus ke II yaitu 93,33%.

Agar terlihat lebih jelas arah peningkatan ketuntasan belajar, maka peneliti tampilkan hasil belajar siswa yang dilakukan pada pra siklus, siklus I dan siklus II sebagai berikut.

(5)

Tabel 1.4 Persentase Hasil Belajar pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

No Kriteria

Jumlah siswa Tuntas

Presentase Pra

siklus

Siklus 1 Siklus II

Pra siklus Siklus 1 Siklus II

1 Siswa Tuntas 5 11 14 33,33%

73,33 93,33

2 Siswa Tidak Tuntas 10 4 1 66,67%

26,57 6,67 Dari tabel tersebut terlihat bahwa pada setiap siklus terjadi peningkatan persentase hasil belajar siswa pada pembelajaran tema 5 subtema 1 pembelajaran 1 yang dipaparkan oleh peneliti sebagai berikut.

1. Pada pra siklus, 33,33 % dari jumlah siswa kelas V mendapatkan nilai lebih rendah atau sama dengan 70.

2. Pada siklus I, 73,33% dari jumlah siswa kelas V mendapatkan nilai lebih atau sama dengan 70.

Hasil ini menunjukkan bahwa penelitian dengan penerapan model pembelajaran problem based learning (PBL) dinyatakan belum berhasil karena belum mencapai nilai rata-rata 80.

3. Pada siklus II, 14 dari semua siswa mendapatkan nilai lebih dari 70 dengan presentase ketuntasan 93,33%. Hasil ini menunjukkan bahwa peneliti telah berhasil meningkatkan hasil belajar siswa pada siklus II.

Peningkatan hasil belajar siswa terjadi pada tiap siklus setelah penerapan model pembelajaran PBL seperti terlihat pada grafik di bawah ini. Dari tabel hasil ketuntasan hasil belajar siswa di atas dapat digambarkan dalam bentuk grafik sebagai berikut :

Grafik 1. Ketuntasan hasil belajar siswa per siklus

Berdasarkan data hasil belajar siswa di atas, maka penelitian ini dinyatakan berhasil karena telah memenuhi indikator kinerja dan kriteria keberhasilan dari penelitian ini. Dari data diatas pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan, dapat dilihat dari siklus I ke siklus II dan siswa yang tuntas belajar tematik tema 5 Subtema 1 dengan presentasi 93,33% atau 14 siswa dari jumlah 15 siswa telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum. Oleh karena itu, pembelajaran tematik Tema 5 subtema 1 pembelajaran 1 dengan metode pembelajaran Problem Based Learning pada siswa kelas V SD Negeri 1 Seboto dianggap telah berhasil dan pelaksanaan berhenti pada siklus II.

(6)

949 Pembahasan

Berdasarkan data hasil observasi yang diketahui bahwa hasil belajar kelas V Tema 5 Ekosistem, Subtema 1 Komponen Ekosistem, Pembelajaran 1 masih rendah. Permasalahan tersebut muncul karena guru menggunakan metode yang kurang bervariasi yakni hanya dengan berceramah dan peserta didik kurang dilibatkan secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga pembelajaran menjadi kurang menarik dan menyebabkan siswa cepat merasa bosan.

Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas adalah dengan melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran. Guru sebagai pendidik dituntut untuk mengembangkan potensinya, salah satunya yakni dengan menerapkan metode pembelajaran yang inovatif dan kreatif sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Salah satunya Melalui penerapan model pembelajaran problem based learning.

Model pembelajran Problem Based Learning adalah pembelajaran yang berawal dari masalah, pembelajaran ini semua kegiatanya berawal dari sebuah masalah, yang nantinya berusaha dipecahkan oleh siswa, ini berguna untuk mengasah kemampuan siswa dalam pemecahan masalah yang ada hubungannya baik di kehidupan sehari-hari atau dalam proses pembalajaran.

Menurut Dutch dalam Amir (2013 : 12) menjelaskan bahwa Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu metode pembelajaran yang menantang siswa untuk belajar bagaimana belajar, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah yang diberikan ini digunakan untuk mengikat siswa pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud.

Masalah diberikan kepada siswa, sebelum siswa mempelajari konsep atau materi yang berkenaan dengan masalah yang harus dipecahkan.

Pembelajaran Penerapan PBL siklus I ini adalah dimulai dengan perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan dan refleksi. Pada pelaksanaan tindakan siklus I dlaksanakan dengan pemebrian LKPD yang menarik dan membentuk kelompok untuk untuk meningkatkan keaktifan siswa. Namun, pada kenyataannya keaktifan siswa dalam berdiskusi belum merata. Siswa yang memiliki kemampuan tinggilah yang mendominasi kegiatan berdiskusi. Siswa tidak berani untuk bertanya kepada guru, menjawab pertanyaan dari guru serta mengemukakan pendapatnya.

