• Tidak ada hasil yang ditemukan

Praktikum Jaringan Komputer "Static Routing"

N/A
N/A
purkan grand

Academic year: 2024

Membagikan "Praktikum Jaringan Komputer "Static Routing""

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN LENGKAP

PRAKTIKUM JRINGAN KOMPUTER

“Static Routing”

Disusun Oleh :

Widyawati 42220046

3B TRJT

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI REKAYASA JARINGAN TELEKOMUNIKASI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG 2022/2023

(2)

MODUL II STATIC ROUTING

I. Tujuan

1. Mahasiswa memahami konsep static routing.

2. Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja static routing.

3. Mahasiswa dapat memahami isi tabel routing.

4. Mahasiswa mampu melakukan konfigurasi static routing.

II. Teori Dasar

Router bertugas untuk menyampaikan paket data dari satu jaringan ke jaringan lainnya, dengan menggunakan tabel routing untuk memilih jalur terbaik mana yang akan dilalui oleh paket data dalam jaringan tersebut untuk mencapai tujuan.

Pada routing static, router akan meneruskan paket dengan menggunakan informasi rute yang telah administrator masukkan secara manual dari tabel routing. Pada static routing admin harus mengatur secara manual jalur yang akan dilalui antara dua router dan pengaturan tersebut bersifat tetap. Apabila ada perubahan pengaturan pada router, admin harus mengkonfigurasi ulang perangkat tersebut, berbeda dengan routing dinamis yang dapat bekerja secara otomatis. Namun static routing lebih sedikit menggunakan bandwidth dibandingkan dengan routing dinamis. Selain itu tidak memerlukan CPU cycles untuk menghitung dan menganalisa pembaruan jalur.

Penggunaan static routing tidak cocok untuk skala jaringan yang besar, karena apabila terdapat perubahan jaringan maka static routing tidak dapat menyesuaikan dan harus diatur kembali secara manual. Sehingga static routing hanya cocok untuk lingkup jaringan

komputer yang kecil.

1. Pengertian Tabel Routing

Router merekomendasikan tentang jalur yang digunakan untuk melewatkan paket berdasarkan informasi yang terdapat pada tabel routing. Informasi yang terdapat pada tabel routing dapat diperoleh secara static routing melalui perantara administrator dengan cara mengisi tabel routing secara manual ataupun secara dynamic routing menggunakan protokol routing, dimana setiap router yang berhubungan akan saling bertukar informasi routing agar dapat mengetahui alamat tujuan dan memelihara tabel routing.

Ada 4 kategori entry dalam tabel routing, yaitu:

 Directly Connected Network; Entry ini akan muncul pada saat interface router diaktifkan dan dikonfigurasi IP address. Beberapa jenis router status default dari interfacenya adalah disable (non aktif) sehingga perlu diaktifkan oleh administrator jaringan.

 Static Routes; Entry ini diisi manual oleh administrator jaringan, sehingga jika terjadi perubahan jaringan, maka entry ini juga harus dirubah secara manual pula.

(3)

 Dynamic Routes; Entry muncul karena hasil pertukaran informasi routing dari beberapa router. Pertukaran informasi routing akan menggunakan routing protocol.

Entry ini tidak diisikan manual oleh administrator jaringan. Dalam hal ini

administrator hanya perlu mengaktifkan routing protocol dan network yang akan dirouting.

 Default Routes; Entry ini digunakan untuk menentukan kemana sebuah paket akan dikirimkan jika alamat tujuan dari paket tersebut tidak terdapat pada tabel routing.

Entry default routes bisa dikonfigurasikan secara manual (static) ataupun didapat dari pertukaran informasi dari routing protocol (dynamic).

Tabel Routing pada umumnya berisi informasi tentang:

 Alamat network tujuan

 Interface Router yang terdekat dengan network tujuan

 Metric, yaitu sebuah nilai yang menunjukkan jarak untuk mencapai network tujuan.

Semakin kecil nilai metric maka semakin baik jalur/rute yang dilewati. Terdapat beberapa parameter metric, seperti: hop count, bandwidth, delay, load, dan realibility.

