Praktik
Kedokteran
Perbandingan dengan
Undang-Undang No. 17 Tahun 2023 Tentang Kesehatan
Hukum Kesehatan
Moh. Dwi Firman Syah
Moha
1011422197
Anggie Dwi Aristia Bay
1011422157 Najwa Nabila Daud
1011422221
Kelompok 10
Pengertian 0
Praktik Kedokteran dan alasan 1
Undang-Undang Kesehatan
dibentuk
Pengertian Praktik Kedokteran Menurut UU No. 29 Tahun 2004
Praktik kedokteran adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh dokter dan dokter gigi terhadap pasien dalam melaksanakan upaya
kesehatan.
Undang-undang Praktik Kedokteran
Dibentuk Dengan Tujuan
Pengaturan praktik kedokteran bertujuan untuk :
a. memberikan perlindungan kepada pasien;
b. mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan medis yang
diberikan oleh dokter dan dokter gigi; dan
c. memberikan kepastian hukum kepada
masyarakat, dokter dan dokter gigi.
—Wahyu Adrianto HukumOnline.com
Latar belakang dari dibentuknya UU Kesehatan adalah adanya perkembangan pembangunan kesehatan dan pembelajaran atas pandemi Covid-19, sehingga perlu dilakukan transformasi sistem kesehatan Indonesia. Tujuan dari transformasi tersebut adalah untuk memajukan masyarakat Indonesia yang sehat dan kuat melalui enam hal yaitu: pelayanan primer, pelayanan rujukan, ketahanan kesehatan,
pendanaan, Sumber Daya Manusia, dan teknologi kesehatan.
Transformasi sistem kesehatan Indonesia membutuhkan dukungan transformasi regulasi yang bertujuan untuk memenuhi hak masyarakat,
menciptakan undang-undang yang berdaya dan berhasil guna, serta
mampu implementatif.
Penyusunan RUU tidak transparan Hapus pembiayaan tenaga kesehatan
Risiko impor nakes asing
Aborsi
diperbolehkan 14 minggu
Alasan Penolakan Pengesahan UU Kesehatan
Pembebasan RUU terkesan dikebut Diduga dijadikan jalan ladang bisnis disektor kesehatan Dianggap tidak benar-benar dirancang untuk rakyat
Tanpa kepastian hukum organisasi profesi
Waktu
Pengerjaan 1 Hari Senin, 04 Maret 2023 Jam 17:00
Via Google Meet
Aspek Perbandin
gan 0 2
Faktor-faktor perubahan pada
Undang-undang Kesehatan
Kelebihan Dari Pembentukan UU Nomor 29 Tahun 2004
1. Perlindungan Hukum: UU ini memberikan perlindungan hukum yang jelas bagi pasien, dokter, dan dokter gigi, menjamin keamanan dan kepastian dalam pemberian pelayanan kesehatan (Pasal 2 dan 3).
2. Regulasi Standar Pendidikan: Menetapkan standar pendidikan profesi kedokteran dan kedokteran gigi yang harus disahkan oleh Konsil
Kedokteran Indonesia, memastikan kualitas pendidikan kedokteran (Pasal 26).
3. Pembinaan dan Pengawasan: Menciptakan sistem pembinaan dan pengawasan praktik kedokteran melalui Konsil Kedokteran Indonesia, meningkatkan mutu pelayanan medis (Pasal 6 dan 7).
4. Penegakan Disiplin: Pembentukan Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia untuk menegakkan disiplin profesi, menjamin etika profesi dijaga dengan baik (Pasal 55).
5. Registrasi dan Sertifikasi: Mengatur tentang registrasi dan sertifikasi dokter dan dokter gigi, memastikan hanya mereka yang kompeten yang dapat praktik (Pasal 29).
Kelebihan UU Praktik Kedokteran
Pasal 1: Menyediakan definisi yang jelas tentang praktik kedokteran, dokter, dan dokter gigi, yang merupakan dasar penting untuk memahami ruang lingkup undang- undang ini.
