• Tidak ada hasil yang ditemukan

1910631140205 Prabowo Angga Sujarno SEMPRO

N/A
N/A
Muhamad Sahroki

Academic year: 2024

Membagikan "1910631140205 Prabowo Angga Sujarno SEMPRO"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS RESIKO KECELAKAAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE HIRARC (HAZARD IDENTIFICATION RISK ASSESSMENT AND RISK

CONTROL)

(Studi Kasus: PT CIPTAUNGGUL KARYA ABADI)

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat untuk Melaksanakan Penelitian Tugas Akhir Pada Program Studi Teknik Industri Universitas Singaperbangsa

Karawang

Oleh :

Prabowo Angga Sujarno NPM : 1910631140205

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG

2022

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Proposal Tugas Akhir dengan judul “Analisis Resiko Kecelakaan Kerja Dengan Metode HIRARC (Hazard Identification Risk Assessment And Risk Control) Studi kasus: PT Ciptaunggul Karya Abadi” yang diajukan oleh Prabowo Angga Sujarno, NPM 1910631140205 ini telah dipertahankan di hadapan Tim Pembimbing/Penguji Seminar Proposal Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Singaperbangsa Karawang pada hari………… tanggal………. bulan………..tahun……… dan dinyatakan LAYAK untuk dilanjutkan ke tahap Tugas Akhir pada Program Studi Teknik Industri.

Menyetujui:

Pembimbing I Pembimbing II

Asep Erik Nugraha, ST., MT. Rianita Puspa Sari, ST.,MT.

NIDN 0412047301 NIDN 0012018908

Mengetahui:

Ketua Program Studi Teknik Industri,

i

(3)

H. Wahyudin, S.T., M.T NIDN. 0001047311

ii

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Tugas Akhir:

ANALISIS RESIKO KECELAKAAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE HIRARC (HAZARD IDENTIFICATION RISK ASSESSMENT AND RISK CONTROL) Studi Kasus: PT CIPTAUNGGUL KARYA ABADI

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

iii

Nama : Prabowo Angga Sujarno NPM : 1910631140205

Photo Warna 3 x 4

(5)

Asep Erik Nugraha, ST., MT. Rianita Puspa Sari, ST.,MT.

NIDN 0412047301 NIDN 0012018908

iv

(6)

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI

iii

(7)

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya dan berdasarkan hasil penelusuran berbagai karya ilmiah, gagasan dan masalah ilmiah yang diteliti dan diulas di dalam Naskah Tugas Akhir ini adalah asli dari pemikiran saya. tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka. Apabila ternyata di dalam naskah Tugas Akhir ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur jiplakan, saya bersedia Tugas Akhir ini dibatalkan, serta diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70).

iv

(8)

ABSTRAK

v

Karawang, 15 Desember 2022 Mahasiswa,

Prabowo Angga Sujarno NPM 1910631140205

(9)

ABSTRACT

vi

(10)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Ilahi Rabbi, Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Bijaksana, karena atas nikmat dan rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan Proposal Tugas Akhir di Perum Peruri tepat pada waktunya. Laporan ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan mata kuliah Proposal Tugas Akhir pada Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Singaperbangsa Karawang.

Penyusunan Proposal Tugas Akhir ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.

Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terimakasih kepada :

1. Kedua Orang Tua yang telah memberikan dorongan dan do’a yang bermanfaat bagi penyusun;

2. Bapak Dr. H. Maman Suryaman, M.M.Pd., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Singaperbangsa Karawang, yang telah memberi arahan untuk menyelesaikan proposal ini;

3. Bapak Ir. H. Wahyudin, S.T., M.T., IPM selaku Dosen Pembimbing dan Koordinator Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Singaperbangsa Karawang, yang selalu membimbing, mendukung dan memberikan arahan untuk menyelesaikan laporan ini;

4. Bapak Agus Rudiyanto, selaku Seksi SDM dan Pengembangan Informa yang telah membantu dalam proses penerimaan penyusun di Perum Peruri;

5. Bapak Dudi Permana Setiadi, selaku Deputi Manager Departemen Pembelajaran, yang telah membantu dalam proses penyusunan serta mendampingi dan memberikan pengarahan dalam menyelesaikan Proposal Tugas Akhir;

6. Ibu Dety Kusumawati, selaku Staff yang telah membantu dalam pengumpulan data yang dilakukan dalam laporan ini;

7. Seluruh Karyawan Perum Peruri, yang selalu membantu penyusun dalam melakukan pengamatan, pengisian kuesioner dan pengumpulan data;

8. Seluuh rekan-rekan mahasiswa Program Studi Teknik Industri yang juga turut membantu serta mendukung penyusun untuk menyelesaikan proposal ini;

vii

(11)

9. Seluruh pihak terkait yang telah membantu sehingga Proposal Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik.

Proposal Tugas Akhir ini masih memiliki kekurangan dari segi isi ataupun penyusunannya. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun demi kesempurnaan penyusunan di masa yang akan datang.

Akhir kata, penyusun berharap semoga Proposal Tugas Akhir ini dapat menjadi sumber referensi dan bermanfaat bagi semua pihak yang sedang menekuninya.

Karawang,...Oktober 2022

Penyusun

viii

(12)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...i

LEMBAR PENGESAHAN...ii

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI...iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR...iv

ABSTRAK...v

ABSTRACT...vi

KATA PENGANTAR...vii

DAFTAR TABEL...xi

DAFTAR GAMBAR...xii

DAFTAR LAMPIRAN...xiii

BAB I...1

PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang Masalah...1

1.2 Perumusan Masalah...3

1.3 Tujuan Penelitian...3

1.4 Manfaat Penelitian...3

1.5 Asumsi dan Batasan Masalah...4

1.6 Sistematika Penelitian...4

BAB II...6

LANDASAN TEORI...6

2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja...6

2.2 Kecelakaan...11

2.3 Keselamatan...14

2.4 Bahaya...15

2.5 Risiko...16

2.6 Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja...18

2.7 Manajemen...19

2.8 Sistem Manajemen...20

2.9 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)...20

2.10 Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja...21

2.11 Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja...22

ix

(13)

2.12 Job Sfety Analysis (JSA)...23

2.13 Metode Hazard Identification and Risk Assesment Risk Control (HIRARC)...23

2.14 State Of The Art (SOTA)...27

BAB III...24

METODOLOGI PENELITIAN...24

3.1 Kerangka Berpikir...24

3.2 Jenis Penelitian...25

3.3 Tempat Penelitian...25

3.4 Data Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data...25

3.5 Metode Pengolahan Data...26

3.6 Analisis Pemecahan Masalah...26

3.7 Kesimpulan dan Saran...27

3.8 Tahapan Penelitian...27

BAB IV...31

4.1 Waktu dan Tempat Penelitian...31

DAFTAR PUSTAKA...32

x

(14)

DAFTAR TABEL

TABEL 2.1 KRITERIA CONSEQUENCE MENURUTSTANDAR AS/NZS 4360:1999. .20 TABEL 2.2 KRITERIA LIKELIHOODMENURUTSTANDAR AS/NZS 4360:1999...20 TABEL 2.3 RISK MATRIXMENURUTSTANDAR AS/NZS 4360:1999...21 TABEL 2.4 KETERKAITANPENELITIANTERDAHULUDENGANDANSAATINI...22

xi

(15)

DAFTAR GAMBA

GAMBAR 2. 1 LOGO KESELAMATANDAN KESEHATAN KERJA (K3)...6

GAMBAR 2. 2 SAFETY HELMET...8

GAMBAR 2.3 SEPATU SAFETY...9

GAMBAR 2.4 SARUNG TANGAN...9

GAMBAR 2.5 MASKER...9

GAMBAR 2.6 KACAMATA (SAFETY GLASSES)...10

GAMBAR 2.7 PENUTUP TELINGA (EAR MUFF)...10

GAMBAR 2.8 PELINDUNG WAJAH (FACE SHIELD)...10

GAMBAR 2.9 ROMPI...11

GAMBAR 2.10 SABUK PENGAMAN (HARNESS)...11Y GAMBAR 3.1 KERANGKA BERPIKIR PENELITIAN...25

GAMBAR 3.2 FLOWCHART PENELITIAN...28

xii

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

xiii

(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada era perkembangan yang maju dari industri pada saat ini, Indonesia mengalami perkembangan yang cukup meningkat pada setiap tahunnya. Khususnya perkembangan persaingan bisnis barang ataupun jasa, pembisnis saling bersaing satu sama lain demi menguasai pasar yang lebih luas mereka fokuskan. Dalam mencapai tujuan tersebut banyak hal yang dapat dipelajari dan diterapkan untuk mengembangkan bisnis menjadi lebih inovatif, produktif, dan berdaya saing tinggi demi mencapai Input yang lebih efisien dan yang lebih baik dengan Output yang relatif rendah atau optimal.

