Ellysa, M. Epid; Marlina Indah Susanti, SKM, M.Epid; Annisa Harpini, SKM, MKM; Khairani SKM, MKM; Ratri Aprianda, SKM, MKM; Tri Wahyudi, S.Si; Hira Ahmad Habibi, S.Sn; Hellena Maslinda; Prillia Syafira Liani, SKM; Elsa Kathalea Putri, S.I.Kom;. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional; Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan; Biro Perencanaan dan Anggaran; Biro Keuangan dan BMN; Biro Organisasi dan Sumber Daya Manusia; Puskesmas Haji; Pusat Krisis Kesehatan; Sekretariat Jenderal. Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat; Direktorat Gizi dan Kesehatan Ibu Anak; Direktorat Kesehatan Produktif dan Lanjut Usia; Direktorat Kesehatan Jiwa; Direktorat Manajemen Kesehatan Masyarakat; Sekretariat Jenderal.
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit; Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular; Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular; Direktorat Pengelolaan Imunisasi; Direktorat Pengawasan dan Karantina Kesehatan; Direktorat Kesehatan Lingkungan; Sekretariat Jenderal. Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan; Pusat Kebijakan Pembiayaan dan Desentralisasi Kesehatan; Konsil Kedokteran Indonesia; Dewan Tenaga Kesehatan Indonesia.
DEMOGRAFI
KEADAAN PENDUDUK
KEADAAN EKONOMI
KEADAAN PENDIDIKAN
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)
FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DAN UKBM
- PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT
- Akreditasi Puskesmas
- Perkembangan Puskesmas Rawat Inap dan Non Rawat Inap
- Puskesmas dengan Tenaga Kesehatan
- Pelaksanaan Kesehatan Kerja, Pengukuran dan Pemeriksaan Kebugaran Jasmani
- Pelayanan Kesehatan Tradisional
- KLINIK, PRAKTIK PERSEORANGAN, UNIT TRANSFUSI DARAH, DAN LABORATORIUM
- Klinik
- Praktik Mandiiri Tenaga Kesehatan
- Unit Tranfusi Darah
- LABORATORIUM KESEHATAN
- RUMAH SAKIT
- Jenis Rumah Sakit
- Tipe Rumah Sakit
- Rasio Tempat Tidur Rumah Sakit
- Akreditasi Rumah Sakit
- KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN
- Persentase Puskesmas dengan Ketersediaan Obat Esensial
- Persentase Kabupaten/Kota dengan Ketersediaan Obat Esensial
- Persentase Puskesmas dengan ketersediaan Vaksin IDL (Imunisasi Dasar Lengkap)
- UPAYA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN
- UPAYA KESEHATAN BERSUMBER DAYA MASYARAKAT (UKBM)
- Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
- Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM)
BPJS KESEHATAN MENURUT PROVINSI DI INDONESIA TAHUN 2021 36 GAMBAR 2.16 JUMLAH PRAKTIK MANDIRI OLEH DOKTER GIGI YANG BERPARTISIPASI. DENGAN BPJS KESEHATAN MENURUT PROVINSI DI INDONESIA TAHUN 2021 37 GAMBAR 2.17 JUMLAH UNIT TRANSFUSI DARAH YANG TERDAFTAR MENURUT PROVINSI V.