Pasal 29-33 (BAB VI tentang
Registrasi Dokter dan Dokter Gigi):
Memperkenalkan sistem registrasi yang ketat untuk dokter dan
dokter gigi, yang bertujuan
meningkatkan standar pelayanan kesehatan dan memastikan bahwa hanya praktisi yang memenuhi syarat yang dapat berpraktik. Ini membantu dalam peningkatan kualitas layanan kesehatan.
Pasal 36-38 (BAB VII tentang
Penyelenggaraan Praktik Kedokteran, Bagian Kesatu Surat Izin Praktik):
Memerlukan dokter dan dokter gigi untuk memiliki surat izin praktik sebelum memulai praktik, yang juga membantu dalam memastikan kualitas dan keamanan layanan kesehatan.
Pasal 45 (BAB VII tentang Pemberian Pelayanan, Paragraf 2 Persetujuan Tindakan Kedokteran atau Kedokteran Gigi): Memastikan bahwa pasien
diberikan informasi yang lengkap sebelum tindakan medis dan memberikan persetujuan, yang meningkatkan hak pasien dan etika dalam praktik kedokteran.
Waktu
Pengerjaan 2 Hari Senin, 06 Maret 2023 Jam 20:30
Via Google Meet
Kekurangan Dari Pembentukan UU Nomor 29 Tahun 2004
1. Kompleksitas Birokrasi: Penerapan regulasi ini mungkin menambah beban birokrasi bagi praktisi kesehatan, terutama terkait proses registrasi dan sertifikasi yang
mungkin memakan waktu dan sumber daya.
2. Ketersediaan Fasilitas Pendidikan: Standar pendidikan yang tinggi membutuhkan fasilitas pendidikan yang memadai, yang mungkin belum merata tersedia di seluruh Indonesia, mempengaruhi ketersediaan tenaga kesehatan di daerah terpencil.
3. Pembatasan Praktik: Persyaratan untuk memiliki surat izin praktik (Pasal 36) dapat membatasi kemampuan dokter muda dan dokter gigi untuk segera memulai praktik, terutama di area yang membutuhkan layanan kesehatan.
4. Ketidakjelasan dalam Implementasi: Meski UU memberikan kerangka kerja yang jelas, implementasi di lapangan bisa bervariasi tergantung pada interpretasi dan kebijakan lokal, menyebabkan ketidakseragaman dalam praktik.
5. Pendanaan dan Sumber Daya : Implementasi efektif UU ini memerlukan sumber daya dan pendanaan yang cukup, baik untuk pendidikan kedokteran, registrasi, dan pembinaan, yang mungkin menjadi tantangan di beberapa wilayah.
Kekurangan UU Praktik Kedokteran
Kompleksitas Administrasi: Banyaknya
persyaratan administratif (seperti surat tanda
registrasi, surat izin praktik) dapat menjadi
beban bagi praktisi kesehatan, khususnya di
daerah terpencil, dan mungkin menghambat
penyediaan layanan kesehatan yang cepat dan
efisien.
Pasal 75-80 (BAB X tentang Ketentuan Pidana):
Sementara ketentuan pidana diperlukan untuk
menegakkan undang- undang, ada risiko bahwa
ketakutan akan sanksi dapat mendorong praktisi kesehatan untuk berpraktik
secara defensif, yang mungkin tidak selalu dalam kepentingan terbaik pasien.
BAB IX tentang Pembinaan dan Pengawasan: Meskipun penting,
pengaturan dan mekanisme pengawasan yang ketat dapat
menjadi tantangan dalam penerapannya, terutama
mengingat kebutuhan sumber daya yang signifikan dan potensi untuk inkonsistensi dalam penerapan di
berbagai.
