• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program Studi Keperawatan Program Diploma Tiga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Program Studi Keperawatan Program Diploma Tiga"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

Program Studi Keperawatan Program Diploma Tiga Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kusuma Husada Surakarta

2022

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN POST SECTIO CAESAREA DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AMAN DAN KESELAMATAN

Lina Nurvita Sari [email protected]

Program Studi Keperawatan Program Diploma Tiga Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Kusuma Husada Surakarta

Abstrak

Sectio Caesarea (SC) merupakan suatu tindakan pembedahan untuk melahirkan janin dengan cara membuat sayatan untuk membuka dinding perut dan dinding uterus atau suatu histerotomi untuk mengeluarkan janin yang berada didalam rahim ibu. Masalah utama yang muncul pada pasien post sectio caesarea yaitu nyeri. Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial atau yang digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut. Salah intervensi yang dapat dilakukan untuk menurunkan intensitas nyeri yaitu dengan melakukan tindakan pemberian aromaterapi lavender esensial oil pada ibu post SC dapat mengurangi intensitas nyeri dan mengurangi kecemasan karena adanya efek relaksasi.

Tujuan studi kasus ini untuk melaksanakan asuhan keperawatan pasien post sectio caesarea dalam pemenuhan kebutuhan aman dan keselamatan dengan melakukan tindakan aromaterapi lavender esensial oil di ruang Teratai 1 RSUD Karanganyar.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan metode pendekatan studi kasus. Subjek dalam studi kasus ini adalah satu orang pasien post partum dengan sectio caesarea dengan masalah keperawatan nyeri akut yang akan dilakukan tindakan keperawatan non farmakologis yaitu teknik aromaterapi lavender esensial oil selama 2 hari perawatan didapatkan hasil terjadi penurunan pada intensitas nyeri dari nyeri sedang (skala 6) menjadi nyeri ringan (skala 2). Kesimpulan asuhan keperawatan dari hasil studi kasus ini menunjukkan adanya penurunan intensitas nyeri dengan teknik aromaterapi lavender esensial oil efektif untuk menurunkan intensitas nyeri pada pasien post sectio caesarea.

Rekomendasi perlu konsistensi dari perawat dalam melakukan tindakan aromaterapi lavender esensial oil yang efektif dilakukan 2x dalam sehari selama 2 hari perawatan dengan cara inhalasi/menghirup pada pasien post sectio caesarea untuk penurunan intensitas nyeri.

Kata kunci: Intensitas Nyeri, Sectio Caesarea, Aromaterapi Lavender Esensial oil

(2)

2

Nursing Study Diploma Three Program Faculty of Health Sciences Kusuma Husada University Surakarta 2022

NURSING CARE OF POST SECTIO CAESARIAN PATIENTS IN COMPLIANCE OF SECURE AND SAFETY NEEDS

Lina Nurvita Sari [email protected] Nursing Study Diploma Three Program

Faculty of Health Sciences Kusuma Husada University Surakarta

Abstract

Sectio Caesarea (SC) is a surgical procedure to deliver the fetus by making an incision to open the abdominal wall and uterine wall or a hysterotomy to remove the fetus that is in the mother's womb. The main problem that arises in post sectiocesarean patients is pain.

Pain is an unpleasant sensory and emotional experience resulting from tissue damage, either actual or potential or described in terms of the damage. One of the interventions that can be done to reduce pain intensity is by giving lavender essential oil aromatherapy to post SC mothers to reduce pain intensity and reduce anxiety because of the relaxing effect.

The purpose of this case study is to carry out nursing care for post sectio caesarean patients in meeting the secure and security needs by giving lavender essential oil aromatherapy in the room 1 Teratai at Karanganyar Hospital.

The research method is descriptive by using a case study approach. The subject in this case study is one post partum patient of cesarean section with acute pain nursing issues who will undergo non-pharmacological nursing actions, lavender essential oil aromatherapy technique for 2 days of treatment. The conclusion of nursing care from the results of this case study showed that there was a reduction in pain intensity through lavender essential oil aromatherapy technique which shown the effectiveness in reducing pain intensity in post-cesarean section patients. Recommendations for the nurse to perform this technique in consistency in order to carry out effective lavender essential oil aromatherapy actions 2 times a day for 2 days of treatment by inhalation/inhalation in post-sectioceous area patients to reduce pain intensity.