Pada saat ini masalah yang sering muncul pada perusahaan sekarang adalah adanya potensi kecelakaan kerja pada area saat proses produksi.

Kemudian dapat menyebabkan terjadinya suatu kecelakaan kerja.Seperti misalnya para operator yang masih jarang menggunakan APD dan kelengkapan keselamatan kerja dan ruang kerja yang belum memaksimalkan keselamatan kerja.

PT Ciptaunggul Karya Abadi adalah salah satu dari perusahaan yang berkembang yang ada bergerak dalam bidang otomotif. Dalam aspek K3 diperusahaan PT Ciptaunggul Karya Abadi belum menjadi prioritas sehingga menimbulkan terjadinya suatu kecelakaan kerja bagi operator yang sedang bekerja. Jumlah data kecelakaan kerja yang sebenarnya terjadi di perusahaan tidak ada masuk dalam laporan kecelakaan kerja perusahaan. Di lingkungan produksi di PT Ciptaunggul Karya Abadi banyak potensi bahaya yang terjadi misalnya dapat terkena scarpt berbahaya akibat berjalannya proses produksi, tangan operator terjepit mesin, kaki tertiban benda yang berat, mata terkena serpihan scarpt dan bahaya yang lainnya. Data di atas

1

(18)

menunjukkan bahwa potensi bahaya namun data tersebut belum bisa mewakili kecelakaan kerja yang sebenarnya, karena kasus kecelakaan kerja yang terjadi tidak masuk dalam laporan kecelakaan kerja perusahaan.Terdapat penelitian yang sudah ada sebelumnya seperti pada penelitian

2

(19)

2

Fazri Ramadhan [CITATION Ram17 \n \t \l 1057 ] yang telah mengadakan analisis kecelakaan kerja telah terjadi pada perusahaan tertentu tentang mesin marking cutting di tahun 2017 telah di temukan 30 kecelakaan telah kerja yang sangat serius dialami operator pada proses produksi di bagian mesin potong tersebut. Metode Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control (HIRARC) diupayakan untuk melakukan suatu upaya pencegahan yang dimulai dengan dilakukannya identifikasi dari kecelakaan kerja dan berikutnya mencari penilaian resiko kecelakaan kerja selanjutnya meneliti pengendalian resiko dalam upaya mencegah terjadinya kemungkinan dari kecelakaan kerja yang jauh lebih parah lagi di kemudian hari. Penelitian terdahulu yang lain yang juga serupa dilakukan oleh [CITATION Fit21 \t \l 1057 ] yang dilakukan pada PT KUNANGO JANTAN PADANG yang menganalisis risiko keselamatan kerja PT tersebut telah mengupayakan pengendalian yang telah di terapkan adalah penggunaan APD, pemeriksaan mesin, pemasangan rambu-rambu, kotak P3K dan APAR. Analisis kecelakaan kerja yang efisien dapat digunakan dengan metode yang lebih dikenal dengan Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control (HIRARC).Metode HIRARC memiliki pengertian metode yang dapat melakukan identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendaliannya yang terdapat dalam penetapan seluruh keamanan dalam sistem yang terintergrasi untuk keberadaan kemungkinan terjadinya bahaya, dan memiliki tujuan untuk menentukan hasil dari bahaya yang di timbulkan.

Berdasarkan uraian di atas, diperlukan kajian atau bahasan tentang analisis resiko kecelakaan kerja yang didasari dari hasil analisis Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control (HIRARC) yang terdapat pada PT Ciptaunggul Karya Abadi agar mendapatkan hasil yang dapat digunakan untuk mempermudah melaksanakan hasil rekomendasi tentang penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja supaya penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di PT Ciptaunggul Karya Abadi dapat ditingkatkan sehingga dapat bermanfaat untuk PT Ciptaunggul Karya Abadi dalam

(20)

3

mengurangi kecelakaan kerja terhadap operator dari segi Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

1.2 Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang diambil yaitu sesuai dengan latar belakang adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana mengidenfikasi cara penerapan resiko apa saja yang akan terjadi pada aktivitas kerja pada.

2. Bagaimana mengidentifikasi cara penerapan metode HIRARC pada aktivitas kerja PT Ciptaunggul Karya Abadi

3.

Bagaimana Menyusun rekomendasi perbaikan berdasarkan analisis risiko dengan metode HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Mengetahui resiko apa saja yang akan terjadi pada aktivitas kerja pada PT Ciptaunggul Karya Abadi

2. Mengetahui penerapan metode HIRARC pada aktivitas kerja PT Ciptaunggul Karya Abadi

3. Untuk Meningkatkan tingkat keselamatan pada aktivatas kerja di bagian produksi

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Manfaat bagi mahasiswa

Meningkatkan kompetensi mahasiswa dalam mengobservasi, menganalisis dan mengevaluasi terhadap suatu permasalahan dengan

(21)

4

menggunakan disiplin ilmu khususnya ilmu teknik industri di dalam perusahaan.

2. Manfaat bagi perusahaan

Memberikan alternatif perbaikan guna meningkatkan daya saing perusahaan.

3. Manfaat bagi Teknik Industri Unsika

Menjalin hubungan kerja sama antar perusahaan dengan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Singaperbangsa Karawang

1.5 Asumsi dan Batasan Masalah

Agar permasalahan yang diteliti tetap terarah dan sesuai dengan tujuannya, maka ruang lingkup penelitian terdapat asumsi dan batasan sebagai berikut:

a. Asumsi Masalah

1. Tidak ada penambahan variabel karena variabel yang sudah di tentukan saling berhubungan

2. Tidak ada penambahan software pendukung dalam pengolahan data 3. Asumsi mempunyai kesalahan pengukuran 0.s

b. Batasan Masalah

1. Hanya mengidentifikasi cara penerapan resiko apa saja yang akan terjadi pada aktivitas kerja pada.

2. Hanya mengidentifikasi cara penerapan metode HIRARC pada aktifitas kerja PT Ciptaunggul Karya Abadi.

3.

Hanya Menyusun rekomendasi perbaikan berdasarkan analisis risiko dengan metode HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control).

1.6 Sistematika Penelitian

Sistematika penulisan proposal tugas akhir akan disajikan dalam beberapa bab sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, menguraikan latar belakang permasalahan yang mendasari dilakukannya penelitian, identifikasi masalah, rumusan masalah,

(22)

5

tujuan penelitian, manfaat penelitian, asumsi dan pembatasan masalah, dan sistematika penulisan proposal tugas akhir,

Bab II Tinjauan Pustaka, berisi teori uraian yang menunjang pelaksanaan penelitian tentang pembahasan pelatihan, motivasi, kepuasan kerja, kinerja karyawan dan State of the Art berupa hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.

Bab III Metodologi Penelitian, berisi uraian tentang objek penelitian, alat dan tata cara penelitian, data-data yang akan dikaji serta analisa yang dipakai. Dalam bab ini penulis mengemukakan tentang metode penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam mengidentifikasi variable-variable yang mempengaruhi kinerja karyawan,

Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data, menyajikan pengumpulan dan pengolahan data yang diperoleh dari penelitian yang akan dibahas untuk mendapatkan analisis mengenai penerapan Structural Equation Modelling (SEM) identifikasi variable-variable yang memperngaruhi kinerja karyawan,

Bab V Analisa dan Pembahasan, menyajikan hasil analisa deskriptif serta pembahasan mengenai tahapan-tahapan penelitian yang telah dilakukan pada bab pengumpulan dan pengolahan data.

