• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMAHAMAN KODE ETIK PROFESI AKUNTAN TERHADAP PERILAKU ETIS CALON AKUNTAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PEMAHAMAN KODE ETIK PROFESI AKUNTAN TERHADAP PERILAKU ETIS CALON AKUNTAN"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMAHAMAN KODE ETIK PROFESI

AKUNTAN TERHADAP PERILAKU ETIS CALON

AKUNTAN

(Studi pada Mahasiswa Pendidikan Profesi Akuntan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada)

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi

Program Studi Akuntansi

Oleh :

Emilia Bastiani Kurniasih NIM : 162114108

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

PENGARUH PEMAHAMAN KODE ETIK PROFESI

AKUNTAN TERHADAP PERILAKU ETIS CALON

AKUNTAN

(Studi pada Mahasiswa Pendidikan Profesi Akuntan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada)

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi

Program Studi Akuntansi

Oleh :

Emilia Bastiani Kurniasih NIM : 162114108

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Lukas 11:9

“Oleh karena itu, Aku berkata kepadamu:

Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; Carilah, maka kamu akan mendapat; Ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.”

“You don’t have to be great to start but you have to start to be great” – Zig Zigler

Skripsi ini kupersembahan untuk : Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria Orangtuaku Barnabas Supangat S.pd dan Yohana Maria Tri Aryani S.pd Adikku Agustinus Dika Dwi Prasetyo Seluruh keluarga besarku, Pudjadiharjo dan Ranudimeja Terima kasih atas perhatian, doa, dan dukungannya

(4)

x DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... x

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xiii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiv

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xv

ABSTRAK ... xvi

ABSTRACT ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Rumusan Masalah ... 3

C.Tujuan Penelitian ... 4

D.Manfaat Penelitian ... 4

E. Sistematika Penulisan ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A.Pemahaman Kode Etik Akuntan Indonesia ... 7

B.Kode Etik Profesi ... 9

(5)

xi

D.Pengertian Profesi ... 12

E. Pengertian Etika Profesi ... 13

F. Pengertian Perilaku Etis ... 14

G.Pentingnya Perilaku Etis bagi Calon Akuntan ... 16

H.Pengaruh Pemahaman Kode Etik Profesi Akuntan terhadap Perilaku Etis ...17

I. Penelitian Terdahulu ... 20

J. Kuesioner Pemahaman Kode Etik Profesi Akuntan dan Perilaku Etis ...23

K.Hipotesis Penelitian ... 25

L. Model Penelitian ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

A.Subjek Penelitian ... 28

B.Waktu dan Tempat Penelitian ... 28

C.Jenis Penelitian... 28

D.Populasi dan Sampel ... 29

E. Variabel Penelitian ... 30

F. Cara Mengukur Variabel Penelitian... 32

G.Teknik dan Metode Pengumpulan Data ... 32

H.Teknik Pengujian Instrumen ... 33

I. Teknik Analisis Data... 34

J. Uji Hipotesis ... 36

K.Uji Variabel Kontrol ... 38

BAB IV GAMBARAN UMUM PPAk UNIVERSITAS GADJAH MADA ... 39

(6)

xii

B.Visi dan Misi Program PPAk Universitas Gadjah Mada ... 41

C.Tujuan Program PPAk Universitas Gadjah Mada ... 42

D.Struktur Organisasi PPAk Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada Tahun 2019 ... 43

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 44

A.Deskripsi Data ... 44

B.Analisis Data Deskriptif ... 49

C.Pengujian Instrumen Penelitian ... 53

D.Pengujian Asumsi Klasik ... 55

E. Penentuan Model Regresi ... 56

F. Pengujian Hipotesis ... 58

G.Uji Variabel Kontrol ... 61

H.Pembahasan... 62 BAB VI PENUTUP ... 65 A.Kesimpulan ... 65 B.Keterbatasan Penelitian ... 65 C.Saran ... 66 DAFTAR PUSTAKA ... 67 LAMPIRAN ... 72 BIOGRAFI PENULIS ... 107

(7)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Kisi- kisi Kuesioner Pemahaman Kode Etik Profesi Akuntan ... 24

Tabel 2 Kisi-kisi Kuesioner Perilaku Etis ... 25

Tabel 3 Data Responden Mahasiswa PPAk Universitas Gadjah Mada ... 44

Tabel 4 Rincian Penyebaran dan Pengembalian Kuesioner ... 45

Tabel 5 Karakteristik Responden berdasarkan Usia ... 45

Tabel 6 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin ... 47

Tabel 7 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 48

Tabel 8 Karakteristik Subjek Penelitian ... 49

Tabel 9 Analisis Statistik Deskriptif ... 50

Tabel 10 Data Statistik Deskriptif ... 51

Tabel 11 Data Statistik Deskriptif ... 51

Tabel 12 Hasil Kuesioner Pemahaman Kode Etik Profesi Akuntan ... 52

Tabel 13 Hasil Kuesioner Perilaku Etis ... 53

Tabel 14 Hasil Uji Validitas ... 54

Tabel 15 Hasil Uji Reliabilitas ... 55

Tabel 16 Hasil Uji Normalitas ... 56

Tabel 17 Hasil Regresi Linier Sederhana... 57

Tabel 18 Hasil Uji Regresi Sederhana ... 59

Tabel 19 Hasil Uji t ... 60

(8)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Model Penelitian ... 27

Gambar 2 Struktur Organisasi ... 43

Gambar 3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 46

Gambar 4 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin ... 47

(9)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Kuesioner ... 73

Lampiran 2 Data Jawaban Kuesioner ... 82

Lampiran 3. 1 Hasil Uji Validitas Pemahaman Kode Etik Profesi Akuntan ... 85

Lampiran 3. 2 Hasil Uji Validitas Perilaku Etis ... 80

Lampiran 4 Hasil Uji Reliabilitas ... 93

Lampiran 5 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 95

Lampiran 6 Hasil Uji Regresi Sederhana ... 97

Lampiran 7 Hasil Uji t... 99

Lampiran 8 Hasil Uji Regresi Variabel Kontrol ... 101

Lampiran 9 Hasil Uji t Variabel Kontrol ... 103

(10)

xvi ABSTRAK

PENGARUH PEMAHAMAN KODE ETIK PROFESI AKUNTAN TERHADAP PERILAKU ETIS CALON AKUNTAN

(Studi pada Mahasiswa Pendidikan Profesi Akuntan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada)

Emilia Bastiani Kurniasih NIM : 162114108 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2020

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemahaman kode etik profesi akuntan terhadap perilaku etis calon akuntan. Tempat penelitian berada di Universitas Gadjah Mada. Jumlah responden dalam penelitian ini yaitu 52 mahasiswa Pendidikan Profesi Akuntan Universitas Gadjah Mada, yang telah mengambil mata kuliah Etika Profesi.

Uji instrumen dalam penelitian ini adalah uji validitas dan uji reliabilitas. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive

sampling. Data yang digunakan menggunakan data primer. Penilaian variabel

dalam instrumen penelitian menggunakan skala Likert. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu regresi linier sederhana.

Hasil analisis dan pembahasan dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan pemahaman kode etik profesi akuntan terhadap perilaku etis calon akuntan. Hal ini terlihat dari hasil nilai Koefisien Korelasi (r) 0,672, nilai Koefisien Determinasi (r2) 0,451 dan nilai t hitung sebesar 6,413 lebih besar dari t tabel 1,676 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih rendah dari taraf signifikansi yang ditentukan yaitu sebesar 0,05.

(11)

xvii

ABSTRACT

THE INFLUENCE UNDERSTANDING OF THE ETHICAL CODE OF PROFESSIONAL ETHICS ACCOUNTANT ON THE ETHICAL BEHAVIOR OF

PROSPECTIVE ACCOUNTANTS

(Study in Professional Education Student Accountants Faculty of Economics and Business Gadjah Mada University)

Emilia Bastiani Kurniasih NIM: 162114108 Sanata Dharma University

Yogyakarta 2020

This research aims the determine the influence of ethical Code of Ethics in an accountant's profession. The research is located in Gadjah Mada University. The number of respondents obtained from this study were 52 students of the Education professional accountant Gadjah Mada University, who have taken courses in Professional Ethics.

The test instrument used in this study is validity test and reliability test. Sampling techniques in this study used purposive sampling. Data used is the primary data. The variable valuation in this research instruments use Likert scales. The data analysis techniques used in this study are simple linear regression.

The results of the analysis and discussion of this research show that there is a positive and significant influence of the accountant's Code of ethics towards the ethical behavior of prospective accountants. It is seen from the result of the value coefficient of correlation (r) 0.672; The value of coefficient of determination (R2)

0.451 and the calculated t value of 6.413 is greater than t table 1.676 with significance

value of 0.000 lower than the specified significance level of 0.05.