Keywords: Pain Intensity, Sectio Caesarea, Aromatherapy Lavender Essential oil

(3)

3 PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sectio Caesarea (SC) merupakan suatu tindakan pembedahan untuk melahirkan janin dengan cara membuat sayatan untuk membuka dinding perut dan dinding uterus atau suatu histerotomi untuk mengeluarkan janin yang berada di dalam rahim ibu (Ayuningtyas, dkk, 2019). Beberapa tahun terakhir persalinan normal dianggap sebagai cara melahirkan yang sulit dan cenderung berbahaya bagi ibu bersalin dan bayinya, sehingga metode sectio caesarea menjadi pilihan alternatif masyarakat dalam persalinan. Metode persalinan SC pada masa lalu merupakan metode persalinan yang menakutkan namun seiring perkembangnya teknologi dalam dunia kedokteran kesan menakutkan tersebut mulai pudar (Sihombing, dkk, 2017).

World Health Organization (WHO) pada tahun 2019 dari data persalinan tahun 2008-2017, tingkat persalinan pervaginaan menurun sebesar 1,9% dari 54,8% menjadi 52,9%, memberikan presentase penurunan yang relative pada tingkat persalinan pervaginaan 3,5%.

Tingkat kelahiran sectio caesarea (SC) meningkat 1,6 poin persentase dari 43,9% menjadi 45,5%, di negara-negara maju frekuensi SC sekitar antara 1,5-7%

sedangkan di negara-negara berkembang berkisar 21,2% dari total kelahiran.

Angka kejadian bedah sectio caesarea di Indonesia pada perempuan umur 10-54 tahun sebesar 17,6% dari 78.736 kelahiran, sementara jumlah persalinan SC di Jawa Tengah sebesar 17,1% dari 9.291 (Riskesdas, 2018).

Sectio caesarea dapat memberikan dampak positif dan juga negatif pada ibu.

Dampak positif tindakan sectio caesarea dapat membantu persalinan ibu, apabila ibu tidak dapat melakukan persalinan secara pervaginam. Sedangkan dampak negatifnya muncul setelah tindakan

operasi. Masalah utama yang muncul pada klien post sectio caesarea adalah nyeri. Klien post sectio caesarea akan mengeluh nyeri pada sekitar luka operasi.

Persalianan sectio caesarea memiliki nyeri lebih berat sekitar 27,3%

dibandingkan dengan persalinan normal yang hanya sekitar 9% (Tirtawati, dkk, 2020).

Persalinan secara SC memberikan dampak bagi ibu dan bayi, nyeri yang hilang timbul akibat pembedahan pada dinding abdomen dan dinding rahim yang tidak hilang hanya dalam satu hari, berupa dampak seperti mobilisasi terbatas, bounding attachment (ikatan kasih sayang) terganggu/tidak terpenuhi, Activity of Daily Living (ADL) terganggu pada ibu dan akibatnya nutrisi bayi berkurang sebab tertundanya pemberian ASI sejak awal, selain itu juga mempengaruhi Inisiasi Menyusui Dini (IMD) yang akan mempengaruhi daya tahan tubuh bayi yang dilahirkan secara sectio caesarea (Prasetiyo & Susilo, 2020).

Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial atau yang digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut. Fenomena ini dapat berbeda dalam intensitas (ringan, sedang dan berat), durasi (transien, intermiten dan Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial atau yang digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut. Fenomena ini dapat berbeda dalam intensitas (ringan, sedang dan berat), durasi (transien, intermiten dan persisten) dan penyebaran (superficial atau dalam, terlokalisir atau difus). Nyeri disebabkan karena adanya kerusakan jaringan dalam tubuh sebagai akibat dari adanya cedera, kecelakaan, maupun tindakan medis seperti operasi. Nyeri

(4)

4 yang timbul setelah dilakukan tindakan SC terjadi sebagai akibat adanya torehan jaringan yang mengakibatkan kontiunitas jaringan terputus dan stimulasi ujung saraf oleh bahan kimia yang dilepas pada saat operasi atau terjadinya iskemi jaringan akibat gangguan aliran darah ke salah satu bagian jaringan(Solehati &

Kosasih, 2015).