2. Mengkonfigurasi Static Routing

Untuk menambahkan static routing pada router Cisco, harus masuk ke mode global configuration. Adapun format perintah static routing:

ip route [network] [subnetmask] [next hop address]

Penjelasan:

ip route : perintah untuk membuat static routing

network : alamat network jaringan yang hendak ditambahkan subnetmask : netmask yang digunakan pada network tujuan

next_hop_address : alamat IP dari hop router selanjutnya, yang akan menerima paket lalu meneruskannya ke jaringan yang dituju

(4)

Berikut ini contoh penggunaan static routing yang diatur pada Router A:

Pada contoh diatas merupakan jalur dari jaringan ke sebuah “stub network” yaitu sebuah jaringan yang dibelakangnya tidak ada jaringan lain sehingga untuk mengakses jaringan ini hanya dapat melalui satu rute. Seringkali, static route digunakan sebagai jalan satu-satunya untuk keluar masuk stub network.

Contoh selanjutnya adalah penggunaan static route yang diatur pada Router B dengan menggunakan default route:

Sebuah "default route" adalah rute default yang digunakan router dalam

meneruskan paket ketika rute dari sumber/source ke tujuan tidak dikenali atau ketika tidak terdapat informasi yang cukup dalam tabel routing ke network tujuan maka paket akan dilewatkan ke default route.

Adapun format perintah static routing:

ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 [next hop address]

III. Peralatan

1. Perangkat PC dengan software Packet Tracer 2. Kabel Rollover (console)

3. Kabel UTP Straight 4. Kabel Serial DTE-DCE 5. Switch

(5)

6. Router

IV. Prosedur Praktikum a. Percobaan 1

1. Simulasikan topologi jaringan berikut ini dengan Software Cisco Paket Tracer dan konfigurasi menggunakan static routing.

2. Lakukan konfigurasi pada PC dengan pengaturan alamat IP sebagai berikut:

Host PC0 Host PC1

IP Address 192.168.1.2 192.168.2.2 Netmask 255.255.255.0 255.255.255.0 Gateway 192.168.1.1 192.168.2.1 3. Lakukan konfigurasi pada Router dengan pengaturan sebagai berikut:

Router0 Router1

FastEthernet Fa0/0

IP address:192.168.1.1 Netmask:255.255.255.0

IP address: 192.168.2.1 Netmask:255.255.255.0 Serial

Se0/0/0

IP address: 192.168.3.1 Netmask:255.255.255.0 Clock Rate: 64000

IP address: 192.168.3.2 Netmask:255.255.255.0 Hostname Router_Pusat Router_Cabang

secret telkom telkom

4. Tambahkan pengaturan static routing pada Router

 Pengaturan IP route pada Router0

(6)

Router_Pusat(config)#ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 192.168.3.2

 Pengaturan IP route pada Router1

Router_Cabang(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 192.168.3.1 5. Lakukan verifikasi dari konfigurasi router dengan menggunakan perintah:

show running-config

show interfaces

show ip interface brief

show ip route

6. Lakukan tes ping dan traceroute dari Router0 - PC1 dan Router1 - PC0.

7. Lakukan tes ping dan tracert dari PC0 – PC1 dan sebaliknya.

8. Catat semua hasil percobaan dan lakukan analisa.

b. Percobaan 2

1. Simulasikan topologi jaringan berikut dengan Software Cisco Paket Tracer dan konfigurasi menggunakan static routing.

2. Lakukan konfigurasi pada Router dengan parameter sebagai berikut:

(7)

Router Bone Router Pinrang Router Wajo Router Soppeng S0/2/0 172.16.0.1

255.255.255.252

172.16.0.13 255.255.255.252

172.16.0.9 255.255.255.252

172.16.0.5 255.255.255.252 Fa0/0 192.168.0.1

255.255.255.0

192.168.3.1 255.255.255.0

192.168.2.1 255.255.255.0

192.168.1.1 255.255.255.0

Hostname Bone Pinrang Wajo Soppeng

Password Cisco cisco cisco Cisco

Koneksi Router Makassar IP address Netmask

Bone 172.16.0.2 255.255.255.252

Pinrang 172.16.0.14 255.255.255.252

Wajo 172.16.0.10 255.255.255.252

Soppeng 172.16.0.6 255.255.255.252

3. Lakukan konfigurasi pada PC dengan parameter IP address dan netmask seperti pada tabel berikut dan lengkapi isian kolom gateway-nya.