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berkembangnya zaman menuntut para pekerja untuk mampu bekerja secara efektif dan efisien dengan memiliki keahlian dan keterampilan khusus akan membantu para pekerja saat ini untuk bekerja secara profesional. Sifat profesional harus dimiliki oleh para akuntan maupun calon akuntan agar dapat bersaing di dunia pekerjaan saat ini. Tidak hanya keahlian dan keterampilan saja yang harus dimiliki, tetapi setiap profesi juga harus memiliki kode etik profesi yang dapat dijadikan suatu pedoman dan aturan yang harus disepakati dan dijalankan untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Handayani, Z (2013) dengan adanya kode etik kepercayaan masyarakat terhadap suatu profesi dapat diperkuat, karena setiap klien mempunyai kepastian bahwa kepentingannya terjamin. Kepercayaan dari masyarakat tersebut menjadi alasan perlunya kode etik profesi.

Berbagai kasus pelanggaran etika seharusnya tidak terjadi apabila setiap akuntan mempunyai pengetahuan, pemahaman, dan kemauan untuk menerapkan nilai-nilai moral dan etika secara memadai dalam pelaksanaan pekerjaan profesionalnya. Oleh karena itu, terjadinya berbagai kasus seharusnya memberi kesadaran untuk lebih memperhatikan etika dalam melaksanakan pekerjaan profesi akuntan (Ludigdo dalam Tikollah, Triyuwono, dan Ludigdo 2006). Untuk mencegah terjadinya kasus pelanggaran etika di Indonesia dari tindakan tidak etis tersebut, maka

(13)

diperlukan kode etik profesi yang mengatur secara ketat jika terjadi suatu pelanggaran.

Kode etik profesi diciptakan dengan tujuan mencapai kesamaan dalam berperilaku, apakah tindakan tersebut tidak etis maupun etis dengan ditetapkan secara bersama-sama (BPKP, 2008). Menurut Arisetyawan, R (2010) apabila etika suatu profesi dilanggar maka harus ada sanksi yang tegas terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh profesi tersebut, sedangkan apabila suatu profesi dijalankan berdasarkan etika profesi yang ada maka hasilnya tidak akan merugikan kepentingan umum dan akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap profesi tersebut.

Salah satu profesi yang dituntut untuk memahami dan menaati kode etik yang berlaku adalah profesi akuntan. Seorang akuntan diatur oleh suatu kode etik profesi di Indonesia yang dikenal dengan nama Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia. Pada tanggal 23 Desember 1957 Indonesia membentuk perkumpulan yang diberi nama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dengan tujuan menjunjung tinggi mutu pendidikan dan pekerjaan akuntan di Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut, IAI melakukan berbagai kegiatan yang salah satunya mengembangkan dan menegakkan kode etik akuntan di Indonesia (IAI, 2016). Sebagai mahasiswa akuntansi yang menjadi calon akuntan Indonesia maka harus mengetahui kode etik profesi akuntan (Fikriati, 2012).

Griffin dan Ebert (2006: 58) berpendapat bahwa perilaku etis merupakan perilaku yang sesuai dengan norma-norma sosial dan diterima secara umum berkaitan dengan tindakan-tindakan yang benar dan baik yang

(14)

bermanfaat dalam hidup bersosial. Selain memahami kode etik, para profesi akuntan juga harus berperilaku etis agar dapat meyakinkan masyarakat bahwa perilaku profesi akuntan sudah sesuai dengan kode etik yang berlaku.

Berdasarkan permasalahan yang muncul di Indonesia terhadap peran profesi akuntan maka sebelum menjadi seorang akuntan di Indonesia calon akuntan dituntut untuk dapat menerapkan perilaku etis. Sebagian besar universitas atau lembaga pendidik telah memberikan materi pembelajaran mengenai kode etik dan perilaku etis akuntan, diharapkan sudah memberikan gambaran bagi calon akuntan untuk berperilaku secara benar dan baik di masa depan.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Pengaruh Pemahaman Kode Etik Profesi Akuntan terhadap Perilaku Etis Calon Akuntan di Pendidikan Profesi Akuntan (PPAk) Universitas Gadjah Mada sebagai calon akuntan di Indonesia. Oleh karena itu, berdasarkan penjelasan di atas peneliti melakukan penelitian tentang “Pengaruh Pemahaman Kode Etik Profesi Akuntan terhadap Perilaku Etis Calon Akuntan di PPAk Universitas Gadjah Mada”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu apakah terdapat pengaruh pemahaman kode etik profesi akuntan terhadap perilaku etis pada calon akuntan di PPAk Universitas Gadjah Mada?

(15)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemahaman kode etik profesi akuntan terhadap perilaku etis pada calon akuntan di PPAk Universitas Gadjah Mada.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memperluas ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang akuntansi, sehingga penelitian ini dapat dijadikan sebuah referensi bagi peneliti yang akan datang mengenai pengaruh pemahaman kode etik profesi akuntan terhadap perilaku etis.

2. Manfaat Praktis a. Bagi penulis

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan memperluas ilmu mengenai kode etik profesi akuntan di Indonesia. Penelitian ini bermanfaat untuk menerapkan perilaku etis dan memahami kode etik profesi akuntan yang diperoleh selama perkuliahan dan diharapkan dapat menjadi bekal di dunia kerja nantinya.

(16)

b. Bagi PPAk Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi masukan bagi dosen pendidik di PPAk Universitas Gadjah Mada agar dapat meningkatkan kualitas dalam memberikan pelajaran, khususnya pada mata kuliah etika profesi. Hasil penelitian ini pun, setidaknya dapat menjadi indikator bagaimana para calon akuntan dalam berperilaku profesional di masa depan saat memasuki dunia kerja.

c. Bagi pihak lain

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan mengenai pengaruh pemahaman kode etik profesi akuntan terhadap perilaku etis. Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi para pelaku akuntan dalam menganalisis dan menjadikan solusi baik bagi permasalahan perilaku etis pada kode etik akuntan.

E. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan

Terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian bagi pihak terkait, dan sistematika penulisan.

(17)

Bab II Tinjauan Pustaka

Berisi mengenai teori dan kajian pustaka yang digunakan, penelitian terdahulu, kisi-kisi kuesioner, dan model penelitian.

Bab III Metode Penelitian

Berisi mengenai subjek penelitian, waktu dan tempat penelitian, jenis penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, cara mengukur variabel penelitian, teknik dan metode pengumpulan data, teknik pengujian instrumen, teknik analisis data, serta pengujian hipotesis. Bab IV Gambaran Umum PPAk Universitas Gadjah Mada

Bagian ini akan menjelaskan gambaran umum PPAk Universitas Gadjah Mada mengenai penjelasan sejarah persetujuan pendirian PPAk Universitas Gadjah Mada, dan struktur organisasi.

Bab V Analisis Data dan Pembahasan

Berisi jumlah sampel yang digunakan, analisis data, hasil penelitian, dan pembahasan.

Bab VI Penutup

Berisi kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran peneliti.

(18)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pemahaman Kode Etik Akuntan Indonesia

Kode Etik Profesi Akuntan merupakan norma yang mengatur hubungan antara akuntan dengan kliennya, antara akuntan dengan sejawatnya, dan antara profesi dengan masyarakat (Sihwahjoeni dan Gudono dalam Arisetyawan, 2000: 170). Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) mengeluarkan Kode Etik Profesi Akuntan di Indonesia dan telah mengalami beberapa perubahan.

Kode etik profesi akuntan terakhir disahkan pada tanggal 17 Desember 2018 dan diberlakukan sejak tanggal 1 Juli 2019. Kode etik akuntan profesional menurut IAI disahkan pada tanggal 5 Desember 2016 untuk berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2017. (IAI, 2016)

Kode etik profesi akuntan terbagi menjadi tiga bagian, yaitu; bagian A, bagian B, dan bagian C. Bagian A menetapkan dan merumuskan prinsip dasar etika profesi yang wajib dipatuhi oleh setiap praktisi akuntan profesional, bagian B dan bagian C menjelaskan mengenai kerangka konseptual pada situasi tertentu. Pada bagian B diberlakukan untuk akuntan profesional dipraktik publik dan bagian C berlaku untuk akuntan profesional pada entitas bisnis. (IAPI, 2018)

(19)

Etika profesi memiliki lima prinsip dasar etika untuk dipatuhi sebagai akuntan, yaituIAPI (2018):

1. Seksi 110: Prinsip Integritas yang mewajibkan setiap praktisi akuntan untuk bersikap tegas, adil, jujur, dan berterus terang dalam semua hubungan profesionalnya dan hubungan bisnis.

2. Seksi 120: Prinsip Objektivitas yang mewajibkan praktisi untuk tidak mudah terpengaruh oleh hal lain, tidak membiarkan subjektivitas atau bias, atau benturan kepentingan yang akan memengaruhi pertimbangan profesional maupun bisnis.