Permasalahan pada siklus I tersebut menyebabkan siswa belum bisa mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Hal tersebut terlihat dari presentase nilai hasil belajar siswa yang memenuhi KKM sebesar 73,33% dari target 80% mencapai ketuntasan. Karena tujuan penelitian belum tercapai pada siklus I, maka penelitian dilanjutkan ke siklus II untuk memperbaiki proses pembelajaran dengan Problem Based Learning.

Perbaikan pembelajaran pada siklus II dengan menerapkan Problem Based Learning, siswa sudah menunjukkan adanya peningkatan pada hasil belajarnya. Ini ditunjang dari keaktifan siswa dalam pembelajaran, antusias mereka dalam memahami materi, keikutsertaan aktif saat berdiskusi serta hasil belajar/ nilai saat evaluasi tes formatif yang sudah meningkat. Pada perbaikan pembelajaran siklus II peneliti lebih memfokuskan untuk memaksimalkan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan juga penggunaan media pembelajaran berupa video pembelajaran serta Microsoft Power Point (PPT). Penggunaan media pembelajaran tersebut dilakukan karena berdasarkan penelitian dari Elphira & Ghufron (2015: 103) menyatakan bahwa media pembelajaran powerpoint dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Antusiasme siswa sangat terlihat saat mereka menyaksikan secara langsung video pembelajaran serta materi yang disajikan melalui powerpoint, sehingga pemahaman mereka terhadap materi yang dipelajari juga meningkat. Selain itu, dengan adanya video dan powerpoint, siswa semakin aktif dan berani untuk bertanya langsung kepada guru mengenai materi yang belum mereka pahami.

Pembelajaran siklus II penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terlihat siswa sudah aktif dalam proses pembelajaran, siswa sudah berani menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru serta siswa sudah mulai dapat memecahkan permasalahan yang diberikan oleh guru secara mandiri maupun berkelompok tanpa memerlukan banyak bantuan dari guru. Hal tersebut juga berpengaruh pada hasil belajar siswa melalui tes formatif yang diberikan sudah mengalami banyak peningkatan. Hal ini terlihat presentase ketuntasan hasil belajar yang meningkat dari siklus I sebesar 73,33% pada siklus II meningkat Menjadi 93,33%. Berdasarkan data hasil penelitian tersebut, dapat

(7)

dikatakan bahwa pembelajaran pada siklus II ini sudah bisa dinyatakan berhasil karena hasil belajar siswa sudah meningkat dan mencapai target ketuntasan siswa diatas 80%. Presentase ketuntasan hasil belajar siklus I dan siklus II dapat dilihat pada table beriku :

Tabel 1.5 Presentase peningkatan hasil belajar siswa kelas V pada Siklus I dan Siklus II

No Kriteria Siklus I Presentase Siklus II Presentase

1 Siswa Tuntas 11

73,33 %

14

93,33%

2 Siswa Tidak Tuntas 4 1

Jika dilihat dari persentase ketuntasan siswa pada pra siklus hanya 33,33% kemudian siklus I hanya meningkat sebesar 73,33%, lalu pada pembelajaran siklus II meningkat menjadi 93,33%

sehingga bisa dikatakan hampir keseluruhan siswa sudah tuntas dalam pembelajaran. Dari jumlah keseluruhan siswa kelas V terdapat 11 siswa yang mendapatkan hasil belajar di atas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), meskipun masih ada 1 siswa yang nilainya di bawah KKM. Meskipun demikian, siswa tersebut juga mengalami peningkatan jika dilihat dari nilai hasil belajar yang didapatkan dari pra siklus, siklus I sampai ke siklus II. Berdasarkan hasil pelaksanaan pada siklus I dan II dapat dinyatakan bahwa pada pembelajaran tematik tema 5 Ekosistem subtema 1 pembelajaran 1 menggunakan model pembelajaran problem based learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas V SD Negeri 1 Seboto Kecamatan Gladagsari Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2021/2022.

Peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) sesuai dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Pamungkas, dkk (2018:

292) dimana menarik kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar siswa kelas IV. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Setiyaningrum (2018: 106) yang membuktikan bahwa penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada pembelajaran tema Organ Gerak Hewan dan Manusia subtema Organ Gerak Hewan pada muatan pelajaran PPKn dan IPS dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Pelaksanaan perbaikan pembelajaran telah selesai dilaksanakan di kelas V SD Negeri 1 Seboto Kecamatan Gladagsari Kabupaten Boyolali pada pembelajaran Tema 5 Sub tema 1 pembelajaran 1 melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) diperoleh simpulan pada tahap pelaksanaan dan peningkatan tes hasil belajar.

1. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada pembelajaran Tema 5 sub tema 1 materi Komponen ekosistem terbukti mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa selama mengikuti proses perbaikan pembelajaran.

2. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada pembelajaran Tema 5 sub tema 1 materi Komponen ekosistem terbukti mampu meningkatkan hasil belajar siswa yakni terbukti dengan naiknya nilai rata- rata hasil belajar siswa dan ketuntasan belajar siswa pada setiap siklusnya. Nilai rata- rata hasil belajar siswa pada saat pengambilan data awal ketuntasan siswa pada pra siklus hanya sebesar 33,33% naik menjadi 73,33% pada siklus I dan mencapai hasil yang maksimal pada siklus II sebesar 93,33%. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melihat kelemahan dari penelitian ini dan melanjutkan dengan mengacu pada penelitian ini namun lebih mengarah pada penerapan strategi PBL yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

(8)

951 Saran

Penggunaan model Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran seperti yang telah diuraikan di atas, hendaknya dijadikan sebagai alternatif guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

Guru hendaknya dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, kreatif dan Inovatif sesuai dengan prinsip PBL. Sedangkan saran untuk siswa adalah siswa hendaknya dapat mengikuti pembelajaran secara aktif dan kreatif agar hasil belajar yang dicapai sesuai dengan kemampuannya secara maksimal, dan saran untuk sekolah yaitu diharapkan pihak sekolah memberikan fasilitas sarana dan prasarana yang memadahi agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan lancar sehingga tujuan belajar akan tercapai dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Abdulloh, R. S. (2015). Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum Jakarta: Bumi Aksara.

Amir, M. Taufiq.2008. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Kencana Arikunto, S., dkk. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Elpira, N., & Ghufron, A. (2015). Pengaruh Penggunaan Media Powerpoint Terhadap Minat dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD. Jurnal Inovasi Teknologi Pendidikan. 2 (1). 94- 104.

Mulyadin. (2016). Implementasi Kebijakan Pembelajaran Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Di SDN Kauman 1 Malang Dan Sd Muhammadiyah 1 Malang. Jurnal Pendidikan Edutama, 3 (2), 31–

48. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.30734/jpe.v3i2.35

Phungsuk, R., Viriyavejakul, C., & Ratanaolarn, T. (2017). Development of a problem- based learning model via a virtual learning environment. Kasetsart Journal of Social Sciences, 38(3), 297–

306.

https://doi.org/10.1016/j.kjss.2017.01.001

Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Sugiyanto. 2008. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13

Şendaǧ, S., & Ferhan Odabaşi, H. (2009). Effects of an online problem based learning course on content knowledge acquisition and critical thinking skills. Computers and Education, 53(1), 132–141.

https://doi.org/10.1016/j.compedu.2009.01.008

Setiyaningrum, M. (2018). Peningkatan Hasil Belajar Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) pada Siswa Kelas 5 SD. Jartika: Jurnal Riset Teknologi dan Inovasi Pendidikan. 1 (2), 99-108.

Ulinnuha, R., Budi Waluya, S., & Rochmad, R. (2021). Creative Thinking Ability with Open-Ended Problems Based on Self-Efficacy in Gnomio Blended Learning.

Tampubolon, S. (2014). Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Pendidik dan Keilmuan. Jakarta: Erlangga.

Wyness, L., & Dalton, F. (2018). The value of problem-based learning in learning for sustainability:

Undergraduate accounting student perspectives. Journal of Accounting Education, 45,1–19.

https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.jaccedu.2018.09.001

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas V di SD Negeri 2 Nogosari Kabupaten Boyolali pada

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep gaya magnet melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning pada siswa kelas V SD Negeri

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD.. Universitas Pendidikan Indonesia |

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD.. Universitas Pendidikan Indonesia |

adalah mengetahui “penerapan model pembelajaran Problem-Based Learning (PBL) untuk meningkatkan keterampilan proses siswa kelas VA SD Negeri di

5 Menganalisis dan mengevaluasi Membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan dan proses yang mereka gunakan 2 Kelebihan Model Problem Based Learning PBL

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPAS melalui penerapan model Problem Based Learning di kelas IV UPT SD Negeri Kamulan 02 dengan subjek dari