Bab VI Penutup, bab ini berisi kesimpulan dan saran dari seluruh penelitian yang telah dilakukan. Kesimpulan dapat dikemukakan masalah yang ada pada penelitian serta hasil dari penyelesaian penelitian yang bersifat analisis obyektif. Sedangkan saran mencantumkan jalan keluar untuk mengatasi masalah dan kelemahan yang ada. Saran ini tidak lepas ditujukan untuk ruang lingkup penelitian.

(23)

6

Daftar Pustaka, berisi referensi yang memberikan detail informasi kepada pembaca tentang sumber rujukan sehingga setiap pembaca dapat memahami sumber tersebut.

Lampiran, dokumen tambahan yang ditambahkan ke dokumen utama yang bertujuan untuk memperkuat data-data hasil penelitian yang dilakukan.

(24)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

1. Definisi

Setiap perusahaan pasti mempunyai risikonya masing-masing tergantung dengan jenis pekerjaannya, risiko yang terjadi salah satunya kecelakaan kerja. Menurut ILO (International Labour Organization) Tahun 2015 setiap 15 detik satu orang meninggal karena kecelakaan kerja atau penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan. Setiap 15 detik 153 pekerja mengalami kecelakaan yang berhubungan dengan pekerjaan. Setiap hari 6.300 orang meninggal karena kecelakaan atau penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan 321.000 akibat kecelakaan kerja dan sekitae 2,02 juta akibat dari penyakit akibat kerja. Berdasarkan hal tersebut Keselamatan dan Kesehatan kerja sangat penting dalam menjaga pekerja dari kecelakaan kerja yang dapat mengakibatkan kecelakaan hingga meninggal dunia.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu aspek yang penting dalam pekerjaan karena adanya suatu sistem yang mengatur mengenai keselamatan dan kesehatan dalam melakukan suatu pekerjaan agar terhindar dari hal-hal yang dapat merugikan diri sendiri hingga lingkungannya. Dengan menerapkan kebiasaan K3 pekerja dapat melakukan pekerjaannya dengan optimal serta perusahaan dapat mencapai produktivitas yang maskimal. Adapun logo dari K3 yaitu sebagai berikut.

6

(25)

Gambar 2. 1 Logo Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Sumber : [CITATION Pen22 \t \l 1057 ]

7

(26)

7

Logo K3 memiliki makna yang terkandung di dalamnya, makna- makna dalam logo K3 tercantum pada Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia (No.: KEP:1135/MEN/1987) Tentang Bendera Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Adapun makna-makna dalam logo K3 adalah sebagai berikut:

a. Palang yang berarti bebas dari kecelakaan dan sakit akibat kerja b. Roda gigi memiliki makna bekerja dengan kesegaran jasmani

dan rohani

c. Warna putih yang digunakan berarti bersih, suci

d. Warna hijau yang digunakan memiliki makna selamat, sehat dan sejahtera

e. Sedangkan sebelas gerigi roda adalah unsur-unsur 11 bab dalam Undang-undang Keselamatan Kerja (UU/No. 1/Th. 1970)

2. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Dasarnya tujuan dari K3 adalah mengurangi potensi risiko kecelakaan yang dapat terjadi akibat suatu pekerjaan. Menurut Tasliman dalam buku Prinsip-prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam LKS SMK karya [ CITATION Ism18 \l 1033 ]tujuan dari penerapan K3 adalah sebagai berikut:

a. Melindungi tenaga kerja dalam melaksanakan untuk memperoleh keselamatan dan kesehatan serta kesejahteraan hidup.

b. Menjamin tenaga kerja dalam meningkatkan produktifitas nasional dengan memperoleh keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan yang sesuai.

c. Menjamin keselamatan dan kesehatan bagi setiap orang yang berada di tempat kerja dan di lingkungan tempat kerja tersebut.

d. Menjamin sumber-sumber produksi dan peralatan-peralatan kerja yang digunakan, dipelihara, dirawat secara aman dan efisien.

e. Mencegah dan mengurangi/memperkecil terjadinya kecelakaan yang terjadi di tempat kerja dan lingkungannya.

(27)

8

f. Mencegah dan mengurangi/memperkecil kemungkinan terjadinya kebakaran sebagai salah satu bentuk kecelakaan di industri dan tempat-tempat kerja yan berhubungan dengan api, zat kimia, listrik dan material yang mudah terbakar.

g. Mencegah dan mengurangi kerugian yang diderita oleh semua pihak karena terjadinya kecelakaan dan kebakaran.

h. Memberi perlindungan hukum dan moral bagi tenaga kerja dan manajemen industri.

i. Memberi pertolongan pertama pada kecelakaan sebagai langkah pertolongan awal dalam penanggulangan kecelakaan yang terjadi.

3. Alat Pelindung Diri

Setiap pekerjaan memiliki risiko kecelakaan kerjanya masing- masing, namun untuk meminimalisir hal tersebut dapat menerapkan salah satu K3 yaitu penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yang memiliki atau standar yang berlaku. Adapun alat pelindung diri tentang Alat Pelindung Diri adalah sebagai berikut:

a. Safety Helmet

Safety Helmet berfungsi untuk melindungi kepala dari benda-benda yang bisa mengenai kepala secara langsung, seperti benda-benda yang letaknya di atas rak.

Gambar 2. 2 Safety Helmet Sumber : [CITATION Pen22 \t \l 1057 ] b. Sepatu Safety

Sepatu Safety berfungsi untuk melindungi kaki dari kecelakaan yang dapat menimpa kaki karena benda berat, tajam, cairan kimia dan benda panas.

(28)

9

Gambar 2.3 Sepatu Safety Sumber : [CITATION Pen22 \t \l 1057 ] c. Sarung Tangan

Sarung tangan berfungsi untuk melindungi tangan dari pekerjaan yang dapat mengakibatkan kecelakaan pada tangan, seperti terkena benda tajam, panas dan cairan kimia. Bahan untuk pembuatan sarung tangan disesuaikan dengan jenis pekerjaannya.

Gambar 2.4 Sarung Tangan Sumber : [CITATION Pen22 \t \l 1057 ] d. Masker

Masker berfungsi untuk melindungi pernapasan dari udara buruk yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan, misalnya berdebu dan beracun.

Gambar 2.5 Masker

Sumber : [CITATION Pen22 \t \l 1057 ] e. Kacamata (Safety Glasses)

(29)

10

Kacamata atau safety glasses berfungsi untuk melindungi mata dari bahaya yang dapat menyebabkan kecelakaan pada mata, seperti scrapt logam, debu dan sebagainya.

Gambar 2.6 Kacamata (Safety Glasses) Sumber : [CITATION Pen22 \t \l 1057 ] f. Penutup Telinga

Penutup telinga berfungsi untuk melindungi pendengaran dari kebisingan yang tidak dapat ditoleransi, seperti pengoperasian mesin atau alat-alat berat.

Gambar 2.7 Penutup Telinga (Ear Muff) Sumber : [CITATION Pen22 \t \l 1057 ] g. Pelindung Wajah (Face Shield)

Pelindung wajah atau face shield berfungsi untuk melindungi wajah dari benda-benda yang dapat mengakibatkan kecelakaan pada wajah, seperti scarpt logam saat proses welding ataupun grinding.

Gambar 2.8 Pelindung Wajah (Face Shield) Sumber : [CITATION Pen22 \t \l 1057 ] h. Rompi (Vest)

Rompi berfungsi untuk melindungi badan dari hal-hal yang dapat mengakibatkan kecelakaan atau melindungi dari temperatur yang tinggi.

(30)

11

Gambar 2.9 Rompi

Sumber : [CITATION Pen22 \t \l 1057 ] i. Sabuk Pengaman (Harness)

Sabuk pengaman atau harness berfungsi untuk melindungi diri ketika bekerja di ketinggian agar tidak terjatuh.