3. Seksi 130: Prinsip Kompetensi serta Sikap Kecermatan dan Kehati-hatian Profesional mewajibkan setiap praktisi untuk mempertahankan pengetahuan, bersikap, dan bertindak secara sungguh-sungguh sesuai dengan metode pelaksanaan dan standar profesional yang berlaku. 4. Seksi 140: Prinsip Kerahasiaan yang mewajibkan seluruh praktisi

akuntan untuk tidak mengungkapkan informasi tanpa persetujuan dari klien yang berasal dari hubungan profesional dan bisnis untuk kepentingan pribadi ataupun pihak ketiga.

5. Seksi 150: Prinsip Perilaku Profesional mewajibkan setiap praktisi untuk mematuhi setiap ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku sehingga menghindari perilaku yang dapat mengurangi kepercayaan terhadap profesi.

(20)

Terdapat indikator pemahaman mengenai konsep menurut Kilpatrick dan Findel (2001), yaitu:

1. Kemampuan menjelaskan kembali dari konsep yang telah dipelajari. 2. Kemampuan mengklasifikasikan objek-objek yang berdasarkan

dipenuhi atas tidaknya persyaratan yang membentuk konsep tersebut. 3. Kemampuan menerapkan konsep.

4. Kemampuan memberikan penjelasan dan contoh kembali yang tidak berasal dari konsep yang telah dipelajari.

5. Kemampuan menghubungkan berbagai konsep.

6. Kemampuan menyajikan konsep dalam beraneka macam bentuk. 7. Kemampuan mengembangkan syarat yang perlu dan cukup pada suatu

konsep.

B. Kode Etik Profesi

Menurut Lubis (1994), kode etik profesi merupakan sebuah sikap dalam hidup mengenai keadilan untuk memberikan pelayanan profesional kepada masyarakat dengan penuh ketertiban dan keahlian sebagai pelayanan yang bertujuan melaksanakan tugas berupa kewajiban kepada masyarakat. Kode etik profesi sangatlah penting bagi para praktisi karena merupakan sebuah aturan dan pedoman dalam berperilaku terlebih kode etik tidak dapat terpisah dengan etika. Perilaku yang baik akan memberikan dampak positif dimasyarakat. Kode etik profesi dapat menyatakan tindakan yang seharusnya

(21)

dilakukan dan pantas untuk dilakukan dalam dunia pekerjaan maupun kepada masyarakat.

Menurut Sumaryono (1995), kode etik profesi memiliki tiga fungsi, yaitu: 1. Sebagai sarana kontrol sosial. Adanya kode etik yang mengatur

tindakan para pekerja profesi untuk mengontrol para pekerja dalam pelaksanaan kerja dan tanggungjawabnya di kehidupan sosial. Sehingga dalam pekerjaannya para pekerja dapat melakukan tindakan yang sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja.

2. Sebagai pencegah campur tangan dengan pihak ketiga. Kode etik mengatur para pekerja profesi untuk tidak mencampuri permasalahan ataupun persoalan di luar tanggungjawabnya.

3. Sebagai pencegah kesalahpahaman dan konflik. Kode etik profesi mengatur para pekerja agar dapat mengetahui tindakan yang dapat dilakukan dan tidak dapat dilakukan agar tidak terjadi kesalahpahaman. Salah satu yang menyebabkan kesalahpahaman yaitu mencampuri kepentingan orang lain yang bukan merupakan tanggungjawab pribadi. Dengan ini, kode etik profesi mengatur agar para profesi dapat melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tanggungjawabnya.

Menurut IAI (2016) kode etik profesi memiliki tujuan, yaitu: 1. Untuk menjunjung tinggi mutu organisasi profesi.

2. Untuk memelihara dan menjaga kesejahteraan para anggota. 3. Untuk meningkatkan mutu profesi.

(22)

5. Untuk meningkatkan pelayanan diatas kepentingan pribadi. 6. Untuk menentukan baku standar.

7. Untuk meningkatkan pengabdian layanan para anggota profesi.

8. Untuk dapat memiliki organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat antar sesama akuntan profesional.

C. Pengertian Etika

Awal mula kata etika berasal dari bahasa Yunani yang disebut “ethos” artinya adat istiadat atau kebiasaan yang baik. Etika atau ethics merupakan keyakinan dalam suatu tindakan yang benar dan yang salah, atau tindakan yang baik dan yang buruk, yang memengaruhi hal lainnya (Griffin dan Ebert, 2006: 58). Dengan kata lain, etika merupakan bagaimana kita berpikir dan bertindak terhadap orang lain dan bagaimana kita inginkan mereka berpikir dan bertindak terhadap kita (Lawrence, Weber, dan Post, 2005). Bagi kehidupan sosial, etika memiliki hubungan yang erat dalam konsep individu atau kelompok untuk menilai kebenaran dari suatu tindakan yang telah dilakukan, sehingga etika dapat dijadikan sebagai pedoman dan aturan bagi setiap individu dalam hidup bersosial.

(23)

D. Pengertian Profesi

Profesi yang dikemukakan oleh Kanter (2001) menjelaskan bahwa suatu pekerjaan yang dilakukan oleh orang atau sekelompok tertentu yang memiliki keahlian khusus dengan memperoleh hasil melalui training atau pengalaman lain, atau diperoleh melalui keduanya. Dengan hasil yang diperoleh bagi penyandang profesi tersebut akan memberikan manfaat dalam memberi saran maupun nasehat bagi orang lain dalam bidangnya.

Pada awalnya, pengertian profesi dimaksudkan sebagai sebutan untuk pekerjaan mulia yang dilakukan oleh dokter, akuntan, pengacara, dan sejenisnya. Profesi ini disebut mulia karena orang yang menyandang profesi seperti ini tidak hanya menggunakan keahliannya untuk mencari nafkah (uang), melainkan memiliki misi sosial dan pekerjaannya berdampak luas bagi masyarakat. Lebih rinci dari pengertian profesi ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut (Agoes, 2014):

1. Profesi adalah suatu pekerjaan mulia.

2. Untuk menekuni suatu profesi diperlukan pengetahuan, keahlian, dan keterampilan tinggi.

3. Pengetahuan, keahlian, dan keterampilan diperoleh melalui pendidikan formal, pelatihan, dan praktik/pengalaman langsung.

4. Memerlukan komitmen moral (kode etik) yang ketat.

5. Suatu profesi akan berdampak luas bagi kepentingan masyarakat umum.

(24)

6. Suatu profesi harus mampu memberikan penghasilan/nafkah bagi penyandang profesi untuk hidup yang layak.

7. Terdapat organisasi profesi yang digunakan sebagai wadah untuk bertukar pikiran, mengembangkan program pelatihan, dan pendidikan berkelanjutan, serta menyempurnakan, menegakkan, dan mengawasi pelaksaan kode etik di antara anggota profesi tersebut.

8. Memiliki izin dari pemerintah untuk menekuni profesi ini.

Dengan ciri tersebut, bidang akuntansi dapat disebut sebagai profesi karena: 1. Membutuhkan pengetahuan akuntansi yang mendasar dari pendidikan

formal (knowledge).

2. Membutuhkan keterampilan dalam mengolah data sampai dengan menyajikan laporan, khususnya bagi yang memanfaatkan teknologi komputer dan sistem informasi (skill).

3. Sebagai orang/karyawan yang berada di bidang akuntansi harus mempunyai sikap dan perilaku etis (attitude).

E. Pengertian Etika Profesi

Etika profesi sangat penting bagi para profesi dalam melakukan suatu tindakan atau pekerjaan untuk melayani masyarakat terlebih harus dilakukan dengan semaksimal mungkin, sehingga masyarakat dapat merasa dilayani oleh profesi tertentu. Siti Rahayu (2010: 49) menjelaskan etika profesi merupakan kode etik bagi profesi tertentu sehingga setiap profesi yang menjalani harus mengerti dan memahaminya, bukan sebagai etika absolut.

(25)

Etika profesional mencakup perilaku untuk orang-orang profesional yang dirancang baik untuk tujuan praktis maupun untuk tujuan idealistis. Oleh karena itu, kode etik harus realistis dan dapat dipaksakan. Agar bermanfaat, kode etik seharusnya harus lebih tinggi dari undang-undang, tetapi di bawah ideal (Haryono dalam Nurlan, 2005: 28).

Bagi profesi akuntan, etika profesi sangat diperlukan dalam memutuskan segala hal yang memerlukan tindakan pengambilan keputusan. Jika seorang akuntan melaksanakan kewajiban secara profesional maka tindakannya dapat dibenarkan dan dianggap pantas untuk dilakukan. Sebaliknya jika melakukan tindakan yang tidak profesional maka sudah melanggar kode etik yang telah disepakati bersama.