Host 1 (Bone) Host 2 (Soppeng) Host 3 (Wajo) Host 4(Pinrang) IP address 192.168.0.2 192.168.1.2 192.168.2.2 192.168.3.2

Netmask 255.255.255.0 255.255.255.0 255.255.255.0 255.255.255.0 Gateway 192.168.0.1 192.168.1.1 192.168.2.1 192.168.3.1 4. Lengkapi tabel konfigurasi static routing berikut pada router utama Makassar

(gunakan IP next hop) dan atur static routing tersebut langsung pada router.

Router Makass ar

Bone Pinrang Wajo Soppeng

ip route

192.168.0.0 255.255.255.0

172.16.0.1

192.168.3.0 255.255.255.0

172.16.0.13

192.168.2.0 255.255.255.0

172.16.0.9

192.168.1.0 255.255.255.0

172.16.0.5 5. Atur static routing pada tiap router cabang Bone, Soppeng, Wajo, Pinrang (gunakan

default route) dan atur static routing tersebut pada masing-masing router.

(8)

Router Bone Router Pinrang Router Wajo Router Soppeng

ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 172.16.0.2

0.0.0.0 0.0.0.0 172.16.0.14

0.0.0.0 0.0.0.0 172.16.0.10

0.0.0.0 0.0.0.0 172.16.0.6

6. Setelah selesai, lakukan perintah ping dari PC host ke PC Host antar jaringan cabang lalu catat hasilnya di buku laporan.

7. Jalankan perintah dibawah kemudian lakukan analisa dan catat hasilnya di laporan :

show running-config

show interfaces

show ip interface brief

show ip route c. Percobaan 3

1. Buatlah jaringan menggunakan peralatan yang tersedia dilab seperti pada skema percobaan 2.

2. Aturlah menjadi 5 kelompok praktikum untuk mengkonfigurasi masing-masing router.

3. Hubungkan semua perangkat seperti pada topologi jaringan percobaan 2.

4. Setelah semua alat terpasang dengan sempurna, nyalakan router.

5. Konfigurasi masing-masing perangkat router dan PC host sesuai dengan langkah percobaan pada simulasi.

6. Lakukan pengetasan jaringan dengan melakukan ping dan tracert dari PC antar jaringan.

7. Apabila belum terkoneksi lakukan pengecekan semua perangkat, sambungan kabel dan konfigurasi pada Cisco router.

8. Catat hasil konfigurasi pada laporan lengkap.

(9)

V. Data Percobaan a. Percobaan 1

1. Ip address PC0

(10)

2. Ip address PC1

3. Router_Pusat (Router0)

 Konfigurasi router

 Static routing Router_Pusat

(11)

 Show running_config

(12)
(13)

 Show interfaces

(14)
(15)

 Show ip interface brief

 Show ip route

4. Router_Cabang

 Konfigurasi router

(16)

 Static routing

(17)

 Show running-config

(18)

 Show interfaces

(19)
(20)

 Show ip interface brief

 Show ip route

5. Ping & traceroute Router_Pusat

(21)
(22)

6. Ping & traceroute Router_Cabang

(23)

7. Ping & tracert PC0

(24)

8. Ping & tracert PC1

(25)

b. Percobaan 2

1. Router Bone

 Ip address Host 1

(26)

 Konfigurasi router

 Static routing

 Ping Host 1

(27)

 Show running-config

(28)

 Show interfaces

(29)
(30)

 Show ip interface brief

 Show ip route

(31)

2. Router Soppeng

 Ip address Host 2

 Konfigurasi router

(32)

 Static routing

 Ping Host 2

(33)

 Show running-config

(34)

 Show interfaces

(35)
(36)

 Show ip interface brief

 Show ip route

(37)

3. Router Wajo

 Ip address Host 3

 Konfigurasi router

(38)

 Static routing

 Ping Host 3

(39)

 Show running-config

(40)

 Show interfaces

(41)
(42)

 Show ip interface brief

 Show ip route

(43)

4. Router Pinrang

 Ip address Host 4

 Konfigurasi router

(44)

 Static routing

(45)

 Show running-config

(46)

 Show interfaces

(47)
(48)

 Show ip interface brief

 Show ip route

(49)

5. Router Makassar

 Konfigurasi router

(50)

 Static routing

 Show running-config

(51)

 Show interfaces

(52)
(53)

 Show ip interface brief

(54)

 Show ip route

(55)

VI. Analisa Data

Sebelum melakukan perintah routing terlebih dulu yang harus diketahui yaitu jumlah network yang ada dan network yang melekat pada router tersebut.