Penatalaksanaan yang dapat mengatasi nyeri yang dirasakan ibu dan bermanfaat bagi ibu untuk mengurangi rasa nyeri, sehingga ibu dapat merasakan kenyamanan dan dapat mengurangi rasa nyeri. Penanganan yang sering digunakan untuk menurunkan nyeri post sectio caesarea berupa penanganan farmakologi dan non farmakologis. Salah satu metode farmakologi bisa dengan menggunakan obat jenis analgetik misalnya, morphine sublimaze, stadol, demerol dan lainnya. Sedangkan terapi non farmakologi yang dapat digunakan adalah aromaterapi lavender (Prasetiyo

& Susilo, 2020).

Aromaterapi yaitu sebuah terapi komplementer yang melibatkan penggunaan wewangian yang berasal dari minyak esensial. Minyak esensial dapat dikombinasikan dengan base oil (minyak campuran obat) yang dihirup atau digunakan sebagai minyak untuk massage ke kulit yang utuh. Terapi ini dapat dilakukan dengan berbagai macam metode seperti pijat, semprotan, inhalasi, mandi, kumur kompres dan juga pengharum ruangan. Aromaterapi melalui hidung (inhalasi) adalah penatalaksanaan yang lebih cepat dibanding cara lain(Prasetiyo & Susilo, 2020). Efek aromaterapi positif karena aroma yang segar dan harum merangsang sensori dan akhirnya dapat mempengaruhi organ lainnya sehingga dapat menimbulkan efek yang kuat terhadap emosi (Tirtawati, dkk, 2020).

Aromaterapi Lavender merupakan salah satu minyak yang paling aman sekaligus mempunyai daya antiseptic

yang kuat, antivirus dan anti jamur serta dapat meringankan nyeri dan sakit kepala. Minyak lavender memiliki banyak potensi karena terdiri atas beberapa kandungan. Kandungan utama yang terdapat pada bunga lavender yaitu linaly asetan dan linalool7 (CH¹ºH¹8O).

dengan menghirup aromaterapi lavender akan meningkatkan gelombang alfa didalam otak dan gelombang tersebut akan membantu merilekskan pikiran(Kakuhese & Rambi, 2019).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada ibu bersalin terbukti secara signifikan karena sebelum diberikan aromaterapi lavender mengalami nyeri berat dan setelah diberikan aromaterapi lavender ibu bersalin mengalami penurunan nyeri sedang, sehingga dapat dikatakan bahwa aromaterapi lavender sangat mempengaruhi penurunan nyeri persalinan kala 1 fase aktif (Turlina, 2017). Aromaterapi lavender esensial oil juga berpengaruh terhadap penurunan skala nyeri 24 jam post SC sebanyak lima kali lebih besar dibandingkan ibu yang tidak menggunakan aromaterapi sehingga dapat digunakan sebagai salah satu solusi dalam mengatasi nyeri setelah operasi SC(Herlyssa, dkk, 2018).

Sehingga dapat digunakan sebagai alternatif untuk menurunkan tingkat nyeri tanpa menimbulkan efek-efek yang merugikan seperti pada pemberian obat farmakologi (Tirtawati, dkk, 2020).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan didapatkan data dari uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan studi kasus dengan memberikan Asuhan Keperawatan Pasien Post Sectio Caesarea Dalam Pemenuhan Kebutuhan Aman Dan Keselamatan.

METODE PENELITIAN

Studi kasus yang tertuang dalam Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk mengetahui masalah asuhan keperawatan pasien post sectio caesarea dalam

(5)

5 pemenuhan kebutuhan aman dan keselamatan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan metode pendekatan studi kasus. Subjek yang digunakan adalah satu orang pasien yang mengalami nyeri post sectio caesarea dengan pemenuhan kebutuhan aman dan keselamatan. Dengan kriteria inklusi yaitu satu orang pasien yang mengalami nyeri sedang-berat setelah dilakukan tindakan operasi SC yang di rawat di RSUD Karanganyar dengan keadaan komposmentris dan pasien kooperatif.

