i | P e m e r i k s a a n A k u n t a n s i I
“PROFESI AKUNTAN DAN KODE ETIK PROFESIONAL”
MATA KULIAH : PEMERIKSAAN AKUNTANSI I Dosen Pengampuh : Zulkarnain, SE., M.Ak
Kelas : Akuntansi – A2 -22
DISUSUN OLEH : KELOMPOK 1
1. MARUBA BR TUNGKIR NIM. 2224051 2. DIAN PUJI LESTARI NIM. 2224049
3. CAHYATI NIM. 2224060
4. DIMAS PRAYOGI NIM. 2224053 5. GUNAWAN WIBISONO NIM. 2224061
PRODI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN
2023
ii | P e m e r i k s a a n A k u n t a n s i I
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang karena atas kehadirat-Nya yang melimpahkan rahmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini dengan judul Profesi akuntan dan kode etik Profesional dengan baik dan tepat pada waktunya. Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi I. Penulisan Makalah ini telah dibuat dari beberapa sumber dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan tugas ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas makalah ini, terutama kepada Bapak Zulkarnain, SE., M.Ak Selaku Dosen Pengampu Mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi I. Dalam penulisan Makalah ini, penulis telah berusaha menyajikan yang terbaik. Akhir kata semoga tugas yang kami buat ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua dan dapat memberikan nilai lebih pada proses pembelajaran mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi I
Atas perhatiannya kami mengucapkan terima kasih.
Pasir Pengaraian, 22 Februari 2024
Kelompok 1
iii | P e m e r i k s a a n A k u n t a n s i I
DAFTAR ISI
COVER ... iiiiiii
KATA PENGANTAR ... iiiiiii
DAFTAR ISI ... iiiiiii
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1111
1.1 Latar belakang ... 111
1.2 Rumusan Masalah ... 2
1.3 Tujuan ... 1112
BAB II PEMBAHASAN ... 3
2.1 Pengertian Profesi Akuntan ... 3
2.2 Kode etik profesional ... 2443
2.3 Perkembangan SPAP ... 4
2.4 Kode Etik Auditor ... ….. 5 BAB III PENUTUP ... 14 8 3.1 Kesimpulan ... 14 8 3.2 Saran ... 10 8 Daftar Pustaka ... 14 9
iv | P e m e r i k s a a n A k u n t a n s i I
1 | P e m e r i k s a a n a k u n t a n s i I
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akuntan merupakan suatu bidang profesi yang memberikan jasa berupa pegauditan laporan keuangan terhadap suatu entitas atau perusahaan. Akuntan adalah suatu gelar profesi yang pemakaiannya dilindungi oleh peraturan Undang-undang No.
34 tahun 1954 (Halim, 2003: 11). Akuntan merupakan pihak yang dipercaya dalam pelaporan keuangan dari sebuah organisasi yang memberikan opini dan pendapat wajar atau tidaknya penyajian akun-akun dan saldo laporan keuangan, apakah sudah sesuai dengan aturan penyajian berdasarkan pada Prinsip Akuntansi Berterima Umum (Una, 2016). Dalam menjalankan profesinya, akuntan harus memiliki pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari yang disebut dengan kode etik. Selanjutnya tujuan profesi akuntan adalah memenuhi tanggung jawabnya dengan standar profesional yang tinggi, mencapai tingkat kinerja tertinggi dengan orientasi kepada kepentingan publik (Sirajudin, 2013). Namun saat ini profesi akuntan menjadi perbincangan dalam beberapa kasus bisnis yang terjadi saat ini, praktik profesi yang mengabaikan aturan-aturan akuntan. Kesadaran etika dan sikap profesional memegang peran yang sangat besar bagi seorang akuntan 2 (Louwers, et al., 1997). Inilah yang melatarbelakangi perlunya kode etik demi terbentuknya kesadaran para profesional tentang moralitas yang harus dipenuhi dalam pekerjaannya.
Dengan adanya kode etik tersebut, anggota dapat dengan lebih mudah menjelaskan mengapa perilakuperilaku tertentu dijalankan. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menjadi wadah yang mengesahkan Kode Etik Profesi Akuntan. Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai panduan dan aturan bagi seluruh anggota, baik yang berpraktik sebagai akuntan publik, bekerja didunia usaha, maupun di lingkungan dunia pendidikan dalam pemenuhan tanggungjawab profesionalnya.
Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) merupakan organisasi profesional yang pada tanggal 24 Mei 2007 mendeklarasikan sebagai akuntan publik independen dan mandiri yang berbadan hukum. Kode etik profesi akuntan yang dikeluarkan IAPI hanya menerapkan beberapa prinsip yang dikeluarkan IAI tahun 1998. Lima prinsip utama akuntan dalam menjalankan profesinya yakni integritas, objektivitas, kompetensi dengan sikap yang cermat dan kehati-hatian yang profesional, kerahasiaan dan perilaku profesional lainnya. Ancaman dan pencegahan yang dilakukan akuntan terkait dengan jasa yang diberikan kepada masyarakat diatur dalam kode etik profesi. Namun sangat disayangkan,
Ikatan Akuntan Indonesia yang telah dibentuk oleh akuntan-akuntan Indonesia ini hanya mengangkat dan mengadopsi nilai “asing” dalam aktifitas profesionalnya.
Kode etik profesi 3 akuntan Indonesia adalah adopsi dari American Institute Akuntan Publik (AICPA) dan International Federation of Accountants (IFAC). Hal ini dihasilkan oleh keterlibatan Indonesia, khususnya IAI di IFAC. Jika hal ini terjadi, maka masalah tidak terletak pada ketersediaan etika akuntan tetapi tujuan etika yang akan mengarah pada raison d'etre etik akuntan! (Ludigdo dan Kamayanti, 2012). Melihat fenomena yang terjadi tentu tidak tepat jika harus disandingkan dengan budaya Indonesia yang berpegang teguh pada ideologi Pancasila yang nilai-nilainya murni asli produk Indonesia dan didalamnya tidak ada unsur kapitalistik. Pancasila merupakan salah stu
2 | P e m e r i k s a a n A k u n t a n s i I kebudayaan bangsa Indonesia yang sangat bernilai. Sesuatu dikatan bernilai apabila memiliki nilai guna (berguna), berharga (nilai kebenaran), indah (nilai estetis), baik (nilai moral), dan nilai religiusitas (nilai agama). Maka jika diibaratkan kode etik itu sebagai sebuah pakaian, maka kode etik barat yang budaya berpakaiannya cenderung minim, pendek dan terbuka. Lalu bagaimana jika kode etik tersebut yang merupakan pakaian orang barat di pakai oleh orang Indonesia yang sangat kental dengan adat istiadat dan budaya yang sangat mengutamakan pakaian yang tertutup, apalagi di Indonesia mayoritas penduduknya umat Islam yang memiliki budaya berpakaian tertutup (menutup aurat) berjilbab dan lain-lain.
1.2 Rumusan Masalah
1. apakah pengertian profesi akuntan?
2. Apakah pengertian kode etik?
3. Apakah perkembangan SPAP?
4. Apakah kode etik auditor?
1.3 Tujuan
1 Mengetahui pengertian profesi akuntan 2 Mengetahui pengertian kode etik 3 Menegtahui perkembangan SPAP 4 Mengetahui kode etik auditor
3 | P e m e r i k s a a n A k u n t a n s i I BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN PROFESI AKUNTAN
Istilah profesi berasal dari bahasa yunani yakni professus berarti suatu kegiatan atau pekerjaan yang dihubungkan dengan sumpah atau janji yang bersifat relgius, sehingga ada ikatan batin bagi seseorang yang memiliki profesi tersebut untuk tidak melanggar dan memelihara kesucian profesinya (Lisnasari & Fitriany, 2008). Menurut Aulia (2016) profesi akuntan adalah semua bidang pekerjaan yang menggunakan keahlian di bidang akuntansi, termasuk pekerjaan sebagai akuntan publik, akuntan internal yang bekerja pada perusahaan jasa atau dagang, akuntan yang bekerja di pemerintahan, dan akuntan pendidik yang menyalurkan ilmu akuntansi yang dimilikinya kepada anak didiknya. Menurut Rahayu & Rusmawan (2010) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa profesi akuntan merupakan lingkup pekerjaan atau kegiatan akuntansi yang dilakukan oleh akuntan. Kegiatan akuntansi merupakan suatu proses yang terdiri atas pengidentifikasian, pengukuran, serta pelaporan informasi `10 ekonomi.