1. Percobaan 1

Pada percobaan pertama terdiri atas dua router, yaitu router 0 dan router 1, dua switch, dan dua PC. Router0 dengan hostname Router_Pusat dan Router1 dengan hostname Router_Cabang. Kedua router dihubungkan dengan menggunakan kabel serial. DCE pada sisi Router_Pusat (ditandai dengan lambing clock rate) dan DTE pada sisi Router_Cabang. Router dan switch dihubungkan dengan menggunakan kabel straight begitu pula antara switch dan PC. Setelah semua terhubung dilakukan konfigurasi pada PC dengan mengisi IP address, netmask, dan gateway. Setelah

melakukan konfigurasi pada PC, kemudian dilanjutkan dengan konfigurasi pada kedua router dengan mengisi ip address dan netmask pada interface fast ethernet dan

serialnya.

Pada percobaan ini agar PC0 dan PC2 dapat terhubung akan dilakukan statik routing dengan konfigurasi pada :

 Router_Pusat :

ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 192.168.3.2 192.168.2.0 yaitu alamat network tujuan yaitu PC2 255.255.255.0 yaitu netmask network tujuan yaitu PC2 192.168.3.2 merupakan alamat IP dari hop Router_Cabang

 Router_Cabang :

ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 192.168.3.1

192.168.1.0 merupakan alamat network tujuan yaitu PC0 255.255.255.0 merupakan netmask network tujuan yaitu PC0 192.168.3.1 merupakan alamat IP dari hop Router_Pusat

Setelah dilakukan tes Ping untuk mengetahui konektivitas kedua PC didapatkan reply sebanyak 4 kali yang menandakan kedua PC sudah terhubung.

2. Percobaan 2

Pada percobaan kedua terdiri dari 5 router, 4 switch, dan 9 PC (4 sebagai host dan 5 untuk console). Setiap router diberi hostname yang berbeda-beda yaitu Bone, Soppeng, Wajo, Pinrang, dan Makassar sebagai router utama. Setiap router dihubungkan dengan kabel serial. Sisi DCE ditandai dengan clock rate dan DTE tanpa clock rate. Router dan switch dihubungkan dengan menggunakan kabel straight begitu pula antara switch dan PC. Setelah semua terhubung dilakukan konfigurasi pada PC dengan mengisi IP address, netmask, dan gateway. Setelah melakukan konfigurasi pada PC, kemudian dilanjutkan dengan konfigurasi pada masing-masing router dengan mengisi IP address dan netmask pada interface fast ethernet dan serialnya.

(56)

Pada percobaan ini, agar PC host 1, PC host 2, PC host 3, dan PC host 4 dapat terhubung akan dilakukan statik routing dengan konfigurasi pada:

 Router utama Makassar :

- ip route 192.168.0.0 255.255.255.0 172.16.0.1

192.168.0.0 yaitu alamat network tujuan yaitu PC host 1 255.255.255.0 yaitu netmask network tujuan yaitu PC host 1 172.16.0.1 yaitu alamat IP dari hop Router Bone

- ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 172.16.0.13 192.168.3.0 yaitu alamat network tujuan yaitu PC5 255.255.255.0 yaitu netmask network tujuan yaitu PC5 172.16.0.13 yaitu alamat IP dari hop Router Pinrang - ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 172.16.0.9

192.168.2.0 yaitu alamat network tujuan yaitu PC3 255.255.255.0 yaitu netmask network tujuan yaitu PC3 172.16.0.9 yaitu alamat IP dari hop Router Wajo - ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 172.16.0.5

192.168.1.0 yaitu alamat network tujuan yaitu PC host 2 255.255.255.0 yaitu netmask network tujuan yaitu PC host 2 172.16.0.5 yaitu alamat IP dari hop Router Soppeng

 Router Bone :

ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 172.16.0.2 0.0.0.0 0.0.0.0 yaitu default route

172.16.0.2 yaitu alamat ip hop router Bone

 Router Soppeng :

ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 172.16.0.6 0.0.0.0 0.0.0.0 yaitu default route

172.16.0.6 yaitu alamat ip hop router Soppeng

 Router Wajo :

ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 172.16.0.10 0.0.0.0 0.0.0.0 yaitu default route

172.16.0.10 yaitu alamat ip hop router Wajo

 Router Pinrang :

ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 172.16.0.14

(57)

0.0.0.0 0.0.0.0 yaitu default route

172.16.0.14 yaitu alamat ip hop router Bone

Setelah dilakukan tes ping setiap PC memberikan reply sebanyak 4 kali yang menandakan routing statik berhasil dilakukan dan menandakan PC dapat saling terhubung.