Fokus studi kasus ini pada pasien post sectio caesarea dengan masalah keperawatan nyeri akut dalam pemenuhan kebutuhan aman dan keselamatan. Salah satu tindakan non farmakologis dengan memberikan intervensi yang dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri yaitu menggunakan aromaterapi lavender esensial oil. Aromaterapi lavender diberikan pada 3 jam setelah pemberian analgetik, dilakukan pada 24 jam pertama setelah operasi, tindakannya dilakukan dengan meneteskan 2-3 tetes minyak aromaterapi pada tisu/kapas dilakukan 2 kali dalam sehari (pagi dan sore) waktu pemberiannya selama 15-30 menit pada jarak ± 10 cm, selama 2 hari perawatan dalam rentang waktu tanggal 24 januari – 26 januari 2022.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil dari studi kasus, dapat diketahui pasien mengeluh nyeri akut pada bagian perut yang dijahit setelah operasi SC. Dari hasil studi, dapat diketahui saat pengkajian terhadap pasien post SC dengan hasil data subjektif yaitu pasien mengatakan nyeri pada luka jahitan operasi SC. Hasil pengkajian nyeri PQRST yaitu: P: pasien mengatakan nyeri disebabkan luka operasi SC, Q: pasien mengatakan nyeri seperti teriris-iris, R: pasien mengatakan nyerinya pada bagian perut yang dijahit, S: skala nyerinya 6, T: pasien

mengatakan nyerinya timbul setiap ± 3 menit sekali dan sering, nyeri timbul saat untuk bergerak. Data objektif dengan hasil pemeriksaan abdomen didapatkan : pasien tampak meringis menahan nyeri, pasien tampak cemas dan gelisah, hasil pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah :120/80 MmHg, HR : 88x/menit, RR :20x/menit. Menurut Wilkinson (2015) telah sesuai dengan batasan karakteristik nyeri akut yang meliputi perubahan parameter fisiologis (TD, RR, Nadi, keluhan tentang intensitas menggunakan skala nyeri, laporan tentang perilaku nyeri atau perubahan panjang dan distraksi, nyeri paling hebat:

10, secara objektif terkadang pasien tidak dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat mengatasi dengan alih posisi nafas panjang dan distraksi. Sedangakan menurut jurnal lainnya Sectio Caesarea dapat memberikan dampak positif dan juga negatif pada ibu, dampak positif pada tindakan SC yaitu dapat membantu persalinan ibu apabila ibu tidak dapat melakukan persalinan secara pervaginaam, sedangkan dampak negatifnya muncul setelah tidakan operasi. Masalah utama yang muncul pada klien post SC adalah nyeri, klien post SC akan mengeluh nyeri pada sekitar luka operasi. Persalinan setio caesarea memiliki nyeri lebih berat sekitar 27,3% dibandingkan dengan persalinan normal yang hanya sekitar 9%

(Tirtawati, dkk, 2020). Dari pengkajian tersebut salah satu tanda gejala mayor yang pasien keluhkan yaitu nyeri pada bagian perut yang dijahit setelah operasi SC. Menurut penulis, pasien mengalami nyeri pada bagian perut yang dijahit dikarenakan adanya faktor pencetus yaitu luka jahitan pada perut setelah dilakukan operasi SC yang berhubungan dengan agen pencedera fisik kemudian menimbulkan rasa nyeri.

Intervensi yang diberikan yaitu melakukan tindakan aromaterapi lavender esensial oil. Setelah diberikan

(6)