2.2 KODE ETIK PROFESIONAL
Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi profesional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari. Kode Etik Akuntan Indonesia, yaitu norma perilaku etika akuntan di Indonesia dalam memenuhi tanggung jawab profesinya yang mengatur hubungan antara akuntan publik dengan klien, antara akuntan publik dengan rekan sejawat dan antara profesi dengan masyarakat. Etika profesi terdiri dari lima dimensi yaitu kepribadian, kecakapan profesional, tangung jawab, pelaksanaan kode etik, penafsiran dan penyempurnaan kode etik.
Sedangkan kode etik akuntansi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari dalam profesi akuntansi. Kode etik akuntansi dapat menjadi penyeimbang segi-segi negatif dari profesi akuntansi, sehingga kode etik bagai kompas yang menunjukkan arah moral bagi suatu profesi dan sekaligus menjamin mutu moral profesi akuntansi dimata masyarakat. Kantor AkuntanPublik (KAP) adalah suatu bentuk organisasi akuntan publik yang memperoleh izin sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang berusaha di bidang pemberian jasa professional dalam praktik akuntan public.IAI (IkatanAkuntan Indonesia) adalah wadah organisasi profesi akuntan Indonesia yang diakui pemerintah. Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Adanya
4 | P e m e r i k s a a n A k u n t a n s i I kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional. Tujuan profesi akuntansi adalah memenuhi tanggung-jawabnya dengan standar profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat kinerja tertinggi, dengan orientasi kepada kepentingan publik.
Untuk mencapai tujuan tersebut terdapat empat kebutuhan dasar yang harus dipenuhi:
1. Masyarakat membutuhkan kredibilitas informasi dan sistem informasi.
2. Diperlukan individu yang dengan jelas dapat diidentifikasikan oleh pemakai jasa akuntan sebagai profesional di bidang akuntansi.
3. Kualitas Jasa : Terdapat keyakinan bahwa semua jasa yang diperoleh dari akuntan diberikan dengan standar kinerja tertinggi.
4. Kepercayaan : Pemakai jasa akuntan harus dapat merasa yakin bahwa terdapat kerangka etika profesional yang melandasi pemberian jasa oleh akuntan.
Dua sasaran pokok dari kode etik yaitu:
Ada dua sasaran pokok dalam kode etik akuntan, yaitu:
1. Integritas: Sasaran pertama dari kode etik akuntan adalah mempromosikan integritas dalam praktik akuntansi. Integritas adalah prinsip yang mendorong akuntan untuk bertindak dengan jujur, adil, dan terhormat dalam semua aspek pekerjaan mereka. Ini melibatkan kejujuran dalam melaporkan informasi keuangan, menghindari konflik kepentingan, dan menjaga kerahasiaan informasi klien. Integritas adalah landasan penting dalam membangun kepercayaan dan reputasi dalam profesi akuntansi.
2. Objektivitas: Sasaran kedua dari kode etik akuntan adalah memastikan objektivitas dalam praktik akuntansi. Objektivitas mengharuskan akuntan untuk menjaga sikap netral dan tidak memihak saat memberikan layanan kepada klien atau saat melaporkan informasi keuangan. Akuntan harus mempertahankan independensi mental dan independensi dalam penampilan mereka, sehingga tidak ada pengaruh yang dapat memengaruhi keputusan dan penilaian objektif mereka.
2.3 PERKEMBANGAN SPAP
Tahun 1972, pertama kalinya ikatan Akuntan Indonesia berhasil menerbitkan Norma Pemeriksaan Akuntan, yang disahkan dalam Kongres ke III Ikatan Akuntan Indonesia. Norma Pemeriksaan Akuntan tersebut mencakup tanggung jawab akuntan publik, unsurunsur norma pemeriksaan akuntan yang antara lain meliputi: pengkajian dan penilaian pengendalian intern, bahan pembuktian dan penjelasan informatif, serta pembahasan mengenai peristiwa kemudian,
5 | P e m e r i k s a a n A k u n t a n s i I laporan khusus dari berkas pemeriksaan. Pada Kongres IV Ikatan Akuntan Indonesia tanggal 25- 26 Oktober 1982, Komisi Norma Pemeriksaan Akuntan mengusulkan agar segera dilakukan penyempurnaan atas buku Norma Pemeriksaan Akuntan yang lama, dan melengkapinya dengan serangkaian suplemen yang merupakan penjabaran lebih lanjut norma tersebut. Untuk melaksanakan tugas tersebut, telah dibentuk Komite Norma Pemeriksaan Akuntan yang baru untuk periode kepengurusan 1982-1986, yang anggotanya berasal dari unsur-unsur akuntan pendidik, akuntan publik dan akuntan pemerintah. Komite ini telah menyelesaikan konsep Norma Pemeriksaan Akuntan yang disempurnakan pada tanggal 11 Maret 1984. Pada tanggal 19 April 1986, Norma Pemeriksaan Akuntan yang telah diteliti dan disempurnakan oleh Tim Pengesahan, disahkan oleh Pengurus Pusat Ikatan Akuntan Indonesia sebagai norma pemeriksaan yang berlaku efektif selambat-lambatnya untuk penugasan pemeriksaan atas laporan keuangan yang diterima setelah tanggal 31 Desember 1986. Tahun 1992, Ikatan Akuntan Indonesia menerbitkan Norma Pemeriksaan Akuntan, Edisi revisi yang memasukkan suplemen No.1 sampai dengan No.12 dan interpretasi No.1 sampai dengan Nomor.2.
