• Tidak ada hasil yang ditemukan

POTENSI TUMBUHAN OBAT DI SUMATERA UTARA

N/A
N/A
Anto Tarigan

Academic year: 2023

Membagikan "POTENSI TUMBUHAN OBAT DI SUMATERA UTARA"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

POTENSI TUMBUHAN OBAT DI SUMATERA UTARA

Mata Kuliah

Hasil Hutan Non-Kayu Lanjutan

Joel E P Tarigan

Teknologi Hasil Hutan

237055005

(2)

PENDAHULUAN

Proses penyembuhan penyakit dengan

menggunakan herbal atau tumbuhan obat di Indonesia sudah dilakukan sejak jaman

dahulu. Praktek pengobatan dengan tumbuhan obat di Indonesia sangat

didukung oleh kondisi geografis dan iklim tropis.

Hal ini menjadikan kawasan Indonesia memiliki beraneka ragam tumbuhan dan banyak jenis tumbuhan itu memiliki khasiat untuk menyembuhkan berbagai penyakit.

Sumatera Utara adalah salah satu daerah di Indonesia dimana masyarakatnya banyak memanfaatkan tumbuhan obat untuk melakukan pengobatan terhadap berbagai macam penyakit. Pemanfaatan tumbuhan obat di Sumatera Utara sudah dipraktekkan oleh masyarakat secara turun temurun.

Etnis pribumi yang mendiami wilayah Sumatera Utara yakni Karo, Phakpak, Simalungun, Toba dan Angkola-Mandailing memanfaatkan berbagai jenis tumbuhan sebagai obat-obatan untuk menunjang dan meningkatkan kesehatannya.

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah

untuk mengetahui potensi dari tumbuhan

obat yang ada di

Sumatera Utara.

(3)

PEMBAHASAN

Provinsi Sumatera Utara terletak di 1° - 4°LU dan 98° - 100°BT, dengan total luas wilayah 7.981,23 km², beriklim tropis basah dengan rata- rata curah hujan berkisar antara 800 - 4.000 mm per tahun. Rata-rata intensitas penyinaran sinar matahari adalah 43%, sementara kelembaban udara bervariasi antara 78% - 91%. Dengan kondisi ini menjadikan Sumatera Utara menjadi habitat dari beraneka ragam jenis tumbuhan, beberapa diantaranya dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sumber obat-obatan untuk mengobati berbagai macam penyakit hingga saat ini.

Identifikasi dan penelitian tumbuhan obat di Indonesia dan khususnya di Sumatera Utara masih sangat jarang dilakukan sehingga untuk mengetahui potensi tumbuhan obat di Sumatera Utara sulit dilakukan. Beberapa pihak akademisi dan peneliti dari berbagai kampus sudah melakukan beberapa penelitian. Penelitian yang dilakukan juga sudah dipublikasikan dalam bentuk buku dan jurnal. Namun penelitian ini belum cukup untuk menentukan bagaimana potensi tumbuhan obat yang ada di Sumatera Utara karena penelitian yang dilakukan hanya di beberapa lokasi.

Masyarakat di Desa Batu Katak,

Kabupaten Langkat memanfaatkan tumbuhan obat sejak lama. Masyarakat suku Karo sangat

bergantung pada obat-obatan yang berasal dari tumbuhan sekitar hutan. Produk-produk seperti minyak karo, param dan lain-lain merupakan kebutuhan bagi kesehatan terutama untuk wanita, bayi dan anak-anak. Jenis

tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat secara turun temurun belum dinventarisasi dengan baik sehingga untuk nama ilmiahnya juga belum diketahui. Di Desa Batu Katak ini terdapat beberapa jenis tumbuhan obat dan beberapa jenisnya sudah dibudidayakan oleh penduduk setempat. Hasil wawancara dengan beberapa informan di desa ini terdapat 33 jenis tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan pengobatan tradisional.

Masyarakat Desa Batu Katak memanfaatkan seluruh bagian tumbuhan sebagai bahan obat. Bagian yang paling banyak digunakan adalah daun sebanyak 75% dan sebanyak 25 % bagian tumbuhan yang dimanfaatkan adalah bagian tumbuhan lain berupa akar, rimpang, batang dan kulit kayu.