6 tindakan aromaterapi lavender esensial oil selama 2x24 jam diharapkan masalah keperawatan nyeri akut (tingkat nyeri) pada pasien dapat menurun dengan kriteria hasil sebagai berikut: Tingkat Nyeri (L.08066) keluhan nyeri menurun, meringis menurun, gelisah menurun, frekuensi nadi membaik, pola nafas membaik, mampu menggunakan teknik non farmakologis dengan Intervensi dari masalah keperawatan yang muncul yaitu nyeri akut (D.0077) berhubungan dengan agen pencedera fisik dibuktikan dengan mengeluh nyeri, tampak meringis, bersikap protektif, gelisah, frekuensi nadi meningkat, sulit tidur dengan tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, diharapkan keluhan nyeri akut (tingkat nyeri) dapat menurun dengan kriteria hasil yaitu, Tingkat Nyeri (I.08066) : keluhan nyeri menurun, meringis menurun, gelisah menurun, ketegangan otot menurun, frekuensi nadi membaik, pola napas membaik, mampu menggunakan teknik non farmakologis dengan dilakukan intervensi keperawatan berdasarkan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yaitu Manajemen Nyeri (I.08238) : identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri, identifikasi skala nyeri, identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri, berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (berikan aromaterapi lavender esensial oil) untuk memperingan nyeri, kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri, fasilitasi istirahat dan tidur, jelaskan strategi meredakan nyeri (menjelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri), anjurkan memonitor nyeri secara mandiri, ajarkan teknik non farmakologis (aromaterapi lavender esensial oil) untuk mengurangi rasa nyeri, kolaborasi pemberian analgetik. Aromaterapi (I.08233) : identifikasi pilihan aroma yang disukai dan tidak disukai, monitor ketidaknyamanan sebelum dan setelah pemberian, berikan minyak esensial

dengan metode yang tepat (menghirup), ajarkan cara menyimpan minyak dengan tepat. Intervensi dalam studi kasus ini adalah pemberian terapi non farmakologis yaitu aromaterapi lavender esensial oil. Menurut (Prasetiyo &

Susilo, 2020) Aromaterapi merupakan sebuah terapi komplementer yang melibatkan penggunaan wewangian berasal dari minyak esensial. Minyak esensial dapat dikombinasikan dengan base oil (minyak campuran obat) yang dapat dihirup atau digunakan sebagai minyak untuk message ke kulit yang utuh. Sedangkan menurut (Kakuhese &

Rambi, 2019) Aromaterapi Lavender merupakan salah satu minyak yang paling aman sekaligus mempunyai daya antiseptik yang kuat, antivirus dan anti jamur serta dapat meringankan nyeri dan sakit kepala. Minyak lavender memiliki banyak potensi karena terdiri atas beberapa kandungan. Kandungan utama yang terdapat pada bunga lavender yaitu linaly asetan dan linalool7 (CH¹ºH¹8O).

dengan menghirup aromaterapi lavender akan meningkatkan gelombang alfa didalam otak dan gelombang tersebut akan membantu merilekskan pikiran.

Aromaterapi lavender esensial oil diberikan kepada pasien post SC pada 3 jam pertama setelah pemberian analgetik setelah selesai operasi pada 24 jam pertama, aromaterapi diberikan selama 15-30 menit dengan cara inhalasi (menghirup). Pemberian aromaterapi lavender esensial oil dilakukan 2 kali dalam sehari (pagi dan sore) selama 2 hari perawatan. Dapat disimpulkan bahwa aromaterapi lavender esensial oil merupakan tindakan terapi non farmakologis yang dapat menurunkan intensitas nyeri pada pasien post sectio caesarea yang dilakukan 2 kali dalam sehari (pagi dan sore) selama 2 hari perawatan dengan waktu pemberian aromaterapi selama 15-30 menit.

Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah direncanakan, mencakup tindakan

(7)

7 mandiri dan kolaborasi. Setelah menyusun intervensi penulis melakukan implementasi selama 2x24 jam pada Ny.