Gambar 2.10 Sabuk Pengaman (Harness) Sumber : [CITATION Pen22 \t \l 1057 ] 2.2 Kecelakaan

Menurut Tarwaka [CITATION Tar16 \n \t \l 1057 ], kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang jelas tidak dikehendaki dan sering kali tidak terduga semula yang dapat menimbulkan kerugian baik waktu, harta benda atau properti maupun korban jiwa yang terjadi dalam suatu proses kerja industri atau yang berkaitan dengannya Kecelakaan kerja memiliki beberapa unsur diantaranya sebagai berikut:

1. Tidak diduga semula, oleh karena dibelakang peristiwa kecelakaan tidak terdapat unsur kesengajaan dan perencanaan.

2. Tidak diinginkan atau diharapkan, karena setiap peristiwa kecelakaan akan selalu disertai kerugian baik fisik maupun mental.

3. Selalu menimbulkan kerugian dan kerusakan, yang sekurangkurangnya menyebabkan gangguan proses kerja.

Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga dapat terjadi sebelumnya, yang menimbulkan kerugian baik

(31)

12

bagi karyawan maupun perusahaan. Secara umum kecelakaan kerja dibagi menjadi dua golongan, yaitu [ CITATION Bud16 \l 1057 ]

1. Kecelakaan industri (industrial accident) yaitu kecelakaan yang terjadi di tempat kerja karena adanya sumber bahaya di tempat kerja.

2. Kecelakaan dalam perjalanan (community accident) yaitu kecelakaan yang terjadi di luar tempat kerja atau perjalanan menuju tempat kerja yang masih ada kaitannya dengan hubungan kerja.

Dapat di simpulkan bahwa kecelakaan kerja memiliki 2 unsur yaitu tidak di duga semula, tidak di inginkan atau di harapkan dan menimbulkan kerugian dan kerusakan yang sekurang kurang nya akan mengganggu proses kerja, kecelakan kerja juga merupakan suatu kejadian yang tidak terjadi secara kebetulan melainkan karna ada sebab

1.

Upaya Pencegahan Kecelakaan

Prinsip pencegahan kecelakaan sebetulnya begitu sederhana.

Artinya, mengurangkan faktor-faktor lantaran kecelakaan baik dari perilaku berbahaya maupun kondisi berbahaya. Namun, pada kenyataannya tidak sesederhana yang Anda bayangkan, karena banyak faktor yang saling terkait. Mulailah dengan penyebab langsung, akar penyebab, dan latar belakang. Oleh karena itu, berbagai pendekatan untuk pencegahan kecelakaan telah dikembangkan. Banyak teori dan konsep yang telah dikembangkan oleh para ahli, antara lain:

a. Pendekatan Energi

Sesuai dengan konsep energi, kecelakaan bermula karena adanya sumber energi yang mengalir mencapai penerima (recipient). Karena itu pendekatan energi mengendalikan kecelakaan melalui tiga titik yaitu pada sumbernya, pada aliran energi (path way) dan pada penerima.

b. Pendekatan Manusia

Untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian mengenai K3 dilakukan berbagai pendekatan dan program K3 antara lain:

1) Pembinaan dan Pelatihan 2) Promosi dan Kampanye K3

(32)

13

3) Pembinaan Perilaku Aman 4) Pengawasan dan Inspeksi K3 5) Audit K3

6) Komunikasi K3

7) Pengembangan prosedur kerja aman (safe working practices)

c. Pendekatan Teknis

Pendekatan teknis menyangkut kondisi fisik, peralatan, material, proses maupun lingkungan kerja yang tidak aman.

Untuk mencegah kecelakaan yang bersifat teknis dilakukan upaya keselamatan antara lain:

1) Rancang bangun yang aman disesuaikan dengan persyaratan teknis dan standar yang berlaku untuk menjamin kelaikan instalasi atau peralatan kerja.

2) Sistem pengaman pada peralatan atau instalasi untuk mencegah kecelakaan dalam pengoperasian alat atau instalasi.

d. Pendekatan Administratif

Pendekatan secara administratif dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain:

1) Pengaturan waktu dan jam kerja sehingga tingkat kelelahan dan paparan bahaya dapat dikurangi

2) Penyediaan alat keselamatan kerja

3) Mengembangkan dan menetapkan prosedur dan peraturan tentang K3

4) Mengatur pola kerja, sistem produksi dan proses kerja e. Pendekatan Manajemen

Banyak kecelakaan yang disebabkan oleh faktor manajemen yang tidak kondusif sehingga mendorong terjadinya kecelakaan. Upaya pencegahan yang dilakukan antara lain:

1) Menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3)

(33)

14

2) Mengembangkan organisasi K3 yang efektif

3) Mengembangkan komitmen dan kepemimpinan dalam K3, khususnya untuk manajemen tingkat atas.

2.3 Keselamatan

Keselamatan kerja perlu di tingkatkan supaya mampu meminimalkan kecelakaan kerja. Karyawan perlu diberikan sosialisasi terlebih dulu tentang keselamatan kerja, sebelum karyawan bekerja. Hal ini sangat penting supaya dalam bekerja karyawan dapat memahami, mematuhi dan melaksanakan keselamatan kerja dengan sebaik-baiknya. Keselamatan kerja merupakan aktivitas perlindungan karyawan secara menyeluruh, artinya perusahaan berusaha untuk menjaga jangan sampai karyawan mendapat suatu kecelakaan pada saat menjalankan aktivitasnya[ CITATION Kas16 \l 1057 ].

1. Kecelakaan adalah proses sebab akibat. Kecelakaan tidak disebabkan oleh satu faktor saja, tetapi oleh serangkaian sebab dan akibat yang saling terkait.

2. Sebagian besar kecelakaan disebabkan oleh faktor manusia dengan perilaku tidak aman

3. Bahwa kondisi yang tidak aman dapat membahayakan dan menimbulkan kecelakaan.

4. Bahwa tindakan tidak aman dari seseorang dipengaruhi oleh tingkah laku, kondisi fisik, pengetahuan dan keahlian serta kondisi lingkungankerjanya.

5. Untuk itu diperlukan berbagai upaya seperti peningkatan teknologi dan persuasif dalam upaya pencegahan kecelakaan. Dengan menerapkan adaptasi individu dan disiplin untuk pekerjaannya (law inforcement).

6. Kecelakaan bervariasi dalam tingkat keparahan

7. Program pencegahan kecelakaan harus konsisten dengan program lain di organisasi Anda.

(34)

15

8. Program pencegahan atau keselamatan kecelakaan organisasi tidak dapat berhasil tanpa dukungan dan keterlibatan manajemen puncak organisasi.

9. Pengawasan yakni unsur kunci dari kesuksesan dalam program K3.

10.

Bahwa usaha keselamatan melibatkan aspek yang efisien

2.4 Bahaya

Bahaya merupakan kondisi yang memiliki potensi terjadinya kecelakaan dan kerusakan, bahaya melibatkan risiko atau kesempatan yang berkaitan dengan faktor-faktor yang tidak diketahui.kecelakaan kerja dapat terjadi terhadap setiap karyawan, kapan saja dan dimana saja, pihak perusahaan atau manajemen serta pekerja tentu menyakini akan pentingnya pencegahan kecelakaan kerja karena merupakan unsur penting dalam keberhasilan produksi dan tidak terganggu aktifitasnya [ CITATION Alf17 \l 1057 ]. Proses kontak antara bahaya dengan manusia ini dapat terjadi melalui tiga mekanisme yaitu:

1. Operator yang menghampiri bahaya.

2. Bahaya yang ditimbulkan pada manusia melalui proses ketidak sengajaan..

3.

Bahaya dan operator saling mendekati.

Berikut merupakan penjelasan dari jenis bahaya bahaya yang dapat terjadi pada saat proses kerja berlangsung:

1.

Jenis Bahaya

Dalam terminologi keselamatan dan kesehatan kerja, bahaya dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:

a. Bahaya keselamatan kerja (safety hazard) Merupakan bahaya yang dapat mengakibatkan timbulnya kecelakaan yang dapat menyebabkan luka hingga kematian, serta kerusakan aset perusahaan. Jenis-jenis safety hazard antara lain:

1) Bahaya mekanik, disebabkan oleh mesin atau alat kerja mekanik, seperti tersayat, terpotong, terjatuh dan tertindih

(35)

16

2) Bahaya elektrik, disebabkan oleh peralatan yang mengandung arus listrik

3) Bahaya kebakaran, disebabkan oleh substansi kimia yang bersifat mudah terbakar (flammable)

4) Bahaya peledakan, disebabkan oleh substansi kimia yang bersifat mudah meledak (explosive)

b.

