PENDAHULUAN
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, penulis menemukan 140 ayat tentang nafs (jiwa) dalam Al-Quran. Maka penulis membatasi ayat tentang ketiga jenis nafs (jiwa) dan tafsirnya pada surat Yusuf ayat 53. Mengatasi permasalahan pada jiwa manusia untuk membentuk karakter sesuai dengan Nafs Muthmainnah yang disebutkan dalam Al-Qur'an.
Pembatasan dan Perumusan Masalah
Bagaimana mengatasi permasalahan jiwa manusia dalam membentuk karakter yang sesuai dengan Nafs Muthmainnah yang disebutkan dalam Al-Qur'an.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tinjauan Pustaka
Dan yang membedakan penelitian ini adalah penulis fokus membahas pengertian ayat-ayat tentang 3 jenis jiwa (nafs) dalam kitab Tafsir al Mishbah dan memberikan solusi mengatasi permasalahan dalam jiwa untuk mencapai ketenangan jiwa menjadi manusia. berkarakter sesuai dengan nafs Muthmainnah. Persamaan dalam penelitian ini adalah penulis membahas tentang nafs (jiwa) yang terdapat pada manusia. Dan yang membedakan penelitian ini adalah penulis fokus membahas bagaimana mengatasi permasalahan batin hingga membentuk pribadi yang sesuai dengan nafs muthmainnah.
Metodologi Penelitian
Dari penelitian diatas, mengenai orang-orang yang sesuai dengan Al-Qur’an, penulis belum menemukan adanya penelitian tematik yang membahas tentang tafsir dan pemahaman M. Quraisy Shihab mengenai ayat 3 tipe jiwa (nafs) dalam kitab Tafsir al Mishbah dan cara mengatasi permasalahan jiwa manusia dalam membentuk karakter menurut Nafs Muthmainnah yang disebutkan dalam Al-Quran. Bimbingan Jiwa Manusia karya Rafy Sapuri dan beberapa buku lain yang membahas topik tersebut.
Teknik dan Sistematika Penulis
Setelah pengumpulan data, metode analisis data yang akan dilakukan adalah reduksi data, yaitu proses pemilihan, pemfokusan, dan pengabstraksian data. Bab kedua berisi tentang pengertian ilmu jiwa, tiga jenis jiwa dan mengatasi permasalahan spiritual dalam Al-Qur'an. Kuraisy Shihab dan bagaimana menyatukan konflik-konflik jiwa manusia dalam pembentukan karakter yang sesuai dengan Nefs Muthmeinneh yang disebutkan dalam Al-Qur'an.
TINJAUAN UMUM MENGENAI JIWA (NAFS) DALAM
Klasifikasi Ayat Ayat al Qur`an tentang 3 Jenis Jiwa (Nafs)
Maksud ِةَماَّوَّللٱ ِس فَّ نلٱِب ialah jiwa seorang mukmin yang hanya melihatnya apabila dia menyesali dirinya. Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, nescaya kami akan termasuk orang-orang yang rugi" (QS. Al A`raf. Maka nafsu Qabil menyebabkan dia mudah terfikir untuk membunuh. saudaranya, sebab itu dia membunuhnya, maka jadilah dia dari orang-orang yang rugi”.
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; mereka itulah orang-orang yang beruntung” (QS. Dalam ayat kedua, Allah menjanjikan kehidupan yang baik kepada orang-orang yang mengerjakan amal saleh, yaitu orang-orang yang beriman. Ayat tentang ketenangan jiwa dari firman Allah SWT. yaitu) kepada orang-orang yang beriman. , dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingati Allah.
Orang yang takut kepada Allah dan sentiasa melakukan kebaikan tidak akan berasa risau, takut atau sedih. Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan serulah penolong-penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (QS. Al-Baqarah [2]: 153). Dalam al-Quran sering dijelaskan bahawa kesabaran hanya boleh dicapai oleh mereka yang kuat semangat 62 Seperti yang disebutkan dalam surah Fushshilat ayat 35 yang bermaksud,.
Sifat-sifat yang baik ini hanya diberikan kepada orang-orang yang sabar, dan hanya dianugerahkan kepada orang-orang yang mendapat keuntungan yang besar." Ayat tersebut menyatakan bahawa orang yang membelanjakan hartanya di jalan Allah SWT dan bersedekah kepada orang lain telah membersihkan dirinya. Berkorban. juga merupakan salah satu tanda jiwa yang sihat iaitu orang yang mempunyai semangat patriotik, sosial dan kemanusiaan serta saling menyayangi.