N yaitu dengan memberikan tindakan aromaterapi lavender esensial oil pada hari Senin, 24 Januari 2022 jam 18.05 WIB dilakukan implementasi pertama dengan hasil sebelum melakukan tindakan skala nyeri 6 dan setelah tindakan skala nyeri tetap 6, kemudian pada hari Selasa, 25 Januari 2022 jam 10.05 WIB dilakukan implementasi selanjutnya dengan hasil sebelum diberikan tindakan skala nyeri 5 dan setelah tindakan skala nyeri menurun menjadi 4. Pada implementasi berikutnya Selasa, 25 Januari 2022 jam 16.00 WIB dilakukan implementasi selanjutnya dengan hasil sebelum diberikan tindakan skala nyeri 4 dan setelah tindakan skala nyeri menurun menjadi 3, kemudian pada hari Rabu, 26 Januari 2022 jam 10.00 WIB dilakukan implementasi selanjutnya dengan hasil sebelum diberikan tindakan skala nyeri 3 dan setelah tindakan skala nyeri turun menjadi 2. Aromaterapi merupakan sebuah terapi komplementer yang melibatkan penggunaan wewangian berasal dari minyak esensial. Minyak esensial dapat dikombinasikan dengan base oil (minyak campuran obat) yang dapat dihirup atau digunakan sebagai minyak untuk message ke kulit yang utuh (Prasetiyo & Susilo, 2020). Aromaterapi lavender menjadi salah satu minyak yang paling aman sekaligus mempunyai daya antiseptic yang kuat, antivirus dan anti jamur serta dapat meringankan nyeri, merilekskan pikiran dan mengurangi kecemasan sehingga aromaterapi esensial oil sangat berpengaruh terhadap penurunan skala nyeri 24 jam post SC sebanyak lima kali lebih besar dibandingkan ibu yang tidak menggunakan aromaterapi sehingga dapat digunakan sebagai salah satu cara dalam mengatasi nyeri setelah operasi SC (Herlysa, dkk, 2018). Cara pemberian aromaterapi lavender yaitu dengan meneteskan 2-3 tetes minyak lavender

esensial oil menggunakan media tisu/kapas kemudian dihirup lalu dihembuskan aromanya secara perlahan dilakukan selama 15-30 menit pada jarak

±10 cm setelah selesai melakukan tindakan aromaterapi pasien dinilai skala nyerinya apakah sudah berkurang atau belum. Aromaterapi lavender diberikan pada 3 jam setelah pemberian analgetik, dilakukan pada 24 jam pertama setelah operasi dan tindakannya dilakukan 2 kali dalam sehari (pagi dan sore) selama 2 hari perawatan. Menurut penelitian (Kakuhese & Rambi, 2019) pemberian aromaterapi Lavender esensial oil yang dilakukan sebanyak 2 kali sehari dalam 2 hari perawatan dapat menurunkan intensitas tingkat nyeri. Studi kasus ini membuktikan bahwa dengan memberikan aromaterapi lavender esensial oil yang dilakukan sebanyak 2 kali sehari dalam 2 hari perawatan dapat menurunkan intensitas tingkat nyeri.

Sedangkan menurut (Dasna, 2014) aromaterapi lavender bekerja merangsang sel saraf penciuman dan mempengaruhi sistem kerja limbik.

Sistem limbik yaitu pusat nyeri, senang, marah, takut, depresi dan berbagai emosi lainnya. Hipotalamus yang berperan sebagai relay dan regulator, memunculkan pesan-pesan ke bagian otak serta bagian tubuh yang lainnya.

Pesan yang telah diterima kemudian diubah menjadi tindakan berupa pelepasan hormone melatonin dan serotonin yang menyebabkan euporia, rileks atau sedatif. Aroamterapi lavender sangat efektif dan bermanfaat saat dihirup atau digunakan pada bagian luar karena indra penciuman berhubungan dekat dengan emosi manusia dan tubuh yang akan memberikan respon psikologis. Berdasarkan teori yang ada dapat disimpulkan aromaterapi lavender esensial oil dapat menurunkan intensitas skala nyeri pada pasien post sectio caesarea karena aromaterapi lavender esensial oil dapat merilekskan pikiran dan mengurangi kecemasan untuk

(8)

8 mengurangi rasa nyeri dan mempercepat pemulihan pasien pasca operasi SC.

Dari hasil evaluasi keperawatan didapatkan hasil observasi subjektif, mengatakan sudah nyaman, dengan skala nyeri 2, hasil observasi data objektif, subjek tidak mengeluh nyeri, tidak meringis, pasien terlihat rileks dan nyaman, pasien tampak sudah bisa duduk dan berjalan secara mandiri. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan penulis hal ini terbukti bahwa aromaterapi lavender esensial oil bermanfaat dan berpengaruh dalam penurunan intensitas skala nyeri akibat luka insisi pada pasien post operasi abdomen atau laparatomi.

