• Tidak ada hasil yang ditemukan

PowerPoint 프레젠테이션 - UNIKOM Kuliah Online

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PowerPoint 프레젠테이션 - UNIKOM Kuliah Online"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

NASIONALISME DI ERA GLOBALISASI

41819204 Tigin Purnama Ramadhan 41819206 Ratna Febry Crystanti 41819207 Puji Hardiyanti Ramadhan 41819210 Faizal Kemal

41819213 Syarafina Abharina 41819228 Fitrah Anugrah 41819236 Sinta Nur Syela

41819240 Sandy Maulana Prayoga M

(2)

Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Di era globalisasi ini banyak permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia. Permasalahan-permasalahan tersebut di- antaranya adalah semakin memudarnya nilai serta semangat nasionalisme dikalangan generasi muda Indonesia saat ini. Hal ini mempengaruhi generasi muda, baik dari segi bahasa, perilaku dan pemikiran melupakan budayanya sendiri karena menganggap budaya asing lebih modern. Ini berakibat nilai-nilai luhur bangsa banyak diabaikan dan hampir terjadi diseba- gai besar generasi muda, seperti banyaknya peristiwa yang terjadi dizaman globalisasi ini tidak mencerminkan atau melun- turkan sikap serta jiwa nasionalisme sebagi warga negara Indonesia.

Gejala-gejala yang timbul akibat rasa nasionalisme dan kebangsaan yang memudar banyak terjadi belakangan ini. Di zaman modern ini memudarnya generasi muda dapat dilihat melalui media masa atau media lainnya. Berikut beberapa ge- jala yang terjadi di Indonesia :

1. Penggunan produk luar negeri, banyak warga negara Indonesia mengunakan barang dari laur negeri yang dianggap lebih berkualiatas daripada produk sendiri.

2. Berkurangnya jiwa atau sikap nasionalisme tercermin pada upacara peringatan hari kemerdekaan 17 Agustus 1945

(3)

3. Tawuran antar warga sipil. Banyak tawuan antar warga dikota-kota besar di Indonesia merupakan fenomena yang menarik untuk dibahas. Dijakarta pada tanggal 20 februari 2016 terjadi tawuran antar pemuda yang melibatkan sejumlah kelompok warga lingkungan sekitar yang tidak terima wilayahnya menjadi tempat bermain petasan.

Ada dua faktor yang penyebab terjadinya tawuran antar pemuda yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor in- ternal adalah faktor yang berlangsung melalui proses internalisasi diri yang keliru oleh remaja dalam menanggapi perubahan yang terjadi disekitarnya. Sedangkan faktor eksternal, diantaranya:

a. Faktor keluarga, baik buruknya rumah tangga atau berantakan dan tidaknya sebuah rumah tangga, perlindungan lebih dapat diberikan orang tua kepada anaknya.

b. Faktor lingkungan sekitarnya. Lingkungan sekitar yang tidak menguntungkan bisa berupa pergaulan yang kurang bisa menumbuhkan perilaku positif dan berkembangnya pemikiran bagi para pemuda.

4. Contoh sederhana yang menggambarkan betapa kecilnya rasa nasionalisme generasi muda, diantaranya:

a. Pada upacara peringatan hari kemerdekaan indonesia, masih banyak pemuda yang tidak memaknai arti dalam upacara tersebut. Upacara merupakan wadah untuk menghormati dan menghargai para pahlawan yang telah berjuang keras un- tuk mengambil kemerdekaan dari tangan para penjajah. Para pemuda seakan sibuk dengan pikirannya sendiri, tanpa mengikuti upacara dengan khidmad.

b. Pada peringatan hari-hari besar nasional, seperti sumpah pemuda, hanya dimaknai sebagai seremonial dan hiburan saja tanpa menumbuhkan rasa nasionalisme dalam benak mereka.

c. Lebih tertariknya pemuda terhadap produk impor dibandingkan dengan produk buatan dalam negeri.

(4)

Gejala-gejala tersebut menggambarkan lunturnya sikap atau jiwa nasionalisme warga negara indonesia, ini sangat berdampak negatif bagi perkembangan bangsa indonesia. Diharapkan bangsa indonesia yang akan datang dapat terbangun dan berkembang, terjaga dan terlindungi dari berbagai ancaman dari bangsa lain, sehingga diperlukan generasi muda yang memiliki jiwa kepemimpinan, pengetahuan yang luas, keterampilan membina bangsa indonesia, serta harus memiliki sikap nasionalisme yang tinggi bagi negaranya sendiri. Sikap nasionalisme dapat dibangun dari sejak dini agar tertanam dengan matang pada individu penerus bangsa.

