• Tidak ada hasil yang ditemukan

POTENSI PEMANFAATAN BAMBU DI KECAMATAN BARAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "POTENSI PEMANFAATAN BAMBU DI KECAMATAN BARAKA "

Copied!
51
0
0

Teks penuh

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis bambu dan produk olahan bambu apa saja yang dapat dikembangkan oleh masyarakat serta jenis pemanfaatan bambu yang dapat diperoleh masyarakat di Kecamatan Baraka, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Pemanfaatan bambu (produk bambu) yang dihasilkan pada umumnya adalah paha ayam, bal bambu, dinding gamacca, tusuk bakso, rebung dan gapura pernikahan. Dengan telah selesainya penyusunan skripsi ini yang berjudul “Potensi dan Pemanfaatan Bambu di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang”.

FIRDAUS lahir di Desa Balla, Kecamatan Baraka, Kabupaten Enrekang pada tanggal 26 Januari 1993 sebagai anak pertama dari enam bersaudara, dari pasangan Jasmanuddin dan Maryam. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikannya di MTsN 1 Baraka Kabupaten Enrekang dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikannya di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMA) 1 Baraka Kabupaten Enrekang dan tamat pada tahun 2011.

PENUTUP

Latar Belakang

Keadaan ini disebabkan oleh eksploitasi hutan dengan cara yang sangat tidak bijaksana, tanpa memperhatikan kelestarian dan kelestarian hutan itu sendiri. Pengurangan tutupan hutan perlu dipertimbangkan dengan mencari alternatif yang dapat mengurangi penggunaan kayu sebagai bahan baku hasil hutan, termasuk penggunaan bambu. Secara fisik bambu mempunyai kelebihan yaitu lentur, tidak mudah patah, dindingnya keras dan seratnya padat.

Nilai bambu yang lebih besar dibandingkan kayu adalah sekali ditanam, produksinya bisa dilakukan berulang kali. Produk yang banyak dihasilkan antara lain pakaian berupa ijuk untuk membuat pakaian, piring berupa lembaran, makanan berupa rebung, dan lain sebagainya. Di Kabupaten Enrekang sendiri, bambu dapat diolah menjadi kerajinan seperti kandang ayam, bal, hingga dijadikan dinding rumah.

2 Secara umum tanaman bambu ini sangat efektif untuk penghijauan kawasan hutan yang terbuka atau terbuka akibat penebangan hutan, karena pertumbuhan rumpun bambu sangat cepat dan toleransinya terhadap lingkungan sangat tinggi serta mempunyai kemampuan meningkatkan efektifitas resapan air. sumber. Di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang banyak dijumpai tanaman bambu, dimana tanaman ini masih merupakan tanaman yang tumbuh secara alami tanpa adanya budidaya khusus. Tanaman bambu merupakan hasil hutan yang sudah lama dikenal masyarakat dan dimanfaatkan secara turun temurun.

Namun potensi pemanfaatan bambu pada masyarakat di kabupaten Baraka belum tergarap dengan baik, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian terhadap potensi dan pemanfaatan bambu untuk mengembangkan dan mencari informasi mengenai jenis-jenis bambu serta pola pemanfaatan bambu sebagai bahan baku bambu. bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan kerajinan.

Rumusan Masalah

Jenis bambu dan produk olahan bambu yang dikembangkan masyarakat di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan.

Manfaat Penelitian

Deskripsi Bambu

Bambu Petung (Dendrocalamus Asper) dikenal juga dengan nama Bambusa Aspera Schultes, Dendrocalamus Flagelifer, Gigantochloa Aspera Schultes, Dendrocalamus Merrilianus merupakan tanaman bambu yang memiliki dinding tebal dan kokoh serta diameternya dapat mencapai lebih dari 20 cm. Kita sering mengetahui bahwa tanaman bambu pada umumnya berbentuk rumpun, namun bambu juga dapat tumbuh sebagai batang atau semak soliter. Tanaman bambu yang tumbuh baik di Indonesia merupakan tanaman bambu simpodial, yaitu batangnya cenderung menggumpal karena dahan yang ada di dalam tanah cenderung menggumpal.

Secara umum tanaman bambu ini sangat efektif untuk penghijauan kawasan hutan terbuka atau gundul akibat penebangan hutan, karena pertumbuhan tanaman bambu sangat cepat dan toleransi lingkungannya sangat tinggi, serta dapat meningkatkan sumber daya resapan air dengan sangat efektif (Batubara, 2002). Batang bambu yang masih berbentuk bulat dapat dimanfaatkan untuk bagian bangunan rumah seperti dinding, atap, lantai, pintu, jendela dan tiang. Secara teknis bahan tanaman bambu dapat dikembangkan dengan menggunakan stek batang bawah, stek batang, stek cabang dan biji.