F. Pengertian Perilaku Etis

Perilaku etis menggambarkan suatu tindakan yang dapat dikatakan baik dan benar jika dilakukan. Menurut Griffin dan Ebert (2006: 58), mengatakan perilaku etis merupakan perilaku yang sesuai dengan keyakinan orang pribadi dan norma-norma sosial yang diterima secara umum sejalan dengan tindakan-tindakan yang benar dan baik untuk dilakukan. Perilaku etis dapat dijadikan sebagai alat mengukur dan mengidentifikasi perilaku etis dan tidak etis yang berguna bagi setiap profesi.

Adapun faktor lain yang memengaruhi terciptanya perilaku etis pada kualitas individu yang kemudian menjadi prinsip untuk dijalani dalam bentuk

(26)

perilaku. Menurut Rachman (2006) terdapat indikator perilaku etis, yaitu sebagai berikut:

1. Memahami dan mengenali suatu perilaku sesuai dengan kode etik, contoh perilakunya yaitu:

a. Jujur dalam menggunakan dan mengelola sumber daya di dalam lingkup atau otoritasnya.

b. Mengikuti kode etik profesi dan perusahaan atau lembaga. c. Meluangkan waktu untuk memastikan segala tindakan yang

dilakukan tidak melanggar kode etik.

2. Melakukan tindakan yang konsisten atau sesuai dengan nilai dan keyakinan, contoh perilakunya yaitu:

a. Berbicara tentang ketidaketisan meskipun hal itu akan menyakiti teman dekat atau kolega.

b. Melakukan tindakan yang konsisten dengan nilai dan keyakinan. c. Jujur dalam berhubungan dengan pelanggan atau orang lain. 3. Bertindak berdasarkan nilai dan norma meskipun sulit untuk melakukan

itu, contoh perilakunya yaitu:

a. Secara terbuka mengakui telah melakukan kesalahan.

b. Berterus terang dalam segala hal meskipun dapat merusak hubungan baik.

(27)

4. Bertindak berdasarkan nilai dan norma walaupun terdapat resiko atau biaya yang cukup besar, contoh perilakunya yaitu:

a. Mengambil tindakan atas perilaku orang lain yang tidak etis, walaupun ada resiko besar untuk diri sendiri dan pekerjaan. b. Bersedia untuk mundur atau menarik jasa atau produk karena

praktek bisnis atau kinerja yang tidak etis.

c. Menentang orang-orang yang mempunyai kekuasaan demi menegakkan nilai (value) dan norma.

G. Pentingnya Perilaku Etis bagi Calon Akuntan

Mautz dan Sharaf (1993) menjelaskan bahwa etika profesi akuntan merupakan panduan bagi perilaku akuntan, sebagai suatu bentuk pertanggungjawaban terhadap klien, masyarakat, anggota profesi, dan dirinya sendiri. Etika dalam suatu organisasi profesi dituangkan dalam aturan tertulis yang disebut kode etik. Kode etik tersebut dijadikan sebagai pegangan bagi anggota profesi dalam menjaga reputasi dan kepercayaan masyarakat agar profesi tetap eksis dan bertahan (Tikollah, dkk, 2006: 8).

Larkin (2000) dalam Hastuti (2007) menjelaskan bahwa kemampuan untuk mengidentifikasi perilaku etis dan tidak etis pada suatu profesi sangat penting, karena kepercayaan masyarakat terhadap profesi akan rusak apabila seseorang melakukan tindakan-tindakan yang tidak etis. Jika seorang auditor melakukan tindakan-tindakan yang tidak etis, maka akan merusak

(28)

kepercayaan masyarakat terhadap profesi auditor tersebut (Khomsiyah & Indriantoro, 1998).

Perilaku etis perlu ditanamkan sejak dini kepada calon akuntan yang masih menduduki dunia perkuliahan agar di masa depan memiliki sikap kepemimpinan, bertanggungjawab akan kewajibannya sebagai akuntan dengan menyajikan laporan keuangan yang sesuai standar laporan keuangan, dan siap memasuki dunia pekerjaan sebagai akuntan. Oleh karena itu, calon akuntan diharapkan sudah mulai mengenal dan mampu memahami Kode Etik Profesi Akuntan agar menjadi akuntan yang dapat berperilaku etis terhadap masyarakat dan dapat dipercaya oleh masyarakat.

H. Pengaruh Pemahaman Kode Etik Profesi Akuntan terhadap Perilaku Etis

Pemahaman merupakan kemampuan seseorang untuk menangkap makna dan arti bahan yang dipelajari, yang dinyatakan dengan menguraikan isi pokok dari suatu bacaan atau mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk yang lain (Winkel dan Mukhtar dalam Sudaryono, 2012: 44). Menurut Pamela (2014) dengan bertindak sesuai moral dan nilai-nilai yang berlaku maka pihak yang menjalankan profesi akan berperilaku etis. Perilaku etis akuntan sangat menentukan posisinya dimasyarakat sebagai pemakai jasa profesi akuntan dengan mempelajari perilaku dari para pemimpin di masa depan dapat dilihat dari perilaku calon akuntan sekarang.

(29)

Perilaku calon akuntan perlu diteliti untuk mengetahui sejauh mana mereka akan berperilaku etis atau tidak di masa yang akan datang.

Kode Etik Akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai pedoman dan aturan bagi seluruh anggota, baik yang berpraktik sebagai akuntan publik, bekerja di lingkungan dunia usaha, pada instansi pemerintah, maupun di lingkungan dunia pendidikan dalam pemenuhan tanggungjawab profesionalnya. Etika profesional bagi praktik akuntan di Indonesia disebut kode etik (Simamora, 2002: 45).

Etika meliputi suatu proses penentuan yang kompleks tentang apa yang harus dilakukan seseorang dalam situasi tertentu yang disifati oleh kombinasi dari pengalaman dan pembelajaran masing-masing individu (Tikollah, dkk). Pendidikan akuntan yang professional tidak hanya menekankan pengembangan skills dan knowledge saja, tetapi juga standar etis dan komitmen profesional (Mintz, 1995 dalam Ustadi & Utami, 2005).

Jika profesi akuntan ingin bertahan, maka harus meningkatkan aspek etikanya dan penegakan kode etik profesi dalam kurikulum dan dalam menjalankan profesinya. Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) sebagai salah satu profesi yang sudah memiliki etika profesi dan mewajibkan aturan etika itu diterapkan oleh anggota IAPI. Etika ini menyebutkan bahwa akuntan harus mempertahankan sikap independen dan tidak boleh dipengaruhi oleh kepentingan apapun, kecuali etika profesi, menjaga integritas dan objektivitas, menerapkan semua prinsip dan standar akuntansi yang ada, serta

(30)

memiliki tanggungjawab moral kepada profesi, kolega, klien, dan masyarakat (Harahap, 2011: 27-28).

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori deontologi, teori hak, dan teori utilitarianisme. Secara teoritis penelitian ini sesuai dengan teori deontologi yang diartikan sebagai kewajiban (Bertens, 2000). Suatu tindakan yang baik atau etis jika dilakukan karena sebagai kewajiban. Dengan perilaku etis, calon akuntan yang dapat bertindak baik atau etis adalah calon akuntan yang dapat memenuhi kewajibannya yaitu patuh terhadap kode etik akuntan di Indonesia. Dengan patuh terhadap kode etik akuntan Indonesia, calon akuntan diharapkan dapat bertindak secara profesional, sehingga dalam tindakannya dibenarkan secara etika. (Nanang, 1999)

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan teori hak, karena teori hak merupakan suatu aspek dari teori deontologi, sebab teori hak tidak dapat dipisahkan dengan kewajiban (Bertens, 2000). Jika suatu tindakan adalah hak seseorang, maka sebenarnya tindakan yang sama merupakan kewajiban bagi orang lain. Sebagai pengguna informasi keuangan yang menggunakan jasa profesi akuntan mempunyai hak untuk menuntut akuntan agar dapat mematuhi kode etik akuntan, karena dengan mematuhi kode etik akuntan diharapkan dapat menghasilkan informasi keuangan yang benar sehingga dapat dipercaya.

Selain teori hak dan teori deontologi, penelitian ini juga sesuai dengan teori utilitarianisme. Teori utilitarianisme memiliki arti “bermanfaat”, jika bermanfaat bagi orang banyak atau kepentingan bersama dapat dikatakan

(31)

tindakan tersebut baik (Bertens, 2000). Dapat disimpulkan bahwa calon akuntan yang patuh terhadap kode etik profesi akuntan akan bertindak secara profesional, salah satunya adalah bertindak obyektif. Tindakan tersebut akan menghasilkan perbuatan yang baik jika dilakukan dan memberikan manfaat bagi kepentingan orang banyak.