Pendidikan formal menjadi tempat dimana generasi muda di berikan bekal melalui pembelajaran untuk memajukan bangsa. Pendidikan merupakan satu indikator berkembangnya bangsa kearah yang lebih baik. Dalam hal ini pendidikan lebih proaktif memberikan perananya agar dapat memberikan pembenahan dari berbagai aspek melalui dari sikap dan jiwa individu, pengetahuan tentang nilai nasionalisme berbangsa dan bernegara, serta mengahargai perjuangan pahlawan yang telah gugur berjuang demi kemerdekaan bangsa indonesia. Seperti tercantum pada pembukan UUD 1945.

Nasionalisme pada zaman moderen ini sangatlah berbeda dengan nasionalisme pada masa perjuangan

perebutan kemerdekaan bangsa indonesia dulu. Menurut Smith sebagaimana dikutip oleh Mikail (2014) nasion-

alis merupakan masalah penting yang dapat dilihat sebagai salah satu faktor dasar yang mempengaruhi proses

pembentukan pemerintahan.

(5)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya sebagai berikut :

1. Apakah pengertian dari Nasionalisme ? 2. Apakah pengertian dari Globalisasi?

3. Bagaimanakah Pengaruh Globalisasi terhadap Nasionalisme ?

4. Bagaimanakah Strategi untuk menguatkan Rasa Nasionalisme ?

(6)

Bab III

Pembahasan

3.1 Pengertian Nasionalisme

Nasionalisme berasal dari kata nation yang berarti bangsa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Ali dkk.

1994:89) kata bangsa memiliki arti:

1) Kesatuan orang yang bersamaan asal keturunan, adat, bahasa, dan sejarahnya serta pemerintahan sendiri

2) Golongan manusia, binatang, atau tumbuh-tumbuhan yang mempunyai asal-usul yang sama dan sifat khas yang sama atau bersamaan

3) Kumpulan manusia yang biasanya terikat karena kesatuan bahasa dan kebudayaan dalam arti umum, dan yang bi- asanya menempati wilayah tertentu di muka bumi. Beberapa makna kata bangsa diatas menunjukkan arti bahwa bangsa adalah kesatuan yang timbul dari kesamaan keturunan, budaya, pemerintahan, dan tempat. Pengertian ini berkaitan dengan arti kata suku yang dalam kamus yang sama diartikan sebagai golongan orang-orang (keluarga) yang seturunan;

golongan bangsa sebagai bagian dari bangsa yang besar (ibid, 1994:970).

(7)

Beberapa suku atau ras dapat menjadi pembentuk sebuah bangsa dengan syarat ada kehendak untuk bersatu yang diwu- judkan dalam pembentukan pemerintahan yang ditaati bersama. Kata bangsa mempunyai dua pengertian: pengertian antropologis-sosiologis dan pengertian politis. Menurut pengertian antropologis-sosiologis, bangsa adalah suatu masyarakat yang merupakan persekutuan-hidup yang berdirisendiri dan masing-masing anggota masyarakat tersebut merasa satu kesatuan suku, bahasa, agama, sejarah, dan adat istiadat. Pengertian ini memungkinkan adanya beberapa bangsa dalam sebuah negara dan sebaliknya satu bangsa tersebar pada lebih dari satu negara.

Sementara dalam pengertian politis, bangsa adalah masyarakat dalam suatu daerah yang sama dan mereka tunduk kepada kedaulatan negaranya sebagai suatu kekuasaan tertinggi ke luar dan ke dalam. Bangsa (nation) dalam pengertian politis inilah yang kemudian menjadi pokok pembahasan nasionalisme (Nur dalam Yatim, 2001:57 58). Istilah nasionalisme yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia memiliki dua pengertian: paham (ajaran) untuk mencintai bangsa dan negara sendiri dan kesadaran keanggotan dalam suatu bangsa yang secara potensial atau aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa itu (Op. cit, 1994:684).

Dengan demikian, nasionalisme berarti menyatakan keunggulan suatu afinitas kelompok yang didasarkan atas ke- samaan bahasa, budaya, dan wilayah. Di Indonesia, nasionalisme melahirkan Pancasila sebagai ideologi negara.

Perumusan Pancasila sebagai ideologi negara terjadi dalam BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Di dalam badan inilah Soekarno mencetuskan ide yang merupakan perkembangan dari pemikirannya tentang persatuan tiga aliran besar: Nasionalisme, Islam, dan Marxis. Pemahamannya tentang tiga hal ini berbeda dengan pemahaman orang lain yang mengandaikan ketiganya tidak dapat disatukan.