Sedangkan lahan yang paling optimal dan ideal untuk pengembangan tanaman bambu adalah pada daerah yang tumbuh tanaman endemiknya, namun bambu mempunyai toleransi yang cukup tinggi terhadap lahan kecuali pada lahan yang selalu tergenang air. Faktor lingkungan yang paling mempengaruhi pertumbuhan tanaman bambu adalah kondisi iklim dan jenis tanah. Lokasi yang disukai untuk tanaman bambu adalah di lahan terbuka yang terkena sinar matahari langsung dengan suhu berkisar antara 8,8-88ºC.

Di Indonesia, tanaman bambu dapat tumbuh di berbagai tipe iklim, mulai dari tipe curah hujan A, B hingga E, atau iklim basah hingga kering. Tanaman bambu dapat tumbuh pada tanah masam dengan pH 3,5 dan kondisi optimal adalah tanah yang memiliki pH 5,0 hingga 6,5.

Aspek Ekonomi Tanaman Bambu

Bambu dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, dari tanah yang berat hingga ringan, tanah kering hingga berlumpur, dan dari tanah subur hingga kurang subur. Nilai manfaat merupakan upaya untuk menentukan nilai atau manfaat suatu barang atau jasa bagi kemaslahatan manusia. Manfaat nyata adalah manfaat yang diperoleh seseorang dan tidak diimbangi dengan hilangnya manfaat kepada pihak lain.

Manfaat semu adalah manfaat yang timbul dari suatu proyek dan diterima oleh sekelompok orang tertentu, namun ada kelompok orang lain yang menderita karena proyek tersebut. Sumber daya hutan Indonesia menghasilkan beberapa manfaat yang dapat dirasakan pada tingkat lokal, nasional, dan global. Nilai manfaat nyata adalah nilai yang lebih mudah diamati dan diukur baik berupa hasil hutan kayu, hasil hutan bukan kayu seperti rotan, bambu, madu, tanaman obat dan lain-lain.

Nilai manfaat tak berwujud merupakan nilai yang terutama berkaitan dengan fungsi ekosistem (sumber daya lingkungan), termasuk mengatur pengelolaan air, mendukung pariwisata dan rekreasi, keanekaragaman genetik, dan menciptakan lapangan kerja. Masyarakat yang menerima manfaat langsung akan mempunyai persepsi positif terhadap nilai sumber daya hutan, hal ini dapat ditunjukkan dengan tingginya nilai sumber daya hutan tersebut. Hal ini mungkin berbeda dengan persepsi masyarakat yang tinggal jauh dari hutan dan tidak menerima manfaat langsung.

Nilai Ekonomi Total Sumber Daya Alam

Nilai opsi mengacu pada nilai utilitas langsung dan tidak langsung yang berpotensi dihasilkan di masa depan. Hal ini mencakup manfaat sumber daya alam yang dilestarikan atau dilestarikan untuk penggunaan di masa depan (sumber daya hutan yang dicadangkan untuk panen di masa depan). Jika terdapat ketidakpastian mengenai ketersediaan sumber daya hutan tersebut untuk pemanfaatan di masa depan, contoh lainnya adalah sumber daya genetik dari hutan tropis untuk kepentingan masa depan. Nilai bukan guna mencakup manfaat tidak terukur yang timbul dari keberadaan hutan di luar nilai guna langsung dan tidak langsung.

Nilai keberadaan adalah nilai atau harga yang diberikan seseorang terhadap keberadaan barang atau jasa lingkungan tertentu seperti benda, spesies, atau alam tertentu berdasarkan etika atau norma tertentu. Nilai warisan adalah nilai yang masyarakat hidup saat ini tempatkan terhadap sumber daya hutan agar tetap utuh untuk diwariskan kepada generasi mendatang. Berdasarkan uraian uraian kerangka tersebut dijelaskan bahwa pokok bahasan penelitian ini difokuskan pada kondisi masyarakat sekitar Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang dengan melihat nilai manfaat tanaman bambu, berdasarkan manfaat bambu. tanaman bagi masyarakat.

Masyarakat terlibat langsung dalam pengolahan tanaman bambu dengan berbagai cara sehingga dapat meningkatkan pendapatan ekonomi dan ikut serta dalam pelestarian lingkungan.

Tempat Dan Waktu

Pengumpulan data dengan menggunakan wawancara mendalam (interview) adalah proses memperoleh informasi untuk keperluan penelitian dengan menggunakan tanya jawab antara penanya atau pewawancara dengan penjawab atau responden.

Jenis Data

Letak dan luas Geografis

Iklim

Demografi

Berdasarkan tabel 2 dijelaskan bahwa sekitar 90% penduduk Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang bermatapencaharian dari sektor pertanian, sehingga sangat menunjang proses produksi bawang merah, sehingga sangat menunjang proses perdagangan sampai ke pasar. barang-barang.