I. Penelitian Terdahulu

1. Dewi (2010) melakukan penelitian tentang persepsi mahasiswa atas perilaku tidak etis akuntan (Studi pada Universitas Kristen Satya Wacana). Penelitian ini bertujuan untuk menguji seberapa besar pengaruh terhadap persepsi mahasiswa atas perilaku tidak etis akuntan. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda dengan program SPSS. Sampel yang digunakan sebanyak 120 mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Kristen Satya Wacana dengan metode pemilihan sampel menggunakan purposive sampling yaitu mahasiswa yang sudah mengambil mata kuliah auditing 1. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan terdapat faktor yang memengaruhi persepsi mahasiswa terhadap perilaku tidak etis akuntan.

2. Pamela (2014) melakukan penelitian mengenai pengaruh pemahaman kode etik profesi akuntan terhadap perilaku etis (studi kasus pada mahasiswa akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta) untuk mengetahui apakah berpengaruh atau tidak. Metode analisis yang digunakan adalah metode regresi linier sederhana. Sampel yang diambil

(32)

adalah 99 mahasiswa dari 196 mahasiswa Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan pemahaman kode etik profesi akuntan terhadap perilaku etis.

3. Kusuma (2018) melakukan penelitian tentang pengaruh pemahaman kode etik profesi akuntan terhadap perilaku etis mahasiswa akuntansi (Studi kasus pada mahasiswa akuntansi angkatan 2013 - 2015 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemahaman kode etik profesi akuntan terhadap perilaku etis mahasiswa akuntansi. Metode analisis pada pada penelitian ini menggunakan metode regresi linier sederhana. Sampel yang digunakan sebanyak 100 mahasiswa dari 521 mahasiswa akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2013 – 2015. Hasil penelitian mununjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan pemahaman kode etik profesi akuntan terhadap perilaku etis.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya. Pada penelitian sebelumnya hanya menggunakan variabel independen, variabel dependen, dan menggunakan subjek penelitian dengan lingkup mahasiswa/i dijenjang S1. Dalam penelitian ini, peneliti tertarik untuk menambah variabel kontrol dengan tujuan agar variabel independen dan variabel dependen tidak dipengaruhi oleh faktor eksternal. Benzt et al. (1989) dalam Ameen et al.

(33)

(1996) menjelaskan dua alternatif pendekatan sehubungan dengan gender dalam menentukan perilaku etis. Pertama, pendekatan sosialisasi gender, dimana laki-laki dan perempuan membawa nilai dan norma-norma yang berbeda ke dalam pekerjaan yang akan memengaruhi laki-laki dan perempuan tersebut dalam membuat keputusan. Laki-laki akan bersaing mencapai kesuksesan dan cenderung melanggar aturan-aturan karena laki-laki memandang pencapaian prestasi sebagai suatu persaingan. Perempuan secara tipikal disosialisasikan oleh nilai-nilai komunal yang direfleksikan dalam bentuk perhatian kepada sesama, tidak mementingkan diri sendiri dan menitik beratkan pada pelaksanaan tugas dengan baik dan hubungan kerja yang harmonis. Kedua, pendekatan struktural dimana laki-laki dan perempuan sehubungan dengan peran-perannya dalam jabatan tertentu menunjukkan prioritas perilaku etis yang sama. Penelitian ini menggunakan jenis kelamin sebagai variabel kontrol karena untuk menguji apakah kehadiran variabel jenis kelamin akan memberikan pengaruh antara pemahaman kode etik profesi akuntan terhadap perilaku etis.

Penelitian Pamela (2014) dan Kusuma (2018) memiliki hasil penelitian yang sama yaitu adanya pengaruh pemahaman kode etik akuntan terhadap perilaku etis. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2010) yang melakukan penelitian tentang persepsi mahasiswa atas perilaku tidak etis, terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara laki-laki dengan perempuan dengan dijelaskan nilai mean laki-laki memiliki nilai lebih tinggi, sehingga persepsi terhadap prinsip dan aturan etika dalam kode etik akuntan

(34)

seorang laki-laki mengenai persepsi kode etik akuntan lebih baik dibanding perempuan.

J. Kuesioner Pemahaman Kode Etik Profesi Akuntan dan Perilaku Etis Instrumen pertanyaan pada kuesioner penelitian ini menggunakan sumber yang dimodifikasi dari sumber penelitian Pamela (2014). Pada variabel pemahaman kode etik profesi akuntan terdapat 15 butir pertanyaan dan pada variabel perilaku etis terdapat delapan butir pertanyaan yang setiap pertanyaannya mewakilkan instrumen masing-masing. Jumlah pertanyaan yang disediakan peneliti terdapat 23 butir pertanyaan yang terdiri dari pemahaman kode etik profesi akuntan dan perilaku etis. Kisi – kisi kuesioner akan di tampilkan pada Tabel 1 dan 2, sebagai berikut:

(35)

Tabel 1 Kisi- kisi Kuesioner Pemahaman Kode Etik Profesi Akuntan

Variabel Indikator No. Item Jumlah

Pemahaman Kode Etik Profesi Akuntan Tanggungjawab Profesi 1, 2*, 3 3 Kepentingan Publik 4, 5 2 Integritas 6 1 Obyektif 7, 8 2

Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional 9 1 Kerahasiaan 10, 11 2 Perilaku Profesional 15 1 Standar Teknis 12, 13, 14* 3 Jumlah 15

Keterangan * = butir pertanyaan negatif

(36)

Tabel 2 Kisi-kisi Kuesioner Perilaku Etis

Variabel Indikator No. Item Jumlah

Perilaku Etis

Memahami dan mengenali perilaku sesuai kode etik

1, 2 2

Melakukan tindakan yang konsisten dengan nilai dan keyakinannya

3, 4 2

Bertindak berdasarkan nilai meskipun sulit untuk melakukan itu

5, 6 2

Bertindak berdasarkan nilai walaupun ada risiko atau biaya yang cukup besar

7, 8 2

Jumlah 8

Sumber : memodifikasi dari sumber penelitian Pamela (2014).

K. Hipotesis Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh Kusuma (2018) menunjukkan terdapat pengaruh antara pemahaman kode etik profesi akuntan terhadap perilaku etis mahasiswa akuntansi Universitas Sanata Dharma. Sejalan dengan penelitian Pamela (2014) menunjukkan terdapat pengaruh pemahaman kode etik profesi akuntan terhadap perilaku etis mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta. Jika calon akuntan memiliki pemahaman yang baik mengenai kode etik

(37)

akuntan maka akan semakin baik pula perilaku yang dilakukan, sebaliknya jika calon akuntan tidak memahami kode etik akuntan akan menggambarkan perilaku yang kurang baik.

Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu, maka hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

H1: Terdapat pengaruh Pemahaman Kode Etik Profesi Akuntan terhadap Perilaku Etis Mahasiswa PPAk Universitas Gadjah Mada.

L. Model Penelitian

Model penelitian merupakan suatu bagan dari fenomena yang sedang diteliti dan bagian dari suatu pemikiran. Variabel independen (X) dalam penelitian ini adalah pemahaman kode etik profesi akuntan. Variabel independen akan menyebabkan perubahan pada variabel dependen (Y). Variabel dependen (Y) dalm penelitian ini adalah perilaku etis calon akuntan. Perilaku etis calon akuntan dapat diamati dari perilaku yang sesuai dengan nilai sosial seperti bertanggungjawab pada kewajibannya, mematuhi peraturan yang disepakati dan dijalankan bersama, dan bertindak berdasarkan nilai dan norma yang memiliki resiko cukup besar.

(38)

Berdasarkan uraian tersebut dapat digambarkan model penelitian yang menunjukkan antara variabel-variabel penelitian yang digambarkan dalam gambar 1 sebagai berikut:

H1

Gambar 1 Model Penelitian

Keterangan: X = Variabel independen Y = Variabel dependen Pemahaman Kode

Etik Akuntan X

Perilaku Etis Y

(39)

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

Subjek penelitian menurut Arikunto (2010) adalah tempat dimana data untuk penelitian diperoleh. Penelitian ini menggunakan subjek penelitian yaitu seluruh calon akuntan angkatan 37 dan 38 yang sudah menempuh mata kuliah etika profesi di PPAk Universitas Gadjah Mada.

B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2020 sampai dengan Februari 2020.

2. Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, yang beralamat di Jalan Sosio Humaniora, Bulaksumur No.1, Karang Malang, Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta 55281.

C. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan data primer. Menurut Nazir (2009: 54) metode deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa

(40)

sekarang. Dengan kata lain, penelitian deskriptif dapat menggunakan prosedur ilmiah dalam menjawab sebuah masalah secara aktual.