Kekurangan UU Praktik
Kedokteran
Perbandin
gan 0
Antara Undang-undang Praktik 3
Kedokteran Tahun 2004 dengan
Undang-undang Kesehatan
Tahun 2023
Tidak menemukan pasal spesifik yang
menggantikan fungsi Konsil Kedokteran Indonesia sebagaimana
diatur dalam UU No. 29 Tahun 2004.
Pasal 4-10 mengatur tentang Konsil Kedokteran Indonesia, termasuk fungsi, tugas, dan
wewenangnya.
Konsil Kedokteran
UU No. 17 Tahun 2023 UU No. 29
Tahun 2004
Pasal 260-262 mengatur tentang STR yang diterbitkan oleh Konsil atas nama Menteri dan berlaku seumur hidup, dengan persyaratan yang mencakup memiliki ijazah
pendidikan di bidang Kesehatan dan/atau sertifikat profesi serta
sertifikat kompetensi.
Pasal 29-34 mengatur tentang wajib memiliki surat tanda registrasi untuk dokter dan dokter gigi yang melakukan
praktik kedokteran.
Registrasi dan Surat Tanda Registrasi (STR)
UU No. 17 Tahun 2023 UU No. 29
Tahun 2004
Tidak menemukan pasal spesifik yang
menggantikan regulasi SIP sebagaimana diatur
dalam UU No. 29 Tahun 2004.
Pasal 36-38 mengatur tentang kewajiban memiliki surat izin
praktik untuk dokter dan dokter gigi yang melakukan
praktik kedokteran.
Surat Izin Praktek (SIP)
UU No. 17 Tahun 2023 UU No. 29
Tahun 2004
Pasal 209-213 mengatur tentang pendidikan profesi bidang Kesehatan, termasuk
penyelenggaraan oleh perguruan tinggi dan Rumah
Sakit pendidikan, serta kualifikasi pendidikan dan uji
kompetensi nasional untuk Tenaga Medis dan
Tenaga Kesehatan . Pasal 26-28 mengatur tentang
standar pendidikan profesi kedokteran dan kedokteran
gigi, termasuk penyusunan standar oleh asosiasi dan
kolegium terkait.
Pendidikan dan Pelatihan
UU No. 17 Tahun 2023 UU No. 29
Tahun 2004
Pengaturan tentang etika dan disiplin praktik kesehatan kemungkinan
diintegrasikan ke dalam kerangka yang lebih besar
yang mencakup semua tenaga kesehatan, bukan
hanya dokter dan dokter gigi.
Secara spesifik mengatur tentang disiplin dokter dan dokter gigi serta pembentukan
Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (Pasal 55
hingga Pasal 70)
Disiplin dan Etika Praktik Kedokteran
UU No. 17 Tahun 2023 UU No. 29
Tahun 2004
Fokus pada Pencegahan daripada Pengobatan: UU Kesehatan 2023 memfokuskan pada layanan primer
yang mengedepankan layanan promotif dan preventif berdasarkan siklus hidup, berbeda dari
UU Praktik Kedokteran 2004 yang lebih banyak mengatur tentang praktik kedokteran dan
perlindungan pasien .
Penguatan Infrastruktur dan SDM Kesehatan: UU Kesehatan 2023 menekankan pentingnya penguatan
pelayanan kesehatan rujukan dan percepatan produksi serta pemerataan jumlah dokter spesialis,
sementara UU Praktik Kedokteran 2004 lebih fokus pada regulasi praktik kedokteran dan dokter gigi
serta proses registrasi dan lisensi mereka.
1.
2.
Perbandingan Kedua
Undang-undang
Ketahanan Kesehatan dan Kesiapsiagaan Bencana: UU Kesehatan terbaru menambahkan
penguatan ketahanan kefarmasian dan alat kesehatan serta kesiapsiagaan pra bencana, aspek yang tidak secara spesifik ditangani dalam
UU Praktik Kedokteran 2004 .