Sarana dan Prasarana

Identitas Responden

  • Umur responden
  • Tingkatan Pendidikan
  • Pekerjaan Tetap Dan Pekerjaan Sampingan

Berdasarkan tabel 4, dari 22 responden di Desa Balla Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang, 3 orang tidak bersekolah, 13 orang SD, 3 orang SMP, dan 3 orang SMA. dari tingkat sekolah menengah atas. Berdasarkan tabel di atas terlihat jumlah tanggungan pengguna bambu sebanyak 0-3 orang, berjumlah 10 KK dengan persentase 7 orang dengan persentase 31,81%, dan total 7-9 orang. 5 KK atau dengan persentase 22,72%. Besar kecilnya keluarga dapat mempengaruhi besarnya biaya yang dikeluarkan. Tentunya hal ini juga akan mempengaruhi besarnya biaya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga, sehingga jumlah anggota keluarga akan mempengaruhi semangat dan kreativitas kepala keluarga. bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

Di antara responden yang berprofesi sebagai pengrajin dan pengguna bambu, tidak semuanya mempunyai pekerjaan yang sama, ada yang berprofesi sebagai petani dan ada pula yang berprofesi sebagai pedagang. Klasifikasi Responden Berdasarkan Pekerjaan Utama dan Pekerjaan Sampingan di Desa Balla Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang.

Tabel  4.  Tingkat  pendidikan  responden  di  kelurahan  balla  kecamatan  Baraka, Kabupaten Enrekang
Tabel 4. Tingkat pendidikan responden di kelurahan balla kecamatan Baraka, Kabupaten Enrekang

Jenis Bambu Yang Digunakan Dalam Pemanfaatan Bambu

  • Pemanfaatan Bambu Oleh Masyarakat

Berdasarkan Tabel 7 menunjukkan bahwa penggunaan Bambu Parrin lebih besar yaitu 18 orang atau 81,81% dan penggunaan Bambu Betung sebanyak 4 orang atau 18,18%. Salah satu tanaman bambu yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat di Desa Balla adalah batang bambu yang secara tradisional digunakan untuk membuat kandang ayam. Batang bambu yang paling baik digunakan adalah batang bambu tua yang dapat bertahan 3-5 tahun.

Salah satu keunggulan tanaman bambu yang dahulu populer digunakan masyarakat sebagai dinding rumah di Kecamatan Balla adalah dinding gamacca, karena hasil bambu yang melimpah dan cara pembuatannya tidak memerlukan banyak tenaga. uang, jadi kebanyakan orang menggunakan dinding yang terbuat dari bambu, bambu yang digunakan adalah bambu yang mempunyai keawetan dan kelenturan yang baik, sehingga pada saat pembuatan dinding gamacca bambu yang digunakan tidak mudah patah, umur bambu yang bisa digunakan adalah 2-3 tahun. Salah satu caranya adalah dengan membuat tusuk sate bakso yang cara pembuatannya relatif mudah, bambu yang digunakan adalah bambu yang sudah bunting berumur 2 tahun atau lebih. Rebung merupakan rebung yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Rebung yang paling baik dikonsumsi adalah rebung bunting.

Dari hasil penelitian, pemanfaatan bambu pada masyarakat lokal Desa Balla Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang adalah sebagai berikut. Berdasarkan Tabel 8 di atas dapat ditampilkan persentase pemanfaatan bambu di Desa Balla Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang. Jumlah penerapan produk bambu dengan kandang ayam sebanyak 8 orang dengan persentase 36,36%, bale bale sebanyak 5 orang atau 22,72%, dinding gamacca sebanyak 4 orang atau 18,18%, tusuk sate bakso sebanyak 2 orang atau 9,09%, 2 orang menggunakan rebung atau 9,09%, dan 1 orang membuat gerbang pernikahan dengan persentase 4,54%.

Jenis pemanfaatan bambu yang dihasilkan (produk bambu) pada umumnya adalah kendang ayam, bal bambu, dinding gamacca, tusuk bakso, rebung dan gapura pernikahan. Total pemanfaatan bambu responden sebanyak 3.723 batang/tahun dengan rata-rata 169,23 batang/KK per tahun.

Tabel  8.  Pemanfaatan  Bambu  Oleh  Masyarakat  Di  Kelurahan  Balla  Kecamatan  Baraka Kabupaten Enrekang
Tabel 8. Pemanfaatan Bambu Oleh Masyarakat Di Kelurahan Balla Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang

Kesimpulan

Saran

Gambar

Tabel 1. Jumlah Penduduk Kecamatan Baraka
Tabel 3. Umur responden
Tabel  4.  Tingkat  pendidikan  responden  di  kelurahan  balla  kecamatan  Baraka, Kabupaten Enrekang
Tabel  5.  Tanggungan  keluarga  tiap  responden  di  Kelurahan  Balla  Kecamatan  Baraka Kabupaten Enrekang
+3

Referensi

Dokumen terkait

In this study, optimum analysis for nonproportional damping system is conducted using the multi-level optimization technique, where finite element analysis and experimental vibration