Dalam Kongres ke VII Ikatan Akuntan Indonesia tahun 1994, disahkan Standar Profesional Akuntan Publik yang secara garis besar berisi:
1. Uraian mengenai standar profesional akuntan publik.
2. Berbagai pernyataan standar auditing yang telah diklasifikasikan.
3. Berbagai pernyataan standar atestasi yang telah diklasifikasikan.
4. Pernyataan jasa akuntansi dan review.
Pertengahan tahun 1999 Ikatan Akuntan Indonesia merubah nama Komite Norma Pemeriksaan Akuntan menjadi Dewan Standar Profesional Akuntan Publik. Selama tahun 1999 Dewan melakukan perubahan atas Standar Profesional Akuntan Publik per 1 Agustus 1994 dan menerbitkannya dalam buku yang diberi judul “Standar Profesional Akuntan Publik per 1 Januari 2001”. Standar Profesional Akuntan Publik per 1 Januari 2001 terdiri dari lima standar, yaitu: 1.
Pernyataan Standar Auditing (PSA) yang dilengkapi dengan Interpretasi Pernyataan Standar Auditing (IPSA). 2. Pernyataan Standar Atestasi (PSAT) yang dilengkapi dengan Interpretasi Pernyataan Standar Atestasi (IPSAT). 3. Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review (PSAR) yang dilengkapi dengan Interpretasi Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review (IPSAR). 4.
Pernyataan Standar Jasa Konsultasi (PSJK) yang dilengkapi dengan Interpretasi Pernyataan Standar Jasa Konsultasi (IPSJK). 5. Pernyataan Standar Pengendalian Mutu (PSPM) yang dilengkapi dengan Interpretasi Pernyataan Standar Pengendalian Mutu (IPSM). Selain kelima standar tersebut masih dilengkapi dengan Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik yang merupakan aturan normal yang wajib dipenuhi oleh akuntan publik.
2.4 KODE ETIK AUDITOR
auditor adalah suatu profesi yang bertugas melakukan kegiatan auditing, khususnya pada laporan-laporan terkait keuangan dari suatu perusahaan, lembaga ataupun instansi.
Dalam kata lain, auditor adalah seseorang yang memiliki kewenangan melakukan peninjauan serta verifikasi keakuratan segala laporan keuangan. Auditor juga bertanggung jawab untuk memastikan perusahaan tersebut tidak melanggar undang-undang perpajakan.
6 | P e m e r i k s a a n A k u n t a n s i I Sehingga, tidak heran bila auditor adalah orang-orang yang memiliki keterampilan serta kualifikasi khusus untuk menjalankan tugas audit pada catatan keuangan. Bila berbicara mengenai gaji auditor, profesi ini rata-rata berpenghasilan sekitar Rp3 juta - Rp5 juta.
Nah, jika sobat OCBC ingin menjadi seorang auditor, maka Anda setidaknya harus memenuhi syarat prinsip independensi dan kompetensi. Artinya, seorang auditor adalah sosok kompeten (ahli) dalam bidangnya, serta independen atau memiliki kejujuran, kebebasan, dan juga tidak dikendalikan oleh siapa pun.
Secara umum, syarat menjadi auditor adalah sebagai berikut.