Bahaya kesehatan kerja (health hazard) Merupakan jenis bahaya yang berdampak pada kesehatan yang menyebabkan gangguan kesehatan dan penyakit akibat kerja. Jenisjenis health hazard antara lain:

1) Bahaya fisik, antara lain getaran, radiasi, kebisingan, pencahayaan dan iklim kerja

2) Bahaya kimia, antara lain yang berkaitan dengan material atau bahan kimia seperti aerosol, insektisida, gas dan zat- zat kimia lainnya

3) Bahaya ergonomi, antara lain gerakan berulang-ulang (repetitive movement), postur statis (static posture) dan cara memindahkan barang (manual handling)

4) Bahaya biologi, antara lain yang berkaitan dengan makhluk hidup yang berada di lingkungan kerja yaitu bakteri, virus dan jamur yang bersifat patogen

5)

Bahaya psikologi, antara lain beban kerja yang terlalu berat, hubungan dan kondisi kerja yang tidak nyaman

2.5 Risiko

Menurut OHSAS 18001, Risiko adalah kombinasi dari kemungkinan kejadian atau paparan berbahaya dan tingkat terberat cedera atau masalah kesehatan yang disebabkan oleh kejadian atau paparan tersebut.

Sedangkan Manajemen risiko adalah proses pengelolaan risiko yang melekat pada setiap aktivitas.[CITATION Ram10 \t \l 1057 ].

(36)

17

Berdasarakan deskripsi The Standards Australia / New Zealand 4360:2004, Risiko adalah tampaknya kejadian yang merugikan yang dapat mempengaruhi suatu aktivitas atau objek. Pengukuran resiko dengan kejadian dan tingkat keparahan. Risiko diukur dalam hal kemungkinan bahwa suatu peristiwa akan terjadi dan konsekuensi atau hasil yang mungkin terjadi. Dari definisi ini, risiko dihitung menurut tergantung pada terjadinya suatu peristiwa dan konsekuensinya.

Tipe, Jenis dan Macam Risiko dapat dibedakan menurut tipe, jenis dan macamnya. Berbagai tipe risiko meliputi:

a. Risiko yang sulit dikendalikan oleh pengelola misalnya risiko kebakaran akibat korsleting listrik

b. Risiko yang dapat dikelola oleh manajemen. Risiko ini dapat terjadi ketika sebuah perusahaan membangun pabrik baru atau meluncurkan produk baru. Jika prediksi salah, perusahaan menanggung risiko kerugian. Di sisi lain, tergantung pada jenisnya, risiko dapat dibagi sebagai berikut:

1) Risiko operasional adalah peristiwa risiko yang terkait dengan operasional organisasi perusahaan, termasuk risiko yang terkait dengan sistem

2) Risiko keuangan adalah risiko yang mempengaruhi kinerja suatu perusahaan. Suku bunga termasuk pembelian kredit, kliring dan risiko pasar

3) Risiko bahaya adalah risiko yang berkaitan dengan kecelakaan fisik berikut.bRisiko kejadian akibat bencana alam dan berbagai kerusakan pada perusahaan dan karyawannya

4) Risiko strategis adalah risiko yang berkaitan dengan strategi perusahaan, kebijakan ekonomi, peraturan dan hukum, pasar bebas dan reputasi perusahaan. , Risiko termasuk peristiwa yang berkaitan dengan kepemimpinan. Dan perubahan kebutuhan perusahaan.

Jenis-jenis risiko juga dapat dibedakan menurut sifat dan sumbernya.

Menurut sifatnya, risiko dapat dibagi menjadi enam berikut:

(37)

18

a. Risiko murni adalah risiko kerugian ketika itu terjadi dan terjadi secara tidak sengaja. Contoh: kecelakaan lalu lintas, kebakaran, sengatan listrik

b. Risiko spekulatif adalah risiko yang sengaja diambil untuk memberikan manfaat atau tujuan tertentu dan menimbulkan ketidakpastian. Contoh: Sebuah perusahaan memberikan pinjaman untuk modal produksi

c. Risiko dasar adalah risiko yang tidak dapat dikenali oleh satu orang, dan salah satu contohnya adalah risiko bencana alam.

d. Risiko spesifik adalah risiko yang muncul dari satu peristiwa dan umumnya mudah diidentifikasi. Contoh: Sebuah kapal terdampar dan sebuah pesawat jatuh.

e. Risiko dinamis adalah risiko yang disebabkan oleh evolusi pemikiran manusia di bidang teknologi dan bisnis. Contoh: Mencari alternatif tempat tinggal yang jauh dari Bumi

f. Risiko statis ialah berbanding terbalik dari risiko dinamis. Contohnya ialah risiko yang harus dihadapi saat usia menua, dan risiko kematian.

Berdasarkan dari sumbernya, Resiko terbagi menjadi risiko internal dan risiko eksternal. Risiko internal yaitu resiko yang terjadi secara internal, seperti kecelakaan pada kerja dan kerusakan mesin akibat kurangnya perbaikan secara rutin. Resiko eksternal, di sisi lain, adalah risiko yang muncul dari luar organisasi. Pencurian dan kebijakan atau peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah.

2.6 Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Inspeksi K3) adalah Suatu aktivitas untuk menemukan masalah-masalah atau potensi bahaya dan menilai resikonya sebelum kerugian atau kecelakaan dan penyakit akibat kerja benar-benar terjadi Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja dapat dibedakan menjadi 2,yaitu:

a. Inspeksi Informal

(38)

19

Inspeksi Informal merupakan inspeksi yang tidak direncanakan sebelumnya dan sifatnya cukup sederhana yang dilakukan atas kesadaran orang-orang yang menemukan atau melihat masalah K3 di dalam pekerjaannya sehari-hari. Inspeksi ini cukup efektif karena masalah- masalah yang muncul langsung dapat dideteksi, dilaporkan dan segera dapat dilakukan tindakan korektif

b. Inspeksi Rutin/Umum

Inspeksi Rutin/Umum biasanya dilakukan dengan cara walk- trough survey keseluruh area kerja dan bersifat komprehensif.

Perbedaan Audit SMK3 dengan Inspeksi SMK Audit SMK3 Inspeksi K3 Upaya mengukur efektivitas dari upaya menemukan kesesuaian dari pelaksanaan suatu system suatu obyek Difokuskan terhadap suatu system Difokuskan terhadap suatu obyek Penekanan terhadap proses Penekanan terhadap hasil akhir Metode pelaksanaan Tinjauan ulang, Metode pelaksanaan dengan pengujian verifikasi dan observasi secara teknis dan mendetail Jangka Panjang Jangka pendek.

Tujuan audit SMK3 adalah:

1) Menilai secara kritis dan sistematis semua potensi bahaya potensial dalam sistem di kegiatan operasi perusahaan.

2) Memastikan bahwa pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan telah dilaksanakan sesuai ketentuan pemerintah, standar teknis yang telah ditentukan, standar keselamatan dan kesehatan kerja yang berlaku dan kebijakan yang ditentukan oleh manajemen perusahaan.

3) Menentukan langkah untuk mengendalikan bahaya potensial sebelum timbul gangguan atau kerugian terhadap tenaga kerja, harta, lingkungan maupun gangguan operasi serta rencana tanggap terhadap keadaan darurat sehingga mutu pelaksanaan K3 dapat meningkat.

(39)

20

2.7 Manajemen

Manajemen adalah suatu proses kegiatan yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengukuran dan tindak lanjut yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dengan menggunakan manusia dan sumber daya manusia (Sucofindo, 1999, dalam Ari Utami Hendrawati, 2004) Manajemen merupakan suatu ilmu yang mencakup aspek sosial dan nyata yang tidak terlepas dari tanggung jawab keselamatan dan kesehatan kerja, baik dari segi perencanaan maupun pengambilan keputusan dan organisasi

2.8 Sistem Manajemen

Sistem manajemen adalah rangkaian kegiatan yang teratur dan saling berhubungan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan dengan menggunakan manusia dan sumber daya yang ada (Sucofindo, 1999).