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi merupakan totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki sebuah karakteristik tertentu, secara jelas dan lengkap yang akan diteliti (Hasan, 2003). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa angkatan 37 dan 38 PPAk Universitas Gadjah Mada. 2. Sampel

Sampel merupakan sebuah bagian dari banyaknya populasi yang digunakan sebagai perwakilan dari populasi yang memiliki karakteristik jelas dan lengkap. Penelitian ini menggunakan sampel seluruh angkatan 37 dan 38. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling, yaitu sampel yang dipilih dari beberapa kriteria tertentu yang sesuai dengan penelitian ini. Kriteria tertentu tersebut yaitu calon akuntan PPAk Universitas Gadjah Mada yang sudah menempuh mata kuliah etika profesi, karena kode etik profesi akuntan diajarkan pada materi perkuliahan etika profesi.

(41)

E. Variabel Penelitian

Sugiyono (2005: 31) menyatakan, variabel penelitian merupakan sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian dapat menarik kesimpulan. Sesuai dengan judul penelitian “Pengaruh Pemahaman Kode Etik Profesi Akuntan terhadap Perilaku Etis Calon Akuntan Pendidikan Profesi Akuntan Universitas Gadjah Mada”, maka variabel yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut:

1. Variabel bebas (independent variable) (X) Pemahaman Kode Etik Profesi Akuntan

Sebagai pemahaman mengenai kode etik profesi akuntan di Indonesia. Kode etik profesi adalah suatu aturan, tata cara, tanda, dan pedoman etis dalam menjalankan pekerjaan. Terdapat delapan butir kode etik profesi akuntan Indonesia, yaitu (Mulyadi, 2001: 58):

a. Tanggungjawab profesi b. Kepentingan publik c. Integritas

d. Obyektifitas

e. Kompetensi dan kehati-hatian profesional f. Kerahasiaan

g. Perilaku profesional h. Standar teknis

(42)

2. Variabel terikat (dependent variable) (Y) Perilaku etis

Perilaku etis adalah suatu tindakan yang sesuai dengan norma-norma sosial dalam masyarakat yang diterima secara umum berkaitan dengan tindakan-tindakan baik dan benar (Griffin dan Ebert, 2006: 58). Perilaku etis dapat mencerminkan kualitas individu yang dipengaruhi oleh beberapa faktor dari luar yang kemudian menjadi prinsip dalam menjalani perilaku. Menurut Rachman (2006) perilaku etis memiliki indikator, antara lain:

a. Memahami dan mengenali perilaku sesuai dengan kode etik. b. Melakukan tindakan yang konsisten dengan nilai dan

keyakinannya.

c. Bertindak berdasarkan nilai meskipun sulit untuk melakukannya. d. Bertindak berdasarkan nilai walupun terdapat resiko atau biaya

yang cukup besar. 3. Variabel kontrol

Menurut Purwanto dan Sulistyastuti (2007) variabel kontrol merupakan variabel yang mengendalikan agar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen tidak dipengaruhi oleh faktor eksternal. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah pengaruh jenis kelamin (gender).

(43)

F. Cara Mengukur Variabel Penelitian

Skala yang digunakan dalam penyusunan kuesioner penelitian ini yaitu skala Likert. Skala Likert merupakan teknik yang digunakan untuk mengukur sikap dan pendapat terhadap masing-masing pernyataan (Noor, 2011). Tanggapan responden atas pertanyaan dalam skala Likert akan menentukan tingkat persetujuan terhadap pernyataan dengan memilih salah satu pilihan yang tersedia. Terdapat empat pilihan dalam skala dengan format seperti: 1. Jawaban A “Sangat Setuju” diberi score 4

2. Jawaban B “Setuju” diberi score 3 3. Jawaban C “Tidak Setuju” diberi score 2

4. Jawaban D “Sangat Tidak Setuju” diberi score 1

G. Teknik dan Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menurut Nazir (2003) merupakan alat-alat ukur yang diperlukan dalam melaksanakan suatu penelitian. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari seluruh mahasiswa program pendidikan profesi akuntan Universitas Gadjah Mada yang akan menjadi calon akuntan. Menurut Indriantoro (2009: 146) data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli. Data primer didapat melalui cara menyebarkan kuesioner kepada mahasiswa PPAk Universitas Gadjah Mada yang sudah menempuh mata kuliah etika profesi secara langsung. Kuesioner yang diberikan secara

(44)

langsung dikembalikan pada hari itu juga, sehingga data yang diperoleh dari jawaban kuesioner akan diolah untuk langsung mendapatkan kesimpulannya. Kuesioner penelitian ini menggunakan pengukuran Skala Likert dengan jenis data ordinal yang diklasifikasikan dalam 4 poin pengukuran. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2010: 199). Tujuan adanya kuesioner adalah untuk mendapatkan dan mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan pengaruh pemahaman kode etik profesi akuntan terhadap perilaku etis.

Metode pengumpulan data penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif menggunakan perhitungan atau angka atau kuantitas dalam mengolah data yang diperoleh dari data primer (Lexy, 2005).

H. Teknik Pengujian Instrumen 1. Uji Validitas

Uji Validitas bertujuan untuk mengukur suatu kuesioner dapat dinyatakan sah atau valid tidaknya. Suatu kuesioner dapat dinyatakan valid jika rhitung > dari rtabel (Ghozali, 2011). Pengujian validitas pada penelitian ini menggunakan cara mengkorelasikan setiap skor butir pertanyaan dengan skor total pada variabelnya. Hasil pengujian validitas dapat menunjukkan tinggi rendahnya masing-masing indikator

(45)

pertanyaan menjadi tidak menyimpang dari yang dimaksud dan suatu indikator pertanyaan dapat dikatakan sah atau valid.

2. Uji Reliabilitas

Uji Reabilitas bertujuan untuk mengukur suatu kuesioner yang membuktikan adanya indikator dari variabel. Pengujian reliabilitas pada penelitian ini menggunakan teknik Cronbach’s - Alpha. Untuk dapat dikatakan reliabel atau andal pada suatu kuesioner adalah jika memiliki Cronbach’s – Alpha > 0,60 (Ghozali, 2011).

Penelitian ini melakukan pengukuran reliabilitas dengan menggunakan metode one shot atau pengukuran sekali saja. Pengukuran reliabilitas menggunakan bantuan Statistical Package for

the Social Sciences (SPSS 22).

I. Teknik Analisis Data

Terdapat langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mengelola data pada penelitian ini. Langkah-langkah pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut:

1. Statistik Deskriptif

Teknik analisis data pada jenis penelitian deskriptif ini menggunakan teknik analisis statistik deskriptif. Statistik deskripif didefinisikan sebagai proses pengumpulan, penyajian, dan meringkas berbagai jenis data yang bertujuan untuk menggambarkan data tersebut secara jelas dan salah satu teknik yang digunakan untuk menjawab pertanyaan

(46)

penelitian yang telah dirumuskan pada permasalahan yang terjadi (Santoso S, 2003: 32).

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji model sebelum digunakan untuk memprediksi, sehingga harus dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan pengujian hipotesis dengan analisis linier sederhana. Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini yaitu:

a. Menguji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual berdistribusi normal. Salah satu metode yang digunakan untuk mengetahui normalitas distribusi data menggunakan metode uji

Kolmogorov-Smirnov. Jika hasil dari metode uji Kolmogorov-Smirnov dapat

menunjukkan tingkat normalitas yang signifikan lebih dari 5% (Sig> 0,05) maka dapat dikatakan data memenuhi asumsi normalitas, dan jika tingkat normalitas kurang dari 5% (Sig< 0,05) maka dapat dikatakan data tidak memenuhi asumsi normalitas. (Kurniawan, 2014)

3. Analisis Regresi Sederhana

Analisis regresi sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh pada variabel bebas terhadap variabel terikat atau dapat dikatakan untuk mengetahui seberapa jauh perubahan variabel bebas dalam memengaruhi variabel terikat (Noor, 2011). Tujuan dari pengujian

(47)

analisis regresi sederhana untuk membuktikan suatu hipotesis yang diajukan apakah pemahaman kode etik profesi akuntan berpengaruh terhadap perilaku etis.

J. Uji Hipotesis

Hipotesis adalah suatu pernyataan yang berisi tentang sifat populasi, sedangkan uji hipotesis adalah suatu prosedur yang bertujuan untuk membuktikan adanya kebenaran sifat populasi berdasarkan data sampel yang dimiliki (Kusuma, 2018). Dengan melakukan beberapa tahap dalam uji hipotesis, yaitu:

1. Merumuskan Hipotesis

Sesuai dengan judul dalam penelitian ini, maka peneliti dapat merumuskan hipotesis, sebagai berikut:

H0 = Pemahaman kode etik tidak berpengaruh terhadap perilaku etis. H1 = Pemahaman kode etik berpengaruh terhadap perilaku etis. 2. Menentukan tingkat signifikansi

Taraf signifikansi uji memiliki beragam pilihan dan tergantung pada keinginan peneliti, yaitu 0,01 (1%), 0,05 (5%), dan 0,10 (10%). Menurut Swarjana (2016) tingkat signifikansi 5% umumnya digunakan pada penelitian survei dan sosial. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi 5% sebab data yang diperoleh

(48)

dianggap tidak memiliki ketelitian tinggi karena pengukuran hanya melalui kuesioner (Swarjana, 2016).