Aromaterapi lavender esensial oil sangat dianjurkan sebagai salah satu intervensi keperawatan yang dapat meningkatkan peran perawat dalam manajemen nyeri yang aman, tidak membutuhkan peralatan yang langka, mudah dilakukan dan mempunyai efektivitas yang tinggi.

KESIMPULAN

Hasil pengkajian didapatkan data yaitu pasien mengeluh nyeri perut pada luka jahitan bekas operasi SC.

Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan, penulis menegakkan diagnosa Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisik dibuktikan dengan pasien mengeluh nyeri, tampak meringis, bersikap protektif, gelisah sulit tidur ditandai dengan data subjektif pasien mengatakan nyeri pada luka jahitan operasi SC, pengkajian PQRST: P:

pasien mengatakan nyeri disebabkan luka operasi SC, Q: pasien mengatakan nyeri seperti teriris-iris, R: pasien mengatakan nyerinya pada bagian perut yang dijahit, S: skala nyerinya 6, T:

pasien mengatakan nyerinya timbul setiap ± 3 menit sekali dan sering, nyeri timbul saat untuk bergerak. Data objektif dengan hasil pemeriksaan abdomen didapatkan : pasien tampak meringis menahan nyeri, pasien tampak cemas dan gelisah, hasil pemeriksaan tanda-tanda

vital: tekanan darah :120/80 mmHg, HR : 88x/menit, RR :20x/menit.

Dari data pengkajian diatas didapatkan prioritas diagnosa keperawatan utama yaitu Nyeri Akut (D.0077) berhubungan dengan agen pencedera fisik dibuktikan dengan mengeluh nyeri, tampak meringis, bersikap protektif, gelisah, sulit tidur.

Prioritas diagnosa utama yaitu nyeri akut (D.0077) berhubungan dengan agen pencedera fisik dibuktikan dengan mengeluh nyeri, tampak meringis, bersikap protektif, gelisah, sulit tidur.

Tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan keluhan nyeri (tingkat nyeri) dapat menurun dengan kriteria hasil keluhan nyeri menurun, meringis menurun, gelisah menurun, ketegangan otot menurun, frekuensi nadi membaik, pola napas membaik.

Penulis menekankan melakukan tindakan intervensi non farmakologis aromaterapi lavender esensial oil untuk meringankan nyeri. Aromaterapi lavender diberikan dengan meneteskan 2-3 tetes minyak aromaterapi pada tisu/kapas kemudian diberikan dengan cara inhalasi/menghirup. Aromaterapi lavender diberikan 3 jam pertama setelah pemberian terapi analgetik setelah operasi SC, tindakannya dilakukan 2x dalam sehari (pagi dan sore) selama 2 hari perawatan.

Hasil evaluasi didapatkan hasil terjadi penurunan pada intensitas nyeri dari nyeri sedang (skala 6) menjadi nyeri ringan (skala 2). Oleh karena itu tindakan aromaterapi lavender esensial oil merupakan salah satu cara efektif untuk untuk menurunkan intensitas nyeri pada pasien post sectio caesarea.

SARAN

Aromaterapi lavender esensial oil dapat digunakan sebagai rekomendasi solusi untuk mengurangi intensitas nyeri post

(9)

9 SC. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat menggunakan sampel yang lebih banyak lagi dan dilakukan dibeberapa tempat lainnya. Tenaga kesehatan perlu meningkatkan pengetahuan mengenai penggunaan aromaterapi lavender esensial oil dalam pelayanan kesehatan khususnya pada pasien post SC.

DAFTAR PUSTAKA

Ayuningtyas D, Oktarina R, Nyoman N, Sutrisnawati D. Etika Kesehatan pada Persalinan Melalui Sectio C Caesarea di RS TK. II Pelamonia Makassar Tahun 2019. 2019;3(1):1-10.

Dasna, Utami Gamya, Arneliawati.

(2014). Efektifitas Terapi Aroma Bunga Lavender (Lavandula Angustifolia) terhadap Penurunan Skala Nyeri pada Klien Infark Miokard. Artikel.