(8)

Perbedaan itu tidak berarti menghilangkan kemungkinan untuk memberlakukan hukum-hukum Islam dalam negara, karena bila anggota parlemen sebagian besar orang-orang yang berjiwa Islam, mereka dapat mengusulkan dan mema- sukkan peraturan agama dalam undang-undang negara. Itulah cita ideal negara Islam menurut Soekarno (ibid, 2001:156).

Dengan dasar pemikiran itulah, Soekarno mengusulkan lima asas untuk negara Indonesia merdeka. Kelima asas itu adalah :

(1) Kebangsaan Indonesia,

(2) Internasionalisme atau peri kemanusiaan, (3) Mufakat atau demokrasi,

(4) Kesejahteraan sosial, (5) Ketuhanan.

Usulan ini menimbulkan perbedaan pendapat antara nasionalis sekuler dan nasionalis Islam dan mendorong pem- bentukan sub panitia yang terdiri dari empat orang wakil nasionalis sekuler dan empat orang wakil nasionalis Islam serta Soekarno sebagai ketua sekaligus penengah. Pertemuan sub panitia ini menghasilkan rumusan yang kemudian dikenal

dengan Piagam Jakarta. Usulan Soekarno menjadi inti dari Piagam Jakarta dengan beberapa perubahan: urutan kelima sila dan penambahan anak kalimat pada sila ketuhanan.

(9)

Akhirnya anak kalimat yang tercantum dalam Piagam Jakarta diubah menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”, yang kemudian menjadi bentuk akhir Pancasila dasar bagi nasionalisme Indonesia yang sekuler religi. Dalam zaman mod- ern ini, nasionalisme merujuk kepada amalan politik dan ketentaraman yang berlandaskan nasionalisme secara etnik serta keagamaan, seperti yang dinyatakan di bawah. Para ilmuwan politik biasanya menumpukan penyelidikan mereka kepada nasionalisme yang ekstrem seperti nasional sosialisme, pengasingan dan sebagainya. Nasionalisme dapat menonjolkan dirinya sebagai sebagian paham negara atau gerakan (bukan negara) yang populer berdasarkan pendapat warganegara, et- nis, budaya, keagamaan dan ideologi. Kategori tersebut lazimnya berkaitan dan kebanyakan teori nasionalisme mencam- puradukkan sebahagian atau semua elemen tersebut.

1. Nasionalisme kewarganegaraan (atau nasionalisme sipil) adalah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari penyertaan aktif rakyatnya, "kehendak rakyat"; "perwakilan politik".

2. Nasionalisme etnis adalah sejenis nasionalisme di mana negara memperoleh kebenaran politik dari budaya asal atau etnis sebuah masyarakat. Dibangun oleh Johann Gottfried von Herder, yang memperkenalkan konsep Volk (bahasa Jerman untuk "rakyat").

3. Nasionalisme romantik (juga disebut nasionalisme organik, nasionalisme identitas) adalah lanjutan dari nasionalisme etnis dimana negara memperoleh kebenaran politik secarasemulajadi ("organik") hasil dari bangsa atau ras; menurut semangat romantisme.

4. Nasionalisme Budaya adalah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari budaya bersama dan bukannya "sifat keturunan" seperti warna kulit, ras dan sebagainya.

5. Nasionalisme kenegaraan ialah variasi nasionalisme kewarganegaraan, selalu digabungkan dengan nasionalisme etnis.

Perasaan nasionalistik adalah kuat sehingga diberi lebih keutamaan mengatasi hak universal dan kebebasan.

6. Nasionalisme agama ialah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh legitimasi politik dari persamaan agama.

Walaupun begitu, lazimnya nasionalisme etnis adalah dicampuradukkan dengan nasionalisme keagamaan.

(10)

3.2 Pengertian Globalisasi

Pengertian globalisasi sendiri diambil dari kata “global” yang artinya universal. Ada sebagian yang berpendapat bahwa globalisasi merupakan proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara berada dalam ikatan yang semakin kuat untuk mewujudkan sebuah tatanan kehidupan baru atau kita bisa men- gartikan sebagai kesatuan koeksistensi yang nantinya akan mengahpus batasbatas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.