• Memiliki mental independen dan jujur
• Memiliki kecakapan dan pelatihan teknis yang baik sebagai auditor
• Memanfaatkan keahlian profesionalnya secara cermat dan seksama Kode Etik Auditor
Sebagai seorang dengan peranan penting, profesi auditor memiliki sejumlah kode etik yang harus dipenuhi guna mengatur proses pengerjaan auditing sekaligus mempertahankan profesionalisme. Kode etik auditor juga ditujukan untuk melindungi klien agar kerahasiaan data-datanya tetap terjaga.
Adapun kode etik auditor adalah sebagai berikut.
• Integritas, yaitu memiliki sifat, mutu, kemampuan atau potensi yang menunjukkan kejujuran serta kewibawaan.
• Kompetensi, yaitu keterampilan, pengetahuan, serta perilaku yang dibutuhkan dalam pelaksanaan tugasnya.
• Objektivitas, yaitu mampu bersikap jujur tanpa dipengaruhi oleh pendapat atau pertimbangan pribadi maupun pihak lain saat bertindak dan membuat keputusan.
• Akuntabel, yaitu kemampuan dalam menerangkan pertanggungjawaban dari suatu kinerja atau tindakan kepada pihak yang berwenang atau memiliki hak.
• Profesional, yaitu perilaku yang memenuhi mutu atau kualitas dari suatu profesi dan membutuhkan kepandaian tertentu dalam melaksanakannya.
• Kerahasiaan, yaitu mampu menjaga hal-hal yang dipercayakan agar tidak diketahui oleh pihak-pihak di luar kewenangan atau kepentingan.
Tugas Auditor
Bila dilihat lebih mendalam, tanggung jawab seorang auditor tidak hanya sekedar mengaudit. Secara menyeluruh, tugas auditor adalah sebagai berikut.
1. Memahami Sistem Akuntansi
Salah satu tugas auditor adalah memahami secara jelas berbagai sistem pencatatan serta prosedur transaksi. Hal ini bertujuan untuk mengukur keabsahannya agar dapat dijadikan sebagai dasar pembuatan laporan keuangan.
2. Melakukan Perencanaan, Pengawasan, serta Pencatatan
Tugas auditor berikutnya ialah melakukan perencanaan, pengendalian, hingga pencatatan setiap pekerjaannya. Dalam hal ini, auditor wajib mengenal betul objek audit agar mampu menghasilkan suatu program yang berjalan secara efektif dan efisien.
7 | P e m e r i k s a a n A k u n t a n s i I 3. Pengendalian Internal
Auditor bertugas melakukan evaluasi dan peninjauan terhadap pengendalian internal. Di samping itu, auditor juga melaksanakan compliance test agar dapat mengetahui akuntabilitasnya.
4. Meninjau Kembali Laporan Keuangan
Tugas auditor lainnya ialah melakukan pemeriksaan ulang terhadap laporan keuangan dengan menganalisis kesimpulan dari bukti audit berbeda agar dapat menghasilkan dasar pendapat mengenai laporan secara rasional.
Misalkan, mengevaluasi kendali atau menghimpun bukti-bukti dengan menggunakan berbagai metode, seperti survei, observasi, interview, dan juga review dokumentasi.
5. Hasil atau dan Bukti Audit
Last but not least, tugas auditor adalah menghasilkan bukti audit yang terpercaya dan relevan agar dapat menunjukkan kesimpulan akhir dengan rasional.
Jenis-jenis Auditor
Pada dasarnya, auditor terbagi ke dalam beberapa jenis. Adapun jenis-jenis auditor adalah sebagai berikut.
1. Auditor Independen
Auditor independen merupakan seorang akuntan publik. Profesi ini pada dasarnya bekerja secara eksternal guna memberikan pelayanan terhadap masyarakat umum yang sedang memerlukan jasa audit. Sama seperti lainnya, laporan auditor independen haruslah bersifat objektif.
2. InternalAuditor
Internal auditor adalah jenis auditor yang menjalankan pekerjaan untuk suatu perusahaan atau lembaga. Tugas internal auditor adalah melakukan peninjauan dokumen keuangan internal sebuah perusahaan, namun dengan ruang lingkup terbatas. Internal auditor juga bertanggung jawab meningkatkan validitas data keuangan perusahaan.
3. Auditor Pemerintah
Seperti namanya, auditor pemerintah adalah jenis auditor yang dipekerjakan oleh perusahaan atau lembaga milik pemerintah. Adapun tugas auditor pemerintah yaitu melakukan pengawasan terhadap perputaran keuangan maupun praktik di instansi pemerintahan.