Pembiayaan Kesehatan yang Transparan dan Efektif: Terdapat penekanan pada penganggaran berbasis kinerja dalam UU Kesehatan 2023 untuk meningkatkan efisiensi pembiayaan kesehatan,
suatu aspek yang tidak secara eksplisit diatur dalam UU Praktik Kedokteran 2004 .
3.
4.
Lanjutan…
Perizinan dan Perlindungan Tenaga Kesehatan: UU Kesehatan 2023 menyederhanakan proses perizinan dengan menerbitkan Surat Tanda Registrasi (STR) yang
berlaku seumur hidup dan memberikan perlindungan hukum khusus bagi tenaga medis, aspek yang
memperluas dan memperkuat aturan seputar lisensi dan perlindungan tenaga kesehatan dalam UU Praktik
Kedokteran 2004 .
Integrasi Sistem Informasi Kesehatan dan Teknologi Biomedis: UU Kesehatan 2023 menggarisbawahi pentingnya integrasi sistem informasi kesehatan dan akselerasi pemanfaatan teknologi biomedis, suatu inisiatif baru yang tidak
dibahas dalam UU Praktik Kedokteran 2004 .
5.
6.
Lanjutan…
Waktu
Pengerjaan 3 Hari Senin, 07 Maret 2023 Jam 09:00 & 20:00
Via Google Meet
Pihak-
pihak 0
Pihak-pihak dan alasan 4
penolakan pembentukan
Undang-undang Kesehatan
Tahun 2023
Pihak-pihak Yang Menolak UU Kesehatan
Partai Buruh &
Mereka memandang beleid ini
KSPI
mengancam sistem jaminan sosial nasional, khususnya
terkait dengan jaminan kesehatan. Dimana program
jaminan kesehatan bersifat spesial, tetapi kemudian jadikan
generalis melalui omnibus law UU Kesehatan.
Pihak-pihak Yang Menolak UU Kesehatan
Demokrat
AHY mengatakan salah satu poin penolakan Demokrat adalah
partainya ingin
mempertahankan mandatory spending atau jumlah anggaran yang wajib dipenuhi pemerintah
dibidang kesehatan. Demokrat menganggap Revisi UU tidak
dapat menjawab harapan masyarakat.
Pihak-pihak Yang Menolak UU Kesehatan
Sondang
Tampubolon Baleg dari PDIP
Sondang menyoroti perihal panjangnya tahapan regulasi tenaga kesehatan yang harus dilalui untuk mendapatkan izin
praktik di Indonesia. Menurut Sondang, langkah-langkah itu terlalu panjang, terlebih adanya keterbatasan sumber daya yang
dimiliki Indonesia saat ini.
Pihak-pihak Yang Menolak UU Kesehatan
Fraksi PKS
Netty Prasetiyani ini dikatakan bahwa RUU Kesehatan tersebut
berpotensi menghilangkan lapangan kerja bagi tenaga medis
dan kesehatan warga negara Indonesia (WNI). Pasalnya, RUU
Kesehatan yang menggunakan metode omnibus law mengatur pemanfaatan tenaga kesehatan dan
tenaga medis warga negara asing (WNA).
Persyaratan Praktik Tenaga Kesehatan
Ketiga
Rekomendasi inti untuk mendapatkan STR agar
mendapat izin praktik.
Kedua
Calon tenaga kesehatan ini harus melakukan PTT,
serta melakukan internship. Dan harus
mendapatkan
rekomendasi dari kepala daerah atau pemerintah
daerah setempat.
Pertama
Untuk dokter, harus lulus S.Ked dan melakukan Koas
selama 2 Tahun
0 1
0 2
0
3
Pro dalam Praktik Kedokteran
1. Perlindungan dan Kepastian Hukum: UU ini memberikan perlindungan dan
kepastian hukum kepada dokter, dokter gigi, dan pasien
melalui pengaturan yang jelas tentang standar praktik
kedokteran, sertifikasi, registrasi, dan izin praktik
2. Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan:
Melalui standarisasi pendidikan dan praktik,
serta pembinaan dan pengawasan yang ketat,
diharapkan kualitas pelayanan kesehatan
meningkat.