3. Menentukan Nilai t

Penelitian ini menggunakan uji hipotesis yaitu uji statistik t. Uji t bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen (X) berpengaruh atau tidak terhadap variabel dependen (Y). Maka dari itu, uji t bertujuan untuk mengetahui apakah hipotesis diterima atau ditolak. Pengambilan keputusan yang digunakan yaitu jika nilai signifikansi jauh lebih kecil dari 0,05 maka H1 diterima dan H0 ditolak, yang berarti variabel independen (X) berpengaruh terhadap variabel dependen (Y). Sebaliknya, jika nilai signifikansi jauh lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak, yang berarti variabel independen (X) tidak berpengaruh terhadap variabel dependen (Y). (Purwanto dan Sulistyastuti, 2007)

4. Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan dalam menguji hipotesis diatas dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan kriteria seperti berikut:

a. Jika nilai Sig < 0,05 maka H0 ditolak b. Jika nilai Sig > 0,05 maka H0 diterima

(49)

5. Menarik Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari perumusan hipotesis di atas, yaitu:

a. Jika H0 diterima maka variabel pemahaman kode etik profesi akuntan tidak berpengaruh terhadap perilaku etis calon akuntan. b. Jika H0 ditolak maka variabel pemahaman kode etik profesi

akuntan berpengaruh terhadap perilaku etis calon akuntan.

K. Uji Variabel Kontrol

Variabel kontrol merupakan variabel yang digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen yang tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti (Sugiyono, 2009). Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linier sederhana dengan variabel kontrol yang digunakan yaitu jenis kelamin (gender). Kesimpulan yang akan diambil jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 atau 5% (Sig> 0,05) maka kehadiran variabel kontrol tidak memengaruhi variabel independen terhadap variabel dependen, sebaliknya jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau 5% (Sig< 0,05) maka kehadiran variabel kontrol memengaruhi variabel independen terhadap variabel dependen.

(50)

39

BAB IV

GAMBARAN UMUM PPAk UNIVERSITAS GADJAH MADA

A. Profil Program Studi PPAk Universitas Gadjah Mada

1. Sejarah Singkat

Program studi PPAk Universitas Gadjah Mada menyediakan pendidikan profesional untuk mahasiswa akuntansi. Program ini diisi oleh anggota fakultas, praktisi profesional, jaringan alumni, dan pejabat publik untuk menciptakan proses pembelajaran yang terintegrasi dan sistematis. Program ini didukung oleh staf pengajar yang berkualitas tinggi dan memanfaatkan teknologi informasi berbasis internet.

Surat Keputusan Pendirian Profesi Akuntansi yang berisi Ijin Penyelenggaraan PPAk pada Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta diterbitkan pada tanggal 9 Juli 2003, berdasarkan Landasan Peraturan yaitu; Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Keputusan Presiden Republik Indonesia: Nomor 85/M Tahun 1999, Nomor 136 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan No 165 Tahun 2001, dan Nomor 228/M Tahun 2001, Keputusan Menteri Pendidikan Nasional: Nomor 176/O/2001 tanggal 7 Nopember 2001, Nomor 179/U/2001 tanggal 21 Nopember 2001, dan Nomor 180/P/2001 tanggal 21 Nopember 2001, dan Perjanjian Kerjasama antara Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi dan Ketua Umum Ikatan Akuntan Indonesia No 565/D/T/2002 dan No 2460/MOV/IAI/III/02 menyatakan bahwa Universitas Gadjah Mada

(51)

layak diberikan izin pendirian penyelenggaraan pendidikan profesi akuntansi.

Ijin penyelenggaraan PPAk diberikan untuk jangka waktu lima tahun terhitung sejak tanggal terbitnya ijin dengan selambat-lambatnya enam bulan sebelum ijin berakhir, pimpinan perguruan tinggi wajib mengajukan perpanjangan ijin sesuai dengan peraturan yang berlaku. Selanjutnya terdapat beberapa surat ijin perpanjangan penyelenggaraan yaitu: Surat Rekomendasi Perpanjangan Ijin IAI diselenggarakan pada tanggal 12 Juni 2008, Surat Keputusan Perpanjangan Ijin Penyelenggaraan dari Rektor Universitas Gadjah Mada pada tahun 2008, Surat Keputusan BAN Nomor: 001/BAN-PT/Ak-I/PP/XXI/2009 tanggal 21 Desember 2009 menyatakan terakreditasi pada peringkat A (Sangat Baik) untuk periode tahun 2009-2014, Surat Keputusan BAN

Nomor: 382/SK/BAN-PT/Akred/PSPPAk/IX/2014 tanggal 27

September 2014 menyatakan terakreditasi pada peringkat A (Sangat Baik) untuk periode tahun 2014-2019, Surat Keputusan Perpanjangan Ijin Penyelenggaraan dari Rektor Universitas Gadjah Mada tahun 2012, dan Surat Keputusan Perpanjangan Ijin Penyelenggaraan dari Rektor Universitas Gadjah Mada tahun 2016.

(52)

2. Pentingnya Profesi Akuntan

Perekonomian Indonesia yang mengalami perkembangan signifikan dalam beberapa tahun terakhir memberikan konsekuensi terhadap tingginya kebutuhan tenaga akuntan yang berkualitas. Akuntan yang dibutuhkan yaitu akuntan internal, akuntan publik, akuntan manajemen, akuntan forensik, dan lainnya. Selain kebutuhan akuntan meningkat, kompetensi akuntan juga dituntut semakin meningkat karena ASEAN Economic Community telah diberlakukan mulai tahun 2015 sehingga menuntut semua profesi terutama profesi akuntan untuk ikut andil dalam persaingan agar tercapainya sebuah cita-cita kemakmuran Indonesia. Tantangan besar tersebut menuntut Program Pendidikan Profesi Akuntan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada melakukan pembenahan dan menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk merespon tantangan yang semakin menuntut kompetensi dan profesionalisme akuntan.

B. Visi dan Misi Program PPAk Universitas Gadjah Mada

1. Visi Pendidikan Profesi Akuntan

Menjadi benchmark bagi Program Pendidikan Profesi Akuntan di Indonesia dan mampu menghadapi tantangan dilevel Asia Tenggara.

(53)

2. Misi Pendidikan Profesi Akuntan

a. Didukung oleh kuatnya jejaring internasional dilevel Fakultas dan berakar kepada kearifan lokal, PPAk membangun mahasiswa untuk menjadi akuntan profesional yang kompeten dan berintegritas.

b. Melaksanakan penelitian aplikatif dibidang akuntansi dan

pengabdian kepada masyarakat.

C. Tujuan Program PPAk Universitas Gadjah Mada

1. Menghasilkan akuntan yang kompeten, jujur, dan memiliki integritas kuat sehingga mampu bersaing di tingkat nasional dan Asia Tenggara. 2. Meningkatkan penelitian yang aplikatif di bidang akuntansi.

3. Meningkatkan mutu dan layanan program pengabdian kepada

masyarakat secara efisien, efektif dan profesional.

(54)

D. Struktur Organisasi PPAk Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada Tahun 2019

Gambar 2 Struktur Organisasi

Sumber: Website Fakultas Ekonomika dan Bisnis Program Studi Pendidikan Profesi Akuntan Pengelola Ketua Sekretaris Kabag. Akademik Kaur. Layanan Kuliah dan Jadwal

Kaur. Perpustakaan Kaur. Teknisi Kaur. Keuangan Kaur. Keuangan Kabag. Umum Kasie. Admisi

(55)

44 BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data

Penelitian ini dilakukan di PPAk Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan studi pada mahasiswa PPAk Universitas Gadjah Mada. Data yang digunakan merupakan data primer melalui kuesioner yang disebarkan secara langsung kepada dua angkatan yaitu angkatan 37 dan 38 sejumlah 52 responden, sehingga penelitian ini menggunakan seluruh populasi sebagai sampel yang sudah menempuh materi etika profesi.