Diakses di

https://media.neliti.com (Kakuhese & Rambi, 2019).

Herlyssa, Jehanara, Wahyuni E.D., (2018). Aromaterapi Lavender Essensial Oil Berpengaruh Dominan terhadap Skala Nyeri 24 Jam Post Seksio Sesaria.

Jurnal Kesehatan Vol. 9 No. 2 pp. 192-198.

Kemenkes RI. (2018). Riset Kesehatan D Dasar Tahun 2018. Jakarta:

Kemenkes RI. (2019). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2018. Jakarta: Kemenkes RI.

Prasetiyo B.D., & Susilo B. (2020).

Pengaruh Pemberian

Aromaterapi Lavender Terhadap Penurunan Nyeri Luka Ibu Post Sectio Caesarea Di RST dr Soepraoen Kesdam V/Brawijaya Malang. Journal Of Islamic Medicine. Vol 4(1)(2020), Pages 14-20.

Pratiwi Ratna. (2012). Penurunan Skala Nyeri Akibat Luka Post Sectio Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relaksasi Pernapasan Menggunakan Aromaterapi Lavender Di Rumah Sakit Al Islam Bandung.

Artikel. Students e-Journal Volume 1 Nomor 1. Diakses di https://jurnal.unpad.ac.id (Kakuhese F.F & Rambi C.A, 2019).

Sihombing N, Saptarini I, Sisca D, Putri K.DETERMINAN

PERSALINAN SECTIO

CAESAREA DI INDONESIA (ANALISIS LANJUT DATA RISKESDAS

2013).2017;8(1):63-75.

Solehati , T dan Kosasih, E.C. (2015).

Konsep Dan Apiklasi Relaksasi Dalam Keperawatan

Maternitas. Bandung: Repika Aditama.

Tarwanto & Wartonah. (2015).

Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017).

Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan : DPP PPNI.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018).

Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan : DPP PPNI.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018).

Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan : DPP PPNI.

Tirtawati G.A., Purwandari A., Yusuf N.

H., (2020). Efektivitas Pemberian Aromaterapi Lavender Terhadap Intensitas Nyeri Post Sectio Caesarea.

(10)

10 Jurnal Ilmiah Bidan.Vol. 7 No.

2 pp. 38-44.

Wilkinson, Judith M & Ahern, Nancy R.

(2015). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9 Nanda Nic Noc. Jakarta : EGC.

Referensi

Dokumen terkait

Evaluasi keperawatan Hasil evaluasi yang diperoleh setelah dilakukan implementasi selama 2 x 8 jam didapatkan hasil akhir yaitu setelah dilakukan intervensi keperawatan dengan

Hasil studi menunjukkan bahwa pengelolaan asuhan keperawatan pada ibu postpartum normal dengan gangguan pemenuhan kebutuhan fisiologis : nyeri dan kenyamanan masalah keperawatan nyeri

Hasil studi menunjukan bahwa pengelolaan asuhan keperawatan pada pasien persalinan tahap kala I dalam pemenuhan kebutuhan aman dan keselamatan dengan masalah keperawatan nyeri

Hasil studi kasus tersebut sesuai dengan penelitian Kadri, Salvita 2020 menyatakan bahwa pemberian aromaterapi lemon dapat menurunkan tingkat nyeri pada pasien post laparatomi,

Hasil studi kasus menunjukkan bahwa pengelolaan asuhan keperawatan pada pasien post operasi fraktur dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman dengan nyeri akut berhubungan dengan

Hasil studi menunjukkan bahwa pengelolaan asuhan keperawatan pada pasien fraktur tertutup ekstermitas bawah dalam pemenuhan kebutuhan aman nyaman : nyeri dengan masalah keperawatan

METODE Rancangan studi kasus ini mengevaluasi tingkat nyeri pada pasien fraktur dalam pemenuhan kebutuhan aman dan nyaman : nyeri dengan masalah nyeri akut yang dilakukan tindakan

Intervensi Keperawatan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5 kali kunjungan diharapkan keluarga mampu mengenal masalah kesehatan nyeri payudara dengan intervensi menjelaskan