Pengertian ini didukung oleh pihak yang mendukung terjadinya sebuah evolusi sosial ekonomi dan budaya serta tetap menjaga eksistensi dan pengaruhnya terhadap dunia terutama dunia ketiga. Stigma negative disematkan kepada glob- alisasi oleh para pendukung ide ini, globalisasi dipandang hanya evlolusi dari kapitalisme dimana Negara-negara kaya akan mengontrol perokonomian dunia sedangkan negara-negara kecil atau yang sering disebut negara ketiga hanya diek- sploitasi dan semakin terbenam karena tidak mempunyai daya saing.

Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah.

Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirny sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia.Teknologi informasi dan komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam globalisasi.

(11)

3.3 Pengaruh Globalisasi Terhadap Nasionalisme

Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan muda. Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul dalam kehidupan sehari- hari anak muda sekarang.

Dari cara berpakaian banyak remaja- remaja kita yang berdandan seperti selebritis yang cenderung ke budaya Barat.

Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak kelihatan.

Padahal cara berpakaian tersebut jelas- jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Hubungannya dengan nilai nasionalisme akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan negara Indonesia dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain sebagainya. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi, yaitu:

Pengaruh Positif

Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis. Karena pemerintahan merupakan bagian dari suatu negara, jika pemerintahan dijalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa rasa nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat. Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara.

Pengaruh Negatif

Selain berdampak positif, munculnya globalisasi juga berdampak negatif yang tak kalah pentingnya untuk diperhatikan.

Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Se- hingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi aki- batnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang.

(12)

3.4 Startegi untuk menguatkan Rasa Nasionalisme

Penguatan semangat nasionalisme dan patriotisme dalam konteks globalisasi saat ini harus lebih dititikberatkan pada elemen-elemen strategis dalam percaturan global. Oleh karena itu, strategi yang dapat dilakukan antara lain:

1. Penguatan peran lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan dalam ikut membangun semangat nasionalisme dan patriotisme, terutama di kalangan generasi muda. Sebagai contoh: Gerakan Pramuka. Generasi muda adalah elemen strategis di masa depan. Mereka sepertinya menyadari bahwa dalam era globalisasi, generasi muda dapat berperan sebagai subjek maupun objek.

2. Penguatan semangat nasionalisme dan patriotisme pada masyarakat yang tinggal di wilayah-wilayah yang dalam perspektif kepentingan nasional dinilai strategis

3. Penguatan semangat nasionalisme dan patriotisme pada masyarakat yang hidup di daerah rawan pangan (miskin), rawan konflik, dan rawan bencana alam.

4. Peningkatan apresiasi terhadap anggota atau kelompok masyarakat yang berusaha melestarikan dan mengembangkan kekayaan budaya bangsa. Demikian pula dengan anggota atau kelompok masyarakat yang berhasil mencapai prestasi yang membanggakan di dunia internasional.

5. Peningkatan peran Pemerintah dan masyarakat RI dalam ikut berperan aktif dalam penyelesaian berbagai persoalan regional dan internasional, seperti: penyelesaian konflik, kesehatan, lingkungan hidup, dan lain-lain

(13)

Bab IV

Penutup

Kesimpulan

Pengertian globalisasi sendiri diambil dari kata global yang artinya universal. Ada sebagain yang berpendapat bahwa globalisasi merupakan proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara berada dalam ikatan yang semakin kuat untuk mewujudkan sebuah tatanan kehidupan baru atau kita bisa mengatikan kesatuan ko-eksistensi yang nantinya akan mengahapus batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat. Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggris “nation”) dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manu- sia

Dampak positif globalisasi terhadap nasionalisme dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan se- cara terbuka dan demokratis. Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa Negara. Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa.

(14)

Dampak negatif yang ditimbulkan globalisasi yaitu globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa lib- eralisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri. Mayarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat. Hal itu juga mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antarperilaku sesama warga.

Saran

Maka dari itu kita sebagai generasi muda harus pandai – pandai menyaring arus globalisasi yang masuk, agar tetap dapat sesuai dengan kebudayaan bangsa Indonesia.

(15)

Terima Kasih

Referensi

Dokumen terkait

Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama

sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu.. tatanan kehidupan baru

Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama

sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu.. tatanan kehidupan baru

Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial , atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama

Jumlah bruto adalah seluruh jumlah penghasilan yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh badan pemerintah, subjek pajak dalam negeri,

Ilmu Logika dapat didefinisikan “ sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari atau berkaitan dengan prinsip- prinsip dari penalaran argumen yang valid... SEJARAH Berasal dari kata

Kisi-kisi umum adalah kisi-kisi yang dibuat untuk menggambarkan semua variabel yang diukur, dilengkapi dengan semua kemungkinan sumber data, semua metode dan instrumen yang mungkin