Berikut data populasi mahasiswa Program Pendidikan Profesi Akuntan Universitas Gadjah Mada disajikan dalam bentuk tabel di bawah ini:

Tabel 3 Data Responden Mahasiswa PPAk Universitas Gadjah Mada

Angkatan Populasi

37 22 mahasiswa

38 30 mahasiswa

Total 52 mahasiswa Sumber: data primer diolah, 2020

Berdasarkan Tabel 3 populasi mahasiswa sebanyak 52 mahasiswa yang terdiri dari angkatan 37 sebanyak 22 mahasiswa dan angkatan 38 sebanyak 30 mahasiswa. Penyebaran dan pengembalian kuesioner dilakukan pada tanggal 30 Januari 2020 untuk angkatan 37 dan 24 Februari 2020 untuk angkatan 38. Berikut merupakan tabel rincian penyebaran dan pengembalian kuesioner:

(56)

Tabel 4 Rincian Penyebaran dan Pengembalian Kuesioner

Keterangan Frekuensi Persentase

Kuesioner yang disebar 64 100%

Kuesioner yang kembali 52 81,3%

Kuesioner yang tidak kembali 12 18,7%

Kuesioner yang dapat diolah 52 81,3%

Sumber: data primer diolah, 2020

Berdasarkan rincian Tabel 4 terdapat kuesioner yang tidak kembali disebabkan oleh ketidakhadiran mahasiswa PPAk Universitas Gadjah Mada saat penyebaran dan pengembalian kuesioner dilakukan. Penelitian ini menggunakan 52 kuesioner sebagai sampel dengan kondisi kuesioner yang telah memadai untuk menjadi dasar analisis dan pembahasan dalam penelitian ini.

Berdasarkan hasil pengumpulan data melalui kuesioner, penelitian ini terbagi atas tiga kelompok karakteristik responden, yaitu usia, jenis kelamin, dan pekerjaan. Berikut rincian karakteristik responden:

1. Usia Responden

Tabel 5 Karakteristik Responden berdasarkan Usia

Usia Frekuensi Persentase

20 - 25 tahun 46 71,9%

26 - 30 tahun 5 7,8%

31 - 35 tahun 0 0%

36 - 40 tahun 1 1,6%

(57)

Gambar 3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Berdasarkan Gambar 3 menunjukkan bahwa jumlah responden yang berusia 20 sampai 25 tahun sebanyak 46 mahasiswa, jumlah responden yang berusia 26 sampai 30 tahun sebanyak lima orang, dan jumlah responden yang berusia 36 sampai 40 tahun satu orang. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa usia 20 sampai 25 tahun lebih banyak dibandingkan dengan usia yang lain. Pada responden yang berusia 31 sampai 35 tahun memiliki persentase 0% dikarenakan tidak terdapat responden di usia tersebut.

(58)

2. Jenis Kelamin

Tabel 6 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Laki – Laki 17 26,6%

Perempuan 35 54,7%

Sumber: data primer diolah, 2020

Gambar 4 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan Gambar 4 diketahui jumlah responden perempuan sebanyak 35 mahasiswa dengan persentase 54,7% dan laki-laki sebanyak 17 mahasiswa dengan persentase 26,6%. Data ini menunjukkan bahwa jumlah responden perempuan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah responden laki-laki.

(59)

3. Pekerjaan

Tabel 7 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Pekerjaan

Sumber: data primer diolah, 2020

Gambar 5 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Pekerjaan Berdasarkan Gambar 5 diketahui jumlah mahasiswa sebanyak 50 mahasiswa dengan persentase 78,1%, jumlah pekerjaan pegawai sebanyak satu mahasiswa dengan persentase 1,6%, dan jumlah pekerjaan wirausaha sebanyak satu mahasiswa dengan persentase 1,6%. Data ini menujukkan bahwa jumlah mahasiswa lebih banyak dibandingkan jenis pekerjaan lainnya.

Jenis Pekerjaan Frekuensi Persentase

Mahasiswa 50 78,1%

Pegawai 1 1,6%

(60)

Tabel 8 Karakteristik Subjek Penelitian

Karakteristik Jumlah Responden Persentase Usia : 20 – 25 tahun 46 mahasiswa 71,9% 26 – 30 tahun 5 mahasiswa 7,8% 31 – 35 tahun 0 mahasiswa 0% 36 – 40 tahun 1 mahasiswa 1,6% Total 52 mahasiswa 81,3% Jenis Kelamin : Laki-laki 17 mahasiswa 26,6% Perempuan 35 mahasiswa 54,7% Total 52 mahasiswa 81,3% Pekerjaan : Mahasiswa 50 mahasiswa 78,1% Pegawai 1 mahasiswa 1,6% Wirausaha 1 mahasiswa 1,6% Total 52 mahasiswa 81,3%

Sumber : data primer diolah, 2020

B. Analisis Data Deskriptif

1. Analisis Statistik Deskriptif

Hasil uji analisis statistik deskriptif berisi nama variabel, mean, standar deviasi, nilai maksimum, nilai minimum, dan jumlah data penelitian. Tujuan dari uji statistik deskriptif adalah untuk menguji dan menjelaskan suatu gambaran umum data yang telah terkumpul.

(61)

Tabel 9 Analisis Statistik Deskriptif

Variabel N Minimum Maksimum Mean Std.

Deviaton Pemahaman Kode Etik Profesi Akuntan 52 45 60 54,52 5,082 Perilaku Etis 52 21 32 26,58 3,064 Valid N (listwise) 52

Sumber : data primer diolah, 2020

Tabel 9 menjelaskan bahwa variabel pemahaman kode etik profesi akuntan memiliki nilai minimum 45, nilai maksimum 60, rata-rata 54,52 dan standar deviasi 5,082. Variabel perilaku etis memiliki nilai minimum 21, nilai maksimum 32, rata-rata 26,58 dan standar deviasi 3,064. Data yang terkumpul berjumlah 52 mahasiswa pendidikan profesi akuntan.

Instrumen pertanyaan pada kuesioner penelitian ini menggunakan sumber yang dimodifikasi dari sumber penelitian Pamela (2014). Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan sebanyak 52 kuesioner, peneliti mendapatkan data sebagai berikut:

(62)

Tabel 10 Data Statistik Deskriptif

Variabel Min Max Mean

Pemahaman Kode Etik Profesi Akuntan

(X) KE1 3 4 3,79 KE2 1 4 3,38 KE3 2 4 3,65 KE4 3 4 3,60 KE5 2 4 3,52 KE6 3 4 3,79 KE7 3 4 3,79 KE8 3 4 3,60 KE9 3 4 3,69 KE10 3 4 3,56 KE11 3 4 3,63 KE12 3 4 3,65 KE13 3 4 3,65 KE14 2 4 3,58 KE15 2 4 3,63

Sumber : data primer diolah, 2020

Tabel 11 Data Statistik Deskriptif

Variabel Min Max Mean

Perilaku Etis (Y)

E1 3 4 3,56 E2 3 4 3,48 E3 2 4 3,42 E4 3 4 3,63 E5 1 4 2,98 E6 1 4 2,83 E7 2 4 3,17 E8 3 4 3,50

(63)

2. Hasil Kuesioner

Penelitian ini menggunakan empat kategori pilihan jawaban dalam kuesioner yaitu : Sangat Setuju (SS) berskala 4, Setuju (S) berskala 3, Tidak Setuju (TS) berskala 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) berskala 1. Hasil jawaban kuesioner ditampilkan dalam bentuk tabel seperti berikut:

Tabel 12 Hasil Kuesioner Pemahaman Kode Etik Profesi Akuntan (Responden) Pertanyaan SS S TS STS 1 41 11 0 0 2 26 22 2 2 3 35 16 1 0 4 31 21 0 0 5 29 21 2 0 6 41 11 0 0 7 41 11 0 0 8 31 21 0 0 9 36 16 0 0 10 29 23 0 0 11 33 19 0 0 12 34 18 0 0 13 34 18 0 0 14 32 18 2 0 15 34 17 1 0

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Banyak hal yang penulis peroleh ketika menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan Judul “ Rancang Bangun Alat Pembuatan Biodiesel Berbahan Baku Minyak Jelantah

[r]

Meskipun secara empiris peneliti belum pernah menemukan hasil riset mengenai pengaruh pelatihan efikasi diri terhadap kegigihan mengajar, namun dalam beberapa pelatihan dalam

Tidak terpenuhinya jumlah semua anak dapat menulis huruf hijaiyah secara lengkap dikarenakan, ada beberapa pembelajaran yang tidak dilaksanakan pada jam pertama,

Maka kesimpulan yang dapat diambil adalah menolak Ha dan menerima Ho, yang berarti bahwa Cash Turnover (X1) tidak mempunyai pengaruh secara parsial terhadap

Dari penelitian yang dilakukan oleh National Childern Bureau (Biro Anak-anak National) tampaknya terdapat tiga faktor-faktor yang merupakan kerugian sosial : (a) komposisi

Pada penelitian ini diharapkan prototype yang dihasilkan dapat membantu para petambak khususnya petambak udang windu untuk menjaga dan mengawasi kondisi tambak yang sesuai dan

 Keuntungan yang didapatkan Indonesia menjadi negara yang dilewati jalur utama pelayaran dan perdagangan dunia.