Perbandingan UU Kesehatan &
Praktik Kedokteran
Kontra dalam Praktik Kedokteran
1. Beban Administratif::
Persyaratan administratif yang lebih ketat untuk registrasi dan perizinan
bisa menambah beban administratif bagi dokter.
2. Akses Terhadap Layanan Kesehatan:
Regulasi yang ketat dapat berpotensi membatasi jumlah dokter yang praktik,
khususnya di daerah terpencil, yang mungkin
mempengaruhi akses masyarakat terhadap
layanan kesehatan..
Perbandingan UU Kesehatan &
Praktik Kedokteran
Kelebihan & Kekurangan UU Praktik
Kedokteran
1. Penyelarasan dengan Standar Internasional: Melalui pengaturan tentang pendidikan, sertifikasi, dan praktik, UU ini mendukung penyelarasan praktik kedokteran di Indonesia dengan standar
internasional.
2. Pembinaan dan Pengawasan:
UU ini menetapkan mekanisme pembinaan dan pengawasan praktik kedokteran yang jelas, melalui Konsil Kedokteran
Indonesia dan Majelis
Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia.
Kelebi
han Kekuran
1. Kompleksitas dan Biaya: gan
Persyaratan untuk mendapatkan dan mempertahankan izin praktik bisa menjadi kompleks dan
mahal, terutama bagi dokter baru atau dokter yang praktik di area terpencil.
2. Potensi Ketidakmerataan dalam Implementasi: Ada
kemungkinan ketidakmerataan
dalam implementasi UU ini di
seluruh Indonesia, terutama
terkait dengan akses terhadap
sumber daya untuk pendidikan
dan pelatihan berkelanjutan.
Pasal- pasal
Yang Berkaitan
0 5
Fokus dan Ruang Lingkup
Fokus dan Ruang Lingkup
Pasal 1:
Defin isi
- Kelebihan: Memberikan definisi yang jelas tentang berbagai terminologi
dalam konteks kesehatan.
- Kekurangan: Potensi kesulitan dalam interpretasi dan implementasi pada
kondisi nyata yang sangat dinamis.
- Pendapat: Pendefinisian yang jelas membantu dalam penyusunan kebijakan yang lebih terarah. Namun,
dibandingkan dengan UU No. 29 Tahun
2004, UU ini lebih luas cakupannya dan
memerlukan sinergi antar sektor yang
lebih kompleks.
Fokus dan Ruang Lingkup
Pasal 2: Asas Penyel enggar aan Keseha tan
- Kelebihan: Memastikan
penyelenggaraan kesehatan berbasis pada prinsip yang menyeluruh dan humanis.
- Kekurangan: Tantangan dalam aplikasi asas-asas tersebut secara konsisten dan merata di seluruh Indonesia.
- Pendapat: Asas yang komprehensif menjamin penyelenggaraan kesehatan yang inklusif. Berbeda dengan UU
Praktik Kedokteran yang lebih fokus pada aspek profesionalitas dan etika dalam praktik kedokteran, UU ini
menawarkan kerangka yang lebih luas yang mencakup aspek sosial dan
budaya.
Fokus dan Ruang Lingkup
Pasal 3:
Tujuan Penyele nggaraa n
Kesehat an
- Kelebihan: Menyasar peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui berbagai tujuan yang terintegrasi..
- Kekurangan: Membutuhkan
koordinasi dan kolaborasi lintas sektor yang intensif.
- Pendapat: Tujuan yang ditetapkan mencerminkan komitmen kuat terhadap peningkatan kesehatan masyarakat.
Dibandingkan dengan UU No. 29 Tahun 2004, UU ini memiliki cakupan tujuan yang lebih luas yang tidak hanya
terbatas pada praktik kedokteran.