2.9 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja disebut SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman (Permenaker No PER 05/MEN/1996) Manfaat penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja bagi perusahaan menurut Tarwaka (2008) adalah

a. Pihak manajemen dapat mengetahui kelemahan-kelemahan unsur sistem operasional sebelum timbul gangguan operasional. kecelakaan, insiden dan kerugian-kerugian lainnya

b. Dapat diketahui gambaran secara jelas dan lengkap tentang kinerja K3 di perusahaan.

(40)

21

c. Dapat meningkatkan pemenuhan terhadap peraturan perundangan bidang K3

d. Dapat meningkatkan pegetahuan, ketrampilan dan kesadaran tentang K3, khususnya bagi karyawan yang terlibat dalam pelaksanaan audit e. Dapat meningkatkan produktivitas kerja. Konsep dasar Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Mencakup ketentuan pola tahapan "Plan-Do-Check-Action" sebagai berikut:

1) Penetapan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dan menjamin komitmen terhadap penerapan SMK3.

2) Merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan dan sasaran penerapan SMK3.

3) Menerapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja secara efektif dengan mengembangkan kemampuan dan mekanisme pendukung yang diperlukan untuk mencapai kebijakan, tujuan dan sasaran

4) Mengukur dan memantau dan mengevaluasi kinerja keselamatan dan kesehatan kerja serta melakukan tindakan pencegahan dan perbaikan

5) Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan SMK3 secara berkesinambungan dengan tujuan meningkatkan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan demikian sektor industri dapat memiliki dua dimensi yang sesuai dengan kemampuan dan Policy Management dalam penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yaitu:

6) Innovative Management dengan melakukan inovasi manajemen melalui "Unsafe Condition Minimalizers" yang artinya adalah bagaimana kita dituntut untuk memperkecil atau mengurangi insiden yang diakibatkan oleh kondisi tempat kerja seperti, organisasi, peralatan kerja (mesin-mesin), lingkungan kerja dan sistem kerja.

7) Traditional System dalam penyelamatan pekerjaan melalui

"Unsafe Act Minimalizers" yang artinya adalah bagaimana kita

(41)

22

dituntut untuk memperkecil atau mengurangi tingkah laku orang yang tidak aman.

2.10 Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Menurut Permenaker No. PER-04/MEN/1987 pasal 1 (d) yang dimaksud dengan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) adalah Badan pembantu di tempat kerja yang merupakan wadah kerjasama antara pengusaha dan pekerja untuk mengembangkan kerjasama saling pengertian dan partisipasi efektif dalam penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Agar fungsi P2K3 tersebut dapat berjalan dengan efektif, maka tugas-tugas pengurus harus diuraikan secara jelas dalam bentuk Job Discription antara lain sebagai berikut:

1. Tugas Ketua Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3):

a. Memimpin semua rapat pleno P2K3 atau menunjuk pengurus lainnya untuk memimpin rapat pleno.

b. Menentukan langkah kebijakan demi tercapainya pelaksanaan program-program yang telah digariskan organisasi.

c. Mempertanggungjawabkan program-program P2K3 dan pelaksanaannya kepada direksi perusahaan.

2. Tugas Wakil Ketua Panitia Pembina Keselamatan danKesehatan Kerja (P2K3): Melaksanakan tugas-tugas ketua dalam hal ketua berhalangan dan membantu pelaksanaan tugas ketua sehari-hari.

3. Tugas Sekretaris Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3):

a. Membuat undangan rapat dan membuat notulen rapat.

b. Memberikan bantuan atau saran-saran yang diperlukan oleh seksi-seksi untuk kelancaran program-program K3.

c. Membuat laporan ke departemen-departemen perusahaan tentang adanya potensi bahaya di tempat kerja.

4. Tugas anggota Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja(P2K3)

(42)

23

a. Melaksanakan program-program yang telah ditetapkan sesuai dengan bidang tugas masing-masing

b. Melaporkan kepada ketua atas setiap kegiatan yang telahdilaksanakan

2.11 Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja

Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu komponen dalam membangun sistematika suatu safety culture pada suatu objek Menurut Peraturan Pemerintah No.50 Tahun 2012 Bab 1 Pasal 1 Sistem manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif

Tujuan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah untuk memilihara kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja. SMK3 juga melindungi rekan kerja, keluarga pekerja, konsumen, dan orang lain yang juga mungkin terpengaruh kondisi lingkungan kerja Menurut Peraturan Pemerintah No 50 Tahun 2012 Bab 1 Pasal 1 adalah meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi.

Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh, dan/atau serikat pekerja/serikat buruh serta menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong produktivitas.

2.12 Job Sfety Analysis (JSA)

Sebuah metode indentifikasi yang digunakan untuk menganalisa kegiatan yang dilakukan terhadap potensi bahaya yang dihadapi ketika menjalankan pekerjaan tersebut. Merupakan suatu cara yang efektif untuk membantu mengurangi atau menurunkan terjadina insiden, kecelakaan atau bahkan cedera yang terjadi ditempat kerja dapat dilihat pada Tabel berikut:

(43)

24

2.13 Metode Hazard Identification and Risk Assesment Risk Control (HIRARC)

1. Definisi

Metode HIRARC merupakan rangakaian proses identifikasi bahaya dalam aktivitas rutin dan non rutin. HIRARC adalah usaha pencegahan dan pengurangan potensi terjadinya kecelakaan kerja, menghindari dan menimbulkan risiko yang terjadi secara tepat dengan cara menghindari dan meminimalkan risiko terjadinya kecelakaan kerja serta pengendaliannya dalam rangka melakukan proses kegiatan sehingga prosesnya menjadi aman.[ CITATION Sup17 \l 1057 ].

HIRARC merupakan sebuah metode dalam mencegah atau meminimalisir kecelakaan kerja. HIRARC merupakan metode yang dimulai dari menentukan jenis kegiatan kerja yang kemudian diidentifikasi sumber bahayanya sehingga didapatkan risikonya, kemudian akan dilakukan penilaian risiko dan pengendalian risiko untuk mengurangi paparan bahaya yang terdapat pada setiap jenis pekerjaan[ CITATION Pur15 \l 1057 ].

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa HIRARC merupakan suatu metode yang terdiri dari rangkaian proses identifikasi bahaya (Hazard Identification), penilaian risiko yang ditimbulkan (Risk Assesment) serta pengendaliannya (Risk Control) yang bertujuan untuk mencegah atau meminimalisir risiko kecelakaan kerja serta mengendalikannya secara tepat sehingga proses kerja aman.

2. Konsep Dasar HIRARC

Pada dasarnya metode HIRARC merupakan metode yang terdiri dari rangkaian proses mulai dari menentukan jenis kegiatan kemudian diidentifikasi sumber bahayanya sehingga dapat dilakukan penilaian risiko dan pengendaliannya agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan aman dan optimal.

3. Identifikasi Bahaya (Hazard Identification)

(44)

25

Bahaya adalah segala sesuatu yang dapat menyebabkan kecelakaan, cedera diri, cedera, atau gangguan lainnya. [CITATION Ram10 \l 1057 ]. Pada setiap pekerjaan memiliki potensi terjadinya bahaya, terkadang bahaya timbul karena kelalaian pekerjanya sendiri seperti tidak menggunakan alat pelindung diri, kurang memahami cara pengoperasian suatu mesin serta kurangnya persiapan fisik maupun mental dalam bekerja.

Identifikasi bahaya merupakan langkah awal dalam melakukan pencegahan kecelakaan kerja untuk mengetahui potensi bahaya dalam segala aktivitas pekerjaan. Potensi-potensi bahaya yang sudah diketahui dapat membantu kita agar berhati-hati dalam melakukan suatu pekerjaan serta melakukan tindakan-tindakan agar tidak terjadinya kecelakaan.

4. Penilaian Risiko dan Pengendalian Risiko (Risk Assesment and Risk Control)

Penilaian risiko (Risk Assesment) adalah proses penilaian yang digunakan untuk mengidentifikasi potensi bahaya yang dapat terjadi.

