KONSTRUKSI PERKERASAN LAPIS ULANG
(OVERLAY)
Universitas Sebelasmaret
Pendidikan Teknik Bangunan FKIP UNS
Materi Presentasi
2
Kerusakan Jalan
Pengertian Overlay
Prosedur Desain Overlay Standarisasi
Pemilihan Struktur Perkerasan
Kerusakan Jalan
4
Jalan Rusak
5
Pendahuluan
Kerusakan jalan merupakan suatu kondisi ketidakmampuan jalan menerima beban serta komponen lingkungan yang terjadi pada struktur jalan.
Kerusakan jalan dapat dibagi menjadi dua yaitu kerusakan struktural dan kerusakan fungsional.
Kerusakan struktural tidak mampu lagi menerima beban.
Kerusakan fungsional tidak mampu lagi memberikan pelayanan.
6 Berikut ini jenis-jenis kerusakan jalan aspal :
1. Retak
2. Perubahan bentuk 3. Cacat permukaan 4. Pengausan
5. Kegemukan
6. Penurunan pada bekas penanaman utilitas
7
Penyebab Kerusakan
1.Air
2.Bahan Organik
3.Kurangnya Cahaya Matahari
4.Sifat Tanah (Tekstur dan Struktur)
5.Beban Angkut (tonase) berlebihan
Pemilihan Struktur Perkerasan
Pemilihan perkerasan bervariasi tergantung pada
lalu lintas dan umur rencana, serta jenis penanganan.
Faktor–faktor berikut harus dipertimbangkan:
(i) Biaya selama masa pelayanan (discounted lifecycle cost)
terendah dan praktis untuk dilaksanakan
(ii) Umur rencana overlay perkerasan lentur adalah 10 tahun.
PEMILIHAN STRUKTUR PERKERASAN
(iii) Jika tebal overlay yang dibutuhkan lebih dari 100 mm atau melebihi 150 mm – 210 mm, dan pada semua kasus perkerasan eksisting dalam kondisi
rusak berat (heavy patching dibutuhkan > 30%
area perkerasan), pertimbangkan opsi rekonstruksi penuh daripada overlay.
PEMILIHAN STRUKTUR PERKERASAN
(iv) Bahan pengikat modifikasi memberikan
manfaat yang signifikan . Aspal modifikasi dapat memperlebar rentang volume beban lalu lintas untuk penggunaan overlay aspal tipis dan lapis aus dengan lalu lintas berat
PEMILIHAN STRUKTUR PERKERASAN
(v) Perkerasan kaku dapat menjadi solusi yang tepat untuk jalan yang rusak berat dengan beban lalu lintas 20 tahun > ESA4, namun demikian perbandingan desain dan analisis biaya perlu dilakukan.
(vi) Daur ulang (recycling) membutuhkan peralatan dan kontraktor dengan keahlian khusus.
PEMILIHAN STRUKTUR PERKERASAN
Pengertian Overlay
Overlay merupakan penambahan tebal lapis tambah.
Tujuan Untuk meningkatkan performa suatu struktur perkerasan dalam melayani beban lalu lintas.
Fungsi Untuk memperbaiki kondisi fungsional dan struktural perkerasan.
14
Perbaikan yang perlu dilakukan sebelum overlay tergantung pada jenis, tingkat dan luas kerusakan, serta jenis pelapisan yang dipilih.
Kerusakan perkerasan eksisting berupa kerusakan yang dapat dilihat secara visual.
Sering terjadi kerusakan overlay terjadi akibat
tidak diperbaikinya kerusakan perkerasan
eksisting sebelum overlay. Sehingga kerusakan
tersebut harus diperbaiki terlebih dahulu sebelum
pelapisan.
Prosedur Desain Overlay
1. Lalu Lintas lebih kecil atau sama dengan 100.000 ESA4 Retak lelah bukan merupakan kerusakan yang umum terjadi pada jalan dengan lalu lintas ringan dan perkerasan dengan HRS. Berdasarkan pertimbangan itu, desain jalan dengan beban lalu lintas rencana lebih kecil dari 100.000 ESA4 dan perkerasan dengan HRS kinerja fatigue overlay tidak diperlukan. Desain tebal overlay cukup dengan pendekatan lendutan maksimum (D0)
Terdapat tiga prosedur tebal overlay berdasarkan
beban lalu lintas:
2. Lalu Lintas lebih besar dari 100.000 ESA4 Pada jalan dengan lalu lintas lebih besar dari 100.000 ESA4 terdapat potensi retak lelah lapisan aspal.
Dengan demikian, kriteria deformasi permanen (pendekatan lendutan maksimum D0) dan kriteria retak lelah (pendekatan lengkung lendutan, D0 – D200) harus diperhitungkan.
Terdapat tiga prosedur tebal overlay berdasarkan
beban lalu lintas:
3. Lalu Lintas lebih besar ESA4 atau ESA5 Untuk pekerjaan rehabilitasi dengan beban lalu lintas lebih besar daripada ESA4 atau lebih besar daripada ESA5 harus digunakan prosedur mekanistik empiris atau metode metode Pt T-01-2002-B atau metode
AASHTO
1993.
Terdapat tiga prosedur tebal overlay berdasarkan
beban lalu lintas:
Standarisasi
Didalam Manual Desain Perkerasan Jalan Nomor 02/M/BM/2013 (2013) dijelaskan bahwa saat ini terdapat 3 pedoman yang dapat digunakan untuk dessain perkerasan lapis tambah (overlay) :
Pendekatan berdasarkan lendutan yang terdapat dalam Pedoman Perencanaan Lapis Tambah Perkerasan Lentur dengan Metode Lendutan (Pd T-05-2005)
Pendekatan berdasarkan AASHTO 1993 yang diuraikan pada Pedoman Perencanaan Perkerasan Lentur (Pt T-01- 2002-B)
Pendekatan berdasarkan lendutan (modifikasi dari Pd T-05-
2005) dalam Pedoman Desain Perkerasan Lentur (Interim)
No.002/P/BM/2011.
Pedoman perencanaan tebal lapis tambah (overlay) yang menetapkan kaidah-kaidah dan tata cara perhitungan tebal lapis tambah perkerasan lentur berdasarkan kekuatan struktur perkerasan yang diilustrasikan dengan nilai lendutan. Perhitungan tebal lapis tambah yang diuraikan dalam pedoman ini hanya berlaku untuk konstruksi perkerasan lentur atau konstruksi perkerasan dengan lapis pondasi agregat dan lapis permukaan dengan bahan pengikat aspal.
22
Metode Pd-T-05-2005-B
Metode Pd-T-05-2005-B ini mengacu pada Manual pemeriksaan perkerasan jalan dengan alat Benkelman Beam (01/MN/B/1983), Perencanaan Tebal Perkerasan dengan Analisa Komponen (SNI 03- 1732-1989), Metode Pengujian Lendutan Perkerasan Lentur Dengan Alat Benkelman Beam (SNI 07-2416-1991). Data lendutan yang digunakan di dalam metode Pd-T-05 2005-B ini dapat berupa data lendutan yang diperoleh berdasarkan hasil uji alat Benkelman Beam (BB) maupun Falling Weight Deflectometer (FWD).
23
Perencanaan tebal lapis tambah perkerasan lentur
dengan metoda lendutan berdasar Pd T-05-2005-B
24
25
26
27