4. Auditor Pajak
Sementara, auditor pajak ialah seorang auditor yang bekerja untuk melayani Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Tugas auditor pajak yakni mengaudit sejumlah wajib pajak dan memastikan apakah sudah sesuai dengan peraturan perundangan atau belum.
5. Auditor Forensik
Auditor forensik merupakan seorang auditor spesialisasi di bidang kriminal keuangan.
Sehingga, tugas utamanya ialah melakukan peninjauan terhadap seluruh dokumen terkait tindakan kriminal, misalkan melacak asal atau sumber uang dan money laundry.
Demikianlah pembahasan mengenai apa itu auditor, kode etik, tugas, serta jenis- jenisnya. Dapat disimpulkan bahwa auditor adalah seorang akuntan yang memiliki keterampilan dan kualifikasi khusus untuk melakukan peninjauan laporan keuangan suatu perusahaan
8 | P e m e r i k s a a n A k u n t a n s i I BAB III
PENUTUP 3.1 Kesimpulan
Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi profesional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari. Sedangkan kode etik akuntansi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari dalam profesi akuntansi
Perkembangan SPAP pada tahun 1972, pertama kalinya ikatan Akuntan Indonesia berhasil menerbitkan Norma Pemeriksaan Akuntan, yang disahkan dalam Kongres ke III Ikatan Akuntan Indonesia. Norma Pemeriksaan Akuntan tersebut mencakup tanggung jawab akuntan publik, unsurunsur norma pemeriksaan akuntan yang antara lain meliputi: pengkajian dan penilaian pengendalian intern, bahan pembuktian dan penjelasan informatif, serta pembahasan mengenai peristiwa kemudian, laporan khusus dari berkas pemeriksaan.
Auditor adalah suatu profesi yang bertugas melakukan kegiatan auditing, khususnya pada laporan-laporan terkait keuangan dari suatu perusahaan, lembaga ataupun instansi. Dalam kata lain, auditor adalah seseorang yang memiliki kewenangan melakukan peninjauan serta verifikasi keakuratan segala laporan keuangan. Auditor juga bertanggung jawab untuk memastikan perusahaan tersebut tidak melanggar undang-undang perpajakan.
Syarat menjadi auditor adalah sebagai berikut: Memiliki mental independen dan jujur, memiliki kecakapan dan pelatihan teknis yang baik sebagai auditor, memanfaatkan keahlian profesionalnya secara cermat dan seksama
3.2 Saran
1. Akuntan perlu memahami dan mentaati kode etik profesinya agar dapat memberikan jasa terbaik bagi klien dan masyarakat. Pelatihan dan sosialisasi kode etik perlu dilakukan secara berkala.
2. Organisasi profesi seperti IAI perlu terus mengembangkan standar etika dan perilaku profesional sesuai perkembangan jaman, sehingga profesi akuntan tetap relevan dan dihormati.
3. Pendidikan etika profesi akuntansi perlu menjadi bagian integral dan diasuh oleh dosen senior dalam kurikulum perguruan tinggi akuntansi. Hal ini akan membangun pondasi moral yang kuat bagi mahasiswa calon akuntan.
4. Perusahaan dan instansi pemberi kerja akuntan perlu menciptakan lingkungan kerja yang mendukung implementasi nilai dan perilaku etis, serta memberikan apresiasi dan sanksi tegas atas pelanggaran etika.
5. Asosiasi profesi dan regulator perlu melakukan pengawasan yang efektif untuk memastikan standar etika dipatuhi oleh seluruh anggotanya, sehingga profesi akuntan senantiasa terjaga reputasinya.
9 | P e m e r i k s a a n A k u n t a n s i I DAFTAR PUSTAKA
https://istiqamah26.wordpress.com/2014/11/06/makalah-kode-etik-akuntan/ , 12.15, Senin 13 Mei 2019
Mintz, Steven dan Roselyn E. Morris. "Ethical Obligations and Decision Making in Accounting: Text and Cases." McGraw-Hill Education, 2019.
Shaub, Michael K. "Ethics and Integrity in Accounting and Business: Lessons from the Crisis in Enron." Taylor & Francis, 2019.
Loeb, Stephen E., Monica L. Doherty, dan Michael S. Cosser. "Teaching and Assessing Professionalism Across the Accounting Curriculum." Issues in Accounting Education, Vol. 23, No. 1, 2008.