Tujuan dari penilaian risiko adalah memasatikan kontrol risiko dari proses, operasi atau aktifitas yang dilakukan berada pada tingkat yang dapat diterima. Penilaian dalam risk assesment yaitu Likelihood (L) dan Severity (S) atau Consequence (C). Likelihood menunjukkan seberapa mungkin kecelakaan itu terjadi, sedangkan Severity atau Consequence menunjukkan seberapa parah dampak dari kecelakaan tersebut. Nilai dari Severity dan likelihood akan digunakan untuk menentukan Risk Rating atau Risk Level[CITATION Wij15 \l 1057 ] . Berikut merupakan tabel severity, likelihood dan risk matrix menurut standar AS/NZS 4360:1999

Tabel 2.1 Kriteria Consequence menurut standar AS/NZS 4360:1999 Level Kriteria Penjelasan

1 Insignification Tidak terjadi cidera, kerugian finansial kecil 2 Minor P3K, penanganan di tempat dan kerugian

finansial sedang

3 Moderate Memerlukan penanganan medis, penanganan di tempat dengan bantuan pihak luar,

(45)

26

kerugian finansial besar

4 Major

Cidera berat, kehilangan kemampuan produksi, penanganan luar area tanpa efek negatif, kerugian finansial besar

5 Catastrophic

Kematian, keracunan hingga ke luar area dengan efek gangguan, kerugian finansial besar

Sumber : [CITATION ASN99 \l 1057 ]

Tabel 2.2 Kriteria Likelihood menurut standar AS/NZS 4360:1999 Level Kriteria Penjelasan

1 Almost Certain Terjadi hampir di semua keadaan

2 Likely Sangat mungkin terjadi hampir di semua keadaan

3 Possible Dapat terjadi sewaktu-waktu 4 Unlikely Kemungkinan terjadi jarang

5 Rare Hanya dapat terjadi pada keadaan tertentu Sumber :[ CITATION ASN99 \l 1057 ]

Tabel 2.3 Risk Matrix menurut standar AS/NZS 4360:1999 Likelihoo

d

Consequence

1 2 3 4 5

5 H H E E E

4 M H H E E

3 L M H E E

2 L L M H E

1 L L M H H

Sumber : [ CITATION ASN99 \l 1057 ]

Pengendalian risiko (Risk Control) adalah cara untuk mengatasi potensi bahaya yang terdapat dalam lingkungan kerja. Potensi bahaya tersebut dapat dikendalikan dengan menentukan suatu skala prioritas terlebih dahulu yang kemudian dapat membantu dalam pemilihan pengendalian risiko[CITATION Wij15 \t \l 1057 ]. Adapun hirarki atau metode yang dapat dilakukan untuk mengendalikan risiko antara lain:

a. Eliminasi

Eliminasi dapat diartikan sebagai upaya menghilangkan bahaya. Eliminasi merupakan langkah ideal yang dapat dilakukan dan harus menjadi pilihan utama dalam melakukan pengendalian risiko bahaya. Hal ini berarti eliminasi dilakukan

(46)

27

dengan upaya menghentikan peralatan atau sumber yang dapat menimbulkan bahaya.

b. Subtitusi

Subtitusi diartikan sebagai penggantian bahan yang berbahaya dengan bahan yang lebih aman. Prinsip pengendalian ini adalah menggantikan sumber risiko dengan sarana atau peralatan lain yang lebih aman atau lebih rendah tingkat resikonya.

c. Rekayasa

Rekayasa merupakan upaya menurunkan tingkat risiko dengan mengubah desain tempat kerja, mesin, peralatan atau proses kerja menjadi lebih aman. Ciri khas dalam tahap ini adalah melibatkan pemikiran yang lebih mendalam bagaimana membuat lokasi kerja yang memodifikasi peralatan, melakukan kombinasi kegiatan, perubahan prosedur dan mengurangi frekuensi dalam melakukakn kegiatan berbahaya.

d. Administrasi

Dalam upaya administrasi difokuskan pada penggunaan prosedur seperti SOP (Standard Operating Procedure) sebagai langkah mengurangi risiko.

e. Alat Pelindung Diri

Alat pelindung diri merupakan langkah terakhir yang dilakukan yang berfungsi untuk mengurangi keparahan akibat dari bahaya yang ditimbulkan.

2.14 State Of The Art (SOTA)

Maksud dan tujuan penelitian terdahulu yaitu untuk proses kelanjutan antara penelitian yang telah dilakukan di masa lalu dengan penelitian yang akan di lakukan saat ini, serta untuk membuktikan keaslian penelitian ini.

Berikiut ini pada tabel 2.4 akan membahas mengenai keterkaitan atau korelasi penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini.

Tabel 2.4 Keterkaitan penelitian terdahulu dengan dan saat ini

(47)

28

No Nama & Tahun Fokus Penelitian

Metode Pemecahan Masalah HIRARC Usulan

Pebaikan

Observasi Pengenda

lian Bahaya

1

(I Wanyan Gde Erick

Triswandana &

Ni Komang Armaeni,2020)

Penilaian resiko K3 rontruksi dengan metode HIRARC

✓ ✓

2

(Intan

Karundeng &

Diana V Doda

& Ardiansa A.T Tucunan,2018)

Analisis Bahaya dan Risiko dengan Metode HIRARC di department production PT.Samudera Mulia Abadi Mining Contractor Likupang Minahasa Utara

✓ ✓

3

(Tiara Puspita Sari & Herry Koesyanto,202 0)

Potensi Bahaya dan Penilaian Risiko

Menggunakan Metode HIRARC di PMU Revitalisasi Industri Kayu Demak

✓ ✓

4

(Yusuf Adimas Dyah Wahyu putra,2021)

Identifikasi bahaya terhadap aktifitas Forklift menggunaka n metode HIRARC

5 (Lamhot Willy Afredo & Uni Pratama Pebrina Br

Taringan,2021)

Analisis Resiko Kecelakaan Kerja di CV.

Jati Jepara Furniture dengan

(48)

29

Metode HIRARC

Dari tabel 2.4 mengenai keterkaitan penelitian terdahulu dan saat ini membahas perbedaan penelitian terdahulu dan penelitian saat ini dapat dilihat dari ke lima penelitian terdahulu memiliki output yang berbeda dengan membahas metode hirarc,menentukan resiko bahaya dan pengendaliannya. Untuk persamaan peneltian terdahulu dan saat ini menentukan bahaya dan risiko kecelakaan kerja serta pengendalian resiko tersebut dan .Sedangkan untuk penelitan saat ini output yang dihasilkan selain menentukan bahaya dan risiko pengendaliannya juga memberikan usulan perbaikan kerja dengan menggunakan APD lengkap sesuai yang telah di tetapkan dan juga mengetahui Observasi Pengendalian Bahaya yang terjadi di perusahaan.

(49)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Berpikir

Metodologi penelitian merupakan urutan-urutan yang direncanakan dalam melakukan penelitian supaya penelitian yang dilakukan bisa terarah, terstruktur, dan sistematis. Pada metodologi penilitan akan dibahas mengenai tempat dan waktu penelitian, data yang digunakan dalam penelitian, metode pengumpulan data yang dilakukan, dan tahap-tahap dalam yang digunakan dalam penelitian.

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif untuk mengetahui analisis resiko keselamatan pekerja yang bekerja pada ARM Rear Brake bagian produksi pada PT Ciptaunggul Karya Abadi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode HIRARC (Hazard Identification and Risk Assesment Risk Control) yang di mulai dari cara mengidentifikasi risiko, cara menganalisis resikonya hingga pengendalian resikonya. Penelitian ini dimulai dengan adanya kecelakaan kerja pada kurun waktu 1 tahun terakhir di 2020 pada perusahaan,oleh karena itu layak untuk di analisis tingkat risiko pekerjaannya. Kemudian setelah meilhat data investigasi dari sumber HSE pusat didapatkan bahwa departemen bagian produksi memiliki pontensi bahaya yang lebih besar dari departemen lainnya. Maka langkah selanjutnya adalah dengan melakukan wawancara dengan informan yang bersangkutan untuk menemukan batasan ruang lingkup dan tahapan proses kerja departemen produksi.