VII. Tugas

1. Apakah yang dimaksud dengan statik routing?

Jawaban : Statik routing merupakan protokol routing yang dilakukan secara manual dengan menambahkan rute-rute di routing tabel dari setiap router. Router yang me-rutekan jalur spesifik yang ditentukan oleh user untuk meneruskan paket dari sumber ke tujuan.

2. Sebutkan kelebihan dan kekurangan dari statik routing!

Jawaban : Kelebihan:

- Tidak ada overhead (waktu pemrosesan) pada CPU router - Tidak ada bandwidth yang digunakan diantara router

- Routing statik memiliki tingkat keamanan yang lebih tinggi dibanding mekanisme lainnya karena admin dapat memilih untuk mengisikan akses routing ke jaringan tertentu saja

Kekurangan:

- Admin harus benar-benar memahami internetwork dan bagaimana setiap router dihubungkan untuk dapat mengkonfigurasi router dengan benar - Jika sebuah network ditambahkan ke internetwork, admin harus

menambahkan sebuah route ke semua router secara manual - Routing statik tidak sesuai untuk network yang besar 3. Apakah fungsi tabel routing?

Jawaban:

- Memberikan informasi mengenai jalur mana yang harus dilewati oleh sebuah paket data

- Menutup atau membuka jalur dari sebuah paket data

- Membantu router dalam melakukan konfigurasi dari alamat IP route - Mencegah terjadinya kesalahan pengiriman paket data

4. Apakah diperbolehkan menambahkan dua statik route menuju ke jaringan yang sama dengan gateway yang berbeda (ya/tidak)? Berikan alasannya!

Jawaban : Ya. Tetapi hanya ada satu gateway yang digunakan.

(58)

VIII. Kesimpulan

Router adalah perangkat keras yang dipakai untuk menghubungkan beberapa jaringan, baik itu jaringan yang sama atau juga jaringan yang berbeda. Routing adalah proses pengiriman paket data dengan melalui jaringan dari satu perangkat ke perangkat lainnya.

Routing statik merupakan routing yang rute atau jalur spesifiknya ditentukan oleh admin sehingga tidak cocok untuk network-network dengan skala besar

Untuk konfigurasi routing statik dapat dituliskan dengan format ip route.[network].[subnetmask network].[next hop address]

Default route dengan format statik routing ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 [next hop address]

digunakan ketika router meneruskan paket yang rute tujuannya tidak dikenali atau ketika tidak terdapat informasi yang cukup dalam tabel routing.

Beberapa verifikasi yang dilakukan yaitu Show running-Config, Show Interface, Show IP interface Brief, dan Show Ip Route.

Gambar

Tabel Routing pada umumnya berisi informasi tentang:

Referensi

Dokumen terkait

Untuk melihat static route, default route dan dynamic route yang telah dikonfigurasi, ini sangat penting untuk memeriksa apakah routing table bekerja sesuai dengan yang

Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan protokol routing dinamik OSPF dapat memperkecil waktu yang dibutuhkan untuk memperbaiki tabel routing agar komunikasi data di

dengan obyek yang lain. Dalam penelitian ini melakukan eksperimen terhadap obyek penerapan static routing pada jaringan komputer. 3) Pembuatan atau pengembangan

Peneliti menyarankan menggunakan dynamic routing EIGRP karena apabila ada penambahan cabang baru dari perusahaan akan lebih mudah dalam melakukan konfigurasinya dibandingkan

Static routing juga tidak dapat menangani perpindahan rute secara otomatis bila rute yang didefinisikan sebelumnya mengalami kegagalan jaringan (link

Memberikan informasi bahwa Konfigurasi Jaringan Komputer dengan Static Routing Protocol menggunakan GNS3 tidak begitu sulit dapat dilakukan sendiri oleh para siswa-siswi an

ini merupakan tugas kampus di mana menyelesaikan masalah terkait 10 Router menggunakan

Ringkasan praktikum konfigurasi routing dinamis