SDM KESEHATAN
JUMLAH TENAGA KESEHATAN
- Tenaga Kesehatan di Puskesmas
- Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit
- Tenaga Kesehatan di Daerah Tertinggal
REGISTRASI TENAGA KESEHATAN
PENDAYAGUNAAN TENAGA KESEHATAN
- Tenaga Kesehatan dengan Status Pegawai Tidak Tetap (PTT)
- Tenaga Kesehatan dengan Status Penugasan Khusus
- Program Internsip Dokter
- Pendayagunaan Dokter Spesialis (PGDS)
INSTITUSI PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN
- Jumlah Lulusan Poltekkes
- Jumlah Lulusan Perguruan Tinggi
PEMBIAYAAN KESEHATAN
ANGGARAN KEMENTERIAN KESEHATAN
Pada tahun 2021, Kementerian Kesehatan mempunyai alokasi anggaran sebesar 214 triliun rupiah dengan realisasi sebesar 208 triliun rupiah. Dibandingkan persentase realisasi tahun sebelumnya, pada tahun 2021 juga mengalami peningkatan dengan persentase realisasi anggaran Kementerian Kesehatan pada tahun 2021 sebesar 97,16% dibandingkan tahun 2020 sebesar 95,49%. Sebaran anggaran berdasarkan alokasi dan realisasi anggaran Kementerian Kesehatan RI menurut unit Eselon I (Gambar 4.2) menunjukkan alokasi terbesar berada pada Direktorat Jenderal Kesehatan dan Kesejahteraan sebesar 103,5 triliun rupiah, sedangkan alokasi terendah berada pada Direktorat Jenderal Kesehatan dan Kesejahteraan sebesar 103,5 triliun rupiah. adalah. berada di Inspektorat Jenderal sebesar 124,2 miliar rupiah.
Unit Eselon I dengan persentase realisasi anggaran tertinggi adalah Sekretariat Jenderal sebesar 98,3%, sedangkan realisasi terendah adalah Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Badan Litbangkes) dengan persentase realisasi sebesar 87,8%. Data dan informasi lengkap mengenai alokasi dan realisasi anggaran Kementerian Kesehatan RI menurut eselon I tahun 2021 terdapat pada Lampiran 19.b. Dari total alokasi anggaran Kementerian Kesehatan sebesar Rp 214,4 triliun, sebesar Rp 45,4 triliun atau 21,18% terdiri dari dana peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), yang masuk dalam alokasi anggaran Sekretariat Jenderal.
Anggaran Kementerian Kesehatan terbesar kedua adalah belanja barang sebesar 74,4%, dan belanja pegawai dan belanja modal masing-masing sebesar 2,0%. Untuk tingkat realisasi anggaran Kementerian Kesehatan berdasarkan jenis belanja, belanja bantuan sosial tertinggi sebesar 98,5% dan belanja modal terendah sebesar 57,9% (Gambar 4.3 dan 4.4). Rincian alokasi dan realisasi anggaran Kementerian Kesehatan RI menurut jenis belanja tahun anggaran 2021 dapat dilihat pada Lampiran 19.C.
DANA DEKONSENTRASI DAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG KESEHATAN
Penggunaan dana dekonsentrasi hendaknya dilakukan secara hati-hati agar terintegrasi dengan kegiatan yang berasal dari sumber anggaran lain untuk menghindari duplikasi kegiatan. Pedoman teknis diterbitkan setiap tahun sebagai pedoman bagi pemerintah daerah dalam penggunaan dana dekonsentrasi dari pemerintah pusat. Data dan informasi lebih rinci mengenai alokasi dan pelaksanaan anggaran dekonsentrasi Kementerian Kesehatan menurut provinsi tahun anggaran 2021 disajikan pada Lampiran 19.e.
Berdasarkan grafik yang tersaji pada Gambar 4.5 terlihat bahwa realisasi dana dekonsentrasi tertinggi terdapat di Provinsi Sulawesi Tengah sebesar 97,6%, sedangkan realisasi terendah terdapat di Provinsi Jawa Barat sebesar 48,1%. Masih perlu dilakukan kajian lebih lanjut khususnya mengenai penyebab rendahnya penyerapan anggaran dekonsentrasi di beberapa provinsi, termasuk analisis kecukupan alokasi anggaran dekonsentrasi pada setiap program di setiap provinsi itu sendiri. Dana alokasi khusus bidang kesehatan yang selanjutnya disingkat DAK Bidang Kesehatan adalah dana yang dialokasikan dalam anggaran pendapatan dan belanja negara untuk daerah tertentu guna membantu membiayai kegiatan fisik dan non fisik yang merupakan urusan kesehatan daerah. dan sejalan dengan prioritas nasional.
Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Bengkulu Sumatera Utara Gorontalo Maluku Utara Jambi Kalimantan Timur Nusa Tenggara Timur Lampung Tengah Kalimantan Barat Papua Banten Kalimantan Selatan Sulawesi Selatan Kalimantan Utara Bali Sulawesi Utara DKI Jakarta Riau Kalimantan Barat Sulawesi Barat Jawa Baratsa Sumatera Selatan Tanjung Selatan Sumatera Selatan . Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2021 Tentang Petunjuk Operasional Penggunaan Dana Alokasi Fisik Khusus Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2021 dan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2021 Sehubungan dengan Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Fisik Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2021. DAK Fisik Bidang Kesehatan bertujuan untuk membiayai kegiatan seperti: penyediaan sarana, prasarana, dan peralatan kesehatan masyarakat balai, pengadaan peralatan Sistem Informasi Kesehatan (HIS), penyediaan alat dan bahan pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan, kelanjutan rumah sakit dan puskesmas yang belum berfungsi, penguatan laboratorium kesehatan daerah, pembangunan, peningkatan, rehabilitasi dan/atau atau renovasi sarana rumah sakit daerah provinsi/kabupaten/kota, penyediaan alat dan prasarana kesehatan di rumah sakit dan peningkatan atau pembangunan unit transfusi darah termasuk penyediaan alat, sarana dan prasarana rumah sakit daerah provinsi/kabupaten/kota, penyediaan obat-obatan dan pengobatan. bahan habis pakai pada tingkat kabupaten/kota, pembangunan, rehabilitasi dan penyediaan prasarana instalasi farmasi provinsi dan kabupaten/kota.
Pelaporan DAK bidang kesehatan disampaikan secara berkala oleh Kepala Daerah kepada Menteri Kesehatan, Menteri Keuangan, dan Menteri Dalam Negeri (laporan triwulanan dan tahunan). Sedangkan data realisasi penggunaan anggaran dilaporkan melalui mekanisme yang berbeda, yaitu DAK fisik menggunakan aplikasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara Monitoring Online (OMSPAN) dan DAK non fisik menggunakan aplikasi e-Renggar. REALISASI DANA HIBAH FISIK KHUSUS (ATAP) KESEHATAN DAN KB MENURUT PROVINSI DI INDONESIA TAHUN 2021.
Secara nasional, realisasi DAK nonfisik tahun 2021 sebesar 34,5% dengan realisasi tertinggi Provinsi Nusa Tenggara Barat (56,7%) dan terendah Provinsi Maluku (16,3%) seperti terlihat pada Gambar 4.7. Papua Barat Papua Sulawesi Utara Maluku Utara Maluku Utara Sumatera Nusa Tenggara Timur Sumatera Selatan Kalimantan Utara Sulawesi Tenggara Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Aceh Gorontalo Riau Sulawesi Tengah Banten Kepulauan Riau Jambi Bengkulu Jawa Timur DI Yogyakarta Jawa Barat Sulawesi Barat Sumatera Barat Nusa Tenggara Barat Lampung Sulawesi Selatan Kalimantan Kalimantan Timur Selatan Jawa Tengah Kep.
BELANJA KESEHATAN DAN JAMINAN KESEHATAN
- Total Belanja Kesehatan/Total Health Expenditure (THE)
- Jaminan Kesehatan
KESEHATAN KELUARGA 113 Pelayanan kesehatan ibu hamil (K4) tahun 2021 menunjukkan target RPJMN tahun 2021 tercapai secara nasional sebesar 88,8% dari target 85%. KESEHATAN KELUARGA 129 Persentase ibu hamil yang melaksanakan DDHB tahun 2021 menurut provinsi dapat dilihat pada Gambar 5.19. CAKUPAN IMUNISASI LANJUTAN DPT-HB-HIB4 DAN CAMPAK RUBELLA 2 PADA ANAK DEWASA MENURUT PROVINSI TAHUN 2021.