Permasalahan yang terjadi di PT Ciptaunggul Karya Abadi mengenai Dalam aspek K3 diperusahaan belum menjadi prioritas sehingga menimbulkan terjadinya suatu kecelakaan kerja bagi operator yang sedang bekerja. Jumlah data kecelakaan kerja yang sebenarnya terjadi di perusahaan tidak ada masuk dalam laporan kecelakaan kerja perusahaan. Di lingkungan

24

(50)

produksi di PT Ciptaunggul Karya Abadi banyak potensi bahaya yang terjadi misalnya dapat terkena scarpt berbahaya akibat berjalannya proses produksi,

25

(51)

tangan operator terjepit mesin, kaki tertiban benda yang berat, mata terkena serpihan scarpt dan bahaya yang lainnya.

Gambar 3.1 Kerangka Berpikir Penelitian

3.2 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan studi evaluasi dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang ditujukan untuk mendapatkan informasi menganai risiko keselamatan. pekerja yang bekerja pada pada ARM Rear Brake bagian produksi pada PT Ciptaunggul Karya Abadi kemudian dibandingkan dengan hasil observasi yang telah di observasi oleh peneliti untuk menentukan tingkat risiko keselamatan kerja, digunakan metode HIRARC (Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control) yang dimulai dengan mengidentifikasi risiko, cara menilai risikonya hingga pengendalian risiko.

25 Kompetensi (X1):

Identifikasi Bahaya

Kinerja Karyawan (Y):

1. Aman 2. Sehat

3. Produktivitas Motivasi (X2):

Penilaian Risiko

Kepuasan Kerja (X3):

Pengendalian Risiko

(52)

26

3.3 Tempat Penelitian

Pada penelitian ini di laksanakan di PT Ciptaunggul Karya Abadi yang beralamat di Jl. H Suwardi Desa Purwadana, Telukjambe Timur, Karawang, Jawa Barat 41361.

3.4 Data Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian yang diperoleh merupakan data hasil dari : 1. Wawancara

Dalam hal ini, peneliti mengumpulkan data dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada pihak perusahaan agar lebih mudah mendapatkan data yang dibutuhkan, seperti data kecelakaan kerja dalam periode per tahunnya.

2. Dokumentasi

Untuk dokumentasi, peneliti mengumpulkan data-data yang diambil dari perusahaan dengan cara membuat dokumentasi pada area kerja mesin drilling, mesin turning, mesin bending, mesin broaching, mesin Spot Welding.

3. Studi Lapangan

Pada studi lapangan, peneliti mengumpulkan data-data yan diambil langsung dengan observasi ke lapangan dengan menggunakan metode HIRARC, salah satunya mengambil data para pekerja sebanyak 5 kali pengamatan pada pekerjaan proses produksi ARM Rear Brake.

4. Studi Literatur

Untuk studi literatur, peneltiti mengumpulkan data-data yang diambil dari membaca beberapa artikel penelitian sebelumnya untuk dijadikan sebagai acuan dalam penelitian ini.

(53)

27

3.5 Metode Pengolahan Data

Dalam pengolahan data, Penelitian ini menggunakan metode HIRARC (Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control) yang digunakan untuk mengidentifikasi risiko kecelakaan kerja, Selanjutnya cara menilai risikonya hingga pengendalian risiko di PT Ciptaunggul Karya Abadi dan menganalisis kecelakaan kerja pada operator bagian produksi.

3.6 Analisis Pemecahan Masalah

Setelah melakukan pengolahan data, langkah selanjutnya adalah dengan menganalisis hasil pengolahan data. Analisis tersebut akan mengarahkan pada tujuan penelitian dengan menjawab rumusan masalah yang telah disusun. Output dari penelitian ini merupakan perbaikan SOP keselamatan kerja bagi operator produksi, di PT Ciptaunggul Karya Abadi dan memberikan usulan perlengkapan APD (Alat Pelindung Diri) bagi para pekerja, saat melakukan suatu pekerjaan di bagian produksi.

3.7 Kesimpulan dan Saran

Pada akhir penelitian, dilakukan pemberian kesimpulan dan saran dari hasil pengelolaan data dan analisis, pembahasan data. Kesimpulan memuat isi jawaban dari rumusan masalah, dengan terjawabnya penelitian maka penelitian tersebut terselesaikan. Untuk saran diberikan kepada pihak perusahaan ataupun untuk peneliti selanjutnya dapat menambahkan metode dalam perbandingan pengeluaran biaya perusahaan dan menambah variabel penelitian.

3.8 Tahapan Penelitian

Selanjutnya tahapan penelitian adalah tahap langkah-langkah proses penelitian yang berisikan proses awal sampai akhir penelitian serta untuk mencapai tujuan penelitian.

(54)

28

(55)

29

Gambar 3.2 Flowchart Penelitian

Terdapat beberapa tahapan dalam melakukan penelitian berikut ini penjelasannya :

1. Studi Pendahuluan

Tahap ini merupakan tahap awal untuk menentukan topik yang akan dibahas pada penelitian ini dengan melakukan wawancara atau berdiskusi kepada perusahaan terkait permasalahan yang sedang dialami Perusahaan tersebut.

2. Studi Literatur

(56)

30

Studi literatur merupakan bagian kegiatan yang dilakukan peneliti dengan cara membaca buku atau jurnal yang berkaitan dengan permasalahan dan teknik ini dilakukan bertujuan untuk mengungkap berbagai teori terkait dengan masalah yang akan dihadapi, dapat menentukan pokok bahasan yang akan di bahas pada penelitiannya, dan diteliti sebagai bahan referensi pembahasan dari hasil penelitian tersebut.

3. Studi Lapangan (Observasi)

Tahap studi lapangan (observasi) dilakukan untuk memperoleh segala informasi mengenai kejadian yang terjadi dilapangan dan mendapat permasalahan yang selanjutnya akan di teliti.

4. Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan cara dalam menentukan poin-poin permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian berdasarkan pengamatan keadaan dilapangan dan wawancara dengan pihak perusahaan terkait permasalahan yang terjadi.

5. Tujuan Penelitian

Pada tahap ini menentukan tujuan penelitian berdasarkan perumusan masalah yang di buat. Penetapan tujuan penelitian dilakukan agar peneliti fokus terhadap permasalahan yang diteliti sehingga penelitian dilakukan secara sistematis dan tidak menyimpang dari permasalahan yang diteliti.

6. Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data merupakan kegiatan mencari data di lapangan yang akan digunakan untuk menjawab permasalahan penelitian. Dalam penelitian ini pengumpulkan data di peroleh Data Primer dan Data Sekunder.

Gambar

Gambar 2. 1 Logo Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Sumber : [CITATION Pen22 \t  \l 1057 ]
Gambar 2.3  Sepatu Safety Sumber : [CITATION Pen22 \t  \l 1057 ] c. Sarung Tangan
Gambar 2.4  Sarung Tangan Sumber : [CITATION Pen22 \t  \l 1057 ] d. Masker
Gambar 2.9 Rompi
+5

Referensi

Dokumen terkait

Manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian aktivitas-aktivitas perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu..

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh fungsi manajemen yang meliputi: perencanaan ( planning ), pengorganisasian ( organizing ), pelaksanaan (a ctuating ),

Proses kegiatan manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan memiliki peranan yang sangat besar dalam pengelolaan kegiatan islami pada wisata religi,

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh fungsi manajemen yang meliputi: perencanaan ( planning ), pengorganisasian ( organizing ), pelaksanaan (a ctuating ),

Tujuan Penelitian adalah Menganalisis dimensi manajemen perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi berpengaruh pada produktivitas kerja Koperasi Simpan

MANAJEMEN ADALAH SENI DAN ILMU DALAM PERENCANAAN, PENGORGANISASIAN, PENGARAHAN, PEMOTIVASIAN DAN PENGENDALIAN TERHADAP ORANG DAN MEKANISME KERJA UNTUK MENCAPAI TUJUAN MANAJER

Pengertian Manajemen Proyek ¨ Adalah Proses/teknik/seni untuk mencapai tujuan/sasaran proyek secara optimal melalui aktifitas Perencanaan Planning Pengorganisasian Organizing,

22 2.2.2 Manajemen Proyek Konstruksi Manajemen adalah suatu ilmu pengetahuan tentang seni memimpin organisasi yang terdiri atas kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,