Fokus dan Ruang Lingkup
Pasal 4
& 5:
Hak dan Kewaji ban
- Kelebihan: Memberikan perlindungan dan kejelasan tentang hak dan kewajiban warga negara dalam konteks kesehatan.
- Kekurangan: Implementasi hak dan kewajiban ini memerlukan sumber daya yang signifikan dan kesadaran tinggi dari masyarakat.
- Pendapat: Pasal ini penting untuk menjamin kesehatan sebagai hak dasar warga negara. Dalam konteks UU No. 29 Tahun 2004, aspek hak dan kewajiban lebih spesifik terkait dengan praktik kedokteran, sementara UU No. 17 Tahun 2023
memberikan pandangan yang lebih luas terkait dengan kesehatan secara
keseluruhan.
Fokus dan Ruang Lingkup
Pasal 6 - 10:
Tanggun g Jawab Pemerint ah Pusat dan
Daerah
- Kelebihan: Menetapkan tanggung jawab yang jelas bagi pemerintah pusat dan daerah dalam penyelenggaraan kesehatan, mencakup
perencanaan, pengaturan, penyelenggaraan, pembinaan, dan pengawasan.
- Kekurangan: Memerlukan koordinasi yang kuat antara berbagai tingkatan pemerintahan dan
sumber daya yang memadai.
- Pendapat: Pasal-pasal ini memberikan kerangka yang solid untuk memastikan penyelenggaraan kesehatan yang merata dan bermutu.
Dibandingkan dengan UU No. 29 Tahun 2004 yang
lebih fokus pada aspek praktik kedokteran, pasal-
pasal ini menunjukkan tanggung jawab yang lebih
luas dari pemerintah dalam mengatur kesehatan
secara keseluruhan..
Fokus dan Ruang Lingkup
Pasal 17 - 19:
Penyele nggaraa n
Kesehat an
- Kelebihan: Mengatur penyelenggaraan kesehatan yang meliputi upaya kesehatan, sumber daya kesehatan, dan pengelolaan kesehatan.
- Kekurangan: Diperlukan sumber daya yang besar dan manajemen yang efektif untuk implementasi yang sukses.
- Pendapat: Pasal ini menggarisbawahi pentingnya upaya kesehatan yang terpadu dan koordinasi antara berbagai sumber daya kesehatan. Berbeda dari UU No. 29 Tahun 2004, pasal-pasal ini lebih fokus pada struktur dan pengelolaan kesehatan secara umum, bukan hanya praktik
kedokteran.
Fokus dan Ruang Lingkup
Pasal 20- 22:
Sumber Daya
Kesehata n dan
Pengelola annya
- Kelebihan: Memberikan panduan tentang sumber daya kesehatan yang perlu dikelola dan bagaimana
pengelolaannya.
- Kekurangan: Pengelolaan sumber daya yang kompleks bisa menjadi tantangan, terutama di daerah dengan sumber daya terbatas.
- Pendapat: Pasal ini penting untuk
memastikan ketersediaan dan pengelolaan sumber daya kesehatan secara efektif.
Meskipun UU No. 29 Tahun 2004 mengatur
tentang sumber daya manusia kesehatan,
khususnya dokter dan dokter gigi, UU ini
lebih luas, mencakup fasilitas pelayanan
kesehatan, perbekalan kesehatan, dan
teknologi kesehatan.
Penyusunan RUU tidak transparan Hapus pembiayaan tenaga kesehatan
Risiko impor nakes asing
Aborsi
diperbolehkan 14 minggu
Alasan Penolakan Pengesahan UU Kesehatan
Pembebasan RUU terkesan dikebut Diduga dijadikan jalan ladang bisnis disektor kesehatan Dianggap tidak benar-benar dirancang untuk rakyat
Tanpa kepastian hukum organisasi profesi
Waktu
Pengerjaan 4 Hari Senin, 08 Maret 2023 Jam 16:30
Via Google Meet
Terima Kasih
Mohon maaf jika ada keselahan.