MENGENAL M. QURAISY SHIHAB DAN TAFSIRNYA
Latar Belakang Karir dan Pengabdian
Sekembalinya dari Mesir ke Ujung Padang (1970), Muhammad Quraisy Shihab dipercaya menduduki jabatan Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan IAIN Alaudin, Ujung Pandang. Selain itu, ia juga pernah menduduki jabatan lain, baik di dalam kampus sebagai Koordinator Perguruan Tinggi Swasta Wilayah VII Indonesia Timur, maupun di luar kampus sebagai Pembantu Pimpinan Polri bidang pembinaan mental. Selama di Ujung Pandang ia juga melakukan berbagai penelitian, antara lain penelitian dengan tema “Penerapan Kerukunan Umat Beragama di Indonesia Timur” (1975) dan “Permasalahan Wakaf di Sulawesi Selatan”.
Sekembalinya ke Indonesia setelah mendapat gelar doktor dari Al Azhar pada tahun 1984, Muhammad Quraisy Shihab ditugaskan di Fakultas Ushuluddin dan Fakultas Pascasarjana hingga akhirnya menjadi Rektor IAIN yang kini menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Beliau juga sangat terlibat dalam berbagai organisasi profesi antara lain: Pengurus Ikatan Ilmu Syariah, Pengurus Konsorsium Ilmu Agama, Departemen Pendidikan Nasional, Asisten Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan disela-sela kesibukannya Beliau juga terlibat dalam berbagai kegiatan ilmu pengetahuan di dalam dan luar negeri. Tak kalah penting, Muhammad Quraisy Shihab juga aktif dalam kegiatan menulis seperti di surat kabar Pelita.
Selain itu beliau juga tercatat sebagai anggota redaksi majalah “Ulumul Qur’an” dan “Mimbar Ulama” yang keduanya terbit di Jakarta. Kemenangan Golkar mengantarkan Muhammad Quraisy Shihab menjadi Menteri Agama Republik Indonesia, sehingga ia menduduki dua jabatan, yaitu sebagai Menteri Agama Republik Indonesia dan sekaligus sebagai Rektor UIN Jakarta. Ketika Soeharto jatuh dari kekuasaan politik pada 21 Mei 1998, jabatan Menteri Agama Republik Indonesia pun ikut lepas dari tangan Muhammad Quraisy Shihab.
Selanjutnya pada tahun 1999, melalui kebijakan pemerintahan transisi Habibi, Muhammad Quraish Shihab diberi jabatan baru sebagai duta besar Indonesia untuk pemerintah Mesir, Djibouti dan Somalia.
Karya-karya Intelektual
Lensera Al Qur'an merupakan kitab yang penting dan bermanfaat bagi umat Islam Indonesia awam dalam meletakkan dasar keyakinan dan amalan Islam yang benar.111. Muhammad Qurejsi Shihab tidak mengklaim bahwa apa yang diungkapkan dalam buku ini adalah hasil temuan atau analisisnya. Mengingat tujuan pengajian sebagaimana dikemukakan di atas dan memahami komitmen para pejabat yang tentunya tidak memiliki cukup waktu untuk memperoleh berbagai informasi tentang berbagai disiplin ilmu Islam, maka dipilihlah Al-Qur'an sebagai bahan kajian.
Untuk mengatasi kerinduan berkeluarga, kegiatan yang tidak pernah ditinggalkan adalah membaca ayat-ayat Al-Qur'an di malam hari. Buku ini merupakan kumpulan banyak surat dan uraian Muhammad Kuraisy Shihab dari berbagai forum. Yang Tersembunyi: Jin, Setan, Setan dan Malaikat dalam Al-Qur'an - as-Sunnah (Jakarta: Lentera Hati, 2002).
Buku ini bersumber dari ceramah Muhammad Quraisy Shihab kepada mahasiswa Boston di Amerika Serikat. Kaidah Tafsir: Syarat dan Kaidah Yang Harus Diketahui dalam Memahami Al-Qur'an (Tangerang: Lentera Hati, 2013). Dalam bukunya ini, Muhammad Quraisy Shihab mengajak para peminat kajian Al-Qur'an di lembaga pendidikan untuk mengkaji ulang metode dan penekanan pengajaran Al-Qur'an.
Oleh karena itu, perlu ditekankan kaidah-kaidah tafsir, karena dengan mempelajari kaidah-kaidah tersebut, maka orang yang berminat mempelajari Al-Qur'an - dengan pertolongan Allah - akan dapat memperoleh petunjuk melalui kaidah-kaidah tersebut ketika menemukannya dalam ayat-ayat yang serupa, bahkan. jika tidak. dipelajari di kelas 116.