Kawasan Cagar Alam Martelu Purba di Kabupaten Simalungun juga memiliki tumbuhan obat yang sudah dimanfaatkan oleh masyarakat sekitarnya sebagai bahan pengobatan tradional. Di Cagar Alam Martelu Purba terdapat 44 jenis tumbuhan obat, terdiri atas 20 jenis pohon, 13 jenis spesies herba, 5 spesies palm, 4 spesies Semak dan 2 jenis epifit. Berdasarkan pemanfaatannya oleh masyarakat umumnya digunakan untuk mengobati demam, batuk, diare, diabetes, luka, asma dan malaria. Masyarakat di sekitar Cagar Alam Martelu Purba memanfaatkan bagian dari tumbuhan obat ini adalah daun sebanyak 19 jenis tumbuhan, buah atau biji sebanyak 7 jenis tumbuhan, seluruh bagian tumbuhan sebanyak 6 jenis tumbuhan, kulit kayu sebanyak 5 jenis tumbuhan, akar kayu sebanyak 2 jenis tumbuhan dan sisanya bagian tumbuhan yang dimanfaatkan berupa damar dan bunga.

(4)

Di Sumatera Utara terdapat beberapa etnis yang memanfaatkan tumbuhan obat sebagai untuk menunjang dan meningkatkan kesehatannya secara turun temurun. Hal ini dikarekan terdapat banyak sekali tumbuhan obat yang ada di wilayah pemukiman. Cara

pemanfaatan dari setiap etnis berbeda-beda tergantung dari kondisi sosial budaya masing-masing etnis.

Contoh beberapa ramuan etnis Karo disebut dengan nama tawar, parem dan minyak alun.

Tawar merupakan ramuan berbentuk serbuk halus kering yang terbuat dari berbagai jenis

tumbuhan.

Parem merupakan ramuan berbentuk padat yang dibuat dari berbagai jenis tumbuhan dan ditambahan dengan tepung beras sebagai

pemadat.

Minyak alun merupakan ramuan berbentuk cair yang dibuat dari berbagai ekstrak tumbuhan dan

ditambah dengan minyak kelapa sebagai penambah volume.

Dalam hal pemanfaatan dan pengelolaan tumbuhan obat di Sumatera Utara, etnis Karo dan Simalungun lebih berkembang dalam pemanfaatan dan sebagian masih terjaga. Untuk memudahkan akses dan suplai tumbuhan obat maupun ramuan obat tradisional di Sumatera Utara telah lama terjadi transaksi jual beli di beberapa pasar seperti:

Pasar Kabanjahe, Pasar Berastagi, Pasar Pancurbatu, Pasar Raya, dan Pasar Horas di Siantar. Pedagang tumbuhan obat di pasar-pasar tersebut menjual berbagai jenis ramuan maupun simplisia atau tumbuhan segar.

Walaupun telah ada transaksi jual beli tumbuhan obat di Sumatera Utara dalam berbagai macam bentuk dan produk, namun tidak dapat dipungkiri bahwa modernisasi dan akulturasi berdampak secara langsung maupun tidak langsung terhadap degradasi pengetahuan lokal serta pelestarian atau ketersediaan tumbuhan obat di alam. Untuk itu sangat perlu dilakukan pendokumentasian tumbuhan obat ini, berupa nama jenis yakni nama ilmiah, nama dagang dan juga nama lokalnya. Pendokumentasian tumbuhan obat ini juga dapat berupa bagian tumbuhan yang digunakan, cara mengolah dan cara pengaplikasiannya agar maksimal dalam proses penyembuhan penyakit.

(5)

PENUTUP

Kesimpulan

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui potensi tumbuhan obat yang sebenarnya di Sumatera Utara agar dapat dilakukan inventarisasi tumbuhan obat

dan pendokumentasian tumbuhan obat yang lebih lengkap dan dapat digunakan oleh semua kalangan.

Berdasarkan pembahasan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa Sumatera Utara memiliki potensi tumbuhan obat yang

melimpah. Hal ini ditandai dengan adanya transaksi jual beli tumbuhan obat di beberapa pasar yang ada di Sumatera Utara.

Saran

Referensi

Dokumen terkait

Dalam upaya menghilirisasi kekayaa intelektual hasil riset civitas akademika Universitas Riau, mendorong perguruan tinggi untuk menghasilkan unit usaha penghasil

Abstrak Pendahuluan: Tumbuhan pecut kuda atau Pecut Kuda merupakan tumbuhan liar yang berpotensi sebagai obat Penggunaan daun pecut kuda sebagai obat telah dilakukan oleh masyarakat