Tafsir Al Mishbah
- Motivasi penulisan Tafsir al Mishbah
- Corak Penafsiran
- Sistematika Penafsiran
- Metode Penafsiran
Pada tahun 1997, Muhammad Quraisy Shihab menulis karya tafsir yang berjudul “Tafsir al-Qur’an al-Karim”. Berdasarkan pandangan tersebut, Muhammad Quraisy Shihab kerap terdengar menekankan konteks ayat dalam penafsiran Al-Qur'an. 125 Hasani Ahmad Said, Wacana Munasabah al Qur'an; Mengungkap Tradisi Tafsir Indonesia: Tinjauan Kritis Konsep dan Penerapan Munasabah dalam Tafsir al Mishbah.
126 Muhammad Quraisy Shihab, Tafsir al Mishbah: Pesan, Kesan dan Harmoni Al-Qur'an, (Ciputat: Lentera Hati, 2002), hal. 127 Hasani Ahmad Said, Wacana Munasabah al Qur'an; Mengungkap Tradisi Tafsir Indonesia: Tinjauan Kritis Konsep dan Penerapan Munasabah dalam Tafsir al Mishbah. Al-Qur’an menginformasikan bahwa an-nafs diilhami oleh jalan kebaikan (taqwaahaa) dan kejahatan (fujuurahaa), seperti dalam surat asy-Syams/91:7-8.
Quraisy Shihab, Tafsir al-Mishbah: Mesej, Kesan dan Keserasian Al-Quran Vol 6, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hlm. Seperti mencuri, meminum khamr, berjudi, berzina dan apa sahaja yang bertentangan dengan Al-Quran dan Hadis. Al-Quran secara tersirat banyak menerangkan tentang sifat buruk nafs yang dimiliki oleh Nafs Ammarah.
Kaum Quraisy yang Tersembunyi: Jin, Setan, Setan dan Malaikat dalam Al-Qur'an - as-Sunnah, Jakarta: Lentera Hati, 2002 Shihab, M. Shihab, Muhammad Quraish, Mengamalkan Al-Qur'an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Bermasyarakat, Bandung: Mizan, 1994. Shihab, Muhammad Quraisy, Tafsir al Misbah: pesan, kesan dan keselarasan Al-Qur'an, Ciputat: Lentera Hati, 2002.
PEMAHAMAN AYAT DAN PENAFSIRAN QURAISY
Telaah Penafsiran dan pemahaman M. Quraisy Shihab
Urgensi Nafs Muthmainnah dalam Kehidupan Manusia
Keyakinan kepada Allah SWT dan mendekatkan diri kepada-Nya merupakan faktor yang sangat penting dalam menjaga kesihatan dan ketenangan jiwa dalam meningkatkan ketaqwaan kepada-Nya. Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, supaya kamu bertakwa. Maka, puasa itu mempunyai pahala yang sangat besar dan pahala yang sangat banyak, kerana ia mendekatkan diri kepada Allah (swt) dalam mencari keredhaan-Nya. 170.
Sentiasa beribadah kepada Allah SWT, berzikir, beristighfar dan berdoa setiap waktu dapat mendekatkan diri seseorang kepada Tuhannya, merasa sentiasa dalam lindungan-Nya, menguatkan harapan untuk meraih maghfirah-Nya, rasa redha dan lapang, serta memberi. melahirkan ketenangan dan kedamaian dalam jiwanya. iaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingati Allah. Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Dikatakan: "Tidak ada ayat al-Quran yang diturunkan kepada Rasulullah yang lebih berat daripada ayat ini."
Dengan cara ini istiqomah sangat diperkuat dan hanya orang-orang yang beriman dan bertakwalah yang dapat mencapainya. Kata nafs digunakan dalam Al-Qur'an dalam bentuk yang berbeda-beda dan makna yang berbeda-beda sebanyak 279 kali, dalam bentuk nufrad (tunggal) sebanyak 140 kali, dan dalam bentuk jamak ada dua versi yaitu nufus dua kali dan anfus 153 kali dan dalam fi. `il form ada dua tenses. Dawam, Ensiklopedia Al-Qur'an: Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-Konsep Utama, Jakarta: Paramadina, 1996 Rajab, Khairunnas, Psikologi Agama, Jakarta: Lentera Ilmu.
Said, Hasani Ahmad, Diskurs om Munasabah al Qur'an; Mengungkap Tradisi Tafsir …..Nusantara: Tinjauan Kritis Konsep dan Penerapan Munasabah dalam. Tafsir al Mishbah, Jakarta: Lectura Press, 2014